“TUHAN YESUS BANGKIT DAN HIDUP!”
Shalom Saudara yang dikasihi Tuhan,
Bulan ini kita merayakan Paskah. Jadi saya mengucapkan,
“Selamat Paskah, Tuhan Yesus memberkati Saudara
berlimpah, limpah, limpah, limpah. Haleluya!”
Paskah berbicara tentang kebangkitan Tuhan Yesus.
Tentang kasih, kuasa, mujizat, kemenangan yang diberikan
Tuhan Yesus kepada kita. Saya ingin mengajak Saudara
membuka 1 Korintus 15:3-4, “Sebab yang sangat penting
telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah
kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena
dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah
dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari
yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;”
Kristus telah mati karena dosa-dosa kita. Dalam Alkitab
tertulis, “Semua orang telah berbuat dosa dan telah
kehilangan kemuliaan Allah, upah dosa adalah maut, mati!”
Banyak orang menganggap ringan tentang kematian ini.
Kematian itu ada 3 macam, yaitu:
1. Mati Secara Rohani
Dimana Kemuliaan Allah atau Roh Allah meninggalkan
manusia.
2. Mati Secara Jasmani
Dimana roh manusia tercerai dari tubuhnya
3. Mati Kekal Selama-lamanya
Tempatnya dimana? NERAKA!
Apa Yang Alkitab Katakan Tentang NERAKA?
• Neraka adalah tempat yang paling gelap, di sana akan
terdapat ratap dan kertak gigi.
• Neraka adalah tempat dimana ulat bangkai tidak mati
dan api yang tidak pernah padam
• Neraka adalah tempat penyiksaan oleh api dan belerang,
siang dan malam selama-lamanya.
• Neraka adalah tempat yang sangat mengerikan!
Jangan sampai masuk neraka! Saya percaya setiap Saudara
yang ada di tempat ini semua masuk Sorga! Untuk itulah
Tuhan Yesus datang ke dalam dunia ini. Dia mau
menyelamatkan kita semua, Dia mau menyelamatkan umat
manusia. Bagaimana caranya Tuhan Yesus menyelamatkan
umat manusia, yaitu Saudara dan saya?
Alkitab katakan, “Yesus yang tidak mengenal dosa telah
dijadikan dosa oleh karena kita, supaya di dalam Dia,
supaya yang percaya kepada-Nya, kita dibenarkan oleh
Allah” (2 Korintus 5:21).
Tadi dikatakan, “Semua orang telah berbuat dosa dan
telah kehilangan kemuliaan Allah, upah dosa adalah maut,
mati! Tetapi Yesus yang tidak berdosa telah dijadikan
dosa oleh karena kita semua!”.
Artinya Tuhan Yesus harus mati menggantikan kita,
padahal kitalah yang seharusnya mati. Kalau kita lihat
cara matinya Tuhan Yesus, itu adalah cara mati yang
sangat-sangat tidak manusiawi! Ketika orang-orang Yahudi
berteriak, “Salibkan Dia! Salibkan Dia!”, Tuhan Yesus
harus disalibkan. Jubah Tuhan Yesus dibuka, Dia
ditalikan pada sebuah tonggak. Di kanan kiri-Nya ada 2
algojo yang memegang cambuk yang ujungnya terbuat dari
potongan tulang dan potongan besi. Setiap kali cambuk
itu dihujamkan ke tubuh Tuhan Yesus, itu akan
menimbulkan luka yang dalam. Sakitnya luar biasa! Darah
bercucuran!....Darah bercucuran!...Sakitnya luar biasa!
Apakah itu selesai? Belum!
Kepala-Nya diberi mahkota duri, kembali sakitnya luar
biasa! Darah bercucuran! Selesai? Belum! Tangan-Nya
dipaku, kaki-Nya dipaku! Tuhan Yesus digantung di atas
kayu salib! Pada waktu itu Tuhan Yesus menderita secara
lahir maupun batin. Secara jasmani Dia merasakan sesak
yang luar biasa, secara batin Dia melihat semua orang
yang lalu-lalang, orang Farisi, Imam Kepala, Tua-tua
bahkan salah satu penjahat di sebelah-Nya menghujat Dia!
