HUJAN AWAL HUJAN AKHIR
PENGGENAPAN PENTAKOSTA KETIGA
“Mintalah hujan dari TUHAN pada akhir musim semi!” Zakharia 10:1a
A.
PENGERTIAN HUJAN AWAL DAN HUJAN AKHIR
Pengajaran hujan awal dan hujan akhir merupakan metafora
Alkitabiah yang memiliki makna teologis yang mendalam
dalam tradisi Pentakostal. Pengajaran ini berasal dari
gambaran agraris seperti yang tertulis dalam Yoel 2:23,
Zakharia 10:1 dan Kisah Para Rasul 2:16-18; konsep ini
secara historis dikaitkan dengan dua fenomena utama
pencurahan Roh Kudus dalam sejarah gereja. Hujan Awal
merujuk pada peristiwa Pentakosta dalam Kisah Para Rasul
2:1-4, yang menandai awal pekerjaan Roh Kudus dan
kelahiran gereja di dunia. Sementara itu, hujan akhir
dipahami sebagai pencurahan Roh Kudus yang jauh lebih
besar dan dahsyat, terjadi di akhir zaman, yang akan
memberdayakan orang-orang percaya bagi penuaian jiwa
besar-besaran dalam rangka menyambut kedatangan Tuhan
Yesus yang Kedua.
The Latter Rain (Hujan Akhir) adalah sebuah konsep dalam
kegerakan Pentakosta yang menyatakan bahwa Tuhan
mencurahkan Roh-Nya lagi, seperti yang Dia lakukan pada
hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 2:1-4), memberdayakan
orang-orang percaya untuk mempersiapkan dunia bagi
penuaian jiwa besar-besaran dalam rangka menyambut bagi
kedatangan-Nya yang Kedua. Pencurahan Roh Kudus pada
hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 2:1-4) dikenal dengan
The Former Rain (Hujan Awal) dan Pencurahan
Roh Kudus pada masa Contemporary Pentecost (Pentakosta
Modern) disebut sebagai The Latter Rain (Hujan Akhir) .
Pada bulan April 1906, terjadi sebuah kegerakan dalam
sebuah kelompok kecil yang sebagian besar terdiri dari
orang-orang kulit berwarna, mereka sedang berdoa bersama
di sebuah aula misi di Jalan Azusa di Los Angeles,
California. Beberapa dari mereka telah mendengar tentang
kejadian aneh yang baru- baru ini terjadi di Kansas di
mana sebuah kekuatan aneh telah merasuki seorang pria,
dan dia tampaknya telah dibuat untuk berbicara dalam
“bahasa lidah (bahasa roh)”. Hari demi hari dan malam
demi malam, orang-orang ini, yang mengira bahwa mereka
mengenali hal ini sebagai tanda Pentakosta Kedua,
berseru dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan untuk
manifestasi yang sama, dan akhirnya “kuasa” itu turun.
Satu demi satu mereka dikuasai oleh suatu energi super
yang membuat mereka terkadang tidak sadar akan
sekelilingnya, dan menyebabkan mereka mengeluarkan
suara-suara aneh yang sering kali berupa ocehan bersuku
kata satu. Kegembiraan mereka melimpah dan tidak
mengenal batas. Bagi mereka telah terjadi, demikianlah
yang mereka yakini, kedatangan The Latter Rain (Hujan
Akhir) . Pemimpin gerakan Azusa yang bernama William J.
Seymour yakin bahwa The Latter Rain (Hujan Akhir) ini
adalah penggenapan apa yang tertulis dalam Yoel 2:23 dan
ia juga meyakini bahwa melalui penggenapan ini Allah
sedang mencurahkan hujan berkat yang baru “hujan akhir”,
dianugerahkan kepada hamba-hamba-Nya yang rendah hati di
seluruh gereja, dengan tujuan untuk membersihkan
gereja-Nya dari perpecahan yang penuh dosa karena
perbedaan ras dan perbedaan denominasi.
