“DAMAILAH INDONESIAKU!”
Shalom Saudara yang dikasihi Tuhan,
saya digerakkan oleh Tuhan untuk mengurapi Saudara.
Sebelumnya ada sesuatu yang ingin saya katakan kepada
Saudara. Ketika memasuki tahun 2019, ada 3 hal yang
Tuhan katakan kepada kita untuk dilakukan, yaitu:
1. Hidup menurut Firman Tuhan
2. Banyak berdoa, memuji dan menyembah Tuhan dalam unity
siang dan malam.
Artinya, hidup intim dengan Tuhan, bergaul erat dengan
Tuhan.
3. Harus berharap dan hanya mengandalkan Tuhan.
Bukan berharap kepada manusia atau kekuatan sendiri.
Kalau Saudara hidup menurut Firman Tuhan maka hidup
Saudara akan berbahagia dan penuh dengan damai sejahtera.
Saya percaya setiap orang, termasuk yang di luar sana;
pasti yang mereka cari itu adalah kebahagiaan. “Saya
ingin damai, saya ingin bahagia, saya ingin tenang!”,
tetapi mereka mencarinya dengan bermacam-macam cara. Ada
yang melalui kekayaan, kekuasaan, popularitas, dan
macam-macam lainnya, tapi tidak ada satu pun yang
merasakan damai sejahtera dan berbahagia, sebab Firman
Tuhan dengan jelas berkata dari Yesaya 48:18,
“Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku,
maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak
pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah
seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah
berhenti, …”.
Kalau Saudara ingin berbahagia, ingin hidup penuh dengan
damai sejahtera, maka caraya hanya dengan memperhatikan
perintah-perintah Tuhan. Amin!
Selanjutnya, berdoalah bagi kesejahteraan kota, negara
dan bangsa kita seperti yang tertulis dalam Yeremia
29:7,
“Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang,
dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab
kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.”
Berdasarkan ayat ini, saya mau katakan sesuatu kepada
Saudara bahwa kita harus berdoa untuk kota dan negara
Indonesia di mana kita tinggal. Sebab kesejahteraan kota
dan negara Indonesia di mana kita tinggal itu adalah
kesejahteraan kita semua.
Saya ingat pada tanggal 21 Januari yang lalu, ketika
saya sedang berada di lantai 9, di ruangan kerja saya di
SICC, tokoh-tokoh dari JDN, TCI dan My Home datang
kepada saya. Kami sedang berbincang-bincang tentang
keadaan negara. Dan kami melihat memang pada waktu itu
suhu politik sedang meninggi dan tidak ada jalan lain,
kita harus berdoa! Tetapi berdoanya bagaimana dan bentuk
doanya seperti apa tidak ada yang tahu pada waktu itu,
tetapi kita putuskan untuk berdoa. Pada waktu itu saya
ingat Pak Daniel Pandji saya tunjuk, “Anda yang nanti
memimpin dan doa apa saja yang nanti Tuhan akan kasih
kepada kita.”
Selesai itu dari lantai 9 kami turun ke lantai 5. Nah,
di lantai 5 itu memang ada meeting dari International
Prayer Council. Ini adalah meeting dunia dimana
International Prayer Council ada di bawah John Robb. Di
situ ada seorang wanita Amerika Selatan bernama Yanira
yang sudah saya kenal sejak tahun 2011. Dia adalah
anggota dari International Prayer Council dan dia datang
kepada saya, “Ps. Niko, saya tadi malam bermimpi.” Saya
bertanya, “Oh ya? Apa mimpinya?” Dia menjawab, “Saya
bermimpi tentang Indonesia. Saya sepertinya berada di
bangunan kaca yang tinggi. Saya sedang duduk dan
memperhatikan Indonesia, indahnya Indonesia. Dan
tiba-tiba ada awan gelap, ada ombak besar yang siap
untuk menyapu Indonesia!” Dan dia terkejut! Ketika dia
melihat-lihat itu, lalu memandang ke kanan, tiba-tiba
dia melihat ada sebuah gunung dan ada sebuah bangku
berwarna hijau dan Cindy Jacob sedang duduk di bangku
itu. Cindy Jacob saat itu sedang menikmati kasih Tuhan
Yesus untuk Indonesia. Yanira sebetulnya ingin
menghampiri Cindy Jacob, tetapi tiba-tiba Cindy Jacob
yang datang kepadanya dan berkata kepada Yanira, “Peran
dan tugas Indonesia itu adalah untuk akhir zaman!” Wow,
Indonesia!
Kemudian Cindy Jacob ini menunjuk kepada awan gelap dan
ombak yang besar, dia katakan, “Ini semua akan sirna,
asal ada kesatuan hati!”
Saudara, perhatikan kata “kesatuan hati”, ini pesan yang
sangat kuat! Mari perkatakan bersama saya, “KESATUAN
HATI!” Setelah saya diberitahu akan hal itu, tiba-tiba
mata saya seperti terbuka apa yang harus kita lakukan.
