Shalom..., Selamat Datang di GBI House Of Grace ~ Rayon 3

Renungan

KEPUTUSAN YANG MEMBAWA KEMENANGAN 2 Tawarikh 20:1-24

      Kehidupan yang kita hidupi saat ini adalah kehidupan yang penuh keputusan. Manusia dipaksa dan terpaksa harus membuat sebuah keputusan, tentunya sebuah keputusan yang tidak merugikan dirinya sendiri bahkan orang-orang terdekatnya. Keputusan merupakan suatu reaksi terhadap beberapa Solusi Alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinan-kemungkinan dari Alternatif tersebut bersama konsekuensinya. Setiap keputusan akan membuat pilihan terakhir, dapat berupa tindakan atau opini. Itu semua bermula ketika kita perlu untuk melakukan sesuatu tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan. Untuk itu keputusan dapat dirasakan rasional atau irrasional dan dapat berdasarkan asumsi kuat atau asumsi lemah. Keputusan adalah suatu ketetapan yang diambil oleh organ yang berwenang berdasarkan kewenangan yang ada padanya. 

      Di dalam Firman Tuhan ada seorang raja yang bernama Raja Yosafat yang mengalami ketakutan yang sangat luar biasa pada waktu dia mendengar bahwa kerajaannya akan diserang oleh bangsa lain. Dia baru mendengar kabar, berarti belum terjadi penyerangan dan belum terjadi peperangan, tetapi walaupun dia baru hanya sebatas mendengar kabar tetapi dia sudah sangat ketakutan, ternyata raja juga seorang manusia biasa yang memiliki rasa takut, depresi dan stress, di dalam ketakutannya tersebut dia terpaksa dan dipaksa oleh situasi dan kondisi untuk mengambil keputusan yang sangat luar biasa yang akhirnya membawa kemenangan yang gilang gemilang. Apa rahasianya kemenangannya? Lalu keputusan apa yang diambilnya sehingga dia mengalami kemenangan?  

      Ada tiga keputusan dan ini menjadi Kunci Kemenangan bagi bangsa dan rakyatnya:     

    1. KEPUTUSAN UNTUK MENCARI TUHAN

      Dalam 2 Tawarikh 20:1-3, “Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim. Datanglah orang memberitahukan Yosafat: “Suatu laskar yang besar datang dari seberang Laut Asin, dari Edom, menyerang tuanku. Sekarang mereka di Hazezon-Tamar,” yakni En-Gedi. Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.” 

      Ada satu cara yang bisa memulihkan semua ketakutan kita yaitu dengan Mencari Tuhan, cari Tuhan, cari Tuhan dan cari Tuhan, sampai kita bertemu dan merasakan hadirat-Nya, Dia dekat, Dia hadir, Dia menjamah, maka kita akan mendapatkan suatu jawaban dari Tuhan yang luar biasa. Raja Yosafat tidak meminta bantuan dari bangsa-bangsa lain, tidak meminta bantuan kepada rekan-rekan sesama raja karena dia tahu berharap kepada manusia adalah kebodohan dan mengecewakan.     

    2. KEPUTUSAN AGAR KELUARGA-KELUARGA HARUS BERDOA

      Ayat 13, “Sementara itu seluruh Yehuda berdiri di hadapan TUHAN, juga segenap keluarga mereka dengan isteri dan anak-anak mereka.” Dalam ketakutan yang sangat dalam, Raja Yosafat memerintahkan kepada seluruh rakyatnya dan seluruh menteri-menterinya supaya mereka mengadakan Mezbah Keluarga, para Suami harus jadi Imam dalam keluarga. Mengapa harus keluarga? Karena segala sesuatu dimulai dari keluarga, perkuat keluarga, keluarga kuat gereja pasti kuat.     

      Matius 18:19, “Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.” Kata “sepakat” mengandung makna: Harmonis. Suami istri harus belajar membangun kehidupan doa bersama. Doa yang lahir dari suatu keharmonisan, kesatuan dan keintiman sangat besar kuasanya. Doa akan mengalahkan kekuatiran.     