Istilah The Latter Rain (Hujan Akhir) pertama kali
digunakan pada awal sejarah Pentakosta Modern, ketika
David Wesley Myland menulis sebuah buku berjudul Latter
Rain Songs pada tahun 1907. Tiga tahun kemudian, Myland
menulis The Latter Rain Covenant . Pada akhir tahun
1908, laporan-laporan mengenai turunnya The Latter Rain
(Hujan Akhir) dan pendirian pusat-pusat Pentakosta
membanjiri kota- kota seperti New York, Baltimore,
Philadelphia, Washington D.C., Chicago, Sion, St. Paul,
Atlanta, Birmingham, Cleveland Ohio dan Cleveland
Tennessee, Indianapolis, Portland, Seattle, San
Fransisco, dan Oakland .
William Faupel menyatakan bahwa Kegerakan The Latter
Rain (Hujan Akhir) dimulai oleh Pentakosta Kedua di mana
Roh Kudus datang kembali dengan cara yang sama untuk
menggerakkan peristiwa-peristiwa yang akan datang untuk
mengantarkan zaman baru .
Asal mula istilah gambaran The Latter Rain (Hujan Akhir)
didasarkan pada fenomena alam yang terjadi di tanah
Israel setiap tahunnya, yaitu datangnya hujan awal dan
hujan akhir. Hujan awal memungkinkan biji-bijian berakar
setiap musim gugur. Setelah itu, setelah musim dingin
yang panjang, hujan akhir akan turun, memberikan
pertumbuhan akhir yang dengan cepat mematangkan
biji-bijian untuk siap dipanen.
Sebagian besar curah hujan tahunan di Israel terjadi
dari bulan Desember hingga awal Maret, didahului oleh
musim hujan di bulan Oktober (hujan awal) yang
melembutkan tanah yang kering akibat musim panas yang
kering dan terik, sehingga siap untuk ditanami. Hujan
yang terakhir turun pada bulan April, mematangkan
biji-bijian untuk siap dipanen .
Dalam Alkitab, istilah The Latter Rain (Hujan Akhir)
diambil dari Yoel 2:23 (TB2),
“Hai bani Sion, bersorak-sorailah dan bersukacitalah
karena TUHAN, Allahmu! Sebab telah diberikan-Nya
kepadamu hujan pada awal musim dengan adilnya, dan
diturunkan-Nya bagimu hujan, hujan pada awal dan hujan
pada akhir musim seperti semula.”
Insan Pentakosta menafsirkan “hujan” dalam ayat ini
sebagai pencurahan Roh Kudus. Dan dipercaya bahwa “hujan
akhir” (pencurahan Roh Kudus pada akhir zaman) akan jauh
lebih besar dan dahsyat daripada “hujan awal”.
Beberapa ayat mengenai The Latter Rain (Hujan Akhir):
"Akan terjadi kemudian, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku
ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan
perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan
mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat
penglihatan-penglihatan. Juga ke atas hamba- hambamu
laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada
hari-hari itu.“
Yoel 2:23-29 (TB2)
"Mintalah hujan dari TUHAN pada akhir musim semi!
TUHANlah yang membuat awan hitam, dan hujan lebat akan
diberikan-Nya kepada mereka dan tumbuh-tumbuhan di
padang kepada setiap orang.“
Zakharia 10:1 (TB2)
"Marilah kita mengenal dan bersungguh-sungguh mengenal
TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang
kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir
musim yang mengairi bumi.”
Hosea 6:3 (TB2)
“maka Ia akan memberikan hujan untuk tanahmu pada
masanya, hujan awal dan hujan akhir, sehingga engkau
dapat mengumpulkan gandum, anggur dan minyakmu,”
Ulangan 11:14 (TB2)
“Karena itu, Saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada
kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil
yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah
turun hujan musim gugur dan hujan musim semi.”