Dia benar-benar mengalami penderitaan secara lahir
maupun batin. Akhirnya perkataan Tuhan Yesus yang
terakhir, “Sudah selesai! (It is finished!)...Bapa,
kepada tangan-Mulah, Aku serahkan nyawa-Ku.” Dan Tuhan
Yesus mati.
Pertanyaannya, mengapa Tuhan Yesus harus mati dengan
cara demikian? Mengapa tidak dengan cara yang lain?
Dipenggal kepala-Nya, selesai! Kenapa Dia harus
mengalami penderitaan seperti ini? Darah bercucuran!...Darah
bercucuran! Alkitab katakan, …tanpa penumpahan darah
tidak ada pengampunan dosa! (Ibrani 9:22b)
Untuk mengampuni dosa Saudara dan saya, Tuhan Yesus
harus mati dengan cara demikian. Selain itu apa lagi
yang Alkitab katakan dengan cara mati Tuhan Yesus yang
seperti itu?
• Penyakit kitalah yang ditanggung-Nya
• Penderitaan kita yang dipikul-Nya
• Dan oleh bilur-bilur-Nya kita disembuhkan.
(Yesaya 53:4-5)
Mari angkat tangan kita di hadapan Tuhan dan ikuti
kata-kata saya, “Tuhan Yesus, Engkau baik, Engkau
sungguh baik dan sangat baik (taruh tangan di dada)
kepada saya.” Mari rasakan kasih Tuhan. Saya tidak tahu
keadaan Saudara yang datang pada siang hari ini, tetapi
ingin saya katakan sesuatu kepada Saudara, apa pun
masalah yang Saudara hadapi, apa pun masalah yang
Saudara sedang gumuli saat ini, ketahuilah satu hal
bahwa Tuhan Yesus sangat, sangat mengasihi Saudara. Amin!
PELAJARAN DARI PROSES KEMATIAN TUHAN YESUS
Saudara, ada sesuatu yang saya lihat di dalam proses
kematian Tuhan Yesus. Tuhan Yesus banyak mengajar kepada
kita hal-hal yang mungkin selama ini tidak terlalu kita
pikirkan tetapi Tuhan Yesus justru memberikan pelajaran
kepada kita pada waktu Dia mengalami proses kematian,
yaitu:
1. Hal Berdoa
a. Jadilah Kehendak Tuhan, Bukan Kehendak Kita
Pada waktu Tuhan Yesus ada di Taman Getsemani ditemani
oleh Petrus, Yohanes dan Yakobus, secara manusia Tuhan
Yesus merasa sangat takut, sebab Dia tahu apa yang akan
Dia hadapi.
Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita doa yang dikehendaki
oleh kita (manusia). Tuhan Yesus sendiri berkata begini,
“Ya Bapa-Ku, jikalau mungkin biarlah cawan ini (cawan
penderitaan ini) lalu daripada-Ku,…” Kehendak Tuhan
Yesus itu menggambarkan kehendak kita. Namun itu belum ‘titik’,
masih ‘koma’ sebab Tuhan Yesus lalu berkata, “…tetapi
janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti
yang Engkau kehendaki.” (Matius 26:39)
Saudara, kita diajar bahwa kita bisa meminta kepada
Tuhan, Saudara boleh menawar kepada Tuhan, “Kalau boleh,
Tuhan….masalah saya ini diangkat, Tuhan…”, tetapi jangan
langsung ‘titik’ atau memaksakan kehendak kita,
“Pokoknya diangkat!...pokoknya diangkat!”. Jangan! Kita
harus kemudian berkata, “Tetapi biarlah tidak seperti
yang kukehendaki melainkan kehendak-Mu yang jadi.” Itu
yang terbaik, namun memang tidak mudah.
Ketika Tuhan Yesus berdoa seperti itu, ternyata Bapa
tidak menjawab dan Tuhan Yesus tahu bahwa Dia harus
merubah doa-Nya yaitu doa yang menjadi kehendak Bapa.
