Shalom..., Selamat Datang di GBI House Of Grace ~ Rayon 3

Renungan

HUJAN AWAL HUJAN AKHIR
PENGGENAPAN PENTAKOSTA KETIGA

“Mintalah hujan dari TUHAN pada akhir musim semi!” Zakharia 10:1a

A. PENGERTIAN HUJAN AWAL DAN HUJAN AKHIR
Pengajaran hujan awal dan hujan akhir merupakan metafora Alkitabiah yang memiliki makna teologis yang mendalam dalam tradisi Pentakostal. Pengajaran ini berasal dari gambaran agraris seperti yang tertulis dalam Yoel 2:23, Zakharia 10:1 dan Kisah Para Rasul 2:16-18; konsep ini secara historis dikaitkan dengan dua fenomena utama pencurahan Roh Kudus dalam sejarah gereja. Hujan Awal merujuk pada peristiwa Pentakosta dalam Kisah Para Rasul 2:1-4, yang menandai awal pekerjaan Roh Kudus dan kelahiran gereja di dunia. Sementara itu, hujan akhir dipahami sebagai pencurahan Roh Kudus yang jauh lebih besar dan dahsyat, terjadi di akhir zaman, yang akan memberdayakan orang-orang percaya bagi penuaian jiwa besar-besaran dalam rangka menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang Kedua.

The Latter Rain (Hujan Akhir) adalah sebuah konsep dalam kegerakan Pentakosta yang menyatakan bahwa Tuhan mencurahkan Roh-Nya lagi, seperti yang Dia lakukan pada hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 2:1-4), memberdayakan orang-orang percaya untuk mempersiapkan dunia bagi penuaian jiwa besar-besaran dalam rangka menyambut bagi kedatangan-Nya yang Kedua. Pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 2:1-4) dikenal dengan The Former Rain (Hujan Awal) dan Pencurahan

Roh Kudus pada masa Contemporary Pentecost (Pentakosta Modern) disebut sebagai The Latter Rain (Hujan Akhir) .

Pada bulan April 1906, terjadi sebuah kegerakan dalam sebuah kelompok kecil yang sebagian besar terdiri dari orang-orang kulit berwarna, mereka sedang berdoa bersama di sebuah aula misi di Jalan Azusa di Los Angeles, California. Beberapa dari mereka telah mendengar tentang kejadian aneh yang baru- baru ini terjadi di Kansas di mana sebuah kekuatan aneh telah merasuki seorang pria, dan dia tampaknya telah dibuat untuk berbicara dalam “bahasa lidah (bahasa roh)”. Hari demi hari dan malam demi malam, orang-orang ini, yang mengira bahwa mereka mengenali hal ini sebagai tanda Pentakosta Kedua, berseru dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan untuk manifestasi yang sama, dan akhirnya “kuasa” itu turun. Satu demi satu mereka dikuasai oleh suatu energi super yang membuat mereka terkadang tidak sadar akan sekelilingnya, dan menyebabkan mereka mengeluarkan suara-suara aneh yang sering kali berupa ocehan bersuku kata satu. Kegembiraan mereka melimpah dan tidak mengenal batas. Bagi mereka telah terjadi, demikianlah yang mereka yakini, kedatangan The Latter Rain (Hujan Akhir) . Pemimpin gerakan Azusa yang bernama William J. Seymour yakin bahwa The Latter Rain (Hujan Akhir) ini adalah penggenapan apa yang tertulis dalam Yoel 2:23 dan ia juga meyakini bahwa melalui penggenapan ini Allah sedang mencurahkan hujan berkat yang baru “hujan akhir”, dianugerahkan kepada hamba-hamba-Nya yang rendah hati di seluruh gereja, dengan tujuan untuk membersihkan gereja-Nya dari perpecahan yang penuh dosa karena perbedaan ras dan perbedaan denominasi.

Istilah The Latter Rain (Hujan Akhir) pertama kali digunakan pada awal sejarah Pentakosta Modern, ketika David Wesley Myland menulis sebuah buku berjudul Latter Rain Songs pada tahun 1907. Tiga tahun kemudian, Myland menulis The Latter Rain Covenant . Pada akhir tahun 1908, laporan-laporan mengenai turunnya The Latter Rain (Hujan Akhir) dan pendirian pusat-pusat Pentakosta membanjiri kota- kota seperti New York, Baltimore, Philadelphia, Washington D.C., Chicago, Sion, St. Paul, Atlanta, Birmingham, Cleveland Ohio dan Cleveland Tennessee, Indianapolis, Portland, Seattle, San Fransisco, dan Oakland .

