DIMENSI BARU YANG TIDAK TERDUGA
“Demikian juga tidak seorang pun mengisikan anggur yang
baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika
demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong
itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itu pun
hancur.
Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong
yang baru pula.
Dan tidak seorang pun yang telah minum anggur tua ingin
minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur
yang tua itu baik.”
Lukas 5:37-39
DIMENSI BARU
• Dimensi Yang Relatif
Beberapa orang mungkin berpikir bahwa dimensi baru yang
akan kita temui di tahun 2020 lebih merupakan perubahan
atau pengubahan keadaan saja. Pola pikir seperti ini
membuat mereka melihat bahwa tahun dimensi baru itu
sebagai sekedar kelanjutan saja dari keadaan yang
sebelumnya. Suatu kelanjutan yang bisa saja membelokkan
keadaan dahulu, untuk menuju kepada keadaan yang baru,
namun tidak terlalu jauh dari yang lama. Mengapa ada
pola pikir seperti ini? Alkitab menjelaskan bahwa
manusia tidak terlalu senang menghadapi sebuah perubahan
yang drastis. Bila mereka sudah menikmati anggur tua,
maka mereka tidak akan suka anggur yang baru. Perubahan
drastis sepertinya akan mengganggu kenyamanan manusia.
Perubahan drastis akan mengganggu rasa aman. Manusia
selalu ingin dapat mengendalikan keadaan, walaupun telah
terjadi perubahan. Bila kita akan mengukur “Apa itu
keadaan baru menurut setiap individu?”, hasilnya pasti
tidak akan sama satu dengan yang lain, karena arti kata
‘baru’ yang manusia inginkan sangat relatif.
• Dimensi Yang Absolut
Memasuki bulan Maret 2020, manusia dan dunia mengalami
dimensi baru, suatu dimensi yang benar-benar baru.
Membuka tahun 2020, banjir dadakan terjadi di Jakarta,
bukan hanya di Jakarta saja; ternyata secara masif juga
terjadi di beberapa tempat di bumi ini, mungkin hal ini
belum membuat kita mampu membayangkan apa yang akan
terjadi. Banyak orang yang hanya berpendapat “Wow,
banjir.” Kemudian situasi yang berubah dengan cepat
datang, Cina diserang COVID-19, sepanjang Januari hingga
Februari, dan mengalami perlambatan ekonomi yang masif
dan itu ternyata mulai mempengaruhi situasi makro
ekonomi banyak negara. Bayangan resesi ekonomi mulai
terbit seperti fajar.
Kita dikejutkan dan mendadak semua berubah. Virus itu
menyebar keluar dari Cina ke Asia, Eropa, Asia Tenggara,
Amerika dan masih berkelanjutan hingga saat ini, dan
jika kita lihat apa yang terjadi ini, sepertinya dunia
tidak siap. Bahkan ketika pelajaran demi pelajaran untuk
menghadapi COVID-19 diterima dari China, Korea Selatan
dan Singapore, informasi itu tidak membuat manusia mau
belajar dan berubah dengan cepat. Korban mulai
berjatuhan, fokus perhatian dunia berubah, resesi
mendadak tiba di depan mata. Korban di Korea Selatan
semakin bertambah karena gereja mengabaikan seruan untuk
tidak berkumpul. Korban di Italia meningkat karena
penduduknya tidak mau dibatasi karantina. Korban di USA
melompat jumlahnya karena anak-anak muda lebih
mementingkan ‘Spring Break’ yaitu pesta gila para remaja/mahasiswa
pada musim liburan yang penuh dengan kebebasan daripada
keamanan para manula dan anak kecil di keluarga mereka.
Di Indonesia, juga mirip-mirip walau belum separah di
negara-negara itu. Para manusia yang tidak mau diubah
itu, dipaksa untuk melihat harga yang mereka bayar,
ketika orang-orang di sekitar mereka menghembuskan nafas
terakhirnya.
