"TUHAN,APAKAH YANG KAU INGINKAN DARIKU?"
“Ulangan
10:12-22
"…apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN,Allahmu,selain
dari
takut akan TUHAN,Allahmu,hidup menurut segala jalan yang
ditunjukkan-Nya,mengasihi Dia,beribadah kepada
TUHAN,Allahmu,dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu,berpegang pada perintah dan ketetapan TUHAN yang
kusampaikan kepadamu pada hari ini,supaya baik keadaanmu."
Ulangan 10:12-13
Salah satu pernyataan klasik yang sering kita utarakan adalah "Apakah
yang TUHAN inginkan dariku?" Semua anak-anak TUHAN tentunya
ingin menyenangkan hati-Nya, karena Ia telah menyelamatkan kita
dan terus mengasihi kita sekalipun sebenarnya kita tidak layak
untuk menerimanya. Apapun yang kita lakukan tidak akan dapat
menandingi apa yang telah TUHAN berikan dan sediakan bagi kita.
Karena itu sepatutnya kita mengasihi dan menyenangkan Dia.
Israel sedang memasuki suatu fase yang penting dalam keberadaan
mereka. Sudah bertahun-tahun lamanya sejak generasi ayah-ibu
mereka keluar dari perbudakan Mesir,kini generasi yang baru
sedang bersiap-siap memasuki Tanah Perjanjian. Mereka bersiap
akan memasuki perubahan dalam kehidupan mereka,yaitu dari fase
padang gurun menjadi fase Tanah Perjanjian. Di antara mereka
sebenarnya tidak ada yang benar-benar tahu apa yang akan terjadi
di depan mereka. Sebelum Musa mengakhiri kepemimpinannya,ia
mengulang kembali (kitab "Ulangan") apa yang telah TUHAN perbuat
kepada mereka selama ini sebelum mereka masuk Tanah Perjanjian.
Menghadapi fase yang baru ini,setiap orang akan bertanya-tanya "Apakah
yang TUHAN inginkan dariku?"
Apa yang Tuhan inginkan dari kita?
1. Takut Akan TUHAN
"Saudara-saudaraku yang kekasih,karena kita sekarang memiliki
janji-janji itu,marilah kita menyucikan diri kita dari semua
pencemaran jasmani dan rohani,dan dengan demikian menyempurnakan
kekudusan kita dalam takut akan Allah" (2 Korintus 7:1)
"Jadi,karena kita menerima kerajaan yang tidak
tergoncangkan,marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada
Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya,dengan hormat dan
takut." (Ibrani 12:28)
Jikalau kita mengatakan bahwa kita mengasihi TUHAN,alangkah
baiknya jika kita juga menghormati dan takut akan Tuhan. Secara
sederhana,kita bisa membuktikan sikap mental kita sebagai
orang-orang yang mengasihi Dia adalah dengan takut untuk berbuat
dosa,takut untuk mengecewakan Dia dan takut untuk menyia-nyiakan
kasih karunia yang sudah Yesus berikan. Ketakutan ini adalah
ketakutan yang positif,sebagai penghormatan (reverence) kepada
TUHAN yang begitu mengasihi kita. Kejadian 39 menuliskan bahwa
Yusuf memiliki kesempatan untuk berbuat dosa melalui godaan
istri Potifar,tetapi karena ia takut akan Tuhan maka ia menolak
untuk melakukannya.
Mengapa orang Kristen bisa jatuh dalam dosa? Karena ia tidak
takut akan TUHAN dan tidak takut akan konsekuensi yang ia terima
jika melawan TUHAN. Tidak adanya takut akan TUHAN-lah yang
membuat banyak orang berbuat dosa dan kejahatan. Takut akan
TUHAN bukan berarti Dia yang kita sembah adalah Tuhan yang
menakuti-nakuti kita. Sama sekali tidak. Jika seseorang tidak
takut akan TUHAN maka ia juga tidak takut akan konsekuensi dari
segala kesalahannya,sebagai akibatnya ia akan menjalankan
hidupnya seperti tidak terjadi apa-apa dan tidak ada yang dapat
menghukumnya. Ini sesuatu yang tidak disukai TUHAN karena inilah
hakikat pemberontakan.
"Tuhan bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia,dan
perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka" (Mazmur 25:14)
2. Hidup Menurut Jalan Yang Ditunjukkan-Nya
"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,tetapi
berubahlah oleh pembaharuan budimu,sehingga kamu dapat
membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik,yang berkenan
kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2)
Manusia diberikan kehendak bebas selama dia hidup. Ia diberikan
kebebasan dan tanggung-jawab atas segala keputusan yang
diambilnya,termasuk cara ia hidup di muka bumi ini.
Pertanyaannya adalah apakah cara hidup yang kita pilih sudah
sesuai dengan yang IA tunjukkan atau tidak? Dalam Perjanjian
Lama TUHAN sangat sering mengajarkan anak-anak-Nya bagaimana
mereka harus hidup berkenan di hadapan-Nya. Di dalam Perjanjian
Baru,cara hidup TUHAN YESUS adalah teladan utama tentang
bagaimana seharusnya kita menjalani kehidupan kita. YESUS
berkata bahwa DIA-lah jalan,kebenaran dan hidup (Yohanes 14:6)
oleh karena itu sudah seharusnya kita hidup sebagaimana YESUS
hidup sehingga semakin lama kita menjadi semakin serupa dengan
gambarannya.
Apa yang dimaksud hidup yang berkenan kepada-Nya?
