BERSINERGI BAGI BANGSA
Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang,
dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN,
sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.”
Yeremia 29:7
Kemerdekaan adalah sebuah keadaan bebas dari penjajahan,
perhambaan dan sebagainya. Inilah yang diproklamasikan
oleh Bung Karno dan Bung Hatta pada tanggal 17 Agustus
1945 yang mewakili Indonesia menyatakan diri sebagai
bangsa dan negara yang merdeka.
Kemerdekaan tentunya bukan sekedar hasil usaha satu atau
dua orang pribadi, bukan juga sekedar satu atau dua
golongan semata, melainkan seluruh aspek dan golongan
yang ada di bangsa ini, termasuk umat Kristiani (Kristen
dan Katholik).
Sebut saja beberapa nama seperti Martha Christina
Tiahahu, Agustinus Adisucipto, Herman Johannes, Jamin
Ginting, John Lie, Robert Wolter Monginsidi, Sam
Ratulangi, Yos Sudarso, Urip Sumoharjo, Tahi Bonar
Simatupang dan masih banyak tokoh-tokoh lainnya. Hal ini
membuktikan bahwa umat Tuhan bukan sekedar ‘berpangku
tangan’ dan menikmati alam kemerdekaan, melainkan turut
serta dalam perjuangan dengan seluruh elemen bangsa
Indonesia dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
Hari ini, tujuh puluh enam tahun kita menikmati
kemerdekaan. Sekalipun disertai dengan tantangan dari
dalam akibat rongrongan pihak-pihak tertentu yang
berupaya menanamkan faham dan idealisme mereka yang
bertentangan dengan Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia, atau kelompok-kelompok tertentu yang ingin
mengeruk keuntungan, kita tetap melihat Indonesia terus
membangun dan bergerak menuju negara maju, bahkan
adijaya.
Jika di masa lalu kita melihat bukti sejarah peran yang
signifikan dari umat Tuhan di masa perjuangan
kemerdekaan, bagaimana dengan masa sekarang ini? Peranan
apakah yang dilakukan umat Tuhan dalam perjuangan
mengisi kemerdekaan?
Salah satu jawaban atas pertanyaan tersebut di atas
adalah dengan cara bersinergi dengan pemerintah. 'Sinergi'
berasal dari bahasa Yunani synergos yang berarti rekan
sekerja. 'Sinergi' adalah suatu bentuk dari sebuah
proses atau interaksi yang menghasilkan suatu kombinasi
yang harmonis sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang
optimum. Ada empat hal yang perlu kita perhatikan dalam
hal bersinergi dengan pemerintah.
1. Diawali dengan Kesadaran bahwa Pemerintahan itu
Berasal dari Allah
Kita tidak lagi dapat menghitung sudah berapa banyak
narasi yang dihembuskan oleh pihak-pihak tertentu yang
kontra dengan pemerintah, baik narasi cetak, lisan
maupun digital yang berupaya untuk menimbulkan
ketidakpercayaan masyarakat terhadap kinerja dan program
pemerintah, ambil contoh yang mudah dan di depan mata
kita adalah terkait penanganan COVID-19 dan program
vaksinasi.
Segala macam bentuk hoaks beredar demikian cepat di
media-media sosial sehingga mengakibatkan ‘kebodohan
berjamaah’ masyarakat yang termakan hoaks; di mana
sampai hari ini masih ada orang yang percaya bahwa
COVID-19 itu tidak ada, dan menolak vaksinasi.
Sebagai orang Kristen tentu kita jangan sampai mengikuti
jejak mereka. Kita perlu bersinergi, bekerja
bersama-sama mendukung program pemerintah, jika kita
percaya bahwa pemerintahan itu berasal dari Allah. (Roma
13:1)
Ingatlah bahwa pemerintah bukan musuh kita! Pemerintah
dan kita memiliki tujuan yang sama, yakni kesejahteraan
rakyat. (Yeremia 29:7)
2. Diawali dengan Mendoakan Pemerintah
Sebagian dari kita mungkin bertanya, “Saya bukan pemilik
modal besar, saya tidak bergerak dalam sektor industri,
hanya seorang pegawai biasa. Bagaimana saya dapat
bersinergi dengan Pemerintah?” Siapapun kita, apapun
jenis pekerjaan dan usaha kita, semua dapat bersinergi
dengan pemerintah dalam mengisi pembangunan. Ada tiga
cara yang pasti dapat dilakukan oleh semua orang percaya,
yakni: berdoa, berdoa dan berdoa!
“Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan,
doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk
raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat
hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan
kehormatan. Itulah yang baik dan yang berkenan kepada
Allah, Juruselamat kita,..”
1 Timotius 2:1-3
Jangan pernah jemu berdoa bagi bangsa dan negara serta
pemerintah. Justru di masa-masa yang genting seperti
inilah kita semakin gencar, tekun dan semangat mendoakan
pemerintah dalam perang melawan penyakit COVID-19 serta
resesi ekonomi secara global yang merupakan salah satu
dampak langsung yang dialami akibat pandemi yang sudah
berlangsung sejak Maret 2020 yang lalu.
Berapa banyak dana yang telah dikucurkan pemerintah
dalam menanggulangi pandemi COVID, yang seharusnya dapat
digunakan untuk melaksanakan pembangunan baik
infrastruktur, sumber daya manusia, sumber daya alam dan
yang lainnya.
Kita percaya bahwa setiap doa-doa kita bagi bangsa,
negara dan pemerintah yang kita naikkan kepada Bapa di
Sorga tidak akan pernah sia-sia. Doa-doa umat Tuhan
terbukti telah berkali-kali meloloskan bangsa Indonesia
dari prediksi dan ancaman menjadi negara yang kolaps dan
bangkrut, akibat resesi ekonomi. Kita mempertahankan
bangsa Indonesia dengan doa-doa kita.
3. Memenuhi Kewajiban-Kewajiban Kita sebagai Warganegara
Dalam Alkitab kita mendapati sebuah ajaran Tuhan Yesus
yang sangat menarik tentang kewajiban kita terhadap
pemerintah.
“Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah
diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?"
Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu
berkata: "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang
munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak
itu." Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya.
Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan
siapakah ini?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar."
Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar
apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada
Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Matius 22:17-21
Pemerintah dalam membangun bangsa dan mewujudkan
kesejahteraan rakyatnya tentu membutuhkan dana yang
besar untuk pembangunan, dan salah satu sumber
pendapatan yang besar adalah pembayaran pajak. Tidak
patut bagi umat Tuhan yang taat kepada Tuhan, tetapi
melarikan diri dari kewajiban membayar pajak atau
malahan menjadi pengemplang pajak.
Ajaran Tuhan Yesus sederhana, berikan kepada Allah apa
yang menjadi milik Allah, dan berikan kepada Kaisar (baca:
pemerintah) apa yang wajib kita berikan kepada
pemerintah.
Dengan taat membayar pajak kita sedang bersinergi dengan
pemerintah dalam melaksanakan pembangunan nasional.
4. Melakukan Investasi di Dalam Negeri Sendiri
Selain dari pendapatan pajak, modal pembangunan juga
diperoleh pemerintah dari investasi (penanaman modal).
Banyak negara maju (super power) memodali pembangunan
dan industri melalui investasi warga negaranya di dalam
pasar modal. Sedangkan pendanaan pembangunan di
Indonesia sampai hari ini paling banyak berasal dari
sektor perbankan. Pemerintah sedang mendorong warga
negara Indonesia untuk melakukan investasi. Itu sebabnya
sekarang ini kita menemukan banyak sekali
aplikasi-aplikasi yang memudahkan masyarakat untuk
melakukan investasi; bahkan dengan modal awal yang
sangat kecil dan dapat dijangkau oleh semua kalangan.
Tentunya motivasi yang benar dalam berinvestasi adalah
mengembangkan sumber daya yang telah dipercayakan Tuhan,
bukan hanya mencari keuntungan besar dalam waktu singkat
yang dapat membuat seseorang lupa berdoa dan bersekutu
dengan Tuhan.
Tanpa disadari, lewat investasi kita turut serta
membiayai pembangunan di sektor infrastruktur dan
industri lainnya melalui modal yang ditaruh masyarakat
di pasar modal atau surat berharga yang dikeluarkan
negara, di mana tentunya hasil investasi tersebut dapat
dituai di masa depan. (DL)
"Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah
lakunya dan jadilah bijak:
biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau
penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan
mengumpulkan makanannya pada waktu panen." Amsal 6:6-8