BERKAT DI MASA SUKAR
Hari-hari ini semua bangsa sedang ada dalam satu masalah
besar yakni sama-sama sedang menghadapi Pandemi
COVID-19, belum lagi resesi global yang mengintai, dan
masih banyak masalah lain. Tetapi satu hal yang pasti,
Tuhan sekali-kali tidak akan pernah meninggalkan
umat-Nya. Penyertaan, pertolongan dan perlindungan-Nya
selalu nyata di setiap waktu. Apapun yang terjadi di
dunia ini semua sudah ditetapkan Tuhan melalui Firman
yang diucapkan-Nya, dan bahwa dalam segala hal, Tuhan
selalu yang memegang kendali. Apa yang terjadi saat ini
sebenarnya merupakan penggenapan dari firman-Nya dalam 2
Timotius 3:1 yang berkata:
“Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang
masa yang sukar.”
Sebagai umat Tuhan, kita harus percaya akan kuasa Tuhan,
tetapi pada saat yang sama kita juga harus selalu siap
sedia menghadapi setiap tantangan zaman yang memang
pasti terjadi, menjelang kedatangan Tuhan yang kedua
kali. Firman Tuhan bahkan dengan jelas mengajarkan
kepada kita bahwa hidup yang kita jalani di hadapan
Tuhan adalah bagaikan sebuah pertandingan atau
perlombaan. Pertandingan iman tentunya.
Setiap orang percaya harus mau bertanding, berlomba,
supaya keluar sebagai pemenang. Kita tidak pernah
bertanding seorang diri, ada Tuhan yang akan selalu
menyertai dan menolong kita supaya pada akhirnya kita
akan tetap keluar sebagai pemenang.
“Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan
semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu
orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah
begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!
Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam
pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka
berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang
fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang
abadi.
Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan
petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku
melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya
sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku
sendiri ditolak.”
1 Korintus 9:24-27
Pertanyaannya, mengapa hidup ini disebut pertandingan
iman/pertandingan rohani? Karena ternyata dalam hidup
ini Tuhan mengizinkan kita mengalami banyak hal. Bukan
hanya berkat, tetapi kadangkala masalah, persoalan dan
tantangan. Selain kita mengalami keberhasilan dan
kesuksesan, kadangkala kita diperhadapkan kepada
pergumulan yang berat; entah masalah keluarga, masalah
kesehatan, masalah ekonomi, kegagalan, dsb. Itulah
kenyataan dari sebuah kehidupan.
Nah, musuh/lawan kita adalah si Iblis. Dia mau kita
kalah dan dijatuhkan saat sedang mengalami hal-hal yang
buruk atau hal-hal yang tidak mengenakkan tadi. Di
sinilah petandingan iman/perombaan rohani itu terjadi,
saat kita harus mempertahankan iman meskipun melewati
masa-masa yang sukar dan berat dalam hidup kita.
Sering sekali kita lihat banyak orang Kristen yang
tadinya rajin beribadah, bahkan sudah melayani pekerjaan
Tuhan, tetapi kemudian mereka tidak sungguh-sungguh
mengikut Tuhan lagi, mereka kecewa dan undur dari
pelayanan karena sedang menghadapi persoalan yang berat
dalam hidupnya. Mereka tidak sadar bahwa hidup ini
memang sebuah perjuangan, sebuah pertandingan. Tidak
selalu mudah seperti yang dibayangkan, tetapi firman
Tuhan berkata, kalau kita setia dan bertahan sampai
akhir, kita akan menerima mahkota dan upah. Artinya kita
pasti akan menerima berkat dari Tuhan.
Persis seperti firman-Nya dalam 2 Timotius 4:7-8,
“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah
mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang
akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil,
pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan
juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.”
Seandainya saat ini kita sedang menghadapi tantangan,
persoalan, pergumulan yang berat, yang Tuhan izinkan
terjadi, apa yang harus kita lakukan? Apa yang firman
Tuhan ajarkan supaya kita dapat bertahan bahkan keluar
jadi pemenang?
IMAN VS TANTANGAN
1. Bangkit dan Hadapi!
Jangan lari dari kenyataan. Hadapi, jangan takut.
Ingatlah akan janji Tuhan dalam 1 Korintus 10:13,
“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah
pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan
manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan
membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu
kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar,
sehingga kamu dapat menanggungnya.”
Janji Tuhan ini berlaku untuk semua masalah dan
pergumulan hidup kita, apapun bentuk dan penyebabnya.
Tuhan tidak akan pernah membiarkan masalah apapun
terjadi melebihi kekuatan kita. Tahukah Saudara, semua
tokoh-tokoh yang sangat berpengaruh di dunia ini
bukanlah orang-orang yang yang tidak pernah gagal dalam
hidupnya? Justru mereka mengalami banyak sekali
kegagalan! Persoalannya karena mereka tidak mau menyerah,
mereka bangkit dan menghadapi masalahnya. (contoh:
Thomas Alfa Edison, Abraham Lincoln, dll.) Kalau kita
tidak lari dari kenyataan melainkan bangkit dan
menghadapi masalah tersebut, pasti kita akan melihat
mujizat dari Tuhan!
Ketika orang Israel keluar dari Mesir, perjalanan mereka
terhenti karena melihat masalah besar di hadapan mereka,
yaitu Laut Merah. Tuhan ternyata tidak suruh mereka
untuk putar arah, tetapi menyuruh mereka maju. Ketika
Musa maju memukul laut itu dengan tongkatnya, maka laut
itu terbelah dua. Tongkat itu adalah lambang dari kuasa
Allah. Ketika kita sebagai orang percaya, sebagai kepala
keluarga, sebagai pemimpin, maju dengan iman dan percaya
akan kuasa Allah, Mujizat pasti terjadi!
2. Hidup dalam Perkenanan-Nya
Mazmur 37:23-24 berkata:
“TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya
berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai
tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya”.
Sebagai manusia yang bertubuh fana, tidak ada di antara
kita yang kebal terhadap dosa. Siapapun bisa jatuh dalam
dosa dan kesalahan. Dalam kelemahan dan kekurangan kita
sebagai manusia itu, apa yang harus kita lakukan? Satu
hal yang terpenting yaitu rindukan selalu perkenanan-Nya.
Minta selalu kepada Tuhan anugerah-Nya ini, sebab
mungkin kita bisa sempat jatuh, tetapi kejatuhan itu
tidak akan sampai menghancurkan hidup kita, sehingga
membuat kita tergeletak dan tidak bisa bangun lagi.
Ketika kita mengalami kasih dan perkenanan Tuhan, maka
tangan-Nya senantiasa menopang kita, membela dan
mengangkat kita kembali. Itu yang Daud selalu alami
dihadapan Tuhan. Daud bukanlah manusia sempurna, tetapi
Daud tahu persis apa artinya perkenanan Tuhan.
Pertanyaannya sekarang, apa rahasianya untuk mendapatkan
perkenanan Tuhan itu? Ada 3 tokoh di Alkitab yang
disebut ‘orang yang dikenan oleh Tuhan’ yaitu Henokh,
Daud dan Yesus. Ketiga orang ini memiliki ciri yang sama,
yaitu mereka hidup bergaul karib dengan Tuhan. Jadi
jawabannya sederhana – namun melakukannya yang tidak
mudah – yaitu: INTIM dengan Tuhan. Keintiman adalah
kunci untuk mengalami perkenanan dari Tuhan. Mari bangun
keintiman dengan hati yang melekat kepada-Nya melalui
doa, pujian dan penyembahan secara pribadi di hadapan
Tuhan.
3. Tinggalkan Sifat dan Perbuatan yang Salah
“Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti
kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku
berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku
menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.”
1 Korintus 13:11
Tinggalkan sifat dan kebiasaan-kebiasaan yang salah/buruk,
bahkan jahat, (bad attitude) yang seringkali kita
lakukan. Segala bentuk ketidaktaatan, karakter yang
negatif, pergaulan yang salah, pengendalian diri yang
buruk, pada akhirnya semua akan berujung pada
masalah-masalah yang akan menjerat dan menjatuhkan kita
di waktu yang akan datang; cepat atau lambat. Sebab itu
jadilah dewasa.
Sifat dan kebiasaan buruk itu bagaikan 'ikatan' yang
melilit diri kita; persis seperti seekor ular piton atau
sanca ketika mau menelan mangsanya. Ular itu akan
melilit dulu tubuh mangsanya, sehingga tidak bisa
bergerak kemana-mana, baru ditelannya dengan perlahan,
tetapi pasti.
Strategi Iblis juga begitu, dia tidak bisa membuat kita
langsung jatuh dalam dosa dan kesalahan. Tetapi dia
bersembunyi dibalik sifat, kebiasaan-kebiasaan yang
tidak baik, yang kanak-kanak; di mana satu hari hal-hal
yang tadinya mungkin sepele, tiba-tiba menjadi monster
yang menjatuhkan kita.
Ini adalah hari-hari peperangan yang dahsyat, kita harus
jaga ‘daerah teritorial’ hidup kita. Yaitu: keluarga,
pekerjaan, usaha, kesehatan kita, dan segala sesuatu
yang Tuhan sudah sudah percayakan. Di luar sana ada
banyak musuh yang mau merebutnya. Musuh sakit penyakit,
kegagalan, kemiskinan, kebangkrutan, perselingkuhan, dan
sebagainya. Mereka selalu mengintai untuk menyerang kita.
Sebab itu berjaga-jagalah. Tinggalkan sifat kanak-kanak
dan jadilah anak Tuhan yang dewasa.
BERKAT DI BALIK MASALAH
Dalam setiap keadaan yang Tuhan izinkan kita alami, Dia
selalu punya rencana yang indah. Dia mau kita selalu
berubah dan menjadi seperti apa yang dikehendaki-Nya.
Tuhan selalu ingin memberkati setiap kehidupan orang
percaya, bahkan di tengah-tengah himpitan masalah dan
kesulitan.
Apa berkat yang akan kita peroleh di saat kita
menghadapi masalah?
1. Masalah itu Mendewasakan Kita
Masalah diizinkan Tuhan supaya kita mau berubah dan
menjadi lebih dewasa.
Ingat Wahyu 3:19 berkata,
“Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu
relakanlah hatimu dan bertobatlah!”
Tuhan seringkali mendidik anak-anak-Nya melalui masalah
dan penderitaan yang dialami. Kadang kala telinga rohani
kita tidak peka untuk mendengar suara, teguran dan
nasihat dari Tuhan. Sehingga Dia pakai masalah untuk
berbicara kepada kita, supaya kita sadar dan berbalik,
sebab itu jangan keraskan hati.
Di sisi lain, setiap tantangan dan masalah yang kita
alami menjadikan kita pribadi yang lebih kuat dari
sebelumnya. Masalah itu akan melatih otot-otot rohani
kita supaya bertumbuh.
Alkitab mengajarkan bahwa iman itu bertumbuh melalui
pembacaan kitab suci, tetapi juga melalui masa-masa yang
sukar. (2 Timotius 3:10-15)
Tetapi sekali lagi, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita,
bahkan Ia turut bekerja dalam segala sesuatu justru
untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia.
(Roma 8:28)
2. Masalah Membuat Kita Dapat Melihat Kuasa dan
Kemuliaan Tuhan
Ada perkataan: “Banyak masalah, banyak mujizat. Sedikit
masalah, sedikit mujizat. Tidak ada masalah, tidak ada
mujizat”. Masalah membuat hidup kita lebih 'hidup',
hidup jadi tidak monoton, dan sesungguhnya masalah yang
kita alami adalah cara Tuhan untuk kita melihat mujizat
dan pertolongan-Nya dinyatakan. Masih ingat kisah di
dalam Yohanes 9:1-3 ketika Yesus menyembuhkan orang yang
buta sejak lahir. Tuhan Yesus berkata bahwa bukan salah
siapa-siapa dia buta seperti itu, bukan salah dirinya
atau orang tuanya tetapi karya Allah mau dinyatakan
dalam diri orang itu.
3. Masalah Membawa kepada Keintiman dengan Dia
Seringkali kita terlalu larut dalam segala kesibukan dan
rutinitas kita, sehingga hubungan yang intim dengan
Tuhan sering terabaikan. Padahal Tuhan mau kita selalu
tinggal dalam kasih yang mula-mula dengan Dia. Akhirnya
Tuhan izinkan masalah datang supaya kita kembali ke
hadirat-Nya.
Waktu masalah datang, kita kembali disadarkan bahwa kita
sangat memerlukan Tuhan. Hanya Tuhanlah yang sanggup
melindungi kita, keluarga, pekerjaan, apapun, dengan
sempurna. Dengan kekuatan sendiri kita tidak akan mampu.
Kita hanya bisa bergantung sepenuhnya dan mengandalkan
Tuhan.
Melalui masalah Tuhan membuat kita lebih mengenal
pribadi-Nya bahkan mengerti jalan-jalan-Nya, bukan hanya
dari kata orang atau sekedar pengetahuan, tetapi melalui
pengalaman secara pribadi, seperti yang dialami oleh
Ayub. (Ayub 42:5-6)
“Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku,
aku akan timbul seperti emas.”
Ayub 23:10
Sebagai orang percaya, kita ditentukan Tuhan untuk jadi
‘emas’ (bersinar, memancarkan kemuliaan Allah, dan
berharga). Percayalah akan hal itu, jangan putus asa
atau menyerah ketika sedang menghadapi persoalan dan
tantangan dalam hidup. Itu adalah bagian dari rencana
Tuhan untuk menjadikan kita ‘emas’, yaitu anak-anak-Nya
yang memancarkan kemuliaan-Nya. (MK)