      Raja Yosafat sangat tahu akan arti sebuah keluarga, keluarga yang berdoa adalah keluarga yang harmonis dan kuat, keluarga yang berdoa adalah keluarga yang selalu mengandalkan Tuhan dalam segala aspek kehidupannya. Keluarga Kristen yang berdoa dan mencintai Tuhan Yesus dan berkomitmen untuk bertumbuh biasanya bukan hanya membaca firman Allah tetapi juga melakukan “Mezbah Keluarga.” Bangun dan aktifkan kembali Mezbah Keluarga kita dan keluarga kita akan menikmati berkat-berkat Illahi dan pastinya mengalami terobosan-terobosan dalam segala hal.      

      3. KEPUTUSAN UNTUK SELALU FOKUS DAN MENGANDALKAN TUHAN

      Ayat 12, “Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu.” 

      Fokus kepada Tuhan adalah suatu kemenangan yang luar biasa, fokus kepada Tuhan menandakan bahwa tanpa Tuhan kita tidak dapat berbuat sesuatu. Setiap dari kita pasti pernah mengalami suatu problem atau masalah. Bagi kita yang pernah mengalami ketakutan dan menghadapi masalah apapun ketahuilah bahwa Tuhan tidak pernah menyelesaikan atau mengangkat setiap masalah yang ada di depan kita yang memang harus kita lalui. Tetapi yang Tuhan lakukan adalah membawa kita untuk melalui masalah tersebut dengan tangan-Nya dan dengan memberikan damai sejahtera-Nya di hati kita. Dan pada waktu kita bisa melewati itu semua, dengan tetap fokus pada Tuhan, maka kita akan keluar menjadi orang yang lebih daripada pemenang. Fokus kepada Tuhan berarti mengandalkan Tuhan dalam segala aspek kehidupannya. Orang yang mencari pertolongan kepada manusia, dukun atau orang pintar sekalipun adalah orang yang ingin mendapatkan kelimpahan duniawi secara mudah dan cepat. Ini tidak dibenarkan oleh Tuhan. Mengandalkan manusia dan menaruh pengharapan kepadanya adalah perbuatan yang terkutuk. Itu berarti tidak mempercayai kuasa Tuhan yang tak terbatas itu, artinya merendahkan atau melecehkan kuasa Tuhan.     

      Orang yang mengandalkan Tuhan berarti menyadarkan dan mempercayakan hidupnya kepada Tuhan.“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!” (Yeremia 17:7), hatinya selalu melekat kepada Tuhan. Orang yang senantiasa mengandalkan Tuhan pasti akan diberkati, disertai dan dilindungi Tuhan. Hidupnya senantiasa berada dalam pengawasan mata Tuhan. Jadi ia tidak perlu takut akan datangnya musim kering. Ia diibaratkan seperti pohon yang ditanam di tepi air, di mana akar-akarnya merambat ke batang air. Daun-daunnya akan tetap hijau dan senantiasa menghasilkan buah lebat dan rasanya manis. 

      Seseorang yang haus akan Allah matanya hanya tertuju kepada Tuhan. Tidak terfokus kepada hal-hal yang duniawi, sebaliknya akan seperti apa dikatakan di dalam Ibrani 12:2, ”Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.” 

      Biarlah setiap kita tetap memiliki mata yg hanya tertuju kepada Tuhan Yesus sebagai bentuk kehausan hati dan jiwa kita kepada Allah, sampai Tuhan mencurahkan Roh-Nya dari atas dengan memenuhi kita sehingga padang gurun dalam hidup kita menjadi kebun buah-buahan. Demikian juga karena fokus kita hanya tertuju kepada Allah maka segala pikiran kita akan terpusatkan pada Allah, bagaimana supaya mendapatkan kepenuhan Roh Kudus dalam hidupnya. Jika kita haus akan Allah maka kita akan memusatkan perhatian kita melalui pikiran yang baik, mulia, kebajikan dan yang suci. 

      Hari ini kita sudah sama-sama belajar dari Raja Yosafat tentang sebuah keputusan yang luar biasa karena akhir dari kisah Raja Yosafat berakhir dengan keputusannya yang membawa kemenangan yaitu, ayat 22, “Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat Tuhanlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah.” 

      Setiap hari kita dituntut untuk mengambil keputusan. Dan kualitas dari keputusan kita akan menentukan kualitas dari kehidupan kita dimasa depan. Ambillah keputusan yang tepat. Setidaknya keputusan yang menurut anda paling baik. (IDP)
 

 

BACK..