JESUS: THE MAN OF INTEGRITY
Seringkali kita mendengar mengenai Yesus sebagai Allah
Yang Mahakuasa, yang melakukan banyak mujizat dalam
pelayanan-Nya. Tentu saja hal itu tidak dapat disangkal.
Yesus menyembuhkan orang yang sakit, mentahirkan orang
kusta; bahkan membangkitkan orang yang sudah meninggal.
Ketika ribuan orang sedang kelaparan, Yesus mengadakan
mujizat dengan menggandakan roti dan ikan milik seorang
anak sehingga mereka makan sampai kenyang. Jika
dirangkum, peristiwa-peristiwa tersebut menyatakan satu
hal yaitu kuasa Yesus. Kali ini kita akan mengamati sisi
yang lain dari kehidupan Yesus.
1. PERKATAAN DAN TINDAKAN YESUS
Yesus berhadapan dengan bermacam-macam tipe orang yang
mendengar khotbah atau mengikuti-Nya;
• ada yang memang ingin mendengar Firman,
• ada yang mengharapkan berkat, kesembuhan,
• ada yang ingin mengikuti-Nya,
• dan ada juga yang bertujuan untuk mencari
kesalahan-Nya.
Golongan yang terakhir ini terkadang menanyakan sesuatu
dengan maksud menjebak Yesus. Yesus selalu dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan orang-orang tersebut
dengan akurat dan orang-orang tersebut tidak dapat
menemukan kesalahan pada Yesus. Mengapa?
• Pertama-tama, karena Yesus menjawab dengan hikmat yang
luar biasa.
• Kedua, karena apa yang Yesus katakan sama dengan apa
yang Yesus lakukan.
Ini adalah kekuatan yang sukar dilawan yang disebut
integritas.
Berbeda dengan orang-orang Farisi dan ahli Taurat yang
hanya mengajar namun tidak melakukan, Yesus melakukan
apa yang diajarkan-Nya. Kata-kata dan tindakan Yesus
yang selaras ini menarik banyak orang datang kepada-Nya.
Yesus hidup dengan integritas dalam
tindakan-tindakan-Nya. Yesus menggambarkan para ahli
Taurat dan orang-orang Farisi:
“Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang
mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti
perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya
tetapi tidak melakukannya.”
Matius 23:3
Berbeda dengan Yesus yang mempraktekkan apa yang
diajarkan-Nya. Hati dan tindakan Yesus sejalan atau
selaras dengan pengajaran-Nya.
2. SUMBER PERKATAAN DAN TINDAKAN YESUS
Bagaimana Yesus dapat berkata-kata dan bertindak dalam
integritas? Sebelum melakukan pelayanan, Yesus dibaptis
di sungai Yordan dan dipenuhi Roh Kudus.
“Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada
waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah
seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu
terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah
Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
Matius 3:16-17
Dalam hidup-Nya, Yesus dipenuhi Roh Kudus.
Rasul Paulus menulis bahwa Yesus;
“... melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan
mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan
manusia.”
Filipi 2:7
Sebagai Anak Manusia, Yesus telah mengosongkan diri dan
bersandar sepenuhnya kepada tuntunan Roh Kudus. Inilah
rahasia yang sukar dipahami oleh pikiran manusia yang
tidak percaya. Alkitab menyatakan bahwa Yesus
mengosongkan diri, tidak mempertahankan kesetaraan-Nya
dengan Allah dan memberi diri-Nya untuk hidup dituntun
oleh Roh Kudus. (Matius 4:1)
Apa yang Yesus lakukan sebagai manusia yang dituntun
oleh Roh Kudus merupakan CONTOH atau TELADAN bagi semua
murid Yesus. Jadi murid Yesus adalah orang-orang yang
memberi diri dituntun oleh Roh Kudus sebagaimana halnya
Yesus.
a. Perkataan Yesus
Rasul Yohanes mencatat sesuatu yang sangat penting:
"Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri,
tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang
memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku
katakan dan Aku sampaikan.”
Yohanes 12:49
Jadi, Yesus dalam berbicara selalu mengandalkan Bapa
memberikan kata-kata. Tidak ada perkataan Yesus yang
berasal dari diri-Nya sendiri, semua dari Bapa melalui
Roh Kudus.
b. Tindakan Yesus
Sebagaimana perkataan Yesus berasal dari Bapa, tindakan
Yesus juga berasal dari Bapa.
“Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan
sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat
Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu
juga yang dikerjakan Anak…”
Yohanes 5:19
Apa yang dikerjakan Anak adalah apa yang dikerjakan oleh
Bapa. Ayat ini muncul ketika Yesus menyembuhkan seorang
yang sakit di tepi kolam Betesda. Mengapa Yesus
menyembuhkan orang tersebut, adalah karena Bapa
berkehendak menyembuhkan orang tersebut. Di sini
genaplah apa yang Yesus ajarkan: “...jadilah kehendak-Mu
di bumi seperti di sorga.” Jadi semua tindakan Yesus
berasal dari sorga, dari Bapa.
3. APLIKASI PERKATAAN DAN TINDAKAN YESUS
Dengan mengerti kebenaran di atas, kita mendapatkan
fondasi yang kokoh dalam mempelajari kehidupan Yesus
sebagai teladan kita. Murid-murid diharapkan menjalani
hidup sebagaimana Yesus hidup dengan integritas.
Dasarnya adalah menantikan apa yang Bapa fimankan,
dengan cara hidup intim dengan Tuhan. Beberapa tindakan
Yesus dalam mengaplikasikan hidup yang berintegritas:
a. Menghadapi Pencobaan
Pencobaan adalah serangkaian tindakan Iblis untuk
membuat manusia jatuh dalam dosa. Yang mengherankan
adalah peristiwa Iblis mencobai Yesus yang tertulis
dalam Matius 4:1-11, di mana Iblis berusaha membuat
Yesus melakukan kesalahan. Jika bersalah, Yesus menjadi
tidak sah sebagai Mesias yang seharusnya tanpa dosa.
Karena Yesus berbicara dan bertindak menurut kehendak
Bapa, hal itu menjadi latar belakang mengapa mengubah
batu menjadi roti menjadi sebuah pencobaan. Persoalannya
bukan pada:
• “Apakah Yesus mampu mengubah batu menjadi roti?” atau
• "Bagaimana mengubah batu menjadi roti?”
namun “ide siapa” yang Yesus lakukan? Perbuatan mengubah
batu menjadi roti bukanlah perkataan dari Bapa, sehingga
jika Yesus melakukannya, hal mudah itu menjadi suatu
kesalahan. Yesus tetap menjaga integritas-Nya dengan
selalu menuruti kehendak Bapa.
b. Menghadapi yang Membutuhkan
Yesus adalah pengkhotbah yang penuh kuasa, yang diikuti
ribuan orang, dan mereka rela menahan lapar untuk terus
mengikuti Yesus. Kadang-kadang mereka mencari sampai ke
seberang danau melalui jalan darat. Mereka haus akan
kebenaran yang Yesus sampaikan dalam khotbah dan
pengajaran-Nya. Termasuk yang sakit mencari Yesus untuk
mendapatkan kesembuhan. Ada seorang wanita dari
Siro-Fenisia yang mau berjumpa dengan Yesus. Wanita ini
datang kepada Yesus dan anaknya yang dirasuk roh jahat
dipulihkan. Yesus melayani yang membutuhkan pertolongan.
c. Menghadapi yang Menjebak
Salah satu cara yang dipakai oleh orang yang tidak suka
kepada Yesus adalah dengan menjebak-Nya. Mereka
menanyakan pertanyaan yang sulit dan hampir mustahil,
misalnya pertanyaan mengenai membayar pajak kepada
kaisar. Jawaban apapun yang Yesus berikan berpotensi
membuat Yesus dipersalahkan. Namun Yesus menjawab dengan
luar biasa akurat, dan mereka tidak dapat menyalahkan
Yesus. Jawaban Yesus yang berasal dari Bapa membuat
Yesus tetap berjalan dalam integritas.
d. Menghadapi yang Berdosa
Di atas salib, Yesus menggemakan suatu berita yang amat
sangat penting: “Ya Bapa, ampunilah mereka…” Siapa yang
Yesus ampuni? Apakah hanya mereka yang menyalibkan Dia?
BUKAN. Yesus menyediakan pengampunan bagi semua orang
yang berdosa dan berkat pengampunan itu akan diterima
ketika seseorang meminta ampun kepada-Nya. Yesus
mengajarkan pengampunan dan bertindak mengampuni manusia
berdosa. Itulah integritas.
Yesus menjalani hidup dengan tidak bersalah baik dalam
perkataan maupun dalam tindakan. Yesus juga melakukan
tindakan yang selaras dengan hati dan kata-kata-Nya.
Hidup Yesus tidak bisa dipersalahkan dalam hal apapun,
termasuk ketika orang-orang mencari kesalahan-Nya di
depan pengadilan, karena Yesus hidup dengan integritas
yang tinggi. Perkataan Yesus di manapun dan kepada
siapapun menunjukkan satu hal yang pasti bahwa Dia-lah
‘The Man of Integrity’. (RD)