DUNIA MEMBUTUHKAN JURUSELAMAT
Sejak manusia pertama jatuh ke dalam
dosa, bukan hanya dosa, melainkan maut menjalar kepada
semua manusia.
"Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia
oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut,
demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang,
karena semua orang telah berbuat dosa." (Rom 5:12)
Dosa mengakibatkan manusia kehilangan kemuliaan Tuhan
(Rom 3:23), dan mengakibatkan manusia memiliki
kencenderungan hati untuk berbuat dosa (Kej 6:5).
Tidak sedikit orang yang mengabaikan arti dan dampak
dari dosa. Berapa banyak kita mendengar orang yang
berkata: "sudah jangan takut, biar dosanya saya yang
tanggung!" Dengan berkata demikian seakan memberikan
afirmasi kepada lawan bicaranya untuk melakukan
perbuatan yang bertentangan dengan Firman Tuhan.
Perkataan tersebut di atas bukan hanya menunjukkan
kesombongan, tetapi juga kebodohan. Bodoh karena tidak
tahu betapa mengerikannya upah dosa, yakni maut. Maut
bukan hanya bicara soal kematian, bukan hanya mengakhiri
kehidupan yang sekarang ini, melainkan suatu keadaan di
mana manusia terpisah selama-lamanya dengan TUHAN.
DAMPAK DOSA
Dalam Kitab Kejadian kita melihat bagaimana dampak dosa
yang dilakukan oleh Adam dan Hawa, yaitu:
1. Rusaknya Hubungan Manusia Dengan TUHAN
Manusia menjadi terintimidasi oleh rasa malu, takut dan
bersalah ketika mengetahui TUHAN ada di Taman Eden dan
mendengar TUHAN memanggil mereka. (Kej 3:7-10)
Bukankah intimidasi ini juga yang dirasakan dan dialami
oleh mereka yang berbuat dosa? Ada perasaan bersalah,
perasaan malu, perasaan takut, perasaan tidak layak yang
membuat orang yang berbuat dosa tersebut menghindar dari
TUHAN, merasa tidak layak datang ke gereja dan akhirnya,
jika tidak segera bertobat ia akan mundur dari iman.
2. Rusaknya Hubungan Manusia Dengan Sesamanya
Bentuk yang paling nampak dari hal ini adalah
kecenderungan untuk melemparkan tanggung jawab dan
kesalahan kepada orang lain. (Kej 3:12)
Adam melempar tanggung jawab dan kesalahan kepada Hawa.
Jika kita memandang dari sudut pandang rumah tangga Adam
dan Hawa, pelajaran yang dapat kita ambil adalah di mana
ada dosa dalam rumah tangga, komunikasi menjadi rusak,
hilangnya keharmonisan serta saling melempar kesalahan
dan tanggung jawab.
3. Rusaknya Hubungan Manusia Dengan Alam (Kej 3:17-19)
Tadinya tanah menyediakan dengan segala kebutuhan
manusia dalam segala kelimpahan, namun akibat dosa tanah
kemudian menghasilkan semak duri dan rumput duri,
sehingga manusia harus bersusah payah mencari rezeki
dari tanah; seumur hidupnya.
4. Terpisahnya Manusia dari TUHAN (Kej 3:23-24)
Manusia diusir dari taman Eden dan TUHAN menempatkan
kerub dengan pedang yang menyala-nyala dan
menyambar-nyambar untuk menjaga jalan ke Pohon Kehidupan.
Tidak hanya sampai di situ, dosa mengakibatkan manusia
terpisah dari TUHAN.
"Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk
menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam
untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara
kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang
membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga
Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu." (Yes 59:1-2)
Keempat hal tersebut di atas bukanlah hal yang
main-main, sebab ujung dari semuanya itu adalah
penghakiman dan penghukuman atas dunia. Manusia telah
melakukan segala daya dan upaya untuk kembali kepada
TUHAN. Bukti yang nampak kelihatan adalah begitu
banyaknya aliran kepercayaan, agama-agama yang muncul
sejak zaman dahulu. Sayangnya tidak ada satu agama pun
yang dapat menyelamatkan kita, agama dalam pemahaman
sebagai upaya manusia, agama dalam pemahaman sebagai
upaya menjaga keteraturan, agar segala sesuatu tidak
menjadi kacau. Jika demikian, bagaimana kita dapat
terbebas dari dosa?