Jadi Dia berdoa, “Ya Bapa-Ku, jikalau cawan ini (cawan
penderitaan ini) tidak mungkin lalu kecuali apabila Aku
meminumnya, jadilah kehendak-Mu.” Saya tahu tidak banyak
orang yang bisa berdoa seperti ini sebab maunya, “Tuhan,
lepaskan!...Lepaskan!”. Kalau Tuhan akan melepaskan itu
mudah, tetapi kadang-kadang Tuhan izinkan masalah itu
terjadi dalam hidup kita dan itu tidak diangkat. Tetapi
apa yang Tuhan lakukan? Seperti kepada Tuhan Yesus,
seorang malaikat turun untuk menguatkan Tuhan Yesus.
Rasul Paulus menulis, “Pencobaan-pencobaan yang kamu
alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak
melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena
itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui
kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai (pada waktu
pencobaan atau masalah diizinkan datang dalam kehidupan
kita) Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar,
sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1 Korintus 10:13)
b. Berjaga-jaga Dengan Berdoa
Setelah Tuhan Yesus berdoa yang pertama, Dia susah,
sedih dan takut.
Dia kemudian mendatangi ketiga murid-Nya tadi. Tuhan
Yesus berpikir mereka juga berjaga-jaga bersama-Nya,
namun ternyata mereka tertidur dengan nyenyaknya. Lalu
mereka dibangunkan dan Tuhan Yesus berkata, “Tidakkah
kamu sanggup berjaga-jaga satu jam saja dengan Aku?
Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh
ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging
lemah.” (Matius 26:40-41)
Dalam doa ‘Bapa Kami’ diajarkan, “Janganlah membawa kami
ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada
yang jahat.” Ada berapa banyak di antara Saudara yang
suka berdoa seperti itu? Berdoa seperti itu tidak
apa-apa, tetapi saya mau beritahu Saudara bahwa Saudara
tidak hanya, “Ah, pokoknya dilepaskan…!”. Tidak! Sebab
Tuhan Yesus berkata, “Berjaga-jagalah dalam doamu,
supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.” Kalau kita
berdoa, “Tuhan, janganlah bawa kami ke dalam pencobaan,
tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat”, bagian
kita adalah berjaga-jaga di dalam doa kita!
2. Kasihilah Musuhmu
Pada waktu Tuhan Yesus ditangkap, Dia diperhadapkan
kepada Imam Kayafas. Di situ Tuhan Yesus ditampar,
dipukul, diludahi, tetapi apa respon Tuhan Yesus? Dia
diam dan tidak membalas. Dia benar-benar mempraktekkan
apa yang Dia ajarkan selama ini, “Kasihilah musuhmu,
berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;
mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah
bagi orang yang mencaci kamu. Kalau ditampar pipi kanan,
berikan juga pipi kirimu. Kalau ada orang yang memaksa
Saudara untuk meminta bajumu, berikan juga jubahmu.
Kalau ada orang yang memaksa Saudara untuk berjalan 1
mil, berjalanlah bersama dia 2 mil.”
Biasanya kalau ada orang yang ‘memaksa’ harus ditekan
dulu baru bersedia, tetapi saya percaya di sini tidak
ada yang seperti itu. Namun kalau ada, bertobatlah!
Kemudian Tuhan Yesus berkata, “…jikalau kamu mengasihi
orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena
orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang
mengasihi mereka....” (Lukas 6:27-29, 32). Inilah
pelajaran yang Tuhan berikan.