William Faupel menyatakan bahwa Kegerakan The Latter Rain (Hujan Akhir) dimulai oleh Pentakosta Kedua di mana Roh Kudus datang kembali dengan cara yang sama untuk menggerakkan peristiwa-peristiwa yang akan datang untuk mengantarkan zaman baru .

Asal mula istilah gambaran The Latter Rain (Hujan Akhir) didasarkan pada fenomena alam yang terjadi di tanah Israel setiap tahunnya, yaitu datangnya hujan awal dan hujan akhir. Hujan awal memungkinkan biji-bijian berakar setiap musim gugur. Setelah itu, setelah musim dingin yang panjang, hujan akhir akan turun, memberikan pertumbuhan akhir yang dengan cepat mematangkan biji-bijian untuk siap dipanen.

Sebagian besar curah hujan tahunan di Israel terjadi dari bulan Desember hingga awal Maret, didahului oleh musim hujan di bulan Oktober (hujan awal) yang melembutkan tanah yang kering akibat musim panas yang kering dan terik, sehingga siap untuk ditanami. Hujan yang terakhir turun pada bulan April, mematangkan biji-bijian untuk siap dipanen .

Dalam Alkitab, istilah The Latter Rain (Hujan Akhir) diambil dari Yoel 2:23 (TB2),

“Hai bani Sion, bersorak-sorailah dan bersukacitalah karena TUHAN, Allahmu! Sebab telah diberikan-Nya kepadamu hujan pada awal musim dengan adilnya, dan diturunkan-Nya bagimu hujan, hujan pada awal dan hujan pada akhir musim seperti semula.”

Insan Pentakosta menafsirkan “hujan” dalam ayat ini sebagai pencurahan Roh Kudus. Dan dipercaya bahwa “hujan akhir” (pencurahan Roh Kudus pada akhir zaman) akan jauh lebih besar dan dahsyat daripada “hujan awal”.
Beberapa ayat mengenai The Latter Rain (Hujan Akhir):

"Akan terjadi kemudian, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Juga ke atas hamba- hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu.“
Yoel 2:23-29 (TB2)

"Mintalah hujan dari TUHAN pada akhir musim semi! TUHANlah yang membuat awan hitam, dan hujan lebat akan diberikan-Nya kepada mereka dan tumbuh-tumbuhan di padang kepada setiap orang.“
Zakharia 10:1 (TB2)

"Marilah kita mengenal dan bersungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.”
Hosea 6:3 (TB2)

“maka Ia akan memberikan hujan untuk tanahmu pada masanya, hujan awal dan hujan akhir, sehingga engkau dapat mengumpulkan gandum, anggur dan minyakmu,”
Ulangan 11:14 (TB2)

“Karena itu, Saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi.”
Yakobus 5:7 (TB2)

Dari penjelasan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa The Latter Rain (Hujan Akhir) memiliki sebuah arti yaitu pencurahan Roh Kudus yang jauh lebih besar dan dahsyat dari Pentakosta yang tertulis dalam kitab Kisah Para Rasul 2:1-4, dengan penekanannya adalah untuk memberdayakan orang-orang percaya bagi penuaian jiwa yang besar-besaran dalam rangka menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang Kedua. Dengan gambaran sebagai berikut:

Great Revival — Global Harvest — Christ’s Return
Kebangunan (Kebangkitan) yang Dahsyat — Penuaian Jiwa besar-besaran — Kedatangan Tuhan Yesus

The Latter Rain (Hujan Akhir) dicurahkan supaya orang-orang percaya dapat menyelesaikan Amanat Agung Tuhan Yesus .

