APAKAH IMANMU SIAP?
“Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang
kekasih, ingatlah akan apa yang dahulu telah dikatakan
kepada kamu oleh rasul-rasul
Tuhan kita, Yesus Kristus. Sebab mereka telah mengatakan
kepada kamu: “Menjelang akhir zaman akan tampil-tampil
pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu
kefasikan mereka.” Mereka adalah pemecah belah yang
dikuasai
hanya ole “Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di
Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho,
bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak
yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta,
bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan.
Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret,
mulailah ia berseru:
“Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Banyak orang
menegornya supaya ia diam.
Namun semakin keras ia berseru: “Anak Daud, kasihanilah
aku!” Lalu Yesus berhenti dan berkata: “Panggillah dia!”
Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya:
“Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau.” Lalu
ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi
mendapatkan Yesus. Tanya Yesus kepadanya:
“Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab
orang buta itu:
“Rabuni, supaya aku dapat melihat!” Lalu kata Yesus
kepadanya:
“Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!”
Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti
Yesus dalam perjalanan-Nya.” (Markus 10:46-52)
Tahun 2018 bertepatan dengan kalender Ibrani yang
disebut dengan tahun Ayin Chet (5778). Bagi kita yang
orang percaya, Tuhan menuntun kita dalam masa ini dengan
pemahaman bahwa ini adalah masa-masa permulaan yang baru,
yang lama telah berlalu dan yang baru sedang datang.
Tahun 2018 adalah Tahun Permulaan yang Baru. Musim yang
baru sedang datang.
Musim Lama Dan Musim Baru
Berangkat dari kacamata iman, dalam kisah Bartimeus ini
pembaca hendak diajak melihat hubungan antara iman dan
kesiapan Bartimeus dalam menerima kesembuhannya. Yakobus
2:14-26 mengajarkan bahwa iman tanpa perbuatan menjadi
tidak sempurna; perbuatan yang keluar dari hidup
seseorang menunjukkan status imannya, apakah imannya itu
hidup atau mati.
Di musim yang lama, Bartimeus hidup menderita karena ia
buta. Bartimeus tinggal di kota Yerikho. Yosua 18:21
menunjukkan Yerikho adalah kota milik Suku Benyamin yang
bergabung dengan Yehuda ketika kerajaan Israel pecah di
Kitab 1 Raja-raja 12. Pada masa Bartimeus - Israel
berada di bawah penjajahan Romawi - kita bisa asumsikan
di kota ini banyak yang beribadah dan memegang tradisi
Yahudi dan Torah dibanding kota lain yang bukan bekas
wilayah Yehuda. Bagi sebagian mereka, orang yang cacat
adalah kutukan dan hukuman atas dosa. Bayangkan
perlakuan yang Bartimeus dapati sejak kecil dari
keluarga dan lingkungannya. Ia mengalami pembedaan dalam
pendidikan, pergaulan dan status sosial. Dalam
ketidakberdayaannya, akhirnya ia menjadi pengemis buta
ketika sudah dewasa. Inilah musim lamanya milik
Bartimeus.
Bagi orang yang buta sejak lahir, menjadi sembuh dan
dapat melihat adalah sesuatu yang baru. Dia mulai dapat
memandang, mengamati dan menikmati penglihatannya,
membedakan terang dari gelap, menentukan kiri, kanan,
atas dan bawah. Lingkungannya pun akan berubah dalam
menerima Bartimeus. Menjadi orang yang dapat melihat
normal adalah musim yang baru bagi Bartimeus.
Perjumpaan Dengan Yesus
Dalam Markus 9:30, Tuhan Yesus mengumumkan bahwa Ia akan
ditangkap dan dibunuh sesuai dengan apa yang tertulis.
Kejadian itu berlokasi di sekitar Danau Galilea. Setelah
itu, Ia berjalan menuju Yerusalem untuk menggenapi apa
yang Ia ucapkan. Sebuah misi utama dalam kedatangan-Nya
yang pertama, yaitu mati di kayu salib untuk menebus
dosa umat manusia.
Dengan melihat peta Israel, jalan tercepat untuk tiba di
Yerusalem adalah menuju Barat Daya melalui Bethel, dan
kemudian ke Selatan, menuju gunung Sion, tempat kota
Yerusalem berada. Kenyataannya, Tuhan Yesus memilih
untuk berjalan lurus dari Galilea ke Selatan, sehingga
memutar ke kota Yerikho. Dari Yerikho, bila ingin ke
Yerusalem, mereka masih harus memutar ke Barat, menaiki
perbukitan yang terjal. Seolah begitu pentingnya urusan
di Yerikho, sehingga Tuhan Yesus secara khusus memutar
ke kota itu lebih dahulu. Mungkinkah Ia memang ingin
menyembuhkan Bartimeus? Mungkinkah Tuhan memang sudah
tahu bahwa Bartimeus sudah siap menerima kesembuhannya?