Yakobus 5:7 (TB2)
Dari penjelasan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan
bahwa The Latter Rain (Hujan Akhir) memiliki sebuah arti
yaitu pencurahan Roh Kudus yang jauh lebih besar dan
dahsyat dari Pentakosta yang tertulis dalam kitab Kisah
Para Rasul 2:1-4, dengan penekanannya adalah untuk
memberdayakan orang-orang percaya bagi penuaian jiwa
yang besar-besaran dalam rangka menyambut kedatangan
Tuhan Yesus yang Kedua. Dengan gambaran sebagai berikut:
Great Revival — Global Harvest — Christ’s Return
Kebangunan (Kebangkitan) yang Dahsyat — Penuaian Jiwa
besar-besaran — Kedatangan Tuhan Yesus
The Latter Rain (Hujan Akhir) dicurahkan supaya
orang-orang percaya dapat menyelesaikan Amanat Agung
Tuhan Yesus .
Steven J. Land dalam Pentecostal Spirituality — A
Passion for the Kingdom menyatakan:
“Pemulihan Hujan Akhir dari kuasa Pentakosta adalah
untuk penginjilan di akhir zaman. Misinya adalah untuk
memperingatkan gereja agar bertobat, menyucikan diri,
mengenakan jubah putih, dan menuangkan minyak ke dalam
pelita sebelum Mempelai Pria datang. Injil yang kekal,
Injil kerajaan harus diberitakan oleh para saksi yang
mulutnya telah mencicipi kuasa-kuasa zaman yang akan
datang dan yang matanya telah melihat bukti-bukti kuasa
itu bekerja di antara mereka. Sangatlah penting bahwa
pria dan wanita dipanggil dari kegelapan ke dalam terang,
karena zaman kerajaan telah menyingsing.”
Motif The Latter Rain (Hujan Akhir) adalah untuk
mengidentifikasikan bahwa hari Pentakosta (Kisah Para
Rasul 2:1-4) sebagai sebuah permulaan dan gerakan
Pentakosta pada abad ke-20 sebagai penutup dari zaman
ini, kedua hal tersebut berpusat pada aktivitas
eskatologis Roh Kudus. Hujan Akhir berada di antara
dunia yang akan berlalu dan Kerajaan yang akan datang (Wahyu
21:4), eskatologi Pentakosta mengenali masa ini sebagai
penyingkapan karya Roh Kudus pada hari-hari terakhir.
B. PENGERTIAN FIVE FOLD GOSPEL
Dalam Journal of Pentecostal Theology Supplement Series
10, yang para Editor nya adalah John Christopher Thomas,
Rickie D. Moore dan Steven J. Land, disebutkan bahwa
sebelum kegerakan The Latter Rain (Hujan Akhir) ini ada
sebuah kegerakan lain dengan nama Full Gospel, yang
diidentifikasi kebenarannya secara teologis oleh Donald
W. Dayton, kegerakan ini memiliki penekanan pada :
• justification by faith in Christ (pembenaran oleh iman
di dalam Kristus)
• sanctification as a second definite work of grace (pengudusan
sebagai karya kasih karunia kedua yang pasti)
• the baptism of the Holy Spirit evidenced by speaking
in unknown tongues (baptisan Roh Kudus yang dibuktikan
dengan berbicara dalam bahasa-bahasa yang tidak dikenal)
• healing of the body through the atoning work of Christ
(penyembuhan tubuh melalui karya penebusan Kristus)
• the pre-millennial return of Christ (kedatangan
Kristus yang kedua kali sebelum era seribu tahun)
Butir-butir di atas dikenal juga dengan nama Five Fold
Gospel, yang adalah konsep teologis yang menegaskan lima
aspek utama dalam karya keselamatan Yesus Kristus,
sebagaimana dipahami dalam tradisi Pentakostal. Dalam
pemahaman ini, Yesus bukan hanya Penyelamat, tetapi juga
Pengudus, Pembaptis dengan Roh Kudus, Penyembuh, dan
Raja yang akan datang. Konsep ini memiliki akar dalam
gerakan Kesucian (Holiness Movement) sebelum gerakan
Pentakosta, terutama melalui pengajaran A.B. Simpson dan
kemudian diadopsi serta diperluas dalam Pentakostalisme
Klasik, khususnya oleh tokoh seperti Charles Fox Parham
dan William J. Seymour, dengan urutan sebagai berikut:
• Jesus as Savior (Yesus sebagai Juruselamat) —
Keselamatan
Keselamatan bukan hanya peristiwa satu kali, tetapi
perubahan hidup yang berkelanjutan dalam kehidupan
Kristen. Pertobatan yang sejati diikuti oleh perubahan
karakter dan kehidupan yang dipimpin oleh Roh Kudus.
