DIPERSIAPKAN UNTUK MELAYANI TUHAN
Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN
kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian: "Hamba-Ku
Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang,
seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh
bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada
mereka, kepada orang Israel itu.”
Yosua 1:1-2
Ketika Musa mati, Tuhan tidak membiarkan bangsa Israel
hidup tanpa pemimpin. Sebaliknya Tuhan sudah
mempersiapkan orang yang dipilih-Nya untuk menggantikan
Musa. Generasi baru pemimpin Israel tersebut adalah
Yosua.
Yosua bukan Musa, tetapi Yosua tidak kalah kualitas
kepemimpinannya dari pada Musa. Tuhan sendiri yang sudah
mempersiapkan Yosua untuk memimpin bangsa Israel dan
melanjutkan visi mereka untuk masuk dan menduduki tanah
perjanjian.
Dari ‘Hosea’ menjadi ‘Yosua’
Kitab Bilangan pasal 13 mencatat bahwa Yosua adalah anak
dari Nun (Yosua bin Nun) dari suku Efraim, dicatat juga
bahwa Yosua dilahirkan dengan nama ‘Hosea’ yang memiliki
makna ‘Keselamatan’. (Bilangan 13:8)
Musa kemudian mengganti namanya menjadi ‘Yosua’ yang
berarti ‘Tuhan adalah Keselamatan’. (Bilangan 13:16)
Kedua nama tersebut sangat penting artinya.
• Hosea - Keselamatan
Ketika Nun dari suku Efraim itu memberi nama anak mereka
Hosea, dapat dipastikan karena mereka menjadi saksi
kesetiaan Tuhan dalam menyelamatkan bangsa Israel.
• Yosua - Tuhan adalah Keselamatan
Dalam bahasa Ibrani, perubahan Hosea (Hoshea) menjadi
Yosua (Yehoshua) adalah penambahan suku kata ‘Yeho’ dari
kata Yehovah (TUHAN).
Ketika Musa mengganti nama Hosea menjadi Yosua tentunya
ada alasan yang kuat.
Penambahan kata Yehovah di depan nama Hosea
mengisyaratkan bahwa Musa melihat kualitas ilahi pada
diri Yosua. Perubahan nama ini juga berfungsi untuk
mengingatkan kepada Yosua bahwa ia memikul tanggung
jawab yang suci dan juga mengingatkan kepada Yosua bahwa
Tuhanlah pemimpin dan Juruselamat Israel yang sebenarnya.
Satu catatan penting lain mengenai nama Yosua adalah
bahwa dalam bahasa Yunani nama Yosua disebut dengan ‘Yesus’.
“Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan
menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan
menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."
Matius 1:21
Yosua adalah bayangan dari Yesus. Tuhan memakai Yosua
untuk membawa orang Israel masuk ke tempat perhentian
fisik di bumi ini. Tuhan memakai Yesus untuk membawa
orang percaya masuk ke tempat perhentian yang kekal. (Ibrani
4:8)
EMPAT TAHAP PERJALANAN HIDUP YOSUA
1. Sebagai Budak
Yosua lahir dalam sebuah keluarga yang menjadi budak di
Mesir. Ia tumbuh sambil menyaksikan seluruh orang Israel
di Mesir dipaksa untuk hidup sebagai budak, di mana
segala pekerjaan yang berat dipaksakan orang Mesir
kepada orang Israel. (Keluaran 1:11-14)
Tentunya hal ini bukanlah masa kecil yang indah bagi
Yosua.
Tetapi iman Yosua kepada Tuhan bertumbuh ketika ia
menyaksikan bagaimana Tuhan bekerja dengan tanda-tanda
dan mujizat yang luar biasa untuk membebaskan orang
Israel dari Mesir. Sepuluh tulah orang Mesir dimulai
dengan air sungai Nil yang menjadi darah, serbuan katak,
serbuan nyamuk, serbuan pikat, matinya ternak orang
Mesir, barah pada tubuh orang dan binatang Mesir, hujan
es yang dahsyat, serbuan belalang dan kegelapan. Hanya
tempat tinggal orang Israel di Gosyen saja yang tidak
terpengaruh oleh tulah-tulah tersebut. (Keluaran 7-13)
Berdasarkan catatan silsilah dalam I Tawarikh 7:22-27,
tercatat bahwa Yosua adalah anak sulung dari Nun. Jadi
Yosua adalah salah satu dari anak sulung bangsa Israel
yang selamat dari peristiwa tulah kesepuluh di Mesir
yang sering disebut peristiwa Paskah pertama. (Keluaran
13)
Ketika anak-anak sulung orang Mesir mati kena tulah,
anak-anak sulung orang Israel selamat karena ada tanda
darah anak domba pada palang pintu rumah mereka.