3. Jangan Membela Diri Sebab Pembelaan Datang Dari Tuhan
Pada waktu di hadapan Pilatus, orang Farisi dan
Imam-imam melontarkan tuduhan-tuduhan palsu yang tidak
pernah Tuhan Yesus lakukan. Tuhan Yesus dituduh
habis-habisan! Apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus? Dia
hanya diam. Akhirnya Pilatus berkata, “Eh, kamu dengar
tidak apa yang dituduhkan kepada-Mu? Kenapa kamu tidak
menjawab?” Tuhan Yesus hanya diam dan ini pelajaran yang
Tuhan Yesus ajarkan kepada kita. Bukankah kalau kita
punya kebiasaan atau seharusnya kalau kita dituduh
macam-macam yang mana merupakan berita bohong atau
‘hoax’ maka kita harus mengklarifikasi? Tetapi kita
mendapat pelajaran hari ini bahwa tidak semua harus kita
klarifikasi. Saya ‘agak kenyang’ – meskipun bukan yang
paling kenyang dari hamba-hamba Tuhan yang sering
mendapatkan hal seperti ini. Saya dituduh bermacam-macam
sampai masuk internet sejak beberapa puluh tahun yang
lalu. Lalu muncul di majalah dan dituduh, “Begini,
begitu…”, lalu digambarkan saya membawa uang dollar dan
bermacam-macam lainnya. Pada waktu itu tentunya daging
ini mulai berkata namun saya bertanya kepada Tuhan, “Ini
bagaimana, Tuhan?” dan Tuhan menjawab, “Kamu diam…kamu
diam.” Saya tahu, kalau saya bergerak maka Tuhan Yesus
tidak akan bergerak. Sebaliknya kalau saya diam maka
Tuhan Yesus yang bergerak dan Dia yang akan membela pada
waktu-Nya.
Sekarang ini ada ‘trend’ baru yang banyak saya lihat
dimana ada orang yang dituduh bermacam-macam; dan
sebenarnya dia memang melakukan itu; justru malah
melakukan klarifikasi, “Bohong, demi langit dan bumi,
saya bersumpah…”. Saya lihat ini satu ‘trend’ dan
kemudian di pengadilan ternyata bersalah dan akhirnya
masuk penjara. Jadi klarifikasi nya yang dulu itu apa?
Tetapi saya percaya di sini tidak ada yang seperti itu.
4. Tuhan Yesus Menebus Kita dari Dosa dan Akibatnya
Tuhan Yesus diberi mahkota duri dan digantung di atas
kayu salib. Pertanyaannya;
• Mengapa harus diberi mahkota duri?
• Mengapa harus digantung di atas kayu salib?
Kalau kita baca Kejadian 3:17-19 di situ dikatakan bahwa
semak duri itu tumbuh dari tanah akibat manusia berbuat
berdosa. Jadi semak duri dan rumput duri tumbuh akibat
dosa. Duri akibat dosa itu adalah sesuatu yang membuat
kita menderita atau tidak enak. Duri dari suatu bangsa
itu adalah kemiskinan, pembunuhan, prostitusi, narkoba,
dll itu semua akibat dosa. Jadi Tuhan Yesus diberi
mahkota duri karena Dia mau menebus Saudara dan saya
dari akibat dosa ini.
Selanjutnya Tuhan Yesus digantung di atas kayu salib.
Dalam Galatia 3:13b tertulis, …sebab ada tertulis:
“Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!”.
Jadi orang yang digantung di atas kayu salib itu dikutuk
karena dosa! Tuhan Yesus yang tidak berdosa telah
dijadikan dosa oleh karena kita. Dia digantung sebagai
orang yang berdosa untuk menebus Saudara dan saya dari
dosa itu. Upah dosa adalah maut! Jadi kalau Tuhan Yesus
memakai mahkota duri dan digantung di kayu salib itu
berarti Tuhan Yesus secara lengkap sempurna menebus kita
baik dari dosa maupun akibat dosa.
5. Jangan Sampai Berhutang Darah
Saudara, pada waktu Tuhan Yesus diadili oleh Pilatus,
Pilatus berusaha untuk membebaskan Tuhan Yesus. Ketika
dia bertanya, “Apa kesalahannya?” Orang banyak itu tidak
menjawab; tetapi malah berteriak, “Salibkan Dia!
Salibkan Dia!” Lama-kelamaan keadaan menjadi kacau dan
kemudian Pilatus berpikir, “Wah, ini tidak enak.”
Akhirnya dia meminta baskom berisi air, lalu membasuh
tangannya. Dia berkata, “Aku tidak bersalah terhadap
darah orang ini, itu menjadi tanggunganmu!” Saudara tahu
jawaban dari orang-orang Yahudi waktu itu? Mereka
menjawab, “Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan
atas anak-anak kami!” Saudara, mungkin mereka tidak tahu
atau lupa bahwa menanggung darah orang lain itu
sangat-sangat berbahaya! Kalau kita membaca dari Amsal
28:17 di situ dikatakan, “Orang yang menanggung darah
orang lain akan lari sampai ke liang kubur. Janganlah
engkau menahannya!”