• Jesus as Sanctifier (Yesus sebagai Pengudus) —
Kekudusan
Pengudusan adalah pekerjaan Roh Kudus yang terjadi
setelah seseorang diselamatkan. Kehidupan yang kudus
adalah tanda dari iman yang sejati dan buah pertobatan.
• Jesus as Spirit Baptizer (Yesus sebagai Pembaptis
dengan Roh) — Baptisan Roh Kudus
Baptisan Roh Kudus adalah pengalaman yang tersedia bagi
semua orang percaya dengan bahasa lidah (bahasa roh)
adalah tanda awal dari pengalaman ini (Kisah Para Rasul
2:1-4). Baptisan ini memberikan kuasa untuk menjadi
saksi-saksi Kristus (Kisah Para Rasul 1:8).
• Jesus as Healer (Yesus sebagai Penyembuh) — Kesembuhan
Penyembuhan ilahi adalah bagian dari iman Kristen yang
sejati, yang dapat dilakukan lewat doa, penumpangan
tangan, pengurapan minyak, dan lain sebagainya (Yakobus
5:14-15). Penyembuhan ilahi adalah sebuah fenomena yang
menampilkan kuasa Tuhan di zaman modern.
• Jesus as The Soon Coming King (Yesus sebagai Raja yang
akan datang segera) — Kedatangan Yesus Kristus yang
Kedua
Hidup dalam kesiapan – orang percaya harus selalu siap
menyambut kedatangan Kristus, yang datang segera,
kedatangannya bisa setiap saat, tanpa ada yang tahu
persis kapan waktunya (1Tesalonika 4:16-17; Wahyu
22:12). Harapan akan kehidupan kekal memberikan motivasi
untuk tetap teguh dalam iman dan hidup dalam kebenaran.
Kelima aspek ini secara keseluruhan adalah refleksi dari
pengalaman Pentakosta tentang Yesus Kristus, yang
menghantarkan orang-orang percaya kepada keselamatan,
kekudusan, pemberdayaan, kesembuhan, dan pengharapan
untuk masa depan.
C. KETERKAITAN HUJAN AWAL DAN HUJAN AKHIR DENGAN FIVE
FOLD GOSPEL
Hubungan The Latter Rain (Hujan Akhir) dengan
masing-masing aspek dijelaskan di bawah ini:
• Jesus as Savior (Yesus sebagai Juruselamat) —
Keselamatan
Yesus sebagai Juruselamat adalah pusat dari tema The
Latter Rain (Hujan Akhir), karena orang-orang percaya
dipanggil untuk membawa banyak orang ke dalam
keselamatan, berpartisipasi dalam apa yang sering
dilihat sebagai kebangunan rohani terakhir untuk
penginjilan. Hal ini selaras dengan urgensi keselamatan
sebelum akhir zaman, menggarisbawahi keyakinan dan
proklamasi bahkan pemberitaan bahwa Yesus secara aktif
menyelamatkan dan menebus umat manusia (Yohanes 3:16)
sebagai persiapan untuk kedatangan-Nya yang kedua kali.
