HATI YANG TIDAK MENDUA
Hubungan
Allah dan umat-Nya yang digambarkan lewat Perjanjian (covenant)
menjadi tema keseluruhan Alkitab. Beberapa Teolog terutama yang
berkecimpung dalam Teologi Perjanjian Lama menyimpulkan "Hubungan"merupakan
tema yang mengikat keseluruhan tema dalam Perjanjian Lama.
French L. Arrington menjelaskan bahwa dalam Surat Paulus memang
dituliskan tentang kesetiaan Tuhan dalam menjaga umat-Nya agar
mereka tak bercacat cela sampai kedatangan Kristus kedua kalinya
(1 Tesalonika 5:23) bahkan menjaminnya dengan mengatakan "Ia
yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga yang akan
menggenapinya"(I Tesalonika 5:24). Tulisan Paulus ini mendorong
orang percaya agar lebih meyakini bahwa Allah itu setia. Namun
Arrington juga mengatakan hal ini tidak menjamin kesetiaan kita.
Pendapat yang menyimpulkan bahwa hubungan Allah dengan umat-Nya
langsung menjamin keselamatan umat-Nya tanpa syarat adalah sesat.
Mengajarkan bahwa apapun yang dilakukan oleh umat-Nya itu tidak
jadi masalah karena hubungan antara orang percaya dengan Kristus
tidak terputuskan adalah pengajaran Kasih Karunia yang tidak
Alkitabiah. Ini adalah implikasi yang salah!!! Masih dalam kitab
yang sama (Tesalonika), Paulus menuliskan tentang gaya hidup "Setia"orang
Kristen yang seharusnya. Bila sifatnya temporer, yaitu orang
percaya yang berbuat dosa, ia tidak serta merta kehilangan
tempatnya dalam Kerajaan Allah. Namun bila ia terus-menerus
hidup dalam dosa maka Allah akan menghukumnya (1 Tesalonika
4:6-8), bahkan mereka yang tidak bertobat tidak dapat mewarisi
Kerajaan Allah. Dalam kitab-kitab lainnya Paulus juga menuliskan
tentang dosa-dosa yang menggagalkan kita dari mewarisi Kerajaan
Sorga.
Berikut ini mari kita perhatikan beberapa dosa yang dapat
menggagalkan kita dari mewarisi Kerajaan Sorga.
DOSA SEKSUAL
Paulus mengangkat hubungan seksual di luar pernikahan dan segala
bentuk penyimpangan seksual sebagai gaya hidup yang tidak setia
dan tidak benar dalam jemaat di Tesalonika. Jelas dosa seksual
tidak dapat dibenarkan dari segala segi karena hal tersebut
merampas kemurnian seseorang di hadapan Tuhan (1 Tesalonika 4:6)
dan memiliki konsekuensi yang menghancurkan keluarga Allah.
Seseorang tidak dapat mengatakan dirinya memiliki hubungan yang
baik-baik saja sementara hidup dalam dosa seperti itu. Paulus
mendorong orang percaya untuk tinggal dalam gaya hidup yang
takut akan Tuhan, menjaga kehidupan seksual hanya di dalam
konteks hubungan suami dan isteri.
KEINGINAN DAGING
Jemaat Galatia salah memandang maksud dari ‘kebebasan dalam
Kristus’ sehingga mereka mengikuti keinginan daging dan hidup
tanpa kekangan moral apapun. Sementara kebebasan yang dimaksud
konteksnya saat itu adalah bebas dari hukum Taurat yang bersifat
ritual. Sehingga Paulus dengan keras memperingatkan bahwa
keinginan daging harus dijauhkan, bahkan dimatikan, dan mereka
harus memberi diri untuk dituntun Roh Kudus agar hidup dalam
hukum kasih (Galatia 5:13-26).
PERSELISIHAN
Perselisihan kerap terjadi dalam kehidupan orang percaya. Walau
demikian, perselisihan tidak dapat dibenarkan dan gereja
seharusnya tidak boleh terbiasa dengan adanya perselisihan.