Dimensi baru ini benar-benar baru, ternyata kata ‘baru’
yang Tuhan maksudkan adalah, tentang sesuatu yang belum
pernah terjadi, yang bila ditinjau dari sudut apapun
akan tetapi mengejutkan, akan tetap baru. Baru yang
Tuhan maksudkan itu absolut.
“Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita,
tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi
anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita
melakukan segala perkataan hukum Taurat ini.” Ulangan
29:29
• Hal-hal yang Tersembunyi
Perubahan dan keadaan yang baru melahirkan banyak
pertanyaan. Mengapa? Mengapa dia yang terkena, dia kan
orang baik? Mengapa aku? Bagaimana nanti? Bagaimana hari
depanku? Mengapa tidak dapat ditolong? Ada banyak
pertanyaan yang tidak dapat dijawab. Mungkin karena
keterbatasan manusia, atau ada alasan lain? Alkitab
berkata bahwa hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN,
Allah kita.
Kecenderungan manusia adalah ingin segera dapat
menguasai keadaan, ingin berada di zona aman dan nyaman,
dan ini membuat banyak manusia hidup terjebak dalam
kekhawatiran hari-hari ini. Khawatir ini akan memicu
ketakutan, ketakutan mendorong kekacauan, ketakutan
menurunkan daya tahan tubuh, dan akhirnya kekhawatiran
tidak pernah berakibat lebih baik.
Tuhan Yesus dalam Matius 6 mengajarkan agar janganlah
kita khawatir. (Yun) μή μεριμνάω (merimnao) yang
merupakan sebuah kata kerja. Artinya untuk tidak
khawatir manusia harus dengan aktif memastikannya.
Sehingga terjemahannya mungkin dapat juga dikatakan
“Buatlah khawatir tidak hadir”. Karena Tuhan tahu yang
kita perlukan.
Definisi “Orang beriman atau orang percaya” sedang diuji
saat ini. Apakah kita semua termasuk dalam bilangan
orang yang benar-benar duduk dalam naungan dan
perlindungan Tuhan? (Mazmur 91)
Karena orang benar hidup dari percayanya. Mati atau
hidup, sakit atau sembuh, aman atau kritis, harus
dipercayakan kembali kepada kedaulatan Tuhan (Kurios).
Kata ‘Iman’ dalam Perjanjian Baru, memakai kata ‘Pistis’
atau kerja ‘Pisteuo’ (beriman), yang bila diterjemahkan
langsung kira-kira berarti mempercayakan diri pada apa
atau siapa yang dipercaya.
Bisa jadi, puncak dari ‘Shalom’, bukan tidak mengalami
masalah. Bisa jadi, puncak dari ‘Shalom’ adalah damai
sejahtera walau di tengah badai. Seperti rajawali yang
justru naik terbang tinggi di pusat badai, hingga di
atas badai. (Yes 40: 31)
Hal-hal yang tersembunyi, yang tidak dapat dimengerti,
atau yang Tuhan belum bukakan, serahkanlah dan
percayakanlah di tangan Tuhan.
• Hal-hal yang Dinyatakan
Jangan sepelekan apapun yang sudah tidak tersembunyi
lagi. Hal-hal yang sudah dinyatakan, jadi bagian kita,
serta keturunan kita, untuk diperhatikan dan dilakukan.
Mungkin hal-hal yang Tuhan masih sembunyikan, memang
tidak ada gunanya dinyatakan pada kita saat ini. Mungkin
bila dinyatakan pun manusia belum dapat meresponinya.
Tetapi bila Tuhan sudah mewahyukannya, dan membukakannya,
Firman Tuhan katakan, itu bagian kita.
Betapa bodohnya manusia, ketika ia tidak mengerti dan
paham, manusia hanya sibuk bertanya-tanya tanpa jawaban.
