GENERASI YEREMIA - GENERASI PEMENANG DI AKHIR ZAMAN
Kita sudah memasuki tahun yang baru, Tahun 2019 adalah
“Tahun Kelahiran Yang Baru”. Ada banyak hal yang baru
yang belum pernah kita lihat dan alami sebelumnya akan
Tuhan lakukan di tahun yang baru ini. Salah satunya
adalah Tuhan sedang melahirkan satu generasi yang baru
di akhir zaman ini, yakni Generasi Yeremia. Tuhan sedang
membangkitkan satu generasi yang luar biasa, yang
berjalan dalam otoritas dan pengurapan Tuhan untuk
berdiri tegak bahkan berani melawan arus guna melakukan
setiap perintah dan kehendak-Nya, persis seperti Tuhan
memakai nabi Yeremia pada zamannya.
Ketika mempelajari kitab Yeremia, kita menemukan ada 3
hal yang harus kita lakukan jika ingin berjalan dalam
pengurapan Yeremia dan menjadi bagian dari Generasi
Yeremia. Pengurapan Yeremia ini bukan hanya milik orang
muda, tetapi bagi siapapun yang mau hidup taat seperti
Yeremia. Yeremia memang dipanggil sejak muda tetapi
dipakai Tuhan sampai masa tuanya bahkan sampai ia
dipanggil Tuhan.
TELADAN DAN FIRMAN YANG DISAMPAIKAN OLEH NABI YEREMIA
1. Hidup Mengandalkan Tuhan (Yer. 17:5-7)
Firman Tuhan dengan jelas berkata bahwa terkutuklah
orang yang mengandalkan manusia atau mengandalkan
kekuatannya sendiri. Kalau Alkitab berkata sedemikian
kerasnya maka satu hal yang pasti, yaitu bahwa Tuhan mau
supaya kita selalu mengandalkan Dia, kalau kita ingin
diberkati dan dipakai oleh Tuhan. Mengapa harus demikian?
Karena segala sesuatu yang baik itu berasal dari Dia dan
kita harus sungguh-sungguh menyadarinya, supaya segala
hormat, pujian dan syukur hanya layak diberikan kepada
Tuhan. Sedikitnya ada 3 ciri orang yang hidupnya
mengandalkan Tuhan:
a. Mempercayai Tuhan dalam Segala Hal
Bukti pertama kita mengandalkan Tuhan adalah kita selalu
percaya bahwa apapun yang terjadi dalam hidup ini, baik
atau tidak baik, susah atau senang, selalu ada dalam
rencana dan kontrol Tuhan di dalamnya. Sehingga kita
tidak mudah bersungut-sungut dan menyalahkan siapapun
atau apapun. Kita percaya bahwa Tuhan pasti punya
rencana yang indah dalam hal apapun untuk mendatangkan
kebaikan bagi setiap orang yang mengasihi Dia. (Roma
8:28)
b. Mengakui Tuhan dalam Segenap Jalan Hidup Kita
Artinya selalu melibatkan Tuhan dalam setiap aspek
kehidupan kita. Selalu mencari Tuhan dan wajah-Nya,
memohon berkat dan perkenanan-Nya.
Kita harus sadar bahwa tanpa Tuhan kita tidak bisa
apa-apa. Kita perlu Dia tiap saat, kita perlu melibatkan
Tuhan dalam segala hal yang kita kerjakan, kalau kita
ingin berhasil dan beruntung. (Amsal 3:6)
c. Berharap Hanya Kepada Tuhan
Orang yang mengandalkan Tuhan akan selalu berharap dan
bersandar hanya kepada Tuhan. Kekuatan kita terbatas,
manusia bisa mengecewakan, tetapi Tuhan tidak pernah
mengecewakan; bahkan kuasa-Nya tidak terbatas. Maz.
118:8 yang adalah ayat tengah dari Alkitab menunjukkan
kepada kita akan hal ini. Dialah sumber kehidupan, Dia
adalah pusat, sebab itu biarlah mata kita hanya tertuju
kepada Tuhan, karena hanya Dia sumber pertolongan kita.
Ketika raja Yosafat dan bangsa Israel tidak berdaya
karena dikepung oleh 3 bangsa lain yang sangat banyak
jumlahnya, mereka cuma bisa berharap kepada Tuhan. Dalam
keterbatasan dan ketidakmampuannya, mereka berseru
kepada Tuhan dan Tuhan datang menyelamatkan mereka. (2
Taw. 20:1-30).
Memasuki di tahun yang baru ini, marilah kita lebih
mengandalkan Tuhan dan percayalah bahwa Tuhan akan
memberkati kita.
2. Hidup Dalam Pertobatan (Yer. 18:6-10)
Dalam ayat-ayat tersebut di atas kita mengerti satu hal
bahwa pertobatan selalu mendatangkan berkat Allah dalam
hidup kita. Sesuatu yang buruk yang sedang menimpa atau
akan menimpa kita, seketika Tuhan bisa jauhkan dan
hindarkan kalau kita BERTOBAT di hadapan Dia.
Mungkin selama ini kita mengerti bahwa bertobat itu
berhenti berbuat dosa. Itu prinsip yang umum, yang dunia
pahami. Alkitab mengajarkan bahwa bertobat artinya bukan
hanya berhenti berbuat dosa, tetapi juga berbalik dan
berjalan kearah yang benar. Artinya: ‘bertobat’ sama
dengan ‘berubah’, dan melakukan apa yang benar di mata
Tuhan.
Jadi kesimpulannya: Pertobatan melahirkan perubahan.
Sebaliknya, tidak ada perubahan tanpa pertobatan.
Bertobat bukan hanya berhenti, tetapi berbalik. Berubah
hidup. Dan perubahan itu akan bisa terlihat dan
dirasakan orang lain.
Waktu Zakheus bertobat, dia bukan hanya berhenti berbuat
jahat, tetapi dia berubah dan menjadi berkat bagi banyak
orang. Pertobatannya menghasilkan perubahan yang
dinikmati oleh banyak orang dan tentunya memuliakan nama
Tuhan. Bertobat artinya kita berbalik dan hidup dalam
kebenaran. Karena kebenaran itu yang akan memerdekakan
kita.
Sebenarnya, banyak masalah terjadi dalam hidup ini
bukanlah karena setan atau orang lain, tetapi karena
sifat, karakter, atau karena mulut kita sendiri. Tetapi
jika kita mau mengalami perubahan, marilah kita bertobat.
Kita sudah dan sedang memasuki tahun yang baru, Tahun
2019 adalah ‘Tahun Kelahiran yang Baru’. Di hadapan
Tuhan, setiap hari adalah hari yang baru. DIA mau
melakukan sesuatu yang baru setiap hari bagi kita.
Syaratnya? Miliki hidup yang selalu baru tiap hari.
Berubah setiap hari, sebab ada berkat yang baru dan
mujizat yang baru, namun kita harus menerimanya dengan
hati yang baru dan hidup yang baru. Setiap hari taburlah
yang baik. Taburlah kebenaran. Jangan menabur dalam
daging sebab hal itu hanya akan menuai kebinasaan.
Yeremia hidup pada zaman yang sangat bobrok dalam
kehidupan bangsa Israel, bahkan sejujurnya, saking
bobroknya bangsa itu, sampai Yeremia matipun tidak ada
orang Israel yang bertobat. Itu sebabnya mereka dihukum
Tuhan dengan dibiarkan-Nya bangsa itu dihancurkan dan
penduduknya dibuang ke Babel.
Kehidupan Yeremia adalah gambaran kehidupan kita di
akhir zaman ini. Dunia tidak akan lebih baik, dunia
sedang menuju kepada kehancuran dan penghukuman. Tapi
orang-orang yang hidup takut akan Tuhan, yang hidup
dalam kebenaran akan diluputkan dan diselamatkan oleh
Tuhan, persis seperti Yeremia. Yeremia dibebaskan oleh
Raja Nebukadnezar atas perintah Tuhan. Wow luar biasa!
Hari-hari ini adalah hari-hari yang jahat. Iblis tahu
bahwa waktunya sudah sangat singkat. Itu sebabnya dia
ingin menjatuhkan banyak anak Tuhan, dia ingin
menghancurkan kehidupan banyak keluarga anak-anak Tuhan.
Sebab itu kita harus berjaga-jaga.
Kita sedang menghadapi peperangan rohani yang terbesar
di akhir zaman ini. Sebagai contoh kalau kita lihat
gerakan LGBT sekarang semakin meluas. Semakin banyak
orang yang jatuh dalam dosa-dosa seperti ini. Itu
sebabnya kita harus berhati-hati. Tidak ada orang yang
lahir sebagai seorang yang lesbian, gay, biseksual, dll.
Hal itu itu terjadi dalam perjalanan hidup orang itu,
bagaimana pergaulan dan lingkungan sekitarnya yang
kemudian membuat dia jatuh dan terikat dengan dosa itu.
Sebab itu kita harus perhatikan sungguh-sungguh
bagaimana pergaulan kita. Apalagi anak-anak muda.
Perhatikan sekeliling kita, jangan sampai menjadi jerat
bagi kita untuk hidup dalam dosa. Kita harus hidup benar
dan kudus kalau mau diselamatkan dari angkatan yang
bengkok ini. Generasi Yeremia adalah generasi yang tidak
berkompromi dengan dosa. Mari kita mengasihi TUHAN
dengan bukti nyata, bukan cuma sebatas ucapan bibir,
tetapi hidup dalam takut dan hormat akan Tuhan.
3. Setia Sampai Akhir (Yer. 20:9-11)
Kalau kita baca kehidupan Yeremia, maka dalam dia
menjalani panggilannya sebagai Nabi Tuhan, ternyata
hidupnya sangat sulit. Dia ditolak, dibenci, dianiaya,
dia pernah dipenjara, dipasung, dipukuli bahkan pernah
diasingkan ke Mesir, tetapi itu semua tidak menggoyahkan
hatinya untuk tetap setia mengikut dan melayani Tuhan.
Pada akhirnya dia menerima upah keselamatan dari Tuhan.
Sebelum kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, Alkitab
berkata akan datang masa-masa yang sukar. (2 Tim. 3:1)
Akan ada pemurnian, akan ada banyak tantangan dan
guncangan. Tetapi Alkitab juga berkata bahwa orang benar
akan hidup oleh iman. (Ibrani 10:38)
Sebab itu kita harus memiliki iman yang kuat. Tuhan mau
kita bertahan sampai pada kesudahan. Jangan sampai kita
memulai dengan roh tetapi mengakhiri dengan daging. Kita
yang sudah lahir baru, kita sudah memulai dengan roh,
biarlah mengakhiri dengan roh juga. Kita mencapai garis
finish dan mengakhiri pertandingan iman dengan baik dan
berjumpa dengan Tuhan; muka dengan muka. Itu artinya
kita jadi Pemenang. Sebab hanya pemenang yang masuk
sorga. Ada upah dan mahkota yang menanti jika kita tetap
setia sampai akhir dan jadi pemenang.
Mencari orang pintar banyak, mencari orang baik banyak,
tetapi tidak banyak orang yang setia. Hidup kita pasti
jadi kesaksian kalau kita setia. Sebaliknya, hidup kita
menjadi tertawaan kalau mudah berubah setia. Sebab itu
jadilah suami/ isteri yang setia, jadilah pelayan Tuhan
yang setia, jadilah karyawan yang setia, pemimpin yang
setia. Jadi anak Tuhan harus setia!
Jangan terlalu mudah berkata cerai, undur/lari dari
pelayanan, terlalu mudah melupakan Tuhan ketika badai
datang dalam hidup. Ingat, Tuhan itu setia, DIA mau kita
juga setia sampai akhir. Caranya:
a. Jangan Menyerah Kepada Dunia - Jangan kalah dengan
keadaan.
b. Percaya akan janji Tuhan - Miliki pengharapan yang
kuat akan janji Tuhan.
c. Percaya akan penyertaan dan pembelaan Tuhan
Ingatlah akan janji Tuhan dalam 2 Kor. 4:17:
“Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan
bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya,
jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.”
Kalau kita bertahan sampai akhir, jadi pemenang, kita
akan menerima upah dan akan memerintah bersama dengan
Tuhan.
“Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku
sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa
atas bangsa-bangsa;” Wahyu 2:26
“Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama
dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah
menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas
takhta-Nya.” Wahyu 3:21
(MK)