Steven J. Land dalam Pentecostal Spirituality — A Passion for the Kingdom menyatakan:

“Pemulihan Hujan Akhir dari kuasa Pentakosta adalah untuk penginjilan di akhir zaman. Misinya adalah untuk memperingatkan gereja agar bertobat, menyucikan diri, mengenakan jubah putih, dan menuangkan minyak ke dalam pelita sebelum Mempelai Pria datang. Injil yang kekal, Injil kerajaan harus diberitakan oleh para saksi yang mulutnya telah mencicipi kuasa-kuasa zaman yang akan datang dan yang matanya telah melihat bukti-bukti kuasa itu bekerja di antara mereka. Sangatlah penting bahwa pria dan wanita dipanggil dari kegelapan ke dalam terang, karena zaman kerajaan telah menyingsing.”

Motif The Latter Rain (Hujan Akhir) adalah untuk mengidentifikasikan bahwa hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 2:1-4) sebagai sebuah permulaan dan gerakan Pentakosta pada abad ke-20 sebagai penutup dari zaman ini, kedua hal tersebut berpusat pada aktivitas eskatologis Roh Kudus. Hujan Akhir berada di antara dunia yang akan berlalu dan Kerajaan yang akan datang (Wahyu 21:4), eskatologi Pentakosta mengenali masa ini sebagai penyingkapan karya Roh Kudus pada hari-hari terakhir.

B. PENGERTIAN FIVE FOLD GOSPEL
Dalam Journal of Pentecostal Theology Supplement Series 10, yang para Editor nya adalah John Christopher Thomas, Rickie D. Moore dan Steven J. Land, disebutkan bahwa sebelum kegerakan The Latter Rain (Hujan Akhir) ini ada sebuah kegerakan lain dengan nama Full Gospel, yang diidentifikasi kebenarannya secara teologis oleh Donald W. Dayton, kegerakan ini memiliki penekanan pada :
• justification by faith in Christ (pembenaran oleh iman di dalam Kristus)
• sanctification as a second definite work of grace (pengudusan sebagai karya kasih karunia kedua yang pasti)
• the baptism of the Holy Spirit evidenced by speaking in unknown tongues (baptisan Roh Kudus yang dibuktikan dengan berbicara dalam bahasa-bahasa yang tidak dikenal)
• healing of the body through the atoning work of Christ (penyembuhan tubuh melalui karya penebusan Kristus)
• the pre-millennial return of Christ (kedatangan Kristus yang kedua kali sebelum era seribu tahun)

Butir-butir di atas dikenal juga dengan nama Five Fold Gospel, yang adalah konsep teologis yang menegaskan lima aspek utama dalam karya keselamatan Yesus Kristus, sebagaimana dipahami dalam tradisi Pentakostal. Dalam pemahaman ini, Yesus bukan hanya Penyelamat, tetapi juga Pengudus, Pembaptis dengan Roh Kudus, Penyembuh, dan Raja yang akan datang. Konsep ini memiliki akar dalam gerakan Kesucian (Holiness Movement) sebelum gerakan Pentakosta, terutama melalui pengajaran A.B. Simpson dan kemudian diadopsi serta diperluas dalam Pentakostalisme Klasik, khususnya oleh tokoh seperti Charles Fox Parham dan William J. Seymour, dengan urutan sebagai berikut:
• Jesus as Savior (Yesus sebagai Juruselamat) — Keselamatan
Keselamatan bukan hanya peristiwa satu kali, tetapi perubahan hidup yang berkelanjutan dalam kehidupan Kristen. Pertobatan yang sejati diikuti oleh perubahan karakter dan kehidupan yang dipimpin oleh Roh Kudus.
• Jesus as Sanctifier (Yesus sebagai Pengudus) — Kekudusan
Pengudusan adalah pekerjaan Roh Kudus yang terjadi setelah seseorang diselamatkan. Kehidupan yang kudus adalah tanda dari iman yang sejati dan buah pertobatan.
• Jesus as Spirit Baptizer (Yesus sebagai Pembaptis dengan Roh) — Baptisan Roh Kudus
Baptisan Roh Kudus adalah pengalaman yang tersedia bagi semua orang percaya dengan bahasa lidah (bahasa roh) adalah tanda awal dari pengalaman ini (Kisah Para Rasul 2:1-4). Baptisan ini memberikan kuasa untuk menjadi saksi-saksi Kristus (Kisah Para Rasul 1:8).
• Jesus as Healer (Yesus sebagai Penyembuh) — Kesembuhan
Penyembuhan ilahi adalah bagian dari iman Kristen yang sejati, yang dapat dilakukan lewat doa, penumpangan tangan, pengurapan minyak, dan lain sebagainya (Yakobus 5:14-15). Penyembuhan ilahi adalah sebuah fenomena yang menampilkan kuasa Tuhan di zaman modern.
• Jesus as The Soon Coming King (Yesus sebagai Raja yang akan datang segera) — Kedatangan Yesus Kristus yang Kedua
Hidup dalam kesiapan – orang percaya harus selalu siap menyambut kedatangan Kristus, yang datang segera, kedatangannya bisa setiap saat, tanpa ada yang tahu persis kapan waktunya (1Tesalonika 4:16-17; Wahyu 22:12). Harapan akan kehidupan kekal memberikan motivasi untuk tetap teguh dalam iman dan hidup dalam kebenaran.

Kelima aspek ini secara keseluruhan adalah refleksi dari pengalaman Pentakosta tentang Yesus Kristus, yang menghantarkan orang-orang percaya kepada keselamatan, kekudusan, pemberdayaan, kesembuhan, dan pengharapan untuk masa depan.

C. KETERKAITAN HUJAN AWAL DAN HUJAN AKHIR DENGAN FIVE FOLD GOSPEL
Hubungan The Latter Rain (Hujan Akhir) dengan masing-masing aspek dijelaskan di bawah ini:
• Jesus as Savior (Yesus sebagai Juruselamat) — Keselamatan
Yesus sebagai Juruselamat adalah pusat dari tema The Latter Rain (Hujan Akhir), karena orang-orang percaya dipanggil untuk membawa banyak orang ke dalam keselamatan, berpartisipasi dalam apa yang sering dilihat sebagai kebangunan rohani terakhir untuk penginjilan. Hal ini selaras dengan urgensi keselamatan sebelum akhir zaman, menggarisbawahi keyakinan dan proklamasi bahkan pemberitaan bahwa Yesus secara aktif menyelamatkan dan menebus umat manusia (Yohanes 3:16) sebagai persiapan untuk kedatangan-Nya yang kedua kali. Yesus adalah satu satunya Juruselamat dunia, tidak ada yang lain. (Yohanes 16:6; Kisah Para Rasul 4:12; Ibrani 9:15)

• Jesus as Sanctifier (Yesus sebagai Pengudus) — Kekudusan
Pengudusan dipandang sebagai persiapan yang penting bagi orang-orang percaya untuk secara aktif berpartisipasi dalam pencurahan Roh Kudus yang terakhir. Hujan Akhir menekankan kekudusan dan kemurnian sebagai prasyarat untuk menerima hujan Roh yang terakhir ini. Yesus sebagai Pengudus (Roma11:16; 1 Petrus 1:16) yang melayakkan orang-orang percaya untuk menjadi bejana yang kudus, menjadi gereja yang tidak bercela atau bernoda, yang siap menyambut kedatangan Yesus Kristus yang Kedua kalinya. (Efesus 4:30)

• Jesus as Spirit Baptizer (Yesus sebagai Pembaptis dengan Roh) — Baptisan Roh Kudus
Pencurahan Roh di akhir zaman dipandang sebagai penekanan dari pengalaman Pentakosta. Pencurahan Roh Kudus yang terakhir dan penuh kuasa ini diyakini akan memberdayakan orang-orang percaya untuk melakukan tanda-tanda, dan mukjizat-mukjizat, serta kesaksian yang penuh dengan keberanian dan kuasa sampai ke ujung-ujung bumi . Yesus yang adalah Sang Pembaptis dengan Roh (Matius 3:11; Kisah Para Rasul 2:33) di hari-hari terakhir ini, menggenapi nubuat Yoel, secara aktif mencurahkan Roh-Nya mempersiapkan umat- Nya untuk menjadi penuai-penuai jiwa di akhir zaman.