Yesus adalah satu satunya Juruselamat dunia, tidak ada
yang lain. (Yohanes 16:6; Kisah Para Rasul 4:12; Ibrani
9:15)
• Jesus as Sanctifier (Yesus sebagai Pengudus) —
Kekudusan
Pengudusan dipandang sebagai persiapan yang penting bagi
orang-orang percaya untuk secara aktif berpartisipasi
dalam pencurahan Roh Kudus yang terakhir. Hujan Akhir
menekankan kekudusan dan kemurnian sebagai prasyarat
untuk menerima hujan Roh yang terakhir ini. Yesus
sebagai Pengudus (Roma11:16; 1 Petrus 1:16) yang
melayakkan orang-orang percaya untuk menjadi bejana yang
kudus, menjadi gereja yang tidak bercela atau bernoda,
yang siap menyambut kedatangan Yesus Kristus yang Kedua
kalinya. (Efesus 4:30)
• Jesus as Spirit Baptizer (Yesus sebagai Pembaptis
dengan Roh) — Baptisan Roh Kudus
Pencurahan Roh di akhir zaman dipandang sebagai
penekanan dari pengalaman Pentakosta. Pencurahan Roh
Kudus yang terakhir dan penuh kuasa ini diyakini akan
memberdayakan orang-orang percaya untuk melakukan
tanda-tanda, dan mukjizat-mukjizat, serta kesaksian yang
penuh dengan keberanian dan kuasa sampai ke ujung-ujung
bumi . Yesus yang adalah Sang Pembaptis dengan Roh (Matius
3:11; Kisah Para Rasul 2:33) di hari-hari terakhir ini,
menggenapi nubuat Yoel, secara aktif mencurahkan Roh-Nya
mempersiapkan umat- Nya untuk menjadi penuai-penuai jiwa
di akhir zaman.
• Jesus as Healer (Yesus sebagai Penyembuh) — Kesembuhan
Ajaran Hujan Akhir mengenai sebuah masa dengan
karya-karya yang ajaib, termasuk penyembuhan ilahi,
sejalan dengan aspek Yesus adalah Penyembuh. Kesembuhan
Ilahi adalah sebuah kesempatan berharga di mana
orang-orang percaya dapat foretaste (mencicipi) akan
indahnya, mulianya dan majestic (ajaibnya) tubuh
kemuliaan yang sudah disiapkan bagi setiap orang yang
diselamatkan. Kesembuhan ilahi adalah kesempatan yang
khusus dan berharga bagi orang-orang percaya untuk
fortaste (mencicipi) tubuh kemuliaan di muka bumi ini
dan menjadi harapan bagi orang-orang percaya dan gereja
akan adanya manifestasi penyembuhan fisik dan jiwa di
hari-hari terakhir ini.
• Jesus as The Soon Coming King (Yesus sebagai Raja yang
akan datang segera) — Kedatangan Yesus Kristus yang
Kedua
Steven J. Land mengatakan: “Memulihkan iman rasuli
berarti hidup dalam pengharapan akan kedatangan Kristus
pada masa Hujan Akhir.” Keyakinan akan Yesus sebagai
Raja yang akan segera datang kembali adalah puncak dari
konsep eskatologis dari Five Fold Gospel dan merupakan
inti dari pengharapan The Latter Rain (Hujan Akhir).
Pencurahan Roh Kudus di hari-hari akhir yang jauh lebih
besar dan dahsyat dari sebelumnya adalah fase
pemberdayaan bagi orang-orang percaya untuk memberitakan
Injil dan menyebarkan Berita Keselamatan kepada semua
bangsa yang mengarah pada kedatangan Yesus kembali.
Keyakinan atas kedatangan Yesus sebagai Raja yang akan
segera datang kembali menciptakan semangat dan
pengharapan yang mulia bagi orang-orang percaya dalam
mempersiapkan diri untuk menyambut Kedatangan Yesus
sebagai Raja yang akan menegakkan Kerajaan-Nya di muka
bumi.
D. KETERKAITAN HUJAN AWAL DAN HUJAN AKHIR DENGAN INSAN
PENTAKOSTA
Dari pemaparan di atas dapat dilihat bahwa pengajaran
mengenai The Latter Rain (Hujan Akhir) sangat erat
hubungannya dengan pesan Kedatangan Tuhan Yesus Kristus
yang Kedua dan pesan untuk mempersiapkan diri menyambut
Kedatangan-Nya.
Di abad ke-18, tepatnya tahun 1703-1991 dikenal seorang
Bapak pendiri gerakan Metodis, John Wesley yang inti
pengajarannya adalah mengenai kekudusan hidup,
kesempurnaan dalam kasih serta pentingnya pengalaman
rohani secara pribadi seperti kelahiran baru, pengudusan,
dan persekutuan dengan Roh Kudus.
