BAGI TUHAN TIDAK ADA YANG MUSTAHIL
Perkataan “tidak ada yang mustahil
bagi Tuhan” adalah hal yang biasa kita dengar. Para
pengkotbah sering mengatakan hal ini. Biasanya
disampaikan ketika mengutip ayat-ayat tertentu yang
menyatakan hal tersebut. Yang perlu direnungkan adalah
apakah hal itu dapat terjadi dalam hidup kita ? Kita
menghendaki hal-hal besar terjadi dalam hidup kita,
bukan hanya sebagai retorika belaka.
Dalam Alkitab ada banyak peristiwa yang dapat kita lihat
sebagai “impossible is nothing.” Ada situasi-situasi
tertentu di mana Tuhan menyatakan kuasa yang nyata
kepada umat-Nya, dan umat-Nya menyebut sebagai ‘mujizat’.
Misalnya ketika orang Israel dikejar orang Mesir, mereka
terjepit. Seruan mereka sampai kepada Tuhan dan Tuhan
menyelamatkan mereka dengan membelah Laut Merah. Dalam
peristiwa itu kita melihat “nothing is impossible with
God.”
KELAHIRAN YESUS
Dalam pemberitahuan tentang kelahiran Yesus, Malaikat
Gabriel menyatakan kalimat: “Sebab bagi Allah tidak ada
yang mustahil” (Lukas 1:37). Ini menanggapi pertanyaan
Maria mengenai bagaimana kelahiran dapat terjadi,
sementara Maria belum bersuami. Malaikat menjelaskan dan
mengatakan: “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan
akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah
engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan
disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan
mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,
dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub
sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan
berkesudahan.” Lukas 1:31-33
Bagaimana Hal Yang Tidak Mungkin Menjadi Mungkin?
1. Adanya Rencana Allah
Alkitab adalah kitab yang berhubungan satu dengan yang
lain. Pada zaman Maria hidup, orang Israel memiliki
Perjanjian Lama. Ada banyak sekali nubuat di dalam PL
tersebut. Nabi terakhir menulis sekitar 400 tahun
sebelum kelahiran Yesus. Mereka dengan setia membaca
kitab-kitab PL pada hari Sabat di rumah-rumah ibadah
mereka. Pembacaan Taurat menjadi bagian dari tata ibadah,
sementara esensi bacaan itu terlupakan. Pada akhirnya
mereka menjadi orang-orang yang disiplin dalam agama,
namun tidak menangkap rencana Tuhan.
Sebagai bangsa pilihan, orang Israel tahu bahwa
nubuat-nubuat itu akan digenapi dalam kehidupan mereka,
termasuk nubuat tentang kedatangan Mesias. Yang tidak
mereka ketahui adalah kapan, di mana, oleh siapa dan
dengan cara bagaimana. Ketika Maria dipilih Allah
menjadi ibu yang akan melahirkan Yesus secara manusia,
maka penggenapan nubuat terbesar sedang terjadi. Maria
memasuki rencana yang luar biasa, yaitu rencana
keselamatan umat manusia. Peristiwa seorang dara akan
mengandung dan melahirkan akan menjadi tanda yang sangat
khas dan satu-satunya mengenai kelahiran Mesias. Apa
yang tidak mungkin menjadi mungkin bisa terjadi karena
berhubungan dengan rencana Allah.
2. Firman Yang Spesifik
Malaikat Gabriel diutus Tuhan kepada Maria untuk
menyampaikan Firman Tuhan. Mengapa Maria? Jawabannya
adalah kedaulatan Tuhan memilih Maria. Di sisi lain,
Maria adalah bejana yang tepat; dia keturunan Raja Daud,
orang Israel yang taat kepada hukum Taurat, memiliki
hati hamba, dan mau mengambil resiko.
Sepanjang Alkitab, kita melihat Allah menyampaikan
Firman kepada orang-orang yang akan dipakai untuk
melakukan kehendak-Nya. Firman adalah alat komunikasi
Tuhan, sehingga manusia mengerti isi hati Tuhan. Tidak
semua Firman dari Tuhan langsung diterima dan dilakukan
oleh orang-orang yang menerimanya. Sama seperti
orang-orang sekarang tidak semua langsung menaati apa
yang Tuhan sampaikan. Mendengar Firman Tuhan adalah
pintu masuk ke arah ‘apa yang mustahil menjadi mungkin’.
3. Respon Penerima Firman
Maria sempat menanyakan bagaimana caranya seorang gadis
dapat mengandung dan melahirkan. Malaikat Gabriel
menjelaskan bahwa Roh Kudus akan melakukan hal-hal yang
ajaib. Akhirnya Maria memberikan respon yang baik, ia
memutuskan untuk mengikuti rencana Tuhan tersebut,
meskipun ia belum mengerti seluruhnya. Kesediaan Maria
itulah yang membuat Tuhan dapat mempercayakan hal yang
sangat penting tersebut.
IMPOSSIBLE IS NOTHING
Pertanyaannya, masihkah Tuhan melakukan hal-hal besar
pada masa ini? Apakah keajaiban masih terjadi dan layak
untuk diharapkan? Apakah kita menghendaki hal-hal besar
terjadi dalam hidup kita? Dapatkah kita mengalami
sesuatu yang mustahil menjadi nyata? Apakah kita
bersedia menaati yang Tuhan firmankan?
Mari kita renungkan, apa yang dimaksud dengan “tidak ada
yang mustahil bagi Allah.” Pikirkan hal-hal berikut ini:
• Apakah singa bisa bertanduk?
• Apakah gajah bisa terbang?
• Apakah semut bisa menjadi sebesar domba?
Apakah Tuhan akan melakukan hal-hal tersebut, dengan
dasar tidak ada yang mustahil bagi-Nya? TIDAK.
Tuhan sudah mengatur semua ciptaan dalam tatanan yang
teratur. Kehebatan dan kuasa-Nya bukan dimaksud hanya
untuk menjawab rasa penasaran orang dengan
membolak-balik ciptaan-Nya sebagaimana di atas. Gajah
tidak akan punya sayap!
Apa yang tidak mungkin bagi manusia, namun mungkin bagi
Allah pasti berurusan dengan rencana Allah. Allah
bertindak dan melakukan segala sesuatu dengan tujuan.
Kita perlu menangkap rencana Allah atas hidup kita
sehingga kita masuk dalam rencana-Nya.
Jika sudah masuk dalam rencana Allah, kita perlu
mendengar arahan-Nya yang spesifik. Arahan ini yang
menjadi dasar kita untuk melakukan sesuatu. Arahan atau
perintah yang sulit; bahkan mustahil, tidak menghalangi
Tuhan dalam mewujudkannya. Kesulitan itu adalah sudut
pandang kita; bukan sudut pandang Tuhan. Ketika Tuhan
menyatakan Firman-Nya, dalam sudut pandang Tuhan, itu
sudah selesai. Kita hanya perlu mempercayai dan
melakukan bagian kita.
Kesimpulan
Apakah semua doa kita akan terwujud karena kita percaya
“impossible is nothing?” Jawabannya adalah tidak. Apa
yang tidak mungkin menjadi mungkin; bisa terjadinya
bukan karena keinginan kita, namun karena hal itu ada
didalam rencana Tuhan. Kita perlu memiliki hidup yang
intim dengan Tuhan melalui doa, memuji, menyembah dan
perenungan Firman. Hidup yang intim menghasilkan
pengenalan akan kehendak Tuhan. Ketika Tuhan berfirman
kepada kita, itulah titik awal di mana hal yang tidak
mungkin menjadi mungkin. Selamat Natal 2017. (RD)