Shalom..., Selamat Datang di GBI House Of Grace ~ Rayon 3

Renungan

KEMERDEKAAN DARI ROH PERBUDAKAN

      Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru:
“ya Abba, ya Bapa!” Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah
anak-anak Allah. (Roma 8:15-16)

IDENTITAS SEJATI
Meskipun kita telah dimerdekakan oleh Roh Kudus, namun banyak anak Tuhan yang tidak sepenuhnya hidup dalam kemerdekaan sebagai anak-anak Allah. Ini menghambat potensi kita yang sejati. Dalam hidup sehari-hari, potensi sebagai anak-anak Allah yang sejati tidak termanifestasi sebagaimana seharusnya. Ketika kita mengerti identitas kita sebagai anak Allah dan konsisten menghidupinya, maka kita tidak lagi akan diperhamba oleh roh-roh dunia.

Aslinya, sebelum kita diangkat anak oleh Tuhan, kita hidup di bawah perbudakan oleh roh dunia. Buahnya adalah perilaku duniawi yang muncul dalam hidup keseharian kita, padahal kita mengaku sebagai orang Kristen. Rasa takut, rasa malu, tidak layak dan perasaan yatim-piatu adalah buah dari adanya tekanan perbudakan. Di sisi sebaliknya, sikap arogan dan memandang/mengukur orang lain dari segi materi, rupa dan tampilan jasmani, adalah bentuk aktivitas roh duniawi yang ada di tengah-tengah orang percaya. Padahal firman Tuhan memperingatkan kita untuk jangan menjadi serupa dengan dunia. Pola pikir dunia mengutamakan mencari keuntungan pribadi; tidak sadar atau tidak peduli apakah melukai orang yang ada di sekitarnya. Hal ini menjadi sandungan bagi orang yang di luar Kristus. Akarnya adalah roh dunia yang memperbudak. Mereka di luar sana melihat kontradiksi dalam orang Kristen yang membingungkan.

Dosa yang diwariskan Adam menjadikan pintu masuk bagi roh perbudakan berkuasa atas kita. Dosa mengakibatkan manusia kehilangan kemuliaaan Allah, diganti dengan kuk perbudakan. Namun Yesus datang memerdekakan kita dari dosa. Oleh Roh Kudus yang tinggal di dalam diri kita, Dia memerdekakan kita dari hukum dosa dan maut, dan melahirkan kita kembali menurut roh, menjadikan kita ciptaan baru sebagai anak Bapa di surga. Tampilan fisik dan keadaan lahiriah di luar mungkin tidak berubah, namun sesungguhnya kita telah dijadikan Tuhan menjadi orang yang sangat berbeda. Hidup dalam kemerdekaan melakukan kebenaran firman dan menampilkan identitas barunya.

Paulus adalah salah satu contoh orang yang tegas dengan identitasnya. Ia menyatakan, “Aku telah tersalib bersama Kristus, mati dan dikuburkan bersama dengan Kristus, …. hidupku bukannya aku lagi, melainkan Kristus adalah hidupku yang baru. Hidupku yang sekarang adalah hidup oleh iman sebagai manusia baru, ciptaan baru di dalam Kristus, yang hidup bagi panggilan surgawi…” (Galatia 2:20, Roma 3:3-5, 2 Korintus 5:17, Filipi 3:10)

Untuk mengenakan dan menghidupi identitas kitapun harus ikuti teladannya. Kenali identitas baru kita, dan kenakan dalam hidup keseharian kita. Orang yang tegas mengenali dan menghidupi identitasnya tidak akan lagi bisa dikecoh oleh iblis.

KEMERDEKAAN OLEH ROH KUDUS
Sebagai anak Allah, kita harus melihat diri seperti apa yang diungkapkan firman tentang diri kita. Kita menyebut siapa diri kita, dan bagaimana kita, seperti yang firman katakan. Sehingga kita menghidupi apa yang firman katakan. 2 Korintus 3:17 dan Roma 8:1 menyatakan bahwa Roh Kudus memerdekakan kita di dalam Kristus. Aminkan dan perkatakan kebenaran ini kepada diri sendiri. Kitab Roma 8:11-16 menyingkapkan apa yang Roh Allah kerjakan dalam mengokohkan kita sebagai anak-anak-Nya.“Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu. Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging. Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup. Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!” Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.”