John Wesley memiliki seorang rekan yang bernama John
Fletcher (1729–1785), yang adalah seorang teolog
Methodist awal. Ia dikenal sebagai pemikir teologis
utama dari gerakan Methodisme setelah John Wesley, dan
sering dianggap sebagai teolog sistematis pertama dalam
tradisi Methodist. Ia memegang teguh prinsip kekudusan
hidup, spiritualitas yang dalam, doktrin kesempurnaan
Kristen (Christian Perfection) dan pencurahan Roh Kudus.
Ia menjadi figur sentral dalam menjelaskan pengalaman
Pentakosta sebagai bagian penting dari keselamatan yang
penuh dalam teologi Methodist. John Fletcher percaya
bahwa pemerintahan seribu tahun oleh Kristus (millenium)
akan segera tiba. Pemerintahan seribu tahun oleh Kristus
(millenium) yang adalah Kerajaan Allah ditegakkan secara
nyata di dunia, di mana Kristus akan memerintah sebagai
Raja selama seribu tahun di bumi. Ekspektasi akan
datangnya milenium sebagai rangkaian Pentakosta Global
merupakan tema yang sering dibahas oleh Fletcher, dan
menjadi tema dominan dalam khotbah-khotbah Wesley di
akhir hidupnya
Selanjutnya kegerakan yang terjadi di Jalan Azusa Los
Angeles, California pada bulan April 1906, yang dipimpin
William J. Seymour adalah penggenapan apa yang tertulis
dalam Yoel 2:23 yang dikenal dengan nama bangkitnya
Pentakosta Kedua. Mereka yang mengalami peristiwa
penting tersebut mengalami kegembiraan yang melimpah dan
tidak mengenal batas. Dan mereka meyakini peristiwa
tersebut sebagai kedatangan The Latter Rain (Hujan Akhir)
.
Salah satu misionaris Pentakosta yang bergabung dengan
gelombang pelayanan setelah kebangunan Azusa Street
1906, C.W. Doney,
• mengaitkan The Former Rain (Hujan Awal) dengan Kisah
Para Rasul 2:4, dan
• menghubungkan The Latter Rain (Hujan Akhir) dengan
pencurahan Roh Kudus yang terjadi di Azusa Street
Pentakosta Kedua diyakini sebagai dimulainya The Latter
Rain (Hujan Akhir) yang mengakibatkan dimulainya gerakan
penginjilan yang sangat besar dan sangat dahsyat,
menghasilkan gerakan Pentakosta dan Karismatik, dan ada
sekitar 700 juta orang yang diberdayakan oleh Roh Kudus.
Apakah Pentakosta Kedua adalah akhir dari The Latter
Rain (Hujan Akhir)? Ternyata tidak. Hari-hari ini Roh
Kudus kembali dicurahkan dan pencurahan Roh Kudus yang
pada hari-hari ini disebut sebagai Pentakosta Ketiga.
Kita percaya bahwa Pentakosta Ketiga adalah penggenapan
dari The Latter Rain (Hujan Akhir), karena Pentakosta
Ketiga akan mengakibatkan penuaian jiwa yang terbesar
dan yang terakhir sebelum Tuhan Yesus datang kembali,
hal ini sesuai dengan arti dari The Latter Rain (Hujan
Akhir) itu sendiri (“pencurahan Roh Kudus yang jauh
lebih besar dan dahsyat, terjadi di akhir zaman, yang
akan memberdayakan orang-orang percaya bagi penuaian
jiwa besar-besaran dalam rangka menyambut kedatangan
Tuhan Yesus yang Kedua.”)
DEFINISI PENTAKOSTA KETIGA
1. Pentakosta Ketiga adalah pencurahan Roh Kudus yang
dahsyat di zaman ini melebihi yang terjadi di Azusa
Street.
2. Pentakosta Ketiga akan mengakibatkan penuaian jiwa
yang terbesar dan yang terakhir sebelum Tