APAKAH SEMUA ORANG PADA AKHIRNYA AKAN DISELAMATKAN?
Paham kasih karunia over dosis (hypergrace) semakin marak beberapa waktu belakangan ini. Hal itu dapat kita lihat dengan semakin banyaknya buku-buku pengajaran hypergrace yang beredar, gereja-gereja yang secara terang-terangan menyatakan bahwa mereka menganut paham modern grace atau radical grace). Paham tersebut bukanlah sebuah bentuk pengajaran baru, melainkan sebagai carrier atau sarana pengangkut pengajaran-pengajaran bidat yang pernah muncul di abad-abad awal gereja. Contohnya: Yohanes 3:16 diartikan bahwa karena begitu besarnya kasih karunia Allah, maka pada akhirnya semua orang akan diselamatkan bahkan iblis pun diselamatkan dan masuk sorga. Pengajaran ini pertama kali disampaikan oleh seorang tokoh Gereja abad kedua yang bernama Origen (185-254).
Dalam bukunya berjudul “Apakah Universalisme Itu?” Pdt. Paulus Daun, M.Div., M.Th mengkisahkan kehidupan dari Origen sebagai berikut: Origen dilahirkan pada tahun 185 A.D. di tengah-tengah keluarga Kristen yang mengasihi Tuhan di Aleksandria. Pada tahun 202 A.D. ayahnya yang bernama Leonides ditangkap dan diminta untuk menyangkali Tuhan yang dipercayai, tetapi ditolak dengan tegas, sehingga pengadilan menjatuhkan hukuman mati. Origen dengan perasaan sedih menulis surat kepada ayahnya agar tabah dan tetap setia kepada Tuhan. Menurut cerita, Origen juga mau mati syahid bagi Tuhan dengan menyerahkan diri, tetapi ibunya berusaha menahan dengan menyembunyikan pakaiannya, sehingga Origen tidak jadi mati syahid bagi Tuhan. Ia adalah seorang cendikiawan Kristen yang sangat disegani. Di bawah asuhan beberapa filsuf kafir yang terkenal, ia menjadi seorang yang sepenuhnya menguasai filsafat Yunani. Dan diisukan juga bahwa Origen pernah menimba ilmu dari filsuf Ammonius Sakkas yang terkenal sebagai pendiri Neo-Platonisme. Pada usia yang relatif muda, yaitu 18 tahun, ia telah menjadi kepala di sebuah Sekolah Alkitab. Karya tulisnya sangat banyak dan diduga mencapai enam-ribuan buah, tapi sayang banyak yang sudah musnah. Di antara karyanya yang paling terkenal adalah “Hexapla” yang berisi enam buku penafsiran; “First Principles” (pengantar ke dalam Teologi Sistematika) dan “Against Celsus” (Buku Apologetika Kristen).
Meskipun dari segi kehidupan Origen sangat saleh, tapi sayang dari segi keyakinan yang bersifat teologis ia mengambil garis yang salah. Pandangan-pandangan teologia yang bersifat prinsipil, baik tentang Allah Tritunggal, maupun tentang “keselamatan” (soteriologi) sangat jauh meninggalkan Alkitab, sehingga pandangannya digolongkan sebagai bidat.
Tentang doktrin keselamatan ia berpandangan bahwa Allah itu kasih adanya, karena kasih inilah sehingga Allah tidak sampai hati untuk menghukum manusia. Sebab itu pada akhirnya semua orang baik yang percaya maupun tidak, akan diselamatkan. Dan disebutkan pula bahwa orang-orang yang berada di neraka, masih mempunyai kesempatan untuk bertobat dan diselamatkan, bahkan dikatakan pula bahwa iblis dan antek-anteknya juga akan memperoleh keselamatan (C.S. Chen, CHINESE CHURCHES TODAY, bulan Agustus 1984, hal. 32).
Doktrin keselamatan berdasarkan pemahaman Origen ini tentunya sangat bertentangan dengan apa yang disampaikan oleh Firman Tuhan dalam:
- Kisah Para Rasul 4:12
“Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.”
- Yohanes 14:6
Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
- Yohanes 3:16, 36
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. ...Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.”
Jelas sekali dinyatakan bahwa TANPA YESUS KITA TIDAK DAPAT DISELAMATKAN! Dan keselamatan yang disediakan melalui Tuhan Yesus haruslah memenuhi dua unsur, yaitu: PERCAYA KEPADA YESUS dan TAAT KEPADA YESUS!
Rupanya Origen dan para pengajar hypergrace hanya menitik beratkan pada satu sifat TUHAN saja yakni KASIH, tapi lupa bahwa selain kasih, TUHAN juga SUCI/KUDUS dan ADIL. Sifat-sifat ALLAH tidak mungkin saling bertentangan satu dengan yang lainnya. Artinya, Kasih ALLAH sebesar apapun tidak akan melanggar Kekudusan dan Keadilan-NYA.Seandainya semua orang akan diselamatkan, untuk apa kita menjadi orang percaya dan taat pada Tuhan Yesus? Selain itu, dengan kata lain apa yang disampaikan ayat-ayat di atas soal keselamatan berarti bukanlah kebenaran.
- Matius 25:41,46
“Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. ...Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.”
Ada dua tempat dalam kekekalan yakni tempat siksaan kekal dan tempat hidup yang kekal. Masing-masing dalam ke-maha kuasaan dan ke-maha tahuan Allah diciptakan untuk tujuannya masing-masing. Seandainya semua orang bahkan iblis pada akhirnya diselamatkan, mengapa Neraka diadakan oleh Allah? Firman Tuhan itu YA dan AMIN. Tidak ada keragu-raguan didalamnya. TUHAN menghendaki agar semua orang diselamatkan (1 Timotius 2:4), sebab korban Kristus di atas kayu salib tentunya tidak hanya bagi segelintir orang, melainkan disediakan bagi semua orang. Namun demikian untuk menerima keselamatan itu, manusia harus merespon kasih ALLAH yaitu dengan PERCAYA kepada TUHAN YESUS dan hidup dalam ketaatan kepada-NYA. Amin.