Salah satu pola yang muncul dalam Perjanjian Lama adalah
ketika manusia gagal mengikuti perintah, rencana dan
kehendak TUHAN. Memang ada sanksi dan murka TUHAN yang
dinyatakan, namun di balik itu juga ada kasih karunia,
pengharapan akan keselamatan, pengharapan akan Mesias.
Kej 3:15 merupakan berita injil yang paling pertama
muncul (proto-evangelium), di mana dinyatakan bahwa:
"Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan
perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya;
keturunannya akan meremukan kepalamu, dan engkau akan
meremukan tumitnya."
Ayat ini dengan tegas dan jelas menyatakan bahwa yang
akan meremukkan kepala si ular adalah "keturunan
perempuan" yang adalah TUHAN YESUS KRISTUS.
Banyak tokoh telah muncul dalam sepanjang sejarah
manusia; yang mengajar dan berusaha menunjukkan jalan
agar manusia dapat kembali kepada TUHAN dan terlepas
dari siksaan hari penghukuman, namun tidak ada satu pun
dari yang diajarkan terbukti berhasil mencapai tujuan
itu. Mereka mungkin menganggap diri mereka "guru selamat",
namun mereka sendiri bukanlah juru selamat. Juruselamat
manusia satu-satunya adalah TUHAN YESUS KRISTUS!
"Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang
yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi
Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah
dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati
sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus.
Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya
untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum
Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil
memuji Allah, katanya: "Sekarang, Tuhan, biarkanlah
hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan
firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang
dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan
segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi
bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu,
Israel." (Luk 2:25-32)
TUHAN YESUS ADALAH JURUSELAMAT DUNIA
Sebagai Juruselamat dunia, konsekuensi yang TUHAN YESUS
alami adalah:
1. Inkarnasi
TUHAN YESUS harus turun dari Sorga, menjadi seorang
manusia, mengambil rupa seorang hamba, serta
mengosongkan dirinya.
Peristiwa inkarnasi inilah yang kita peringati setiap
tahun sebagai NATAL. Inkarnasi berarti Dia yang
sejatinya adalah Roh adanya, harus berdiam dalam tubuh
yang sama dengan kita namun tidak berdosa, agar diri-Nya
dapat menjadi korban penebusan yang sempurna, darah yang
kudus dan tidak bernoda dicurahkan untuk menebus manusia.
Bahkan pasca kebangkitan-Nya, Dia tetap 'terperangkap'
dalam tubuh kebangkitan, untuk dapat terus menjadi
pengantara kita dan tinggal bersama dengan kita
selama-lamanya.
2. Dibuat Menjadi Dosa
DIA yang tidak mengenal dosa, dibuat menjadi dosa karena
manusia, supaya di dalam Dia manusia dibenarkan oleh
Allah.
"Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi
dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh
Allah." (2 Kor 5:21)
Sebagai korban penebusan dosa, Dia yang tidak berdosa
harus memikul semua dosa manusia, agar manusia dapat
menerima penebusan dan pengampunan dosa.
Satu-satunya cara manusia dapat memulihkan hubungan yang
rusak dengan TUHAN sebagai dampak dari dosa adalah
melalui pengampunan dari TUHAN. Berbicara tentang
pengampunan, Alkitab menyatakan:
"Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum
Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak
ada pengampunan." (Ibr 9:22)
Darah yang ditumpahkan untuk pengampunan dosa bukanlah
darah biasa, melainkan darah yang kudus, darah yang
tidak berdosa, yang tidak bercacat cela. Penumpahan
darah hewan korban tidak dapat menghapuskan dosa manusia.
Hanya darah DIA, yaitu Yesus; yang tidak bercela dan
bernoda.
Dunia membutuhkan Juruselamat, dunia membutuhkan
keselamatan.
"Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain
di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada
nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya
kita dapat diselamatkan." (Kis 4:12)
Natal mengingatkan kita kembali bahwa dunia membutuhkan
Juru Selamat! Dan itu artinya Dunia membutuhkan Tuhan
Yesus Kristus karena dunia tidak akan pernah bisa
menyelamatkan dirinya sendiri. (AR)