2. Sebagai Abdi Musa
“Maka menjawablah Yosua bin Nun, yang sejak mudanya
menjadi abdi Musa” Bilangan 11:28a
Ketika Yosua masih muda, ia diangkat menjadi abdi atau
pelayan Musa. Ini berarti sejak muda Yosua sudah menjadi
pelayan dari sang pemimpin bangsa Israel. Hal ini
tentunya memberikan kesempatan bagi Yosua untuk belajar
dari Musa mengenai cara memimpin.
Hanya Yosua yang mendapat ijin untuk mengikuti Musa naik
ke gunung Sinai di mana Tuhan memberikan hukum Taurat
kepada orang Israel, sementara seluruh bangsa Israel
yang lain harus menunggu di perkemahan. (Keluaran
24:12-14)
Tentunya ini adalah sebuah kehormatan yang luar biasa
bagi seseorang yang masih muda seperti Yosua. Memang ada
saat di mana Yosua harus tinggal di pertengahan jalan,
sementara Musa sendiri yang menerima loh batu yang
berisi 10 perintah Allah.
Dalam kitab Keluaran 33:7-11 disebutkan bahwa Yosua
mempunyai tugas untuk menjaga kemah pertemuan, yaitu
kemah di mana Musa bisa berbicara sambil berhadapan muka
dengan Tuhan. Lewat penugasan ini, Yosua belajar
bagaimana hidup dalam hadirat Tuhan.
Yosua juga pernah melakukan kesalahan sehingga ia harus
belajar mengenai kerendahan hati. Yosua mencoba untuk
membela otoritas kenabian Musa dalam Bilangan 11:25-29.
Musa menegur Yosua supaya tidak membuat karunia yang
Tuhan berikan sebagai sesuatu yang eksklusif.
Seolah-olah karunia Tuhan (dalam kasus ini karunia nabi)
hanya untuk orang-orang tertentu saja.
Murid-murid Tuhan Yesus juga pernah melakukan kesalahan
yang serupa seperti Yosua:
Yohanes berkata: "Guru, kami lihat seorang mengusir
setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia
bukan pengikut kita."
Yesus berkata kepadanya: "Jangan kamu cegah, sebab
barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu."
Lukas 9:49-50
Jadi dalam tahap kedua dari kehidupan Yosua, yaitu
sebagai abdi Musa, Tuhan mempersiapkan Yosua sebagai
penerus Musa. Sebagai pemimpin yang hidup dan beribadah
dalam hadirat dan kasih karunia Tuhan.
3. Sebagai Prajurit
Catatan pertama mengenai Yosua sebenarnya ditulis dalam
kitab Keluaran ketika Yosua mengalahkan orang Amalek:
“Musa berkata kepada Yosua: "Pilihlah orang-orang bagi
kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek,
besok aku akan berdiri di puncak bukit itu dengan
memegang tongkat Allah di tanganku."
Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa
kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; tetapi
Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit…
Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya
dengan mata pedang.” Keluaran 17:9-10,13
Dari catatan ini sudah terlihat kemampuan Yosua sebagai
pemimpin militer yang handal. Sebagai seorang prajurit,
Yosua harus belajar untuk berani menghadapi musuh dalam
pertempuran. Peristiwa peperangan dengan orang Amalek
juga mengingatkan Yosua bahwa Allah ada di pihaknya. (Keluaran
17:14)
4. Sebagai Mata-Mata
Ketika bangsa Israel sampai di perbatasan tanah Kanaan,
Tuhan memerintahkan Musa memilih dua belas orang sebagai
mata-mata untuk masuk dan mengintai situasi dan kondisi
tanah Kanaan. Salah satu dari dua belas pengintai
tersebut adalah Yosua. Setelah 40 hari mengintai daerah
tersebut, kedua belas orang mata-mata itu pulang dan
melaporkan kepada Musa dan segenap bangsa Israel bahwa
daerah tersebut memang sangat baik. (Bilangan 13:27)
Tetapi kemudian mereka juga berkata bahwa bangsa-bangsa
yang diam di Tanah Perjanjian itu sangat kuat-kuat
bahkan ada orang-orang raksasa dari suku Enak. Sepuluh
dari dua belas pengintai dengan terang-terangan
menunjukkan ketidakpercayaan mereka bahwa orang Israel
dapat mengalahkan bangsa-bangsa yang menduduki tanah
Perjanjian. Hanya Yosua dan Kaleb yang berkata bahwa
dengan pertolongan Tuhan, bangsa Israel dapat
mengalahkan musuh-musuh mereka. (Bilangan 13:33)
Tetapi bangsa Israel lebih percaya kepada sepuluh
pengintai tersebut. Mereka bersungut-sungut, bahkan
membuat rencana untuk kembali ke Mesir. Pada titik ini,
Yosua dan Kaleb menunjukkan iman mereka dan bersaksi
kepada orang Israel. Tetapi tetap saja bangsa itu tidak
percaya kepada mereka. Kalau saja Tuhan tidak bertindak,
Yosua dan Kaleb sudah mati dirajam batu oleh orang
Israel. (Bilangan 14:1-10)
Dan karena ketidakpercayaan orang Israel, dari seluruh
generasi bangsa Israel yang berusia 20 tahun ke atas,
hanya Yosua dan Kaleb yang diperbolehkan masuk ke tanah
Perjanjian. Bangsa Israel harus mengembara di padang
gurun selama 40 tahun, yaitu sampai semua yang berusia
20 tahun ke atas mati di padang gurun, barulah sisanya
diperbolehkan masuk ke tanah Kanaan. (Bilangan 14:27-38)
Yosua membawa kabar baik mengenai Tanah Perjanjian yang
sudah disediakan Tuhan bagi bangsa Israel. “Kabar baik”
dalam bahasa Yunani adalah “Injil”. Seperti Yosua,
demikianlah Yesus membawa kabar baik mengenai hidup
kekal yang disediakan Tuhan bagi seluruh umat Manusia.
