ALAMI BERKAT DI MUSIM YANG BARU
Dan Ia akan menghapus segala air mata
dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak
akan ada lagi perkabungan,
atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu
yang lama itu telah berlalu. ”Ia yang duduk di atas
takhta itu berkata:
“Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!” Dan
firman-Nya: “Tuliskanlah, karena segala perkataan ini
adalah tepat dan benar.”
(Wahyu 21:4-5)
Memasuki tahun yang baru ini Tuhan memberikan janji-Nya
bahwa tahun 2018 adalah “Tahun Permulaan Yang Baru” bagi
setiap kita yang percaya kepada-Nya. Ini artinya hal-hal
yang baru, yang dahsyat, bahkan yang belum pernah kita
alami sebelumnya akan Tuhan nyatakan di tahun ini. Tentu
saja kita percaya bahwa hal-hal yang baru itu adalah
perkara-perkara yang baik dan indah yang Tuhan kerjakan.
Mujizat yang baru, kesembuhan, pemulihan, kelepasan,
berkat dan terobosan yang baru, itu yang akan kita alami.
Dalam mengalami janji Tuhan, kita harus selalu ingat
prinsip ini: “Ada bagian Tuhan dan ada bagian kita”.
Bagian Tuhan adalah melakukan hal-hal yang baru dan
ajaib dalam hidup ini, lalu apa yang menjadi bagian kita
agar kita mengalami janji Tuhan?
TIGA HAL YANG HARUS KITA LAKUKAN AGAR JANJI TUHAN
TERGENAPI DALAM HIDUP KITA
1. Masuk Dengan Hati Dan Hidup Yang Baru.
“Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam
kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu
akan koyak. Sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu
pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam
kantong yang baru pula, dan dengan demikian
terpeliharalah kedua-duanya.” (Mat 9:17)
Di Israel anggur disimpan dalam sebuah kantong kulit.
Kantong kulit yang sudah lama akan menjadi kaku dan
keras, sehingga jika diisi dengan anggur yang baru akan
terkoyak. Karena itu supaya dapat menerima anggur yang
baru kita perlu mempersiapkan kantong yang diperbaharui
yaitu hati yang baru.
Hal-hal yang baru dan luar biasa sedang Tuhan berikan
untuk hidup kita tapi kita harus menerimanya dengan hati
dan hidup yang baru pula. Kita tidak akan dapat melihat
apalagi menerima yang baru dari Tuhan dengan cara hidup
dan sikap hati yang lama. Mari bertobat dari kehidupan
yang lama yang mungkin tidak berkenan dihadapan Tuhan.
Kita benar-benar mau hidup sungguh-sungguh mengasihi
Tuhan, tinggalkan dosa, dan melatih diri kita untuk
hidup dalam kekudusan.
Tuhan mau kita memiliki hati yang baru, yaitu hati yang
rela mengampuni supaya kita mengalami berkat-Nya yang
baru dan yang terbaik. Hati yang mengampuni selalu
membuat Tuhan melimpahkan segala berkat dan kebaikan-Nya.
Esau; kita tahu bahwa dia sangat membenci Yakub adiknya.
Dia bahkan ingin membunuh adiknya itu karena telah
mencurangi dirinya dengan cara merebut “Hak Kesulungan”
yang menjadi haknya.
Akibatnya Yakub harus lari dari rumah orang tuanya,
keluar jauh-jauh dari tanah Israel demi menghindari
murka abangnya. Ketika harus kembali lagi ke Tanah
Perjanjian, dia sangat ketakutan dan mengatur
perjumpaannya dengan Esau agar dia dapat beroleh kasih
dan pengampunan dari abangnya dan dia tidak celaka.
Yakub ingin memberi persembahan yang banyak kepada Esau
sesuai dengan kemampuannya. Ternyata Esau pada waktu itu
sudah sedemikian diberkati sehingga tidak mau menerima
persembahan tersebut. Jawab Esau kepada Yakub “Tetapi
kata Esau: ‘Aku mempunyai banyak, adikku; peganglah apa
yang ada padamu.’” (Kej 33:9)
Tuhan ternyata tetap memberkati Esau berlimpah-limpah,
kekayaan dan kebesarannya sama sekali tidak kalah dengan
Yakub. Mengapa? Karena Esau memiliki hati yang baik,
hati yang penuh dengan kasih dan pengampunan, sekalipun
dia berhak untuk marah dan benci terhadap adiknya yang
telah menipunya itu. Ternyata Tuhan sangat berkenan
kepada orang yang memiliki hati yang mudah mengampuni
dan melupakan kesalahan orang lain ataupun masa lalu
yang pahit. Sebab Dia terlalu sanggup memberkati kita
dan memberikan masa depan yang penuh pengharapan.
