HIDUP MATI DIKUASAI LIDAH
"Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka
menggemakannya, akan memakan buahnya”.
Amsal 18:21
Dari tanggal 29 September 2019 sampai dengan 18
September 2020, kalender Ibrani memasuki tahun 5780 yang
disebut dengan ‘Tahun Pey’ (baca: Peh). Sebelum kita
meninggalkan ‘Tahun Pey’ dan memasuki tahun baru menurut
kalender Ibrani yaitu tahun 5781 yang disebut ‘Tahun Pey
Aleph’, kita akan merenungkan kembali makna dari ‘Tahun
Pey’ dan apa yang menjadi tuntunan Tuhan untuk kita
semua selama ‘Tahun Pey’ ini.
Kata Ibrani ‘peh” artinya mulut, dapat dipahami bahwa
huruf ‘pey’ adalah gambaran perkataan yang dapat
menciptakan realitas atau menjadi kenyataan. Sama
seperti yang ditulis di Kitab Kejadian pasal 1, ketika
Allah menciptakan dunia ini; Allah berfirman maka
semuanya ada dan diciptakan. Manusia sebagai makhluk
ciptaan-Nya yang paling istimewa diberikan kuasa yang
sama, melalui lidahnya. Dengan kata lain; kata-kata yang
diucapkan memiliki kuasa untuk menentukan kehidupan atau
kematian.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ‘gema’
artinya bunyi atau suara yang memantul, jadi kata
‘menggemakan’ artinya memantulkan, mendengungkan,
membalikkan. Kata-kata yang kita ucapkan dan yang
digemakan pada akhirnya akan kembali kepada kita yang
mengucapkannya.
Orang percaya yang ingin memiliki realita kehidupan yang
baik tentu saja harus menjaga lidahnya atau perkataannya
dengan tidak berkata-kata yang jahat, tetapi justru
membiasakan diri untuk memperkatakan yang baik dan
positif. Sesuai janji firman Tuhan, “Siapa yang
menggemakannya akan memakan buahnya.”
Jadi realita apa yang ingin kita ciptakan di hidup kita:
kesembuhan? kelimpahan? kesuksesan? dengan
menggemakannya maka kita akan memakan buahnya. Surat
Yakobus pun mengatakan betapa lidah memiliki pengaruh
yang besar yang dapat menodai seluruh tubuh dan
menyalakan roda kehidupan manusia:
“Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan
dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh
kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh
dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri
dinyalakan oleh api neraka”.
Yakobus 3:6
Oleh sebab itu kita harus berhati-hati menggunakan lidah
kita. Kata-kata kasar yang kita ucapkan, kata-kata dusta,
fitnah, gosip, umpatan dan lain-lainnya apabila kita
menggemakannya pada akhirnya semua itu akan berbalik
kepada kita sendiri. Akibatnya kita menjadi orang yang
tidak disukai, tidak dapat dipercaya, dijauhi orang dan
berpotensi mendatangkan kesukaran atau masalah di
kemudian hari (Amsal 21:23) dan akhirnya akan membawa
kita kepada kematian.
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang
diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari
penghakiman.
Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan
menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."
Matius 12:36-37
Tetapi kata-kata yang baik, kata-kata yang lembut, yang
positif, yang jujur; akan menjadi berkat bagi orang
lain. Ia menyembuhkan, menguatkan yang lemah. Bahkan
nabi Yesaya mengatakan, bahwa lidah seorang murid dapat
memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. (Yesaya
50:4).
Semua itu akan berbalik kepada kita sendiri. Kita akan
menjadi orang yang disukai dan dipercaya oleh orang
lain, dan pada akhirnya akan membawa kita kepada
kehidupan yang baik.
“Kalau kalian berbicara, janganlah memakai kata-kata
yang kotor. Pakai sajalah kata-kata yang membina dan
memberi pertolongan kepada orang lain. Kata-kata seperti
itu akan mendatangkan kebaikan kepada orang-orang yang
mendengarnya”.
Efesus 4:29 (BIS)
Demikian juga apabila kita mengucapkan dan menggemakan
kata-kata yang optimis untuk diri kita sendiri sekalipun
kita sedang mengalami hal-hal yang tidak baik dalam
hidup kita: kekurangan, kesesakan dan kesusahan, maka
perkataan itu semua akan berbalik kepada kita, dan kita
akan mengalami kehidupan yang baik. Tetapi apabila kita
mengucapkan dan menggemakan kata-kata yang pesimis,
keluh kesah, maka kita akan mengalami, kegagalan,
kecelakaan, ketidakberuntungan dan akhirnya kematian.