Bahkan Yesus sendirilah kabar baik itu. Bagaimana dengan
kita? Yesus berkata kepada kita murid-murid-Nya:
“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun
ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di
Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke
ujung bumi.” Kisah Para Rasul 1:8
TELADAN HIDUP YOSUA
Dari pelajaran mengenai hidup Yosua yang dipersiapkan
untuk memasuki Tanah Perjanjian ada beberapa aplikasi
praktis yang dapat kita lakukan:
1. Melalui Ujian Waktu
Yosua menjadi pemimpin yang dipakai Tuhan melalui proses
seumur hidup. Ia setia kepada Musa dan kepada Tuhan.
Dapat dibayangkan ketika Tuhan menghukum bangsa Israel
untuk mengembara di padang gurun selama 40 tahun, Yosua
yang sebenarnya percaya kepada Tuhan, harus bersabar dan
ikut menunggu selama 40 tahun, sebelum ia bisa masuk ke
tanah perjanjian.
Yosua memegang teguh janji Tuhan bahwa satu saat, ia dan
Kaleb akan masuk ke tanah perjanjian. Ia membuktikan
bahwa dirinya dapat dipercayai. (1 Korintus 4:2)
2. Mengandalkan Tuhan
Yosua sadar bahwa memang Tuhan memakai dirinya untuk
menyelesaikan pekerjaan Tuhan. Tetapi di lain pihak
Yosua sendiri tidak bisa bekerja tanpa mengandalkan
kekuatan Tuhan.
Demikian pula dengan kita semua. Jika bukan Tuhan yang
memampukan kita, kita tidak bisa berbuat apa-apa. (Filipi
2:12-13)
3. Mulai Melayani Tuhan dari Sekarang
Pada awal hidupnya, Yosua sendiri tidak sadar bahwa
suatu saat ia akan dipilih Tuhan untuk menggantikan Musa
menjadi pemimpin bangsa Israel. Yosua hanya taat dan
setia melakukan semua tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
Kita melihat bahwa ketika Yosua diangkat menjadi
pengganti Musa, Tuhan sendiri yang secara langsung
memberi peneguhan kepada Yosua.
Pada saat Yosua menjadi pemimpin bangsa Israel umurnya
sekitar 96 tahun. Selama tujuh tahun orang Israel
berperang menaklukkan bangsa-bangsa yang menduduki Tanah
Perjanjian. Kemudian selama tujuh tahun berikutnya
bangsa Israel membagi-bagi Tanah Perjanjian kepada dua
belas suku Israel. Yosua mati pada saat ia berumur 110
tahun. (Yosua 24:29)
Di akhir hidupnya, Yosua bersaksi bahwa ia melihat
sendiri bagaimana Tuhan tidak pernah mengingkari
janji-Nya. Ini sebagai bukti dari kesaksian iman Yosua
yang tumbuh selama hidupnya. (PT)
“Maka sekarang, sebentar lagi aku akan menempuh jalan
segala yang fana.
Sebab itu insaflah dengan segenap hatimu dan segenap
jiwamu,
bahwa satupun dari segala yang baik yang telah
dijanjikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu,
tidak ada yang tidak dipenuhi.
Semuanya telah digenapi bagimu.
Tidak ada satupun yang tidak dipenuhi.”
Yosua 23:14