Ketika Tuhan sudah menyatakan situasinya, banyak manusia
yang tidak mau mengerjakan bagiannya. Ada bagian Tuhan,
ada bagian kita. Mempercayakan hal-hal yang tidak kita
mengerti pada Tuhan, itu adalah iman. Tetapi melakukan
bagian kita, karena sudah Tuhan nyatakan kepada kita,
itupun juga iman. Semuanya sudah dinyatakan, supaya
diperhatikan dan dilakukan.
Apa yang sudah Tuhan nyatakan yang harus menjadi
perhatian kita?
A. Secara Rohani
1. Pentakosta Ketiga sedang terjadi, yaitu pencurahan
Roh Kudus yang dahsyat untuk penuaian besar dan terakhir
sebelum kedatangan Tuhan yang kedua kali.
2. Pencurahan Roh Kudus akan disertai goncangan, supaya
setiap orang yang berseru kepada Tuhan akan diselamatkan.
3. Pencurahan Roh Kudus memberdayakan Gereja agar dapat
menyelesaikan Amanat Agung.
4. Indonesia memimpin di depan dalam gerakan penuaian
ini, dan Generasi Yeremia sedang (bukan akan)
dibangkitkan.
5. Rapatkan barisan dan fokus pada semua yang Tuhan
sudah sampaikan.
6. Terus perkatakan apa yang kita percayai, seperti
Mazmur 91.
7. Banyak membaca Alkitab dan berdoa, memuji dan
menyembah Tuhan serta bahasa Roh.
B. Secara Jasmani
1. Taati pemerintah, sebab merekalah yang dipilih
mewakili Tuhan untuk mengatur Indonesia.
2. Terapkan social distancing dengan tinggal di rumah,
batasi keluar rumah dan batasi kontak fisik dengan
manusia lain.
3. Rajin cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir,
hand sanitizer atau tissue basah.
4. Jaga kesehatan dan tingkatkan daya tahan tubuh, baik
dengan istirahat cukup, olahraga maupun dengan suplemen.
5. Sebisanya lakukan WFH (Work from Home) atau online
meeting, baik dalam hal-hal sekuler maupun kegiatan
rohani dan ibadah.
6. Batasi Media Sosial, khususnya hindari berita-berita
yang dapat memicu kekhawatiran dan menurunkan daya tahan
tubuh. Jadilah pembawa kabar baik bagi sesama, dan bukan
penyebar hoaks.
Bukankah hal-hal di atas ini sudah dinyatakan sejak lama
dan hingga hari-hari ini. Apa yang sudah dikenali dan
diajarkan, adalah untuk manusia percaya lakukan. Baik
yang Tuhan nyatakan lewat Gembala Sidang kita, ataupun
lewat pemerintah. Mungkinkah akan ada pernyataan lain
yang berikutnya? Mungkin saja. Tetapi apa yang sudah
dinyatakan saat ini, lakukanlah!
Tuhan Pegang Kendali
Merenungkan semua yang terjadi, sepantasnya kita kagum
akan kasih dan kuasa Tuhan. Dia begitu mengasihi Gereja,
sehingga menyatakan rahasia rencana-Nya lebih dahulu
pada kita sebelum semuanya terjadi. Kekaguman akan
kuasa-Nya, karena apa yang Tuhan katakan, Dia mampu
melakukannya. Pesan dan nubuatan sudah disampaikan.
Tuhan juga akan melakukannya.
Dimensi Baru sudah datang, dimensi yang belum pernah
kita alami sebelumnya dan kita termasuk di dalamnya.
Kebingungan yang muncul harus dengan aktif disingkirkan.
Bangkitkan percaya, bangkitkan iman, dan mulailah
berkata-kata, mulailah berdoa dan bertobat, marilah kita
lakukan bagian kita, hingga kita tidak sempat khawatir.
Nantikanlah Tuhan, dengan percaya, orang benar akan
terbang bagai rajawali, berjalan tidak menjadi lelah dan
berlari tidak menjadi lesu. Amin (JR).