*Hidup yang tidak mengikuti keinginan daging atau duniawi
"Mereka yang hidup dalam daging,tidak mungkin berkenan kepada
Allah." Roma 8:8
*Hidup yang kudus dan dipersembahkan kepada Allah untuk
melakukan apa
yang Ia kehendaki.
"Karena itu,saudara-saudara,demi kemurahan Allah aku
menasihatkan kamu,supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai
persembahan yang hidup,yang kudus dan yang berkenan kepada
Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati." Roma 12:1
*Hidup yang didedikasikan untuk melayani TUHAN dan sesama
"Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman,tapi
soal kebenaran,damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini,ia berkenan
pada Allah dan dihormati oleh manusia." Roma 14:17-18
3. Mengasihi DIA
Di dalam Kitab Ulangan,Musa mengingatkan Bangsa Israel bahwa
kasih setia dan penyertaan TUHAN kepada mereka tidak
berkesudahan. Kita sekarang tahu bahwa kasih setia TUHAN
dibuktikan melalui pengorbanan YESUS di atas kayu salib. Itulah
sebabnya TUHAN menginginkan kita pun mengasihi DIA karena DIA
sudah terlebih dahulu mengasihi kita. Kata "kasih" di sini
adalah "love" atau "affection" yang juga dapat diartikan
jatuh-cinta dan tidak tergoyahkan pada alternatif yang lain.
Sama seperti seorang suami jatuh cinta kepada istrinya (dan
sebaliknya) demikian juga kita hanya mencintai dan mengasihi
TUHAN dalam hidup ini dan tidak kepada ilah-ilah lain.
Sangat penting bagi kita untuk menjaga hubungan kasih/keintiman
dengan TUHAN. Jangan biarkan permasalahan
hidup,pergumulan-pergumulan dan berbagai kesulitan hidup
menjauhkan kita dari kasih yang mula-mula kepada TUHAN. Ingatlah
selalu apa yang telah Kristus perbuat bagi kita dari dahulu
sampai hari ini dan percayalah bahwa Ia akan terus memberkati
dan mengasihi kita. Belajarlah dari jemaat Efesus dalam Wahyu
2:1-7 yang ditegur Tuhan karena menjauh dari kasih mereka yang
mula-mula,namun Yesus juga yang memberi kesempatan kepada mereka
untuk bertobat dan berbalik kepada-Nya.
4. Beribadah Kepada TUHAN Dengan Segenap Hati Dan Jiwa
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan,Allahmu,dengan segenap
hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Itulah hukum yang terutama dan yang pertama." (Matius 22:37-38)
TUHAN sangat menginginkan agar kita beribadah kepada-Nya dengan
hati yang tulus dan jiwa yang sungguh mengasihi Dia. Ada begitu
banyak orang yang menjalankan kewajiban agama mereka dengan
motivasi sekedar mendapat untung atau untuk menjauhkan diri dari
malapetaka. Banyak orang menjalankan ibadah mereka sepertinya
kepada TUHAN tetapi sebenarnya berpusat pada dirinya
sendiri,misalnya: beribadah hanya ketika diberkati; begitu ada
masalah,langsung goyah. Seharusnya kita beribadah kepada TUHAN
dengan segenap hati,terlepas dari apapun keadaan yang sedang
atau akan kita hadapi.
"Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan.
Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang
merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang,maupun dalam
hal kelaparan,baik dalam kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi
kekuatan kepadaku." (Filipi 4:12-13)
5. Berpegang Kepada Perintah Dan Ketetapan TUHAN
"Jikalau kamu mengasihi Aku,kamu akan menuruti segala perintah-Ku"
(Yohanes 14:15)
TUHAN Yesus menegaskan bahwa bukti dari orang yang mengaku
mengasihi diri-Nya adalah mereka akan menuruti segala
perintah-Nya. Perintah TUHAN bukanlah beban. Apa yang Ia
perintahkan,Ia juga akan memperlengkapi kita dengan kekuatan-Nya
agar kita bisa menggenapinya. Itulah sebabnya dalam ayat-ayat
selanjutnya dari Yohanes 14:15,Yesus menjelaskan bahwa Roh Kudus
akan dicurahkan untuk menyertai kita,agar di dalam perjalanan
hidup ini kita selalu melakukan perintah-Nya. Penyertaan Roh
Kudus dan damai sejahtera yang dianugrahkan kepada kita sejalan
dengan ketaatan kita melakukan Firman-Nya.
Menarik sekali bahwa dalam Ulangan 10:13 Musa menggunakan kata "berpegang
pada perintah". Dalam segala situasi dan keadaan kita harus
tetap berpegang teguh kepada perintah dan ketetapan Tuhan yang
kokoh dan dapat diandalkan. Semua perintah dan ketetapan yang IA
berikan bukanlah untuk membuat kita susah atau menyulitkan hidup
kita,justru sebaliknya untuk membuat hidup kita diberkati.
Jika kita hidup sesuai dengan kehendak TUHAN,menyenangkan hati
TUHAN dan membalas kasih-Nya dengan melakukan apa yang Ia
kehendaki,pastilah kita mengalami berkat yang luar biasa
dari-Nya. Amin. (CS)
"dan apa saja yang kita minta,kita memperolehnya dari
pada-Nya,karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat
apa yang berkenan kepada-Nya." (1 Yohanes 3:22)
Quote:
"Sebab inilah kasih kepada Allah yaitu, Bahwa kita menuruti
perintah-perintah-Nya." 1 Yohanes 5:3