BERBAHASA ROH SEBAGAI IDENTITAS INSAN PENTAKOSTA
Jika kita berbicara tentang identitas insan Pentakosta,
maka pengajaran yang paling sentral adalah baptisan Roh
Kudus. Pemahaman Baptisan Roh Kuduslah yang menjadikan
kegerakan Pentakosta di dunia berkembang pesat dan
sekaligus yang menopang kegerakan ini sampai sekarang.
Di sini kita akan membahas mengenai apa itu baptisan Roh
Kudus, tanda awal baptisan Roh Kudus, serta manfaat
berbahasa Roh.
Pengakuan iman GBI berbunyi:
“Baptisan Roh Kudus adalah karunia Tuhan untuk semua
orang yang telah disucikan hatinya; tanda awal baptisan
Roh Kudus adalah berkata-kata dengan bahasa roh
sebagaimana diilhamkan oleh Roh Kudus.”
Baptisan Roh Kudus yang dimaksud adalah pengalaman
dipenuhi oleh Roh Kudus setelah seseorang lahir baru
atau menerima keselamatan seperti yang dialami oleh para
murid-murid Yesus.
Yesus menyuruh murid-murid-Nya menunggu di Yerusalem
untuk dipenuhi oleh Roh Kudus yang dijanjikan oleh Bapa.
Maka para murid berdoa, memuji, dan menantikan datangnya
janji Bapa itu. Tiba-tiba pada hari Pentakosta, janji
Bapa digenapi,
“Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka
mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain.”
Kisah Para Rasul 2:4
Para murid sudah percaya kepada Yesus, sehingga baptisan
Roh Kudus yang diberikan di sini berbeda dengan karya
Roh Kudus yang masuk ke hati setiap orang ketika mereka
mulai percaya kepada Yesus.
BAPTISAN ROH KUDUS KEPADA ORANG YANG SUDAH PERCAYA
Ada 2 kejadian lain di dalam kitab Kisah Para Rasul, di
mana orang yang takut akan Tuhan dilawat oleh Roh Kudus.
• Keluarga Kornelius.
Kornelius tercatat adalah seseorang yang;
“takut akan Allah dan senantiasa berdoa kepada Allah.”
(Kisah Para Rasul 10:2)
Allah mendengar doanya, dan dalam sebuah penglihatan
Kornelius diminta untuk memanggil Petrus ke rumahnya.
Ketika Petrus datang dan berkhotbah, tiba-tiba;
“… turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang
mendengarkan pemberitaan itu.”
(ayat 44)
Bagaimana Petrus dan teman-teman Yahudinya tahu itu
karunia Roh Kudus? Karena mereka melihat dan mendengar:
“… orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan
memuliakan Allah.” (ayat 46)
• Para murid di Efesus.
Dalam perjalanannya, Paulus singgah ke Efesus dan
bertemu dengan orang-orang percaya di kota itu. Paulus
bertanya,
“Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi
percaya?”
Kisah Para Rasul 19:2
Para murid tersebut menjawab, bahwa mereka belum pernah
mendengar tentang Roh Kudus, dan mereka hanya dibaptis
air. Maka Paulus segera menumpangkan tangan atas mereka
dan;
“… turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah
mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat.” (ayat
6)
Berbahasa Roh adalah tanda awal seseorang dibaptis Roh
Kudus. Ini adalah pemberian dari Bapa kepada setiap
orang percaya yang mau, dan hari-hari ini betapa
pentingnya kita banyak berdoa dan berbahasa Roh—khususnya
di tengah situasi pandemi yang masih ada saat ini.
MANFAAT BERBAHASA ROH
Mengapa penting untuk orang percaya mengalami Baptisan
Roh Kudus? Ada 2 manfaat utama yang dapat dirasakan,
yaitu:
1. Membuat Hidup Kita Semakin Intim dengan Bapa dan
Menjadi Kuat di dalam Dia.
Bahasa Roh adalah pemberian dari Bapa agar kita bisa
lebih intim di dalam persekutuan dengan-Nya.
1 Korintus 14:2 menjelaskan bahwa orang yang berbahasa
roh, mereka berbicara langsung kepada Bapa— roh yang ada
dalam diri kita mengucapkan hal-hal yang rahasia kepada
Bapa. Apa sih hal yang rahasia itu?
Di dalam Roma 8:26, Paulus berkata bahwa Roh membantu di
dalam kelemahan kita berdoa. Ketika kita berdoa dengan
akal budi, mungkin ada hal-hal yang tidak terucap atau
keluhan-keluhan yang tidak tersampaikan. Nah, berbahasa
Roh mengeluarkan keluhan-keluhan terdalam kepada Bapa
secara langsung. Bukankah ini sebuah persekutuan yang
indah?
Berbahasa Roh juga penting di dalam membangun kekuatan
rohani kita.
Di dalam 1 Korintus 14:4 dikatakan,
“Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun
dirinya sendiri.”
Kata 'membangun' di sini memiliki gambaran seperti orang
yang sedang membangun rumah. Mulai dari temboknya,
strukturnya, semua dibangun sampai kokoh.
Berbahasa roh itu seperti membangun kekuatan rohani dari
dalam, membangun iman kita. Kalau iman kita kuat, rohani
kita kokoh dari dalam, maka serangan dan tekanan apapun
dari luar akan sanggup kita hadapi. Paulus mengalami
banyak tekanan dan penderitaan di dalam melayani Tuhan.
Dia pernah,
“Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat
puluh kurang satu pukulan,
tiga kali aku didera,
satu kali aku dilempari dengan batu,
tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku
terkatung-katung di tengah laut.”
2 Korintus 11:24-25
Bagaimana dia bisa kuat menghadapi itu semua? Saya yakin
kehidupannya yang intim dengan Roh Kudus memberikan
kekuatan dari dalam untuk terus melayani.
2. Memberikan Kuasa serta Keberanian untuk Menginjil dan
Menyelesaikan Amanat Agung.
Dalam Kitab Kisah Para Rasul, ada pola yang
berulang-ulang terlihat. Orang yang dipenuhi Roh Kudus
diberi keberanian untuk menginjil.
Dalam Kisah Para Rasul 4:8, tertulis Petrus dalam
kepenuhan Roh Kudus bersaksi dengan berani mengenai
Yesus. Apa respon orang Saduki? Ayat 13 mencatat:
“… sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes.”
Sesudah insiden di sidang itu, para murid berkumpul
untuk berdoa dan Kisah Para Rasul 4:31 mencatat,
“mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka
memberitakan firman Allah dengan berani.”
Wow! Para murid yang dipenuhi Roh Kudus bukan saja
diberi kuasa untuk melakukan tanda dan mujizat, tetapi
diberi keberanian untuk memberitakan Firman Allah.
Keberanian dari Roh Kuduslah yang diperlukan untuk kita
menyelesaikan Amanat Agung di era Pentakosta Ketiga ini.
PERINGATAN UNTUK TIDAK MERENDAHKAN ROH KUDUS
Di dalam Matius 12:32 Yesus memberikan peringatan keras
kepada mereka yang menghujat Roh Kudus. Kata 'menghujat'
di sini memiliki arti sempit dan arti luas.
• Secara sempit kata 'menghujat' di sini bisa diartikan
“melecehkan dan merendahkan pribadi Roh Kudus”.
Orang-orang yang mungkin tidak percaya kepada kuasa Roh
Kudus, sehingga di dalam hidupnya kerap merendahkan
dengan kata-kata dan perbuatan. Ini juga bisa disebut
mendukakan hati Roh Kudus. (Efesus 4:30)
• Arti luas dari 'menghujat' adalah orang-orang yang
terus menerus menolak karya Roh Kudus dalam hidupnya.
Dia mungkin melihat tanda dan mujizat dilakukan,
pemberitaan Injil diberikan, tetapi hatinya terus
menerus menolak suara Roh Kudus yang lembut. Sampai pada
akhir hidupnya, dia menolak keselamatan, dan tidak dapat
diampuni lagi.
Jangan sampai kita mendukakan Roh Kudus, apa lagi
menghujat-Nya.
Bagaimana caranya agar kita bisa dibaptis Roh Kudus dan
mendapatkan karunia berbahasa Roh? Caranya adalah dengan
meminta kepada Bapa yang baik. Yesus berkata,
“Jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik
kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia
akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta
kepada-Nya.”
Lukas 11:13
Sambil menantikan baptisan Roh Kudus, jangan pasif,
tetapi teruslah berdoa, memuji dan menyembah Tuhan
dengan akal budi kita. Bapa pasti akan memberikan
karunia Roh Kudus pada waktunya. Haleluya. (DAP)