• Jesus as Healer (Yesus sebagai Penyembuh) — Kesembuhan
Ajaran Hujan Akhir mengenai sebuah masa dengan karya-karya yang ajaib, termasuk penyembuhan ilahi, sejalan dengan aspek Yesus adalah Penyembuh. Kesembuhan Ilahi adalah sebuah kesempatan berharga di mana orang-orang percaya dapat foretaste (mencicipi) akan indahnya, mulianya dan majestic (ajaibnya) tubuh kemuliaan yang sudah disiapkan bagi setiap orang yang diselamatkan. Kesembuhan ilahi adalah kesempatan yang khusus dan berharga bagi orang-orang percaya untuk fortaste (mencicipi) tubuh kemuliaan di muka bumi ini dan menjadi harapan bagi orang-orang percaya dan gereja akan adanya manifestasi penyembuhan fisik dan jiwa di hari-hari terakhir ini.

• Jesus as The Soon Coming King (Yesus sebagai Raja yang akan datang segera) — Kedatangan Yesus Kristus yang Kedua
Steven J. Land mengatakan: “Memulihkan iman rasuli berarti hidup dalam pengharapan akan kedatangan Kristus pada masa Hujan Akhir.” Keyakinan akan Yesus sebagai Raja yang akan segera datang kembali adalah puncak dari konsep eskatologis dari Five Fold Gospel dan merupakan inti dari pengharapan The Latter Rain (Hujan Akhir). Pencurahan Roh Kudus di hari-hari akhir yang jauh lebih besar dan dahsyat dari sebelumnya adalah fase pemberdayaan bagi orang-orang percaya untuk memberitakan Injil dan menyebarkan Berita Keselamatan kepada semua bangsa yang mengarah pada kedatangan Yesus kembali. Keyakinan atas kedatangan Yesus sebagai Raja yang akan segera datang kembali menciptakan semangat dan pengharapan yang mulia bagi orang-orang percaya dalam mempersiapkan diri untuk menyambut Kedatangan Yesus sebagai Raja yang akan menegakkan Kerajaan-Nya di muka bumi.

D. KETERKAITAN HUJAN AWAL DAN HUJAN AKHIR DENGAN INSAN PENTAKOSTA
Dari pemaparan di atas dapat dilihat bahwa pengajaran mengenai The Latter Rain (Hujan Akhir) sangat erat hubungannya dengan pesan Kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang Kedua dan pesan untuk mempersiapkan diri menyambut Kedatangan-Nya.

Di abad ke-18, tepatnya tahun 1703-1991 dikenal seorang Bapak pendiri gerakan Metodis, John Wesley yang inti pengajarannya adalah mengenai kekudusan hidup, kesempurnaan dalam kasih serta pentingnya pengalaman rohani secara pribadi seperti kelahiran baru, pengudusan, dan persekutuan dengan Roh Kudus.

John Wesley memiliki seorang rekan yang bernama John Fletcher (1729–1785), yang adalah seorang teolog Methodist awal. Ia dikenal sebagai pemikir teologis utama dari gerakan Methodisme setelah John Wesley, dan sering dianggap sebagai teolog sistematis pertama dalam tradisi Methodist. Ia memegang teguh prinsip kekudusan hidup, spiritualitas yang dalam, doktrin kesempurnaan Kristen (Christian Perfection) dan pencurahan Roh Kudus. Ia menjadi figur sentral dalam menjelaskan pengalaman Pentakosta sebagai bagian penting dari keselamatan yang penuh dalam teologi Methodist. John Fletcher percaya bahwa pemerintahan seribu tahun oleh Kristus (millenium) akan segera tiba. Pemerintahan seribu tahun oleh Kristus (millenium) yang adalah Kerajaan Allah ditegakkan secara nyata di dunia, di mana Kristus akan memerintah sebagai Raja selama seribu tahun di bumi. Ekspektasi akan datangnya milenium sebagai rangkaian Pentakosta Global merupakan tema yang sering dibahas oleh Fletcher, dan menjadi tema dominan dalam khotbah-khotbah Wesley di akhir hidupnya

Selanjutnya kegerakan yang terjadi di Jalan Azusa Los Angeles, California pada bulan April 1906, yang dipimpin William J. Seymour adalah penggenapan apa yang tertulis dalam Yoel 2:23 yang dikenal dengan nama bangkitnya Pentakosta Kedua. Mereka yang mengalami peristiwa penting tersebut mengalami kegembiraan yang melimpah dan tidak mengenal batas. Dan mereka meyakini peristiwa tersebut sebagai kedatangan The Latter Rain (Hujan Akhir) .

Salah satu misionaris Pentakosta yang bergabung dengan gelombang pelayanan setelah kebangunan Azusa Street 1906, C.W. Doney,
• mengaitkan The Former Rain (Hujan Awal) dengan Kisah Para Rasul 2:4, dan
• menghubungkan The Latter Rain (Hujan Akhir) dengan pencurahan Roh Kudus yang terjadi di Azusa Street

Pentakosta Kedua diyakini sebagai dimulainya The Latter Rain (Hujan Akhir) yang mengakibatkan dimulainya gerakan penginjilan yang sangat besar dan sangat dahsyat, menghasilkan gerakan Pentakosta dan Karismatik, dan ada sekitar 700 juta orang yang diberdayakan oleh Roh Kudus. Apakah Pentakosta Kedua adalah akhir dari The Latter Rain (Hujan Akhir)? Ternyata tidak. Hari-hari ini Roh Kudus kembali dicurahkan dan pencurahan Roh Kudus yang pada hari-hari ini disebut sebagai Pentakosta Ketiga.

Kita percaya bahwa Pentakosta Ketiga adalah penggenapan dari The Latter Rain (Hujan Akhir), karena Pentakosta Ketiga akan mengakibatkan penuaian jiwa yang terbesar dan yang terakhir sebelum Tuhan Yesus datang kembali, hal ini sesuai dengan arti dari The Latter Rain (Hujan Akhir) itu sendiri (“pencurahan Roh Kudus yang jauh lebih besar dan dahsyat, terjadi di akhir zaman, yang akan memberdayakan orang-orang percaya bagi penuaian jiwa besar-besaran dalam rangka menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang Kedua.”)

DEFINISI PENTAKOSTA KETIGA
1. Pentakosta Ketiga adalah pencurahan Roh Kudus yang dahsyat di zaman ini melebihi yang terjadi di Azusa Street.
2. Pentakosta Ketiga akan mengakibatkan penuaian jiwa yang terbesar dan yang terakhir sebelum Tuhan Yesus datang kembali.
3. Pentakosta Ketiga akan membangkitkan generasi Yeremia yaitu anak-anak muda yang dipenuhi Roh Kudus, cinta mati-matian kepada Tuhan Yesus, tidak kompromi terhadap dosa dan akan bergerak untuk memenangkan jiwa.
4. Pentakosta lahir di Indonesia dan bergerak ke bangsa-bangsa. Gerakan ini dari Timur ke Barat dan kembali ke Yerusalem.
5. Pentakosta Ketiga akan memberikan kuasa untuk menyelesaikan Amanat Agung dan setelah itu Tuhan Yesus datang kembali.

Dengan Pentakosta Ketiga, Injil Kerajaan akan diberitakan di seluruh dunia dan menjadi kesaksian bagi segala bangsa, dengan kata lain Pentakosta Ketiga akan menyelesaikan Amanat Agung. (Matius 28:19- 20). Dan dengan selesainya Amanat Agung Tuhan Yesus, kedatangan-Nya yang Kedua akan terjadi dengan sangat segera.

Matius 24:14 (TB2) berkata,

“Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.”

Jadi kalau Injil Kerajaan sudah diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa atau kalau Amanat Agung selesai, maka Tuhan Yesus akan datang kedua kalinya.

Pesan Kedatangan Tuhan Yesus yang Kedua kali bukanlah pesan yang baru timbul akhir-akhir ini karena menyikapi keadaan dunia yang semakin uncertainty (tidak adanya kepastian) atau ada juga yang menyebut sebagai dunia yang semakin gelap. Pesan Kedatangan-Nya yang Kedua adalah tema sentral pemberitaan Injil oleh Yesus Kristus sendiri, seperti tertulis dalam Yohanes 14:2-3 (TB2):

(2) “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu. (3) Apabila Aku telah pergi dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.”

Dan Wahyu 22:7,12,20: “Aku datang segera.”

Sekarang, apa yang perlu dilakukan orang-orang percaya untuk mempersiapkan diri dalam menyambut Kedatangan-Nya yang Kedua kali? Pesan Tuhan yang sangat mendesak bagi orang-orang percaya dalam menyambut Kedatangan-Nya yang Kedua terdapat dalam Matius 28:19-20 (TB2):

(19) “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, (20) dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Perintah ini yang kita kenal dengan Amanat Agung Tuhan Yesus, dan untuk menyambut Kedatangan-Nya yang Kedua yang perlu orang-orang percaya lakukan adalah dengan Menyelesaikan Amanat Agung Tuhan Yesus.

