HIDUPLAH OLEH ROH
“Maka berbicaralah ia, katanya: “Inilah firman TUHAN
kepada Zerubabel bunyinya:
Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan,
melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.”
Zakharia 4:6
Roh Kudus adalah sumber kekuatan kita. Kita adalah
anak-anak Allah yang telah lahir baru dari Roh Allah,
dirancang Tuhan untuk hidup selaras dengan kehendak
Tuhan. Manusia rohani kita selalu mengingini apa yang
berasal dari Tuhan, sehingga hidup kita dapat
mencerminkan Tuhan dan menghadirkan kenyataan Yesus
melalui hidup kita. Kuasa Roh Kuduslah yang mengerjakan
perwujudannya dalam hidup kita. Gaya hidup serupa
Kristus dibangun dalam kita oleh karya Roh Kudus.
Ketika Tuhan berkata: “Bukan dengan keperkasaan dan
bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, …” Dia
menghendaki agar kita hidup oleh kuasa Roh Kudus. Itulah
hidup oleh Roh Kudus yaitu menghadirkan karakter Kristus.
Kita menghidupi gaya hidup yang senantiasa mengandalkan
Roh Kudus. Firman Tuhan inilah yang memilah, antara
hidup oleh kekuatan dan kemampuan manusiawi, ataukah
kita hidup oleh kemampuan Roh Allah. Tuhan
memperingatkan kita untuk jangan bersandar kepada
kekuatan manusia. Bukan dengan kekuatan atau keperkasaan
kita, melainkan oleh kemampuan Roh Allah. Hiduplah oleh
Roh.
Kontras dari ‘hidup oleh Roh’ adalah ‘hidup menurut
daging’; yaitu mengikuti hawa nafsu kedagingan. Hidup
oleh Roh akan menghasilkan buah Roh, yaitu kasih,
sedangkan hidup oleh daging menghasilkan ‘buah daging’,
yaitu melawan Tuhan dan melakukan yang jahat. Tuhan
menginginkan kita berbuah Roh, dan buah yang ketika
‘dimakan’ terasa manisnya oleh banyak orang. Seharusnya
keinginan natural kita sebagai anak-anak Allah adalah
menghasilkan buah Roh. Kerinduan itu sudah tertanam di
hati kita sejak kita lahir baru oleh Roh Kudus menjadi
anak Allah.
Karena itu kita harus membangun persahabatan dengan Roh
Kudus. Kita harus mengenal dan mengalami Roh Kudus
semakin mendalam. Roh Kudus adalah sumber kita yang
memberikan hidup Illahi, hikmat, pengertian, kekuatan,
keberanian bagi kita untuk hidup setiap hari dalam
kehendak-Nya. Dialah kekuatan kita untuk menyelesaikan
panggilan-Nya atas hidup kita.
Dalam Aliran Sungai Roh Kudus
Roh Kudus digambarkan dalam Alkitab sebagai sebuah
sungai. Kita harus mengikuti gerakan aliran sungai Roh
Kudus. Aliran itu harus terus mengalir di dalam hati
kita, dan membuat hidup kita terus bergerak di dalam
aliran-Nya.
Dalam Yohanes 7: 37-39, Tuhan berbicara bahwa aliran Roh
Kudus mengalir di hati orang percaya. Aliran kehidupan
itu kemudian mengalir keluar dari hidup kita sebagai Roh
Kudus dan karya Roh Kudus yang memberkati orang lain.
Aliran Roh Kudus di dalam kita membuat kita dikenyangkan
dengan damai sejahtera dan hikmat Allah. Hidup kita
menjadi bermakna dan menyentuh kehidupan orang lain
dengan kebaikan-Nya. Orang di sekitar kita merasakan
atmosfir kedamaian ketika bersinggungan dengan hidup
kita. Kata-kata yang berisi hikmat Allah menjadi jiwa
dan nyawa dari ucapan kita, sehingga orang lain dibangun
dan dikuatkan. Itulah aliran Roh yang mengalir dari
dalam roh kita. Kita membawa keluar aliran air hidup
yang menyentuh orang lain yang membutuhkan kebaikan
Tuhan. Bukan oleh kekuatan kita, melainkan oleh Roh
Kudus yang ada di dalam kita.
Roh Pewahyuan
Roh Kudus adalah Roh yang mewahyukan Yesus (Efesus
1:19), sehingga kita memiliki pengenalan akan Kristus
dengan pemahaman surgawi. Mengenal Kristus di kedalaman
hati dan memahami rancangan-Nya dengan pertolongan Roh
Kudus. Pengenalan akan Kristus, dan keinginan hati kita
untuk menjadi serupa Kristus bersumber dari Roh Kudus.
Dia mewahyukan Kristus dan kebenaran-Nya kepada kita.
Hidup dalam pewahyuan Kristus dan pengenalan yang
mendalam membuat kuasa Roh Kudus leluasa berkarya dalam
hidup kita.
Pengenalan Kristus oleh pewahyuan Roh Kudus membuat kita
mengikuti gaya hidup Kristus. Kita menjadi orang yang
berbeda dengan dunia. Perilaku kita makin selaras dengan
surga, dan kontras dengan keduniawian. Apa yang dicintai
dunia bukan lagi kesukaan kita. Apa yang disukai Tuhan
menjadi hal yang utama dalam hidup kita, walaupun
ditentang oleh dunia. Yesus menjadi model dan gaya hidup
kita oleh karya Roh Kudus. Sebagaimana kehadiran Kristus
di bumi untuk menghadirkan Kerajaan Allah, maka oleh Roh
Kudus kita menjadi orang-orang yang menghadirkan
Kerajaan Allah. Yaitu kebenaran, damai sejahtera dan
sukacita oleh karya Roh Allah dan kuasa-Nya. (Roma 14:
17; 1 Korintus 4: 20).
Pikiran Kerajaan Allah oleh Roh Kudus
Tuhan mau agar didalam hidup ini; kita mengutamakan
Kerajaan Allah, maksudnya memanifestasikan Kerajaan
Allah dalam hidup kita.
“.... datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi
seperti di sorga.” Matius 6:10
“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Matius
6:33
Kerajaan Allah bukanlah hal-hal jasmaniah, melainkan
kebenaran surgawi yang penuh damai dan sukacita oleh Roh
Kudus (Roma 14:17). Roh Kuduslah yang membuat kita
memahami dan mengalami Kerajaan Allah. Ketika Kerajaan
Allah dan Sang Raja menjadi pusat pikiran dan fokus kita,
maka pikiran Kerajaan Allah akan terbangun dalam kita.
Pola pikir kita dibangun menjadi selaras dengan pikiran
Kristus. Ketika mengalami perjumpaan dengan Sang Raja,
maka kita menerima pikiran-Nya menjadi pikiran kita.
Di dalam penyembahan kita kepada Tuhan dan perenungan
akan firman-Nya, maka pikiran Kristus meresap ke dalam
pengertian dan menjadi pemikiran kita yang baru.
• Pikiran kita semakin terbuka terhadap perkara-perkara
yang diatas.
• Kita semakin peka akan kehadiran Roh Kudus.
• Pikiran kita diperkaya dan terus dialiri dengan
pewahyuan tentang siapakah Dia sesungguhnya.
• Hidup kita mengekspresikan kehadiran Roh Kudus yang
hidup didalam kita - kepada orang-orang disekitar kita.
Hidup Dalam Hadirat-Nya
Seorang yang telah masuk ke dalam perhentian di hadirat
Tuhan, akan beralih dari yang tadinya bersumber kepada
diri sendiri menjadi bersumber kepada Roh Kudus.
“Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya,
ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama
seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya. Karena itu
baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian
itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti
contoh ketidaktaatan itu juga.” Ibrani 4: 10, 11
Adalah pilihan dan keputusan kita untuk masuk ke dalam
perhentian dan terus menerus tinggal dalam hadirat-Nya.
Kita memutuskan untuk menyangkal dan menyalibkan
keinginan manusiawi, agar dipenuhi dengan kehendak Allah
dan keinginan yang Ilahi.
Keinginan kita ditundukkan untuk selaras dengan
keinginan Tuhan. Bukan melakukan dengan cara manusia,
melainkan menurut cara Tuhan. Bukan menurut waktu dan
agendanya sendiri, melainkan menurut waktu Tuhan,
seturut agenda Tuhan. Semuanya dilakukan dengan kekuatan
Roh Kudus. Maka Roh Kudus menguasai arena yang luas
dalam hidup kita ketika kita sedang berada dalam hadirat
Tuhan. Dialah mendominasi hidup kita, sehingga kita
sepenuhnya dikendalikan oleh Roh Allah.
Karena itu teruslah mengejar untuk tenggelam dalam
hadirat-Nya, dan di dalam hadirat-Nya mengerjakan kita
tugas yang Tuhan berikan untuk kita selesaikan. Kita
akan mendapati bahwa diri kita sedang bekerja dengan
hati yang rest, penuh damai sejahtera.
Jika kita telah melakukan ini, maka kita akan melihat
buahnya, yaitu Allah bisa berbuat banyak menjamah dan
mengubah hidup orang lain melalui kehidupan kita. Itu
semua bisa terjadi karena Dia mendapati kita sebagai
pijakan-Nya di bumi untuk melakukan semua itu. Amin.
(MG)