Jemaat Korintus pada masa Paulus rupanya ada dalam keadaan
dimana orang Kristen saling mencari keadilan dengan cara yang
tidak benar, yaitu dengan saling menuduh satu sama lain dan
membawa perkaranya pada hakim-hakim sekuler. Ternyata hal
tersebut dapat membuat orang Kristen tidak mendapat bagian dalam
warisan yang kekal (1 Korintus 6:9-10). Paulus menegur keras
jemaat Korintus dengan cara hidup yang demikian. Hal ini
seharusnya menjadi teguran juga bagi gereja di masa kini. Bukan
hanya dosa secara moral seperti dosa seksual atau keinginan
daging saja yang dapat menghilangkan keselamatan, namun hubungan
umat dengan Allah juga dapat rusak karena perselisihan antara
orang percaya.
KEDEGILAN
Dalam 1 Korintus 10:1-13, Paulus juga mengangkat pengalaman
orang Israel di padang gurun untuk memberikan pembelajaran bagi
jemaat Korintus. Hal-hal seperti penyembahan berhala, pesta pora,
penyimpangan seksual, mencobai Tuhan, dan bersungut-sungut (1
Korintus 10:6-11) dilakukan bangsa Israel setelah mereka melihat
mukjizat dimana Laut Merah terbelah, makan Manna, dan minum air
dari batu. Jemaat di Korintus telah mengalami kemajuan rohani
yang luar biasa dan merasakan mukjizat Tuhan, namun mereka
berpuas diri, akhirnya mengalami stagnasi dan malah mundur
rohani. Kesombongan dan keras kepala menjadi dosa yang membuat
mereka dapat kehilangan hak waris hidup yang kekal.
HUBUNGAN YANG RUSAK
Allah dan orang percaya memiliki hubungan yang begitu indah yang
tidak dengan mudah dapat hilang begitu saja. Walau demikian, hal
ini tidak boleh dipahami sebagai jaminan bahwa posisi kita
sebagai ahli waris Kerajaan Allah akan selalu aman apapun yang
kita perbuat. Sebagai contoh, seorang ahli waris dapat dicabut
hak warisnya. Demikian juga orang percaya dapat kehilangan
posisinya dalam Kerajaan Allah. Jemaat Korintus merasa bahwa
mereka telah terjamin dalam keselamatan (1 Korintus 4:7-10)
namun Paulus memperingatkan secara keras terhadap kepercayaan
diri mereka yang berlebihan:
"Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri,
hati-hatilah supaya ia jangan jatuh !"1 Korintus 10:12
Paulus tetap mengingatkan bahwa Allah itu setia dan tidak akan
membiarkan pencobaan yang melebihi kemampuan kita, sebab itu
orang percaya seharusnya bergantung pada Tuhan dan memberi
hidupnya dituntun Roh Kudus. Beberapa orang beranggapan tidak
masalah memiliki kehidupan dalam gereja dengan segala
pelayanannya, dan bersamaan juga tetap hidup dalam dosa seperti
yang dijabarkan di atas. Jemaat di Tesalonika, Galatia, maupun
Korintus pada dasarnya adalah jemaat yang aktif dalam
persekutuan namun mereka hidup dalam dosa; hati mereka mendua.
Paulus secara tegas menyatakan bahwa mereka akan kehilangan
Kerajaan Allah bila terus hidup secara demikian. Hubungan dengan
Allah seharusnya digunakan oleh orang percaya untuk meminta
tuntunan dan kekuatan untuk hidup dalam kekudusan dan kasih
karunia Allah, bukan supaya kita bisa hidup dengan hati yang
mendua, sebab kebebasan dalam Kristus adalah kebebasan untuk
melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik.
"Kemenangan dan jaminan keselamatan ada hanya dalam iman dan
ketaatan yang setia kepada Dia. Sebab Allah itu setia, Ia tidak
akan langsung membuang kita sewaktu kita melakukan kesalahan,
namun bila terus-menerus berbuat dosa maka itu akan membahayakan
posisi keselamatan kita."(JR)
Quote:
Kemenangan dan jaminan keselamatan ada hanya dalam iman dan
ketaatan yang setia kepada Yesus