YESUS, TELADAN INTEGRITAS DALAM PERBUATAN
Kita hidup di tengah peradaban yang menunjukkan
kemerosotan integritas. Tahun lalu saja kita dikejutkan
kasus korupsi di pemerintahan yang sangat disayangkan di
tengah pandemi seperti sekarang ini. Lalu ada beberapa
kasus integritas di lingkungan Gereja dalam hal
kekudusan, keuangan, dan kekuasaan yang menimbulkan
pertanyaan, apakah integritas masih dijunjung tinggi
dalam kehidupan orang percaya? Jangan-jangan nilai-nilai
kekristenan yang selama ini digemakan sebenarnya hanya
berupa topeng saja?
Apa sih definisi integritas? Integritas menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah “mutu, sifat, atau
keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga
memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan
kewibawaan; kejujuran.”
Kesatuan yang utuh di sini dapat dipahami sebagai
kesamaan antara pikiran, hati, dan tindakan. Orang yang
berintegritas adalah orang yang sama ketika sedang
sendirian dan ketika berada di khalayak ramai. Tidak ada
perbedaan baik dari sifat maupun karakternya ketika
ditempatkan di keadaan apapun.
Siapa teladan kita sebagai orang percaya dalam hal
integritas ini? Menurut saya, Yesus adalah Teladan Agung
yang betul-betul menunjukan karakter berintegritas baik
dari dalam maupun dari luar. Yesus memang mengemban misi
dari Bapa untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa,
tetapi selama Dia di dunia, apa yang Dia lakukan dan
katakan itu menjadi contoh bagi orang percaya untuk
belajar bagaimana hidup berintegritas. Dalam artikel ini
kita akan membahas contoh-contoh yang Yesus perbuat dan
katakan untuk kita bisa pelajari dan lakukan.
Suka tidak suka, Yesus memberikan dampak yang luar biasa
kepada masyarakat sekitar, termasuk Ahli Taurat dan
orang Farisi yang membenci-Nya. Mereka berkata:
“Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan
dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut
kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka.”
Matius 22:16; Markus 12:14
Kata “seorang yang jujur” dalam terjemahan New
International Version (NIV) menggunakan kata “man of
integrity”, seseorang yang berintegritas.
Charles Swindoll berkata ketika seseorang memiliki
karakter integritas, maka dalam dirinya tidak ada
kemunafikan; dia dapat bertanggung jawab secara
personal, keuangan, dan tindakan; bahkan motivasinya
murni.
Mungkin kita berpikir, “Ah, saya mana mungkin bisa hidup
sebaik dan seperti Yesus? Tidak mungkin saya bisa
berintegritas seperti Yesus.” Tetapi kata integritas
juga dialamatkan kepada beberapa tokoh di Perjanjian
Lama seperti Daud (Mazmur 7:8), Salomo (1 Raja-raja
9:4). Kalau kita melihat tokoh Alkitab seperti Daud, dia
bukan sosok yang sempurna, tetapi Alkitab mencatat bahwa
kehidupannya (1 Raja-raja 3:6) mencontohkan karakter
yang dewasa, utuh dan tulus di hadapan Tuhan. Di dalam
Perjanjian Baru, kita juga tidak lepas dari ekspektasi
untuk hidup dewasa, utuh, dan tulus di hadapan Tuhan.
Paulus mengatakan bahwa penilik jemaat haruslah
seseorang yang tak bercacat (1 Timotius 3:2), sang Rasul
meminta Titus untuk menjadi teladan dalam berbuat baik
dan jujur (memiliki integritas) dalam pengajaran (Titus
2:7). Bahkan panggilan setiap kita adalah “ia wajib
hidup sama seperti Kristus telah hidup” (1 Yohanes 2:6).
Sekali lagi, kehidupan berintegritas bukan kehidupan
sempurna secara moral, tetapi adanya kesesuaian antara
motivasi, pikiran, dan tindakan.
TELADAN TUHAN YESUS
T.B. Maston dalam bukunya To Walk as He Walked berkata;
ada sebuah pertanyaan yang harus direnungkan setiap
harinya, yaitu: “Seberapa banyak kita berjalan, sama
seperti Yesus berjalan?” Apa yang menghasilkan
integritas di dalam kehidupan orang percaya adalah
bagaimana kehidupannya mewujudkan tindakan dan perkataan
Yesus dalam kesehariannya. Apa saja yang Yesus contohkan?
1. Menunjukkan kasih kepada musuh yang mungkin di mata
kita tidak berhak menerima
Di dalam perumpamaan seorang Samaria yang baik hati
(Lukas 10:25-37), Yesus mengajarkan bagaimana kita
seharusnya menerima orang lain. Orang Yahudi tidak suka
bergaul dengan orang Samaria, tetapi justru orang
Samaria inilah yang menunjukkan belas kasih kepada orang
Israel yang terluka. Integritas tidak hanya mengetahui
soal doktrin dan pengajaran belas kasihan, tetapi
menghidupi ajaran belas kasih itu. Sudahkah kita
melakukannya?
2. Integritas adalah kehidupan yang sama luar dan dalam,
alias tidak munafik
Yesus mengecam keras perbuatan orang-orang Farisi dan
menyebut mereka orang-orang munafik. Salah satu
pernyataan-Nya adalah,
“Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang
mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti
perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya
tetapi tidak melakukannya.”
Matius 23:3
Perhatikan bahwa Yesus mengakui ajaran ahli-ahli Taurat,
dan orang Farisi ada benarnya dan baiknya; itu harus
dituruti dan dilakukan. Tetapi kemunafikan mereka adalah
karena kehidupan mereka tidak sama dengan apa yang
mereka ajarkan. Di sini kita bisa belajar bahwa
berintegritas artinya berusaha menghidupi Firman yang
kita baca dan dengar.
3. Integritas adalah kejujuran dalam melaksanakan
tanggung jawab dan mengembangkan talenta
Salah satu terjemahan dari kata integritas adalah 'jujur'
(Markus 12:14). Yesus mengajarkan bahwa setiap orang
yang setia dalam perkara kecil, maka dia akan setia
dalam perkara besar (Lukas 16:10).
Terjemahan dari Bahasa Indonesia Sehari-hari adalah:
“orang yang bisa dipercaya”.
Kejujuran adalah indikator apakah orang tersebut bisa
dipercaya atau tidak. Yesus dikatakan sebagai orang
jujur dalam perkataan dan tindakan. Mari evaluasi
perkataan dan tindakan kita hari ini. Apakah kejujuran
merupakan sesuatu yang orang sukai dari diri kita?
Bagaimana di dalam kehidupan melayani dan berbisnis?
Kejujuran adalah komoditas mahal hari-hari ini, karena
itu mari kita meneladani Yesus dalam hal ini.
KUNCI UNTUK BISA HIDUP SEPERTI YESUS
1. Menjadi Bagian dari Komunitas Orang Percaya
Ketika orang percaya membaca kisah Yesus dan mau hidup
mengikuti teladan-Nya, maka dia harus menjadi bagian
dari komunitas orang percaya; dimana nilai-nilai moral
dan karakter integritas itu dilakukan, dicontohkan, dan
diajarkan.
Kita tidak bisa keluar dari pemuridan kalau ingin hidup
seperti Yesus hidup. Apakah Saudara sudah tergabung
dalam COOL? COOL adalah tempat dimana pemuridan terjadi
dan tempat dimana karakter kita diasah untuk semakin
serupa seperti Kristus. Surat Ibrani mengingatkan kita,
“Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan
ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang,
tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat
melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.”
Ibrani 10:25
Di sinilah usaha ‘saling menasihati’ terjadi, dan itu
membantu agar karakter Kristus terbentuk dalam hidup
kita.
2. Alami Pertumbuhan Rohani dengan Pertolongan Roh Kudus
Pertumbuhan kerohanian tidak bisa terjadi tanpa Roh
Kudus dalam hidup kita.
Boleh dikatakan apabila seseorang memiliki buah Roh yang
matang, maka dia semakin menyerupai Kristus. Apa yang
menghasilkan buah Roh itu? Ketika kehidupan orang
percaya mau dituntun dan dipimpin oleh Roh.
“Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga
dipimpin oleh Roh.”
Galatia 5:25
Dalam memulai tahun ini, mari kita minta Roh Kudus
memimpin setiap langkah dan keputusan kita, agar tidak
keluar dari kehendak Tuhan.
Semoga semakin kita berjalan di ‘Tahun Integritas’ ini,
kerohanian kita semakin didewasakan dan karakter kita
semakin menyerupai Kristus. Haleluya, Tuhan Yesus
memberkati. (DAP)