Sebagai orang-orang percaya, kita mendapat tugas penting untuk menyampaikan Berita Keselamatan ini kepada everyone (setiap orang) in everywhere (di mana saja). Setelah mendapatkan Anugerah Keselamatan, dalam penantian akan kembalinya Sang Juruselamat, kita tidak diajar untuk lari mengucilkan diri ke dalam hutan belantara, tinggal dalam gua-gua terpencil maupun pulau-pulau yang terisolasi dari manusia lain — tapi justru kita mendapat tugas untuk berada di dalam keramaian untuk memperkenalkan Kristus kepada dunia.

Gereja dan pemimpin Kristen memiliki kewajiban untuk mendidik jemaat Tuhan, baik yang baru percaya maupun yang sudah menjadi warga gereja selama beberapa waktu untuk menjadi penuai-penuai jiwa. Gereja dan pemimpin Kristen wajib memberikan dorongan bagi jemaat untuk mengetahui apa yang menjadi panggilan Kristus bagi setiap orang percaya, memperlengkapi mereka untuk menjadi murid Kristus yang militan dan memiliki semangat yang radikal untuk menjadi pengaruh (garam dan terang) di mana pun mereka berada, di lingkungan sekitar, di pekerjaan, di sekolah, di komunitas manapun ia berada.

Let the church declare and display Christ together!
Gereja Tuhan, marilah kita memberitakan dan menampilkan Kristus bersama-sama.
Declare Christ: Menyatakan Kristus atau Memberitakan Kristus adalah aspek utama dari iman Kristen, dengan cara menceritakan dan memperkenalkan Pribadi Yesus Kristus, Sifat-Nya, Kasih-Nya, Anugerah- Nya dan Perbuatan-Perbuatan-Nya bagi umat manusia.

“Ingatlah akan Yesus Kristus, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud. Itulah yang kuberitakan dalam Injilku.”
2 Timotius 2:8 (TB2)

“Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.”
1 Yohanes 1:3 (TB2)

Display Christ: Menampilkan Kristus berarti mewujudkan Sifat-Nya dan Karakter-Nya serta Ajaran-Nya dalam kehidupan sehari-hari lewat kehidupan kita dengan gaya hidup yang mencerminkan kasih, kebenaran, dan kebaikan. Menampilkan Kristus adalah sebuah perjalanan yang terus menerus untuk bertumbuh dalam Keserupaan dengan-Nya dan membiarkan Cahaya-Nya bersinar dalam hidup kita. Dengan berserah (taat dan setia) setiap hari akan tuntunan Roh Kudus dan mengundang Roh Kudus untuk mentransformasikan hidup kita sebagai saksi-saksi Kristus dapat menjadi cerminan Kasih dan Karakter Kristus yang hidup bagi dunia. Bahkan waktu kita sungguh-sungguh berkomitmen untuk menampilkan Kristus dalam hidup kita, Kemuliaan-Nya akan dinyatakan dalam kehidupan kita tanpa terselubung — memiliki hidup yang penuh dengan Kemuliaan Kristus.

“Kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, kita sedang diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.”
2 Korintus 3:18 (TB2)

Display Christ bukan hanya menampilkan Sifat dan Karakter Kristus saja, tapi juga menampilkan hidup yang berprestasi. Dengan hidup yang berprestasi, umat Kristen mengaplikasikan apa yang diajarkan dalam Yohanes 15:1-8, hidup yang berbuah — hidup yang menjadi berkat, hidup yang produktif, hidup yang berdampak. Dengan menjadi berkat, dengan hidup yang produktif, dengan hidup yang berprestasi; di saat itulah umat Kristen disebut sebagai murid-murid Kristus. (Yohanes 5:8)

Dengan menjadi berkat, dengan hidup yang produktif, dengan hidup yang berprestasi; di saat itulah dunia akan melihat murid-murid Kristus menampilkan perbuatan-perbuatan yang baik dan dunia akan memuliakan Bapa di surga (Matius 5:16). (NS)

 

BACK..