APA YANG KAU MILIKI?
Salah seorang dari isteri-isteri para nabi mengadukan
halnya kepada Elisa, sambil berseru: "Hambamu, suamiku,
sudah mati dan engkau ini tahu, bahwa hambamu itu takut
akan TUHAN. Tetapi sekarang, penagih hutang sudah datang
untuk mengambil kedua orang anakku menjadi budaknya."
Jawab Elisa kepadanya: "Apakah yang dapat kuperbuat
bagimu? Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kaupunya di
rumah." Berkatalah perempuan itu: "Hambamu ini tidak
punya sesuatu apa pun di rumah, kecuali sebuah buli-buli
berisi minyak."
Lalu berkatalah Elisa: "Pergilah, mintalah bejana-bejana
dari luar, dari pada segala tetanggamu, bejana-bejana
kosong, tetapi jangan terlalu sedikit. Kemudian masuklah,
tutuplah pintu sesudah engkau dan anak-anakmu masuk,
lalu tuanglah minyak itu ke dalam segala bejana. Mana
yang penuh, angkatlah!" Pergilah perempuan itu dari
padanya; ditutupnyalah pintu sesudah ia dan anak-anaknya
masuk; dan anak-anaknya mendekatkan bejana-bejana
kepadanya, sedang ia terus menuang. Ketika bejana-bejana
itu sudah penuh, berkatalah perempuan itu kepada anaknya:
"Dekatkanlah kepadaku sebuah bejana lagi," tetapi
jawabnya kepada ibunya: "Tidak ada lagi bejana." Lalu
berhentilah minyak itu mengalir.
Kemudian pergilah perempuan itu memberitahukannya kepada
abdi Allah, dan orang ini berkata: "Pergilah, juallah
minyak itu, bayarlah hutangmu, dan hiduplah dari
lebihnya, engkau serta anak-anakmu."
2 Raja-Raja 4:1-7
Dari ayat di atas ada lima pesan yang bisa kita pelajari
untuk mengingatkan kita akan penyertaan Tuhan di tengah
ketidakpastian ekonomi sekarang ini.
1. Datang kepada Sumber yang Tepat
Ketika janda itu memiliki masalah sehingga tidak bisa
membayar hutang dan penagih hutang (debt collector)
sudah di depan pintunya, siap mengambil anaknya sebagai
budak, janda ini mengambil langkah yang tepat. Dia
datang kepada Elisa sebagai nabi Tuhan. Dia tidak datang
ke temannya atau ke saudaranya untuk meminta pertolongan.
Dia tahu sumber berkatnya itu adalah Tuhan.
Firman Tuhan katakan di Ulangan 8:18,
“Tetapi haruslah engkau ingat kepada Tuhan, Allahmu,
Sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk
memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian
yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu,
seperti sekarang ini.”
2. Tidak Menyepelekan Hal-hal yang Kecil
Elisa bertanya kepada janda itu, “Apa yang kau miliki?”
Janda itu berkata “Aku tidak punya sesuatu apapun selain
buli-buli berisi minyak.”
Buli-buli itu ukurannya sangat kecil, tidak lebih besar
dari sebuah toples kue. Diperkirakan mungkin itu isinya
hanya minyak zaitun untuk pengurapan. Janda itu pasti
menganggap minyak yang sedikit itu tidak ada nilainya.
Yang dia butuhkan adalah sejumlah uang dari Elisa,
sebagai nabi Tuhan yang bisa melakukan perkara-perkara
besar.
Umumnya secara insting jika kita mengalami kesulitan
keuangan atau ditagih hutang respon kita langsung
mengatakan bahwa saya sudah tidak punya apa-apa. Fokus
kita umumnya hanya kepada masalahnya itu. Respon kita
lebih dimaksudkan untuk menghindar dari kewajiban kita
kepada penagih hutang dan mengharapkan kalau bisa hutang
ini dihapuskan. Kita umumnya ingin solusi yang cepat dan
instan. Padahal Tuhan hendak mengadakan hal-hal heran
dari hal terkecil yang kita miliki. Sehingga nama Tuhan
akan dipermuliakan.
3. Percaya bahwa Tuhan Bekerja secara Ajaib
Elisa menyuruh janda ini “Pergilah dan mintalah
bejana-bejana kosong dari tetanggamu, tetapi jangan
terlalu sedikit.”
Saat itu janda ini pasti terkejut dan mungkin tertawa
sambil berpikir bahwa Elisa ini sudah gila. Yang
dibutuhkan dalam tempo yang singkat itu adalah uang,
bukan bejana-bejana kosong. Dia tidak mengerti maksud
Tuhan. Tetapi yang luar biasanya janda ini PERCAYA dan
mau taat MELAKUKANNYA. Mujizat bekerja dengan cara yang
tidak masuk akal manusia. Di samping itu perhatikan kata
“jangan terlalu sedikit” Elisa sedang mengajar janda ini
untuk mempunyai iman yang besar. Think Big. Dan jangan
ala kadarnya dalam melakukan pekerjaan. Punya mimpi yang
besar.
Hal yang sering kita anggap sebagai hal yang tak
bernilai dalam hal ini yaitu sedikit minyak di dalam
sebuah buli-buli justru itu yang akan Tuhan jadikan
sesuatu yang luar biasa. Tuhan ingin melakukan
mukjizat-Nya melalui apa yang kita miliki. Agar kita
dapat melakukan bagian kita.