Saudara ingat ketika Kain membunuh Habel? Kain berhutang
darah kepada Habel, tetapi Kain tidak langsung dibunuh
melainkan dibiarkan lari, terlunta-lunta dan menjadi
pengembara. Tanah tidak memberikan hasil yang maksimal,
pokoknya hidupnya sangat susah. Itulah yang terjadi pada
orang-orang Yahudi setelah peristiwa penyaliban Tuhan
Yesus itu. Terjadi genosida besar-besaran terhadap
bangsa Yahudi. Mereka dicerai-beraikan! Melalui Perang
Salib (Spanish Inquisition) sampai terakhir yang paling
dahsyat yaitu peristiwa Holocaust oleh Nazi – Jerman
dimana sekitar 6 juta orang Yahudi meninggal!
Saudara yang dikasihi Tuhan, hati-hati! Tuhan ingatkan
jangan sampai kita punya hutang darah atau menanggung
darah orang lain. Mungkin ada yang berkata, “Oh saya
tidak pernah membunuh!”, tetapi sebenarnya menyuruh
orang yang melakukannya. Kadang-kadang bukan untuk
membunuh, tetapi, “Sakiti dia! Pokoknya sampai
sesakit-sakitnya!” Itu termasuk hutang darah! Kalau
sampai ada apa-apa yang terjadi dengan orang itu maka
Saudara yang bertanggung-jawab. Dan Saudara jangan
sampai seperti itu! Ini suatu pelajaran yang Tuhan
berikan kepada kita: Jangan sampai hutang darah sama
orang lain!
6. Jangan Tinggal Dalam Dosa, Bertobatlah!
Ketika Tuhan Yesus di atas kayu salib, antara jam 12
siang sampai jam 3 di Golgota kegelapan meliputi tempat
itu! Tuhan Yesus mulai gelisah dan kemudian berteriak,
“Eli, Eli, lama sabakhtani? Bapa-Ku, Bapa-Ku, kenapa
Engkau meninggalkan Aku? Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa
Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46)
Saya percaya puncak penderitaan Tuhan Yesus adalah saat
ini! Bukan karena Dia dicambuk, dipaku atau diberi
mahkota duri, tetapi ini yang paling berat yaitu
ditinggal Bapa. Mengapa Tuhan Yesus harus mengalami itu?
Karena Dia menebus orang-orang yang berdosa dan orang
yang berdosa itu dipisahkan atau terpisah dari Bapa. Dia
harus mengalami itu! Saya mau bertanya kepada Saudara,
pernahkah Saudara merasa seperti Bapa meninggalkan kita?
Saudara meminta pada-Nya, tetapi seperti tidak terjadi
apa-apa. Kalau sudah seperti itu, banyak orang yang
frustasi dan seterusnya. Memang benar, tetapi Tuhan
berikan jalan keluar, yaitu koreksi diri sebab ada dosa
yang harus diselesaikan. Kalau Saudara menyelesaikan
dosa itu maka Saudara pasti akan merasakan hadirat Tuhan.
Dan itu yang saya jaga setiap hari sebab saya mau setiap
hari bisa merasakan hadirat Tuhan serta tidak ditinggal
Bapa. Saudara yang dikasihi Tuhan, saya berdoa setiap
kita sering menangis di hadapan Tuhan. Menangis bukan
karena sakit atau kekurangan uang, tetapi karena
merasakan hadirat Tuhan yang luar biasa. Amin!
Alkitab katakan, Kristus mati karena dosa-dosa kita, Dia
dikuburkan tetapi pada hari yang ketiga Tuhan Yesus
dibangkitkan! (1 Korintus 15:3-4). Tuhan Yesus
benar-benar bangkit dan Dia benar-benar hidup!
Saudara, apa yang terjadi kalau sampai Tuhan Yesus tidak
bangkit?
