FIRMAN TUHAN DAN DUNIA
“Firman-Mu itu pelita bagi kakiku,
dan terang bagi jalanku.” Mazmur 119:105
Ayat di atas ditulis oleh Raja Daud ribuan tahun yang
lalu, bahkan sebelum zaman Yesus Kristus lahir dan
melayani di muka bumi. Di zaman sekarang ini timbul
pertanyaan:
· Apakah Firman Tuhan masih relevan pada masa kini, di
mana perkembangan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi telah membuat situasi dunia menjadi berbeda
jauh dibandingkan dengan waktu Raja Daud menuliskan ayat
di atas?
· Apakah Firman Tuhan yang ditulis di masa lalu masih
dapat berperanan secara penuh sebagai tuntunan dalam
menjalani kehidupan sehari-hari di masa ini; yang
sekaligus disebutkan sebagai persiapan untuk masuk ke
dalam masa depan yang mengandung ketidakpastian?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, mari kita
melihat beberapa bentuk hubungan Firman Tuhan dengan
kehidupan sehari-hari.
HUBUNGAN EKSPLISIT
Firman Tuhan yang praktis dan dapat secara langsung
dimengerti serta diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebuah fakta di masa pandemi ini, begitu banyak tenaga
kesehatan, motivator bahkan social media influencer;
baik dalam artikel maupun sosial media, menyatakan bahwa
hati yang gembira adalah obat yang manjur. Tidak dapat
dipastikan, apakah mereka mengutip perkataan ini dari
Alkitab atau apakah pernyataan ini adalah penemuan
terkini yang berasal dari penelitian medis, namun yang
pasti adalah pernyataan yang mereka sampaikan telah
tertulis ribuan tahun yang lalu dalam Firman Tuhan;
tepatnya dalam Amsal 17:22, bahwa:
“Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi
semangat yang patah mengeringkan tulang.”
Dalam satu topik ini saja, terbukti bahwa Firman Tuhan
tetap relevan bagi dunia sampai sekarang, bahkan sampai
selama-lamanya. Ayat ini adalah salah satu contoh secara
eksplisit bagaimana Firman Tuhan tetap ‘ya’ dan ‘amin’,
tetap relevan untuk masa lalu, masa sekarang dan juga
masa mendatang.
1. Tuhan Yesus dalam Lukas 14:28-30 memberikan pelajaran
mengenai pentingnya berdiskusi untuk menentukan anggaran
sebelum membangun sebuah menara, yaitu supaya jangan
sampai ada yang dapat memulai membangun, tapi tidak
mampu untuk menyelesaikan bangunan itu. Ketiga ayat
tersebut mengajarkan sebuah keterampilan yang dikenal
dengan 'anggaran' (budgeting).
Demikian pula ayat 31-32 dalam pasal yang sama
memaparkan betapa pentingnya untuk mengetahui kemampuan
diri sendiri dan kemampuan musuh sebelum memutuskan
untuk pergi berperang. Dua hal di atas menunjukkan
betapa Firman Tuhan juga mengajar mengenai keterampilan
untuk hidup sehari-hari.
2. Rasul Petrus dalam 1 Petrus 3:10-12 memberikan tips
bagaimana untuk melihat hari-hari yang baik terjadi
dalam hidup ini. Terjemahan New Living Translation (NLT),
menggunakan frasa:
“If you want to enjoy life and see many happy days”
Yang artinya: "Jika kamu mau menikmati hidup dan melihat
hari-hari bahagia..."
Selanjutnya ada beberapa tips dalam ayat-ayat berikutnya:
• Ayat 10, menjaga lidah atau perkataan;
• Ayat 11a, menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik;
• Ayat 11b, mencari perdamaian;
• Ayat 12, menjadi orang benar.
Pedoman-pedoman yang tetap relevan di masa sekarang
sekaligus sangat aplikatif.
Beberapa ayat dalam tiga paragraf di atas secara
eksplisit sudah dapat menjawab pertanyaan awal dalam
tulisan ini. Tapi Firman Tuhan tidak hanya berisi
tuntunan hidup yang tertulis secara eksplisit kata demi
kata seperti yang sudah tertulis di bagian awal dalam
tulisan ini.
HUBUNGAN IMPLISIT
Firman Tuhan yang waktu dipelajari dengan
sungguh-sungguh akan memberikan sebuah tuntunan yang
membangun nilai-nilai dalam kehidupan atau
prinsip-prinsip dalam kehidupan.