4. Fokus pada Tuhan dan Percaya Mujizat Tuhan
Maksud dari Elisa menyuruh janda itu menutup pintu
adalah supaya janda ini tidak goyah iman (DISTRACTED).
Mungkin tetangganya akan mengolok-olok dia ketika
melihat apa yang dilakukannya. Mungkin dianggap suatu
kebodohan dan kemustahilan. Atau mungkin tetangganya
akan menawarkan pertolongan berupa pinjaman baru dan itu
akan membuat janda berubah pengharapannya bukan lagi
kepada Tuhan tetapi kepada manusia. Yang bisa saja
ternyata pinjaman tersebut membebankan riba yang tinggi
dan akan menjadi masalah baru. Gali lubang tutup lubang.
Terkadang Tuhan ingin kita menyendiri hanya bersama
Tuhan saja. Hal ini dimaksudkan supaya kita benar-benar
berfokus pada Tuhan bukan masalah kita.
5. Mengelola Berkat dengan Tuntunan Tuhan
Janda itu diberkati dengan bejana-bejana yang penuh
berisi minyak sebagai hasil mujizat Tuhan. Saat itu
mungkin jumlahnya pasti tidak sedikit, tetapi hasilnya
berlimpah. Elisa tidak ada bersama janda itu ketika
mujizat pelipatgandaan minyak terjadi. Namun janda ini
seorang perempuan yang punya integritas. Dia tidak
langsung menghilang. Dia tahu Tuhan-lah yang memberi dan
Tuhan-lah yang akan memberi petunjuk apa yang harus
dilakukannya, hingga akhirnya janda ini kembali mencari
Elisa.
Dia pasti hendak melaporkan dan meminta nasihat
berikutnya apa yang harus dilakukan dengan minyak itu.
Dia selalu bertanya kepada Tuhan. Tidak mau salah dalam
penggunaan hartanya. Elisa mengingatkan kepada janda ini
untuk membayar hutangnya dan bahkan melunasinya dan
hidup dari sisanya.
Tuhan mau kita selalu menepati janji membayar hutang
yang jatuh tempo. Sebagai orang percaya, kita tidak
boleh gagal bayar. Firman Tuhan katakan di Amsal 22:7,
“Orang kaya menguasai orang miskin, yang berhutang
menjadi budak dari yang menghutangi.”
Sedangkan kita dipilih dan dilahirbarukan oleh Yesus
Tuhan kita untuk dijadikan imamat yang Rajani. Bagaimana
mungkin kita bisa mendapat berkat anak raja, jika kita
masih menjadi budak hutang.
KESAKSIAN
Ada seorang ibu yang suaminya di PHK satu bulan sebelum
COVID-19 masuk ke Indonesia. Dia datang kepada saya dan
meminta advise apa yang harus dilakukan atas uang PHK
suaminya ini? Ibu ini mengatakan kepada saya bahwa dia
memiliki hutang dan kebutuhan lainnya. Dia tetap
membutuhkan suatu income yang tetap, karena kalau tidak
maka uang PHK tersebut akan habis dipakai untuk hidup.
Dan saya tanya apa yang ibu milki sekarang ini? Dia
mengatakan bahwa dia hanya bisa membuat salad buah saja.
Hal yang sepele. Banyak orang bisa membuat salad buah.
Jualan makanan mempunyai resiko tinggi dan saingannya
ketat. Sewa ruko untuk jualan mahal.
Akhirnya saya memberikan nasihat saya kepada ibu itu
atas uang PHK suaminya adalah:
1. Lunasi hutangnya.
2. Perbesar dapurnya
3. Tabung sisanya untuk hari esok.
Ibu itu percaya dan melakukannya. Tetapi siapa yang
sangka satu bulan kemudian kita masuk ke dalam situasi
pandemi seperti ini. Aktivitas ekonomi di locked-down.
Banyak orang tidak bisa makan di luar, tidak bisa masak
sendiri, terpaksa harus order online. Jualan tiba-tiba
menjadi sangat mudah dan murah lewat sosial media dan
online. Sekarang dengan skill yang sepele itu, ibu ini
sudah buka PO dan makanannya sudah berkembang menjadi
bukan hanya salad buah tetapi makanan lainnya: sambel
pete, nasi bakar, kue keju, dll. Mereka hidup
berkecukupan.
Kisah mengenai Elisa dengan janda miskin ini banyak
memberikan kita pelajaran. Terutama pelajaran bahwa
Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang peduli dengan
pergumulan hidup kita. Dia mampu mengubah hal-hal kecil
yang kita anggap sepele menjadi sesuatu yang besar. Saat
ini apa yang kita miliki? Mungkin hanya keterampilan
memasak, mungkin hanya keahlian dalam menjahit, mungkin
keahlian dalam fotografi, mungkin ada yang hanya bisa
menggambar. Apa saja yang tidak kita perhitungkan secara
manusia, bisa menjadi sesuatu yang bisa menghidupi kita
di tengah badai krisis keuangan seperti saat ini.
Tuhan Yesus sendiri menjanjikan melalui Yohanes 15:7,
”Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal
di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki,
dan kamu akan menerimanya.”
Roh Kudus akan memberikan kepada kita roh kreativitas.
Jadi tetaplah beriman kepada Tuhan Yesus yang selalu
tepat waktu dalam memberikan pertolongan-Nya. Tuhan
Yesus memberkati. Amin. (RL)