Sudahkah kita bertobat dari kehidupan yang lama dan
memiiki hati yang rela mengampuni? Berkat yang baru dan
ajaib Tuhan sudah sediakan.
2. Menaburlah Di Musim Yang Baru Ini.
“Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim
menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan,
siang dan malam.” (Kej 8:22)
Di musim yang baru ini kita harus menabur dengan benih
yang baru pula. Sekalipun musimnya sudah baru atau
bahkan 10 kali berganti musim, tetapi kalau kita tidak
menabur benih yang baru, Nothing will happen! Sebab itu
mari bersiap, mulai lakukan sesuatu. Mulailah menabur
kembali. Ini saat yang terbaik untuk menabur kembali,
sebab barangsiapa menabur pasti akan menuai. Taburlah
benih kebaikan, waktu, tenaga, perhatian, pelayanan,
dengan kualitas yang terbaik. Di waktu-waktu yang lalu
mungkin kita sudah sering menabur, tapi hasilnya mungkin
belum maksimal, atau bahkan ada yang sudah berhenti
menabur karena sepertinya ‘tidak ada hasil’, tetapi
kabar baiknya hari ini adalah kita sudah memasuki musim
yang baru! Ayo bangkit kembali. Menaburlah dalam hal
berkat materi, termasuk di sini menabur keberanian untuk
memulai kembali sesuatu yang dulu pernah kita coba
lakukan dan usahakan tetapi belum berhasil. Ini adalah
musim yang paling tepat untuk kita memulai kembali
menabur hal-hal diatas. Percayalah, tuaian dan berkat
Tuhan itu pasti datang.
Cerita Ishak di dalam Kej. 26:12-13 menunjukkan
bagaimana ketika ia menabur, ia menuai berkat Tuhan
berlipat kali ganda. Juga di dalam Gal. 6:9-10
menunjukkan janji Tuhan bahwa kalau kita menabur
kebaikan, kita pasti akan menuai.
3. Sabar Menantikan Masa Tuaian
“Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada
kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil
yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah
turun hujan musim gugur dan hujan musim semi”. (Yakobus
5:7)
Apa yang sudah kita tabur kita pasti akan menuainya.
Tapi saat penuaian itu terjadi ternyata seringkali
berbeda-beda waktu penggenapannya. Satu hal yang pasti,
Alkitab berkata bahwa “Tuhan selalu menjadikan segala
sesuatu indah pada waktu-Nya” (Pkh. 3:11).
Seorang petani akan setia menantikan waktu penuaian itu
tiba. Dia tidak perlu memaksakan waktu itu terjadi, dan
tidak perlu resah selama menantikan penuaian, sebab dia
yakin waktu itu pasti akan datang.
Ketika kita menerima janji Tuhan, kita taat melakukan
bagian kita, yaitu hidup dalam firman-Nya, teruslah
menabur; dan tambahkanlah kesabaran serta kesetiaan,
sampai janji Tuhan itu digenapi. Percayalah, Dia tidak
pernah lalai menepati janji-Nya, sebab firman Tuhan itu
‘Ya’ dan ‘Amin’.
Alkitab memberikan contoh dan teladan ketika
hamba-hamba-Nya taat dan setia, maka mereka mengalami
janji dan mujizat dari Tuhan. Elia berdoa 7 kali barulah
hujan diturunkan atas Israel (1 Raj. 19).
Nabi Elisa dengan setia mengikut Elia mulai dari Gilgal
ke Bethel, ke Yerikho, sampai menyeberang sungai Yordan,
dan akhirnya ia menerima dua kali lipat urapan dari Elia.
Jangan tukar yang terbaik dari Tuhan semata-mata karena
kita tidak sabar menantikan penggenapan janji-Nya.
Kadangkala kita mudah berubah setia, padahal mungkin
mujizat dan pertolongan Tuhan sudah di depan mata.
Akhirnya, ingatlah janji Tuhan ini:
“Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka,
dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi
perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab
segala sesuatu yang lama itu telah berlalu. Ia yang
duduk di atas takhta itu berkata: “Lihatlah, Aku
menjadikan segala sesuatu baru!” Dan firman-Nya:
“Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat
dan benar.” (Wahyu 21:4-5) (MK)