Maknanya adalah:
1. Roh Kudus adalah Roh Kebangkitan
Roh Kudus ada di dalam kita untuk membangkitkan. Dia telah membangkitkan Tuhan Yesus dari dalam kubur. Sekarang kuasa kebangkitan yang sama itu telah ada di dalam kita untuk membangkitkan kita. Dari seorang yang tadinya dipengaruhi kematian, kita diubahkan untuk hidup di bawah pengaruh kuasa kebangkitan. Roh Kebangkitan menjadikan kita tangguh melewati masa sukar dan memunculkan potensi manusia baru lewat penaklukkan tantangan. Kita diangkat untuk terus semakin meningkat.

2. Roh Kudus Membentuk Identitas Rohani Kita
Kuasa kebangkitan diwujudkan dalam membangkitkan apa yang telah “diremukkan” ketika pembentukan ulang. Perbuatan daging kita memang harus dihancurkan lewat pemurnian. Sesudah itu terjadilah pemulihan dan kebangkitan. Pemurnian yang kita lewati mengubahkan kita jadi selaras dengan Tuhan. Ketika pikiran kita selaras, kita semakin mengenal Dia lebih dalam. Pengenalan kepada Allah bertumbuh dalam pengalaman pribadi bergaul dengan Roh Kudus. Untuk mengenal-Nya dengan utuh adalah sebuah perjalanan berkesinambungan. Diperlukan ketekunan dan kesetiaan melakukannya. Waktu yang pribadi untuk bergaul dan melekat kepada-Nya menjadi dasar yang konsisten dan kokoh. Ketika pengenalan Allah kokoh, cara pandang kita mengenakan cara pandang Kristus, dan pikiran kita berubah mengenakan paradigma Kristus yang Ilahi. Buahnya adalah tampilnya identitas anak Allah.

3. Kita Berhutang Untuk Hidup Menurut Roh
Kita dirancang untuk hidup menurut Roh, bukan menurut daging, dan oleh Roh mematikan perbuatan daging, sehingga perbuatan kita memunculkan buah Roh, yaitu kasih. Firman katakan, kita berhutang kepada Roh Kudus, bukan kepada daging. Berhutang identik dengan terikat kepada yang mempiutangi. Rasa berhutang artinya tidak lagi merasa bebas untuk mengikuti kemauan sendiri, melainkan mengikuti pihak “yang memberi utang.” Roh Kudus membuat hidup kita dibalikkan; dari yang asalnya lebih menuruti kedagingan yang membuat kita tadinya tawanan dosa, berubah jadi hamba kebenaran. Roh kita selalu ingin mengikuti Tuhan, memberi diri dipersembahkan bagi Tuhan dengan tulus.

4. Roh Kudus Menjadikan Kita Anak Allah
Kita diubah dari status budak, jadi putra dan putri Kerajaan Allah dan dibawa kembali untuk berada di bawah tudung kemuliaan Allah. Tadinya kita merasa tidak layak, dan tidak punya keyakinan akan jaminan Allah, banyak kelemahan dan dikungkung oleh keterbatasan alami tetapi telah dibebaskan dari rasa takut dan keraguan. Sekarang kita memiliki kepastian memanggil-Nya ‘Bapa.’ Sebagai anak-anak Allah, kita harus terus memutuskan untuk hidup dipimpin oleh Roh Allah. Ini adalah pilihan. Sebagai anak-anak Allah, maka gaya hidup kita adalah mengikuti tuntunan Roh Kudus, artinya selalu hidup dipimpin Roh Kudus.

WASPADA TERHADAP SABOTASE
Setelah menjadi ciptaan baru sebagai anak-anak Allah, perjalanan rohani tidak akan mulus begitu saja. Dalam perjalanan iman kita, serangan keraguan dan intimidasi adalah bagian dari pengalaman yang akan kita jumpai. Iblis akan mencari kesempatan untuk menjegal iman. Salah satu senjatanya adalah: rasa takut. Ketika pekerjaan/bisnis lancar, kesehatan prima., keuangan cukup, dan pelayanan berjalan lancar; dengan mudah kita mengatakan: ”Puji Tuhan, Yesus baik!” Kenyataannya tidak selamanya semua berjalan lancar dan baik-baik saja. Ketika kita harus menghadapi tantangan iman atau melewati masa proses pemurnian, sesuatu yang mulanya baik-baik saja, tiba-tiba jadi menakutkan atau membingungkan. Pada masa seperti ini, intimidasi iblis akan datang. Roh perbudakan yang pernah ada di hidup kita mencari celah untuk melontarkan tuduhan. Targetnya adalah agar kita meragukan Tuhan. Akibatnya kita diperbudak rasa takut. Ketika tidak berdiri di atas identitas kita, maka kita akan mudah dibuat keropos di dalam. Sebaliknya, ketika kita berdiri di dalam identitas dengan pasti, tantangan ditaklukkan. Kita menemukan banyak contoh di dalam Alkitab:

