CHRISTMAS AND HOLY SPIRIT
Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan
kepadamu suatu pertanda:
Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung
dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan
menamakan Dia Imanuel
Yesaya 7:14
Kitab nabi Yesaya banyak berbicara mengenai Allah yang
melakukan hal-hal yang baru. Kita seringkali hanya
menganggap hal ini sebagai Allah mengerjakan hal-hal
yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Padahal yang
dimaksudkan nabi Yesaya adalah sesuatu yang jauh lebih
dahsyat daripada sekedar melakukan hal yang belum pernah
dilakukan.
“Berapa lama lagi engkau mundur maju, hai anak perempuan
yang tidak taat?
Sebab TUHAN menciptakan sesuatu yang baru di negeri;
perempuan merangkul laki-laki. “
Yeremia 31:22
Kata ‘perempuan merangkul laki-laki’ di dalam ayat ini
berbicara mengenai sesuatu yang ajaib. Kata merangkul
juga dapat diterjemahkan dari bahasa Ibrani sebagai
‘mengelilingi sepenuhnya’, ‘membenamkan’ atau ‘menaungi’.
Hal ini berbicara mengenai penciptaan tubuh Yesus di
dalam kandungan Maria. Sama seperti di dalam Lukas 1:35
“Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun
atasmu
dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau;
sebab itu anak yang akan kau lahirkan akan disebut
kudus, Anak Allah.”
Kata ‘menaungi’ ini juga dipakai. Sama seperti Roh Kudus
menaungi Maria sehingga membuat ia mampu “menaungi” bayi
Yesus di dalam kandungannya. Dalam pengertian ini kita
dapat melihat bahwa tubuh jasmani Yesus lah ciptaan baru
yang pertama jadi.
Setelah Allah selesai dengan penciptaan langit, bumi dan
segala isinya dan manusia maka Allah beristirahat dan
tidak melakukan tindakan penciptaan apapun lagi. Semua
yang terjadi merupakan bagian dari ciptaan-Nya yang
“lama” yang telah tercemar oleh dosa. Meskipun demikian
ada beberapa paralel menarik yang dapat kita perhatikan:
a. Sama seperti di dalam Kejadian 1, Roh Allah turut
terlibat di dalam penciptaan dunia “… Roh Allah
melayang-layang di atas permukaan air” demikian pula Roh
Allah terlibat di dalam penciptaan yang baru.
b. Sama seperti Allah menghembuskan Roh-Nya kepada
boneka tanah liat dan menjadikannya makhluk yang hidup,
demikian juga di dalam ciptaan yang baru, Roh Allah
menghidupkan kembali roh manusia dan menjadikannya
ciptaan yang baru di dalam Yesus Kristus.
Dalam suasana natal ini, kita merenungkan doktrin
inkarnasi Kristus ke dalam dunia ini sebagai penggenapan
nubuatan nabi Perjanjian Lama.
TUJUAN INKARNASI KRISTUS KE DALAM DUNIA
1. Menyatakan Bapa ‘Di Dalam Daging’
Yesus berkata bahwa barangsiapa telah melihat Aku, ia
telah melihat Bapa.
“dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah
mengutus Aku.
Yohanes 12:45
Tanpa Inkarnasi Kristus gagasan tentang Allah hanya
tetap berada di dalam alam subjektif manusia karena
masing-masing orang yang meskipun telah mengalami
perjumpaan yang otentik dengan Allah, melihat-Nya di
dalam aspek yang berbeda-beda.
Hanya Yesus-lah yang menyatukan semua sisi kemuliaan
Allah di dalam “bungkusan” yang dapat dilihat oleh
manusia. Setelah Yesus, manusia tidak memiliki alasan
untuk berspekulasi mengenai sifat dan karakter Allah,
tetapi manusia memiliki titik referensi yang pasti,
barangsiapa yang telah melihat Yesus ia telah melihat
Bapa.
2. Menggenapi Rencana Penebusan Allah
Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata:
“Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki –
tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku.”
Ibrani 10:5
Semua bentuk korban darah binatang mulai dari domba
pertama yang dipersembahkan di taman Eden sampai pada
waktu munculnya Tuhan Yesus yang diperkenalkan oleh
Yohanes Pembaptis sebagai Anak Domba Allah yang
mengangkut dosa dunia, semuanya itu digenapi di atas
kayu salib pada saat Yesus mencurahkan darah-Nya untuk
menebus dosa kita.
Bukanlah suatu kebetulan bahwa satu generasi setelah
kematian Tuhan Yesus di atas kayu salib, Bait Allah dan
altar korban di Yerusalem dihancurkan oleh tentara
Romawi dan belum dapat didirikan kembali sampai pada
hari ini untuk menunjukkan fakta bahwa mulai saat itu
Allah tidak berkenan lagi kepada korban darah binatang
karena sudah ada korban yang sempurna sekali untuk
selamanya.
3. Keteladanan-Nya Di Dalam Dunia
“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam diantara
kita,
dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan
yang diberikan kepada-Nya
sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran.”
Yohanes 1:14
Di dalam Perjanjian Lama tidak ada satu orangpun yang
dapat menjalani firman Tuhan dengan sempurna, tidak ada
diantara para imam, para nabi, bahkan Raja Daud
sekalipun tidak dapat mengklaim ketaatan yang sempurna.
Yesus adalah benih sorgawi yaitu Sang Firman yang
dinaungi oleh Roh Kudus sehingga menjadi Daging (manusia).
Hanya Dialah yang dapat mengklaim ketaatan yang sempurna
karena Dialah Sang Empunya firman tersebut. Sama seperti
sang pengirim suratlah yang berhak memberikan
interpretasi yang sempurna terhadap isi surat, bukan si
tukang pos.
Tukang pos tidak berhak untuk memberikan interpretasi,
apalagi mengubah isi surat itu, tetapi sang pengirim/sumber
surat berhak melakukannya. Inilah yang diklaim oleh
Tuhan Yesus ketika Ia menyebutkan bahwa diri-Nya lah
tuan penguasa sabat.
Bagi kita orang Kristen hanya di dalam Kristuslah kita
dapat mengklaim ketaatan yang sempurna kepada Firman
Tuhan karena Ia telah menggenapkan Hukum Taurat bagi
kita. Tugas kita sekarang adalah taat kepada-Nya.
Kita melihat betapa pentingnya peranan Roh Kudus di
dalam Natal. Dialah yang menghadirkan tubuh Yesus di
atas dunia 2.000 tahun yang lalu untuk menggenapi
rencana penebusan Allah. Ia juga lah yang pada saat ini
yang dengan iman membawa kehadiran Roh Kristus ke dalam
roh kita. Sebagai orang Kristen kita harus selalu
menjunjung peranan Roh Kudus di dalam kehidupan kita.
(AL)