HIDUP DALAM KEMERDEKAAN
"Karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta
kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang
terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan
yang benar menurut gambar Khaliknya.”
(Kolose 3:9-10)
Ada sebuah ungkapan yang berkata bahwa perjuangan untuk
mempertahankan kemerdekaan sama pentingnya dengan
perjuangan untuk mendapatkannya. Hal ini seringkali
terjadi dalam kehidupan orang Kristen. Ketika mereka
dimerdekakan dari dosa, maka seharusnya hidup mereka
tetap dalam kemerdekaan dari dosa. Namun tidak sedikit
orang Kristen yang gagal di tengah jalan karena mereka
tidak sungguh-sungguh mempertahankan kemerdekaan yang
dimilikinya di dalam Kristus.
Pujian dan Peringatan Kepada Jemaat di Kolose
“Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan
kita Yesus Kristus, setiap kali kami berdoa untuk kamu,
karena kami telah mendengar tentang imanmu dalam Kristus
Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus,
oleh karena pengharapan, yang disediakan bagi kamu di
sorga.
Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar
dalam firman kebenaran, yaitu Injil, yang sudah sampai
kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh
dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu
mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan
sebenarnya.” (Kolose 1:3)
Jemaat di Kolose adalah orang-orang yang sudah mengalami
keselamatan melalui iman mereka kepada Yesus Kristus.
Dalam suratnya Rasul Paulus menulis bahwa ia dan
rekan-rekan sepelayanannya bersyukur karena mereka
mendengar tetang iman, kasih dan pengharapan jemaat di
Kolose. Mereka mengalami semua hal itu karena mereka
telah mendengar dan menerima Injil.
Selain pujian, Rasul Paulus juga mengingatkan jemaat di
Kolose agar mereka hidup sesuai dengan status mereka
sebagai orang yang telah percaya.
“Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena
itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Sebab kamu
telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan
Kristus di dalam Allah.” (Kolose 3:2-3)
TIGA KUNCI KE ARAH HIDUP SEBAGAI ORANG MERDEKA
Dalam suratnya kepada jemaat di Kolose, Paulus
memberikan beberapa petunjuk untuk hidup sebagai
orang-orang yang sudah dimerdekakan lewat pengenalan
mereka kepada Kristus.
1. Sadari Posisi Kita Yang Baru
“Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan
memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih.”
(Kolose 1:13)
Hal pertama yang harus disadari oleh semua orang percaya
adalah perihal status dan posisi mereka yang baru. Pada
saat seseorang menjadi pengikut Kristus maka orang
tersebut telah dipindahkan oleh Tuhan dari kerajaan
kegelapan masuk ke dalam kerajaan Allah.
Kata ‘memindahkan’ dalam ayat tersebut memiliki
pengertian seperti ketika seorang raja yang menang
berperang dan membebaskan setiap tawanan dari negeri
lawannya untuk pulang ke negerinya sendiri.
Ketika seseorang belum diselamatkan, maka orang tersebut
berada dalam pengaruh kuasa kegelapan. Tidak ada yang
dapat orang tersebut lakukan untuk menyelamatkan dirinya
sendiri. Hanya Yesus yang sanggup untuk melepaskan
mereka lewat pengorbanan-Nya di kayu salib.
Jika seseorang menjadi percaya kepada Yesus, maka
benar-benar terjadi perpindahan secara rohani, yang
tadinya ada dibawah pengaruh kuasa kegelapan, kemudian
mengalami pembebasan. Mereka yang tadinya sama sekali
tidak berdaya, kemudian mendapatkan kuasa untuk melawan
pengaruh si jahat, ketika mereka berada dalam kerajaan
terang.
Tentu saja Iblis tidak akan tinggal diam ketika
jiwa-jiwa yang tadinya berada dalam pengaruhnya kemudian
diambil dari cengkeramannya. Ia akan menggunakan segala
macam cara agar orang yang sudah percaya tersebut tetap
mengikuti kehendaknya, sehingga pada akhirnya gagal
melakukan kehendak Tuhan, bahkan meninggalkan Tuhan.
“Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis,
berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum
dan mencari orang yang dapat ditelannya.” (I Petrus 5:8)
Karena Iblis tidak bisa lagi berkuasa atas orang-orang
yang sudah percaya kepada Yesus maka yang ia lakukan
adalah menipu orang percaya sehingga mereka sendiri yang
melakukan apa yang Iblis inginkan. Ingatlah Iblis tidak
lagi memiliki otoritas atas hidup orang percaya, kecuali
orang percaya tersebut yang memberikan dirinya sendiri
kepada Iblis.
“Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya
kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis.” (Efesus
6:11)
Solusi untuk melawan tipu muslihat Iblis ini adalah
dengan mengambil dan mengenakan seluruh perlengkapan
senjata Allah yang sudah disediakan bagi kita untuk
digunakan. Perhatikan bahwa seluruh perlengkapan senjata
tersebut disediakan Allah untuk melawan ‘tipu muslihat’,
artinya serangan yang dilancarkan oleh Iblis adalah
dalam area pola pikir, bukan serangan secara fisik.
Peperangannya terjadi dalam pikiran orang percaya.
2. Tinggalkan Pola Pikir Yang Lama
“Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada
berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya
kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar,
untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna,
sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan
kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam
segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam
pengetahuan yang benar tentang Allah.” (Kolose 1:9-10)
Paulus berdoa dengan tiada berhenti, agar jemaat di
Kolose yang sudah dimerdekakan mengalami pertumbuhan
pola pikir, yaitu hikmat dan pengertian yang benar
tentang Allah dan apa yang menjadi kehendak-Nya. Pola
pikir yang benar ini akan berbuah dan menghasilkan
sebuah kehidupan yang layak di hadapan Tuhan dan
melakukan pekerjaan yang baik.
Salah satu bentuk penyesatan pola pikir adalah dengan
hidup mengandalkan diri sendiri dan bukan mengandalkan
Tuhan. Orang percaya sudah dimerdekakan karena kasih
karunia Allah dan melalui iman mereka kepada Yesus
Kristus, untuk selanjutnya mereka juga harus tetap hidup
dalam kasih karunia dan iman kepada Yesus Kristus.
Jika kita sudah diselamatkan karena karya Kristus di
kayu salib, maka kita juga memerlukan karya Kristus di
kayu salib untuk hidup dalam keselamatan tersebut. Jika
kita menjalani kehidupan kita sebagai orang percaya
dengan kekuatan sendiri, maka kita pasti akan gagal. Hal
ini lah yang secara halus seringkali menjadi senjata
paling efektif yang dipakai oleh Iblis.
Berkali-kali dalam surat-suratnya Rasul Paulus
memperingatkan orang Kristen akan hal ini.
“Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena
itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.” (Kolose 2:6)
Setelah dimerdekakan oleh Kristus, maka kita harus tetap
hidup dalam kemerdekaan oleh Kristus, bukan dengan
kekuatan sendiri.
“Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus dan
bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukkan
dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih
hidup di dunia.” (Kolose 2:20)
Kita dimerdekakan di dalam Kristus dari cara-cara dunia,
maka janganlah kita kembali menggunakan cara-cara dunia
untuk hidup dalam keselamatan yang sudah diberikan
Kristus.
“Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh,
maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?”
(Galatia 3:3)
Setelah kita memulai hidup kita dalam Kristus karena
kemerdekaan yang dikerjakan Roh Kudus, maka janganlah
melanjutkan hidup kita dengan mengandalkan diri sendiri
(daging).
“Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa
taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan
takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih
hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak
hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu
baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” (Filipi
2:12-13)
Orang yang sudah diselamatkan harus memiliki pola pikir
yang baru, yaitu menghidupi keselamatannya dengan
kemauan dan kemampuan yang dikerjakan oleh Allah di
dalam kita.
3. Miliki Pola Pikir Yang Baru
“Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan
Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus
ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara
yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati
dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam
Allah.” (Kolose 3:1-3)
Melanjutkan nasihatnya kepada jemaat di Kolose, Rasul
Paulus mengingatkan kepada jemaat di Kolose bahwa mereka
adalah orang-orang yang sama seperti Kristus; telah
dibangkitkan dari kematian manusia lama mereka dalam
dosa, dan hidup sebagai manusia yang baru bersama dengan
Kristus.
Kita dapat meneladani apa yang Yesus lakukan setelah Ia
bangkit dari kematian:
a. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus meninggalkan
kuburan-Nya.
Demikian pula kita; tidak lagi hidup dalam ‘kematian’,
seperti saat ketika kita belum diselamatkan.
b. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus melayani orang-orang
percaya.
Demikian pula kita; harus hidup dalam persekutuan dengan
orang-orang percaya dan saling melayani satu dengan yang
lainnya.
c. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus hidup dalam kemuliaan
dan kuasa.
Demikian pula kita; dengan kuasa yang diberikan oleh Roh
Kudus, kita dapat melakukan perkara-perkara yang besar
dan ajaib yang memuliakan Tuhan sehingga membawa banyak
orang datang kepada-Nya dan diselamatkan.
d. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus menantikan
pengangkatan-Nya ke sorga.
Demikian pula kita; harus menyadari bahwa walaupun kita
masih hidup di dunia ini, kewarganegaraan kita yang
sesungguhnya adalah di sorga.
“Karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta
kelakuannya,
dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus
diperbaharui
untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar
Khaliknya.”
(Kolose 3:9-10)
Ingatlah bahwa orang percaya bukanlah orang yang akan
dimerdekakan, melainkan orang-orang yang sudah mengalami
kemerdekaan di dalam Kristus. Oleh karena itu marilah
kita hidup sesuai dengan status kita sebagai orang
merdeka. Untuk menghidupinya kita harus memberikan hidup
kita untuk terus menerus diproses agar kita meninggalkan
pola pikir kita yang lama, mengandalkan kekuatan sendiri,
hidup dalam daging dan memiliki pola pikir yang baru,
mengandalkan Tuhan dan hidup dalam Roh. Amin. (PT)