1. Kalau sampai Tuhan Yesus tidak bangkit maka
sia-sialah pemberitaan Firman Tuhan.
Saya memberitakan Firman Tuhan siang ini tidak ada
gunanya. Tetapi puji Tuhan Dia bangkit! Saya tidak
sia-sia memberitakan Firman Tuhan, tetapi akan
berbuah-buah sesuai kehendak Tuhan. Haleluya!
2. Kalau sampai Tuhan Yesus tidak bangkit maka
kepercayaan kita sia-sia dan kita akan tetap mati di
dalam dosa-dosa kita. Tetapi puji Tuhan karena Tuhan
Yesus bangkit, maka kepercayaan kita terhadap Dia tidak
sia-sia. Kita akan hidup bersama-sama dengan Tuhan Yesus
selama-lamanya.
3. Kalau Tuhan Yesus tidak bangkit maka orang-orang yang
mati di dalam Tuhan akan binasa. Tetapi puji Tuhan,
sebab Tuhan Yesus bangkit! Orang-orang yang mati di
dalam Tuhan akan dibangkitkan dan akan bersama-sama
Tuhan Yesus selama-lamanya.
4. Karena Tuhan Yesus bangkit, kita bukan orang-orang
yang paling malang dari segala manusia, tetapi justru
orang-orang yang paling beruntung dari segala manusia.
(1 Korintus 15:17-19)
Saudara, Tuhan Yesus yang pegang hari esok Saudara dan
saya, Dia hidup! Karena itu tidak ada alasan untuk kita
merasa kuatir; apalagi putus-asa. Tuhan Yesus berkata
kepada kita, “Jangan kamu kuatir! Jangan kamu kuatir apa
yang akan kamu makan, apa yang akan kamu minum, apa yang
akan kamu pakai. Semua itu dicari bangsa-bangsa yang
tidak mengenal Allah, tetapi Bapamu yang di sorga tahu,
kamu memerlukan semuanya itu. Karena itu carilah dahulu
Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya…semuanya…apa
yang Saudara butuhkan akan ditambahkan kepadamu!”. Amin!
Karena Tuhan Yesus bangkit, maka kuasa kebangkitan-Nya
memampukan Saudara dan saya untuk menjadi pemenang!
Karena Tuhan Yesus bangkit, maka mujizat-mujizat yang
dilakukan 2000 tahun yang lalu masih terjadi sampai
dengan hari ini! Saudara, selama hampir 12 tahun saya
telah melayani Healing Movement Crusade; dan minggu
depan adalah KKR Healing yang ke-294 dan 295 kali. Saya
melihat ribuan orang sakit yang disembuhkan seketika
oleh Tuhan di lapangan-lapangan. Belum lagi yang ketika
dalam perjalanan pulang tiba-tiba mereka disembuhkan.
Ada yang sesampainya di rumah disembuhkan. Ada juga yang
ketika mereka menyaksikan tayangannya di TV, mereka
disembuhkan. Mengapa? Sebab Tuhan Yesus bangkit, Dia
hidup!
Karena Tuhan Yesus bangkit, maka Dia berkata kepada kita
Gereja-Nya, “Bangkitlah, menjadi teranglah! Sebab
terangmu datang dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu!”
• Ayat ini berlaku untuk Pentakosta yang pertama, di
Yerusalem di kamar loteng.
• Ayat ini juga berlaku untuk Pentakosta yang kedua yang
terjadi di Los Angeles – Azusa Street.
• Dan ayat ini juga berlaku untuk Pentakosta yang ketiga
yang terjadi di Indonesia yang akan dimulai di SICC.
Pada tanggal 17-20 Juli 2018 yang akan datang di SICC
akan diadakan Empowered21 Asia dan Global. Bangsa-bangsa
akan datang dan mereka akan menerima api pencurahan Roh
Kudus, Pentakosta yang ketiga. Temanya adalah “Fire and
Glory”. Saya percaya penuaian jiwa yang terbesar dan
yang terakhir sebelum Tuhan Yesus datang untuk kali yang
kedua itu terjadi. Haleluya!
Khotbah Bapak Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
JCC, 8 April 2018