Akhirnya diputuskan pada waktu itu, bahwa tanggal 7
Maret (bertepatan hari libur) akan ada doa bersama-sama.
Indonesia akan berdoa! Dengan pusatnya ada di SICC pada
tanggal 7 Maret tersebut dan Tuhan berpesan kepada saya
begitu kuat, “Kamu ajak terutama anak-anak muda untuk
datang!”
Jadi Saudara, itu yang terutama untuk anak-anak muda
dari jam 1 - jam 5 sore. Kemudian diteruskan dari Aras
Nasional bersama-sama dengan 555 kota, kabupaten dan
mancanegara. “555”, angka 5 itu adalah angka kasih
karunia dan ada 3 itu adalah sesuatu yang luar biasa.
Saudara yang dikasihi Tuhan, saya percaya dari 555 itu
Tuhan akan menunjukkan kasih karunia Tuhan untuk
Indonesia. Ini belum pernah terjadi sebelumnya karena
tidak pernah sebanyak itu, tetapi hari itu terjadi!
Saudara, saya melihat belasan ribu anak-anak muda datang
dan anak-anak muda yang seumur itu datang dengan jumlah
yang sebesar, belum pernah terjadi di Indonesia! BELUM!
Hanya pada waktu itu, ketika Tuhan sudah memberitahu
saya, “Kalau kamu sudah melihat nanti anak-anak muda
berdoa, itu artinya dimulainya atau kebangkitan dari
Generasi Yeremia!”
Ketika saya melihat mereka berdoa tiba-tiba Tuhan
berkata kepada saya, “Sekarang kamu deklarasikan! …”,
Akhirnya pada tanggal 7 Maret 2019, 2 kali saya
deklarasikan, yaitu pada doa sesi pertama dan sesi kedua.
Saya terus deklarasikan, “Tanggal 7 Maret 2019,
dimulainya kebangkitan Generasi Yeremia!”.
Generasi Yeremia itu adalah generasi anak-anak muda yang
berkobar dalam Api Roh Kudus, penuh Roh Kudus, cinta
mati-matian kepada Tuhan Yesus, mereka tidak kompromi
terhadap dosa dan akan melayani bangsa ini seperti yang
belum pernah terjadi sebelumnya. Kalau boleh saya lihat,
adakah Generasi Yeremia di sini? Wow, luar biasa! Dan
Tuhan memang berjanji, dengarlah Generasi Yeremia,
“Engkau akan melanda dunia!” Dengarlah anak-anak muda,
itu dari Indonesia! Perhatikan baik-baik! Ini ada
sesuatu yang luar biasa, ketika saya deklarasikan bahwa
anak-anak muda, Generasi Yeremia di Indonesia itu yang
akan melanda dunia. Entah bagaimana caranya, saya tidak
tahu atau mungkin dunia mendengar apa yang sedang
terjadi di Indonesia.
Indonesia berdoa, “Damailah Indonesiaku! Damailah
Indonesiaku!” Saudara, ternyata itu tidak hanya sampai
tanggal 7 Maret saja dan selesai, tetapi untuk kita
dilanjutkan dengan doa puasa dari 30 Maret - 20 April
2019. Apakah Saudara ikut? Ada berapa banyak yang ikut?
Saudara, saya mau beritahu, “Ikut!” meskipun baru mulai
sekarang! “Oh saya sudah terlambat!” TIDAK! Ikut,
percaya! Ikut! Saya mau tanya apakah Saudara mau melihat
‘Damailah Indonesiaku?’ Ada berapa banyak yang mau
melihat? Amin!
Ada 2 hal yang Saudara harus lakukan, yaitu:
1. Turutut Doa Puasa Dengan Sungguh-sungguh
Nanti Saudara akan merasa berbeda. Orang yang tidak
berdoa puasa itu biasanya akan melihat situasi yang ada
dengan kebingungan. Begitu Saudara berdoa puasa, lihat
saja! Engkau akan tenang dan Saudara tahu bahwa
Indonesia ini di tangan Tuhan. Saudara nanti akan tahu,
apa pun atau mau apa saja, “Saya percaya Tuhan, damailah
Indonesiaku!”
2. JANGAN GOLPUT!
Jangan lupa tanggal 17 April Saudara harus datang ke TPS
dan mengambil bagian dalam Pilpres dan Pilleg tersebut
Saya mau tanya adakah jemaat di tempat ini yang tanggal
itu pergi keluar negeri? Puji Tuhan tidak ada! Saya
mendengar bahwa ada 13 juta orang yang pergi keluar,
entah benar atau tidak, karena itu diumumkan. Dan 2,4
jt-nya adalah orang Kristen! Saya bilang itu keterlaluan!
Mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di
Indonesia. Kalau mereka mau melihat ‘Damailah
Indonesiaku!’, rencana itu pasti mereka batalkan, “Saya
mau ke TPS, saya tidak mau golput! Damailah Indonesiaku!”
Khotbah Bapak Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
JCC - 7 April 2019