Berjumpa Saja Tidak Cukup
Markus 10:46 menjelaskan bahwa di Yerikho, bukan hanya
Bartimeus yang berjumpa dengan Yesus. Banyak orang
berbondong-bondong mengikuti Tuhan Yesus, namun fakta
yang dicatat oleh Injil Markus, hanya Bartimeus yang
mengalami kesembuhan. Jadi, berjumpa saja dengan Yesus
ternyata tidak cukup untuk menerima kesembuhan. Ada
sesuatu yang Bartimeus miliki yang orang lain tidak
miliki, ada sesuatu yang Bartimeus lakukan yang orang
lain tidak lakukan.
Petunjuk menarik di Markus 10:52. Ketika Tuhan Yesus
mengucapkan sebuah kalimat, yang kemudian disusul dengan
kesembuhan Bartimeus: “Pergilah, imanmu telah
menyelamatkan engkau!” Berjumpa dengan Yesus adalah hal
yang penting, namun lebih penting lagi bertemu Yesus
dengan iman yang hidup. Bartimeus memiliki iman yang
memenuhi kualifikasi untuk menerima kesembuhan dirinya
dan bahkan memperoleh keselamatan jiwanya. Iman yang
hidup disempurnakan oleh perbuatan. Perbuatan yang mana?
Perbuatan Iman
“Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh
firman Kristus.” Roma 10:17.
Kunjungan pelayanan Yesus ke Yerikho ini terjadi
menjelang penyaliban-Nya. Sebelum itu Yesus melakukan
banyak mujizat di mana-mana. Kabar, cerita dan
pengajaran-Nya, pasti juga sudah menyebar hingga Yerikho.
Mungkin sekali kabar tentang kesembuhan di Genesaret
yang tertulis di Markus 6, dan mujizat kesembuhan lain,
khususnya kesembuhan orang buta di Betsaida
(Markus 8) juga sudah didengar oleh Bartimeus.
Bartimeus berseru-seru “Yesus anak Daud, kasihanilah aku!”
ketika ia tahu rombongan siapa yang sedang berjalan di
hadapannya. Ia tidak bisa melihat kemana Yesus bergerak,
ia tidak bisa mengejar kemana Yesus berjalan. Ia
melakukan apa yang ia bisa, yaitu berseru-seru. Ini
menunjukkan bahwa Bartimeus memiliki kualitas iman yang
dibuktikan dengan perbuatan.
Budaya masyarakat saat itu erat dengan perlambang dan
kiasan, baik kata-kata maupun perbuatan. Bartimeus
menanggalkan jubahnya ketika Yesus memanggil namanya.
Bahkan sebelum Yesus berkata Bartimeus akan disembuhkan,
ia sudah langsung melepas jubah lamanya. Suatu tindakan
iman yang bersifat profetik, yang seolah mengumumkan
bahwa mulai saat Yesus memanggilnya, hidupnya pasti akan
berubah.
Bartimeus menjawab pertanyaan Yesus dengan tepat. Ia
tahu persis masalah hidupnya dan ia tahu juga bahwa
Yesus sanggup menyembuhkannya. Ketika Yesus bertanya,
“Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?”,
mungkinkah Yesus hanya ingin menguji sampai dimana iman
Bartimeus terhadap kesanggupan Yesus? Dan dengan jelas
ia menjawab “Rabuni, supaya aku dapat melihat!” Inilah
bukti Bartimeus tahu masalah hidupnya dan tahu Yesus
sanggup menjawab masalahnya.
“Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti
Yesus dalam perjalanan-Nya.” (Markus 10:52b)
Berkat Di Musim Baru
Seperti kedatangan Yesus ke Yerikho, saat ini Tuhan juga
sedang melawat umat-Nya. Musim yang baru sedang datang
dan Pentakosta Ketiga sedang terjadi. Orang percaya,
keluarganya dan bangsa-bangsa sedang dikunjungi Roh
Kudus. Mengalami perjumpaan dengan Tuhan itu indah dan
luar biasa, namun hal itu tidak cukup. Banyak yang
berjumpa, namun hanya sedikit yang mengalami perubahan
karena tidak memiliki iman yang hidup.
Inilah musim di mana iman orang percaya akan
bersahut-sahutan dengan lawatan Roh Allah, dan banjir
pernyataan kuasa mujizat Tuhan yang tidak lazim terjadi.
Selamat datang musim yang baru! (JR)