Sebuah contoh, dalam Alkitab tidak pernah ditemukan
sebuah kalimat yang berkata: "Tidak boleh merokok." Baik
dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa lainnya,
termasuk dalam terjemahan asli Alkitab, tidak terdapat
sebuah padanan kata yang dapat diartikan secara langsung
sebagai 'tidak boleh merokok'.
Tapi kita ingat, kita bukanlah “Kristen ayatiah”, yang
mengharuskan adanya kalimat dalam ayat tertentu yang
menyatakan secara eksplisit saja. Kita adalah Kristen
alkitabiah, yang memeriksa seluruh isi Alkitab dan
menggunakan keseluruhan Alkitab sebagai pedoman dan
penuntun dalam hidup.
Kembali ke topik tidak boleh merokok, memang tidak ada
ayat yang secara eksplisit mengandung kata-kata tidak
boleh merokok. Tapi sewaktu kita membaca Alkitab secara
keseluruhan, kita dapat memperoleh pengertian-pengertian
bahwa merokok bukanlah sebuah keuntungan bagi tubuh
manusia, sekaligus bukanlah tindakan yang menyenangkan
hati Tuhan. (1 Korintus 6:12; 6:19; 10:23; 2 Korintus
7:1)
Selain memberikan tuntunan secara eksplisit, Firman
Tuhan juga merupakan tuntunan yang membangun prinsip
hidup. Firman Tuhan juga memiliki kekuatan untuk membuka
serta membentuk paradigma dari setiap orang yang membaca,
merenungkan dan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh.
1. Dalam 2 Raja-raja 20:1-7; di mana Allah menggunakan
kue ara yang menjadikan Raja Hizkia sembuh dari
penyakitnya, dengan cara meletakkan kue ara itu di atas
bisulnya. Allah yang Maha Kuasa dapat berkarya melakukan
kesembuhan secara supranatural (kesembuhan Ilahi secara
langsung), tetapi Ia juga dapat berkarya melalui
tindakan medis. Jadi, tidaklah tepat kalau menyimpulkan
bahwa Alkitab menentang pemakaian sarana-sarana
penyembuhan oleh manusia.
2. Dalam Matius 9:12, Yesus sendiri berkata, “bukan
orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.”
Yesus menggunakan kalimat ini untuk menjelaskan
panggilan pelayanan-Nya bagi orang yang sakit dan
bermasalah, tapi kalimat ini juga membuktikan bahwa Ia
mengakui dan menghargai profesi tabib (dokter/tenaga
kesehatan).
Dua cerita Firman Tuhan di atas membuka sekaligus
membentuk paradigma; siapapun yang bergaul erat dengan
Firman Tuhan akan mengakui dan menghormati profesi
dokter ataupun tenaga kesehatan, bahwa mereka dapat
dipakai Tuhan lewat kecakapan dan keterampilan mereka.
Menjadi berkat buat sesama dan mengasihi sesama dapat
diaplikasikan salah satunya adalah dengan menjadi dokter/tenaga
kesehatan yang melayani orang lain.
Orang yang bergaul dengan Firman Tuhan juga akan
memiliki paradigma yang tidak antipati terhadap
aktivitas medis; seperti pemberian obat bagi yang sakit,
serta tindakan-tindakan medis lainnya; termasuk
pemberian imunisasi dan vaksin untuk memperkuat imunitas
tubuh.
Kita membuka diri atas sarana-sarana penyembuhan yang
telah diberikan Allah, baik secara supranatural, maupun
secara natural (tindakan manusia/medis).
Doa dan pengurapan minyak mempunyai tempatnya sendiri,
tetapi doa dan tindakan medis tidak saling bertentangan.
Hasil dari doa dan pengetahuan medis mengalir dari Allah
yang sama.1
Firman Tuhan ada yang secara eksplisit memberikan
tuntunan dan pernyataan mengenai hal-hal tertentu, tapi
ada juga yang membutuhkan pendalaman, perenungan serta
diskusi supaya terjadi keterkaitan antar satu bagian
dengan bagian lain dalam Alkitab yang akan membuka
paradigma kita dalam melihat serta memberikan respon
atas kejadian dalam hidup ini.
Lebih luas lagi, pergaulan yang erat dengan Firman Tuhan
dapat mengubah paradigma kita untuk dapat melihat
kejadian sehari-hari seperti Tuhan memandang kehidupan
ini. Beberapa paragraf di atas membuktikan bahwa Firman
Tuhan tetaplah relevan untuk menjadi pelita bagi kaki
kita dan terang bagi jalan kita, pemberi arah dan
penuntun hidup manusia. (NS).
_________________________
DAFTAR PUSTAKA
French L. Arrington, Doktrin Kristen Perspeksif
Pentakosta (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2015), 369.