• Ketika 12 orang pengintai yang dikirim Musa untuk mengamati tanah Kanaan, 10 orang dari mereka kandas dalam ketakutan melihat raksasa yang ada (Bilangan 13:32-33). Ketakutan orang-orang ini mengkhamiri seluruh umat. Akibatnya umat Israel yang keluar dari Mesir harus mati di padang gurun, gagal masuk ke dalam Tanah Perjanjian.
• Gideon bersembunyi dari musuh ketika tidak tahu identitas dirinya. Namun bangkit dalam keberanian ketika menyadari identitasnya yang baru sebagai pahlawan (Hakim-hakim 6:2,12). Keyakinan akan identitasnya membuat Gideon menaklukkan ribuan musuh yang sudah bertahun-tahun menjajahnya; hanya dengan 300 orang pasukan (Hakim-hakim 7:20-22).
• Yusuf tidak pernah meragukan identitasnya sebagai seorang yang telah dipilih Tuhan untuk menjadi raja muda. Dia tetap bersemangat walaupun melewati masa sulit dijual menjadi budak di negeri asing, sehingga dipromosikan di rumah Potifar. Yusuf tidak kehilangan identitas saat difitnah secara keji sehingga harus dijebloskan ke dalam penjara tanpa tahu kepastian kapan akan keluar. Dia tetap penuh semangat, sehingga kepala penjara mempercayakan seluruh pekerjaan kepada Yusuf. Keyakinan akan identitas membuat Yusuf berani menghadapi masa sulit dan gelap. Dia keluar sebagai pemenang yang gemilang (Kejadian 39).
• Daud tahu persis identitasnya sebagai seorang yang diurapi Tuhan. Saat raja Saul dan seluruh Israel ketakutan terhadap Goliat, dia penuh keberanian untuk memenggal kepala orang Filistin itu (1 Samuel 17:46).

Seorang yang menghidupi identitasnya tidak bisa dihanyutkan oleh situasi dan kondisi orang-orang di sekitarnya.

BERPEGANG KEPADA FIRMAN
Dalam setiap keadaan, kenakan firman-Nya yang memastikan penyertaan dan pertolongan-Nya. Identitas kita terpelihara ketika kita senantiasa mengenakan firman Tuhan. Tuhan katakan dalam Yesaya 41:10, “Janganlah takut sebab Aku menyertai engkau, Janganlah bimbang sebab Aku ini Allahmu, Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau, Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.” Oleh kebenaran firman-Nya kita akan selalu berkemenangan atas setiap peperangan iman kita karena Tuhan selalu menyertai kita. Lihatlah diri kita sekarang seperti yang firman katakan. Lihatlah ke depan dengan pengharapan seperti yang telah Tuhan telah rencanakan bersama-Nya. Saya sekarang aman melihat diri saya ada di dalam genggaman tangan Tuhan yang kuat dan perkasa.

“Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.” (Roma 8:17-18). Sebagai anak-anak Allah kita menjadi orang yang diberi hak menerima warisan dan ditargetkan untuk layak mengalami dipermuliakan bersama Yesus pada saat kedatangan-Nya kedua kali. Inilah masa depan orang-orang yang menghidupi identitasnya yang sejati di dalam Tuhan Yesus: “Apabila Kristus yang adalah hidup kita menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.” (Kolose 3:4). Jangan sampai ada yang gagal gara-gara roh duniawi masih memperbudak kita. Tanggulangi dan usir keluar semua hal yang bisa memperbudak. Kita menjadi anak-anak-Nya yang merdeka mengidupi kebenaran firman. Yesus segera datang, siapkan diri kita supaya layak di hadapan-Nya. Amin! (MG)
 

 

BACK..