Shalom..., Selamat Datang di GBI House Of Grace ~ Rayon 3

Renungan

HAKIKAT PERTOBATAN

    “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;

itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,

itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”

(Efesus 2:8-9)

 

Firman Tuhan menyatakan bahwa kita diselamatkan oleh anugerah Tuhan Yesus di kayu salib. Perbuatan manusia, seperti berbuat baik dan ibadah-ibadah tidak menghasilkan keselamatan. Inilah yang disebut anugerah! 

Kita sangat bersukacita bahwa Tuhan Yesus melakukan penebusan bagi kita dengan kuasa darah-Nya. Jalan menuju keselamatan sudah terbuka. Hanya diperlukan respon kita untuk menerima keselamatan yang Tuhan sediakan. Respon yang tepat adalah mempercayai apa yang Tuhan lakukan bagi kita. Tuhan Yesus menyatakan, “barangsiapa percaya...” artinya berita mengenai Tuhan Yesus yang menyelamatkan, tidak otomatis menyelamatkan semua orang yang mendengar berita itu. Setiap orang harus memilih untuk percaya, mengimani dan menerima (mengaku) agar dapat diselamatkan (Yohanes 1:12, Roma 10:9-10). Orang yang tidak memberikan respon kepada karya keselamatan yang telah Yesus siapkan, tetap berada di dalam hukuman.  

Kelahiran Baru

Alkitab menyatakan bahwa semua manusia berdosa karena ketidaktaatan Adam.  “Berdosa” di sini maksudnya adalah posisi atau status. Contoh yang sederhana, setiap bayi yang lahir di Indonesia adalah “orang Indonesia.” Apakah bayi itu berkulit putih, coklat atau apapun, dia adalah “orang Indonesia.”  Itulah status. Ketika seorang bayi lahir, statusnya adalah berdosa (pendosa) sebagai keturunan Adam. Dia belum melakukan apapun (baik atau buruk, benar atau salah), namun sudah memiliki status tersebut. Di dalam kitab Roma pun dinyatakan bahwa semua orang sudah jatuh dalam dosa dan upah dosa adalah maut. (Roma 6:23,24

“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” (Roma 10:9). Ketika seorang pendosa memutuskan untuk berbalik dari dosa, menyesali dosa-dosanya, kembali pada Tuhan dan percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka dia mengalami kelahiran baru. Keselamatan adalah anugerah Kristus yang kita responi dengan iman. Pertobatan merupakan bukti kelahiran baru (Kisah Para Rasul 26:18). Statusnya sebagai orang berdosa berganti menjadi orang benar. Dalam contoh tentang kewarganegaraan di atas, dia pindah kewarganegaraan.

Bertumbuh dalam Pendewasaan

Mengalami kelahiran baru merupakan awal kehidupan rohani di dalam Tuhan Yesus. Sebagaimana seorang bayi pasti akan mengalami pertumbuhan jasmaninya, demikian juga orang yang dilahirkan baru harus mengalami pertumbuhan rohani. Dalam masa pertumbuhan, kadangkala seorang anak mengalami sakit, dan mereka membutuhkan perawatan yang ekstra. Hal ini mengindikasikan adanya gangguan-gangguan dalam masa pendewasaan. Ada juga anak yang mengalami kematian, dan proses pendewasaan mereka terhenti.                

Apakah seorang yang sudah lahir baru dapat berbuat dosa? Hal itu bisa terjadi. Apa kata Alkitab mengenai hal ini? Rasul Yohanes menulis, “Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.” (1 Yohanes 1:8)  

Adanya orang-orang percaya yang jatuh dalam dosa adalah sebuah kenyataan. Apa yang perlu dilakukan ketika itu terjadi? Yohanes menyatakan, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yohanes 1:9). Pengampunan diberikan ketika ada pengakuan dosa dan pertobatan.

 

 

TUHAN tidak pernah memalingkan wajah-Nya

dari mereka yang berseru kepada-Nya

meminta pengampunan.

                                                                                                                       French L. Arrington

 

Pandangan Hyper Grace Mengenai Pertobatan

Pengajar Hyper Grace menyelewengkan kebenaran mengenai anugerah yang indah ini dengan menambahkan hal-hal yang sebetulnya tidak Alkitabiah. Mereka yang mengajarkan hal tersebut, menyebut hal ini adalah anugerah yang sejati, namun sebenarnya mereka mempercayai anugerah secara keliru, tidak seimbang dan tidak pada tempatnya. 

Sederhananya, hyper grace adalah pemahaman yang memberi tekanan berlebihan pada satu hal (kasih karunia) dan  tidak memperhatikan aspek yang lain. Tekanan yang tidak proporsional itu dilakukan dengan menambahkan apa yang tidak dinyatakan di dalam Alkitab. Akibatnya muncullah pemahaman Alkitab yang salah. 

Pengajar hyper grace menyatakan bahwa kasih karunia mengalahkan segalanya, termasuk pentingnya pertobatan. Mereka percaya bahwa dosa apapun yang sedang, dan akan mereka lakukan, sudah diampuni tanpa perlu melakukan pengakuan dan pertobatan lagi. 

Ini dapat disamakan seperti seorang anak dalam pertumbuhannya; dianggap tidak akan menjadi sakit atau mengalami kematian. Ketika jatuh sakit, diatasi dengan mengatakan bahwa dokter sudah membantu proses kelahiran dengan baik serta memberikan obat-obatan yang diperlukan pada waktu itu, padahal mereka tidak pergi berobat kepada sang dokter.  

Efek dari pandangan ini adalah orang-orang yang dilahirkan baru akan merasa aman walaupun berbuat dosa. Dengan santai dan ‘pede’ nya mereka akan berkata: “Dosa saya hari ini sudah diampuni oleh Tuhan Yesus, saya hanya perlu percaya hal itu,” - tanpa perlu bertobat. Dalam jangka panjang, pemahaman dan pandangan ini akan memunculkan sikap:

•  meremehkan dosa,

•  meremehkan kasih Tuhan,

•  mengabaikan hukum Tuhan,

•  dan pada akhirnya meremehkan Tuhan,

   sambil berkata bahwa kasih karunia Tuhan tersedia melimpah-limpah.

Kelompok ini memiliki rasa aman yang palsu walaupun mereka berbuat dosa, padahal justru dampak yang paling nyata pada orang-orang yang sudah diampuni dosanya adalah memiliki dan merasakan kelegaan yang sejati.  

Kesimpulan 

Dalam perjalanan menuju kedewasaan, selalu ada gangguan-gangguan yang terjadi dalam hidup orang percaya. Alkitab menyatakan bahwa orang percaya yang jatuh dalam dosa perlu mengaku dosanya dan meminta ampun kepada Tuhan. Pengajar hypergrace menyatakan bahwa kita tidak perlu mengakui dosa itu, melainkan hanya mengakui bahwa Tuhan Yesus sudah mati di kayu salib untuk mengampuni dosa kita, oleh karenanya kita tidak perlu bertobat lagi. Yang mengerikan adalah, pada akhirnya orang-orang yang dipengaruhi ajaran ini, akan terus berbuat dosa dan tidak bertobat. (RD)

 

 

ALLAH masih memberikan kesempatan,

pastikan Anda tidak mengabaikan.

 

                                                                                    French L. Arrington

 

   

BACK..