Shalom..., Selamat Datang di GBI House Of Grace ~ Rayon 3

Renungan

APAKAH IMANMU SIAP?

“Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, ingatlah akan apa yang dahulu telah dikatakan kepada kamu oleh rasul-rasul
Tuhan kita, Yesus Kristus. Sebab mereka telah mengatakan kepada kamu: “Menjelang akhir zaman akan tampil-tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu kefasikan mereka.” Mereka adalah pemecah belah yang dikuasai hanya ole “Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan. Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru:
“Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Banyak orang menegornya supaya ia diam.
Namun semakin keras ia berseru: “Anak Daud, kasihanilah aku!” Lalu Yesus berhenti dan berkata: “Panggillah dia!” Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: “Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau.” Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. Tanya Yesus kepadanya:
“Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang buta itu:
“Rabuni, supaya aku dapat melihat!” Lalu kata Yesus kepadanya:
“Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!”
Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.” (Markus 10:46-52)

Tahun 2018 bertepatan dengan kalender Ibrani yang disebut dengan tahun Ayin Chet (5778). Bagi kita yang orang percaya, Tuhan menuntun kita dalam masa ini dengan pemahaman bahwa ini adalah masa-masa permulaan yang baru, yang lama telah berlalu dan yang baru sedang datang. Tahun 2018 adalah Tahun Permulaan yang Baru. Musim yang baru sedang datang.

Musim Lama Dan Musim Baru

Berangkat dari kacamata iman, dalam kisah Bartimeus ini pembaca hendak diajak melihat hubungan antara iman dan kesiapan Bartimeus dalam menerima kesembuhannya. Yakobus 2:14-26 mengajarkan bahwa iman tanpa perbuatan menjadi tidak sempurna; perbuatan yang keluar dari hidup seseorang menunjukkan status imannya, apakah imannya itu hidup atau mati.

Di musim yang lama, Bartimeus hidup menderita karena ia buta. Bartimeus tinggal di kota Yerikho. Yosua 18:21 menunjukkan Yerikho adalah kota milik Suku Benyamin yang bergabung dengan Yehuda ketika kerajaan Israel pecah di Kitab 1 Raja-raja 12. Pada masa Bartimeus - Israel berada di bawah penjajahan Romawi - kita bisa asumsikan di kota ini banyak yang beribadah dan memegang tradisi Yahudi dan Torah dibanding kota lain yang bukan bekas wilayah Yehuda. Bagi sebagian mereka, orang yang cacat adalah kutukan dan hukuman atas dosa. Bayangkan perlakuan yang Bartimeus dapati sejak kecil dari keluarga dan lingkungannya. Ia mengalami pembedaan dalam pendidikan, pergaulan dan status sosial. Dalam ketidakberdayaannya, akhirnya ia menjadi pengemis buta ketika sudah dewasa. Inilah musim lamanya milik Bartimeus.

Bagi orang yang buta sejak lahir, menjadi sembuh dan dapat melihat adalah sesuatu yang baru. Dia mulai dapat memandang, mengamati dan menikmati penglihatannya, membedakan terang dari gelap, menentukan kiri, kanan, atas dan bawah. Lingkungannya pun akan berubah dalam menerima Bartimeus. Menjadi orang yang dapat melihat normal adalah musim yang baru bagi Bartimeus.

Perjumpaan Dengan Yesus

Dalam Markus 9:30, Tuhan Yesus mengumumkan bahwa Ia akan ditangkap dan dibunuh sesuai dengan apa yang tertulis. Kejadian itu berlokasi di sekitar Danau Galilea. Setelah itu, Ia berjalan menuju Yerusalem untuk menggenapi apa yang Ia ucapkan. Sebuah misi utama dalam kedatangan-Nya yang pertama, yaitu mati di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia.

Dengan melihat peta Israel, jalan tercepat untuk tiba di Yerusalem adalah menuju Barat Daya melalui Bethel, dan kemudian ke Selatan, menuju gunung Sion, tempat kota Yerusalem berada. Kenyataannya, Tuhan Yesus memilih untuk berjalan lurus dari Galilea ke Selatan, sehingga memutar ke kota Yerikho. Dari Yerikho, bila ingin ke Yerusalem, mereka masih harus memutar ke Barat, menaiki perbukitan yang terjal. Seolah begitu pentingnya urusan di Yerikho, sehingga Tuhan Yesus secara khusus memutar ke kota itu lebih dahulu. Mungkinkah Ia memang ingin menyembuhkan Bartimeus? Mungkinkah Tuhan memang sudah tahu bahwa Bartimeus sudah siap menerima kesembuhannya?

Berjumpa Saja Tidak Cukup

Markus 10:46 menjelaskan bahwa di Yerikho, bukan hanya Bartimeus yang berjumpa dengan Yesus. Banyak orang berbondong-bondong mengikuti Tuhan Yesus, namun fakta yang dicatat oleh Injil Markus, hanya Bartimeus yang mengalami kesembuhan. Jadi, berjumpa saja dengan Yesus ternyata tidak cukup untuk menerima kesembuhan. Ada sesuatu yang Bartimeus miliki yang orang lain tidak miliki, ada sesuatu yang Bartimeus lakukan yang orang lain tidak lakukan.

Petunjuk menarik di Markus 10:52. Ketika Tuhan Yesus mengucapkan sebuah kalimat, yang kemudian disusul dengan kesembuhan Bartimeus: “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Berjumpa dengan Yesus adalah hal yang penting, namun lebih penting lagi bertemu Yesus dengan iman yang hidup. Bartimeus memiliki iman yang memenuhi kualifikasi untuk menerima kesembuhan dirinya dan bahkan memperoleh keselamatan jiwanya. Iman yang hidup disempurnakan oleh perbuatan. Perbuatan yang mana?

Perbuatan Iman
“Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” Roma 10:17.

Kunjungan pelayanan Yesus ke Yerikho ini terjadi menjelang penyaliban-Nya. Sebelum itu Yesus melakukan banyak mujizat di mana-mana. Kabar, cerita dan pengajaran-Nya, pasti juga sudah menyebar hingga Yerikho. Mungkin sekali kabar tentang kesembuhan di Genesaret yang tertulis di Markus 6, dan mujizat kesembuhan lain, khususnya kesembuhan orang buta di Betsaida
(Markus 8) juga sudah didengar oleh Bartimeus.

Bartimeus berseru-seru “Yesus anak Daud, kasihanilah aku!” ketika ia tahu rombongan siapa yang sedang berjalan di hadapannya. Ia tidak bisa melihat kemana Yesus bergerak, ia tidak bisa mengejar kemana Yesus berjalan. Ia melakukan apa yang ia bisa, yaitu berseru-seru. Ini menunjukkan bahwa Bartimeus memiliki kualitas iman yang dibuktikan dengan perbuatan.
Budaya masyarakat saat itu erat dengan perlambang dan kiasan, baik kata-kata maupun perbuatan. Bartimeus menanggalkan jubahnya ketika Yesus memanggil namanya. Bahkan sebelum Yesus berkata Bartimeus akan disembuhkan, ia sudah langsung melepas jubah lamanya. Suatu tindakan iman yang bersifat profetik, yang seolah mengumumkan bahwa mulai saat Yesus memanggilnya, hidupnya pasti akan berubah.

Bartimeus menjawab pertanyaan Yesus dengan tepat. Ia tahu persis masalah hidupnya dan ia tahu juga bahwa Yesus sanggup menyembuhkannya. Ketika Yesus bertanya, “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?”, mungkinkah Yesus hanya ingin menguji sampai dimana iman Bartimeus terhadap kesanggupan Yesus? Dan dengan jelas ia menjawab “Rabuni, supaya aku dapat melihat!” Inilah bukti Bartimeus tahu masalah hidupnya dan tahu Yesus sanggup menjawab masalahnya.

“Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.” (Markus 10:52b)

Berkat Di Musim Baru

Seperti kedatangan Yesus ke Yerikho, saat ini Tuhan juga sedang melawat umat-Nya. Musim yang baru sedang datang dan Pentakosta Ketiga sedang terjadi. Orang percaya, keluarganya dan bangsa-bangsa sedang dikunjungi Roh Kudus. Mengalami perjumpaan dengan Tuhan itu indah dan luar biasa, namun hal itu tidak cukup. Banyak yang berjumpa, namun hanya sedikit yang mengalami perubahan karena tidak memiliki iman yang hidup.

Inilah musim di mana iman orang percaya akan bersahut-sahutan dengan lawatan Roh Allah, dan banjir pernyataan kuasa mujizat Tuhan yang tidak lazim terjadi.
Selamat datang musim yang baru! (JR)




 

BACK..