Karena kata-kata yang kita ucapkan adalah sebuah doa
yang memiliki kuasa untuk mewujudkannya.
“Perut orang dikenyangkan oleh hasil mulutnya, ia
dikenyangkan oleh hasil bibirnya”.
Amsal 18:20
Sekarang kita mengerti betapa dahsyatnya kuasa lidah. Ia
dapat menciptakan yang tidak ada menjadi ada, mewujudkan
apa yang kita ucapkan baik ataupun jahat. Oleh sebab itu
kita harus bijaksana dalam menggunakan lidah kita.
DUA HAL DALAM MENGENDALIKAN LIDAH KITA
1. Menjaga Hati
Hati sangat berperan penting dalam hidup kita. Karena
segala sesuatu bersumber dari hati. Apapun yang kita
pikirkan dan katakan semuanya berasal dari hati. Jika
hati kita baik, maka pikiran dan perkataan kita juga
akan baik, demikian juga sebaliknya.
“Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu
dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu
sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari
hati. Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik
dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat
mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya
yang jahat.
Matius 12:34-35
Hati kita sangat dipengaruhi oleh keadaan yang kita
alami, maka untuk menjaga hati tetap baik dan bersih,
kita sendiri yang bertanggung jawab untuk menjaganya.
Seperti yang firman Tuhan katakan di Amsal 4:23, kita
harus menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan dengan
tidak mengizinkan semua peristiwa-peristiwa menyakitkan
hati, yang membuat kecewa, sedih, marah dan lain-lain
yang terjadi di hidup kita masuk ke perbendaharaan hati
kita.
Semua peristiwa yang buruk yang terjadi harus segera
ditanggulangi dengan berusaha untuk mengampuni dan
melupakannya, sehingga senantiasa terpancar kehidupan;
kata-kata yang memberkati orang lain.
“Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan
sudah dekat!”
Filipi 4:5
2. Dipenuhi Roh Kudus
Surat Yakobus 3:6-8 menekankan kecenderungan kita untuk
berdosa dalam perkataan. Firman Tuhan mengatakan; tidak
ada seorangpun yang berkuasa untuk menjinakkan lidah.
“Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan
dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh
kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh
dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri
dinyalakan oleh api neraka.
Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta
binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut
dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia,
tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah;
ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan
penuh racun yang mematikan.
Yakobus 3:6-8
Tuhan Yesus berjanji bahwa kita akan memiliki kuasa
apabila Roh Kudus turun atas kita (Kisah 1:8). Tanpa
kuasa Roh Kudus tidak ada seorangpun yang berkuasa
menjinakkan lidahnya, karena lidah kita dinyalakan oleh
api neraka yang akan mencondongkan kita kepada perkataan
yang sia-sia dan jahat.
Persekutuan yang intim dengan Roh Kudus akan membuat
kita semakin bertumbuh dewasa rohani, kuasa Roh Kudus
akan memampukan lidah kita untuk berkata-kata yang baik
dan positif dan kita menjadi orang sempurna yang mampu
untuk menguasai lidah dan juga seluruh tubuh kita.
“Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa
tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang
sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya”.
Yakobus 3:2
Seperti yang Musa katakan kepada bangsa Israel; “Aku
menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan
keberuntungan, kematian dan kecelakaan.” Demikian juga
orang percaya dihadapkan dengan pilihan yang sama; yaitu
kehidupan atau kematian.
Salomo mengingatkan kita, bahwa lidah adalah salah satu
anggota tubuh yang dapat mewujudkannya. Sesuai dengan
apa yang kita ucapkan demikianlah yang akan terjadi,
sebab kata-kata yang kita ucapkan adalah doa kita. Pada
akhirnya semua kata-kata yang kita ucapkan dan gemakan,
semuanya akan kembali kepada kita sendiri dan kelak akan
kita pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. (JM)
“Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini
umur panjang untuk menikmati yang baik?
Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap
ucapan-ucapan yang menipu”.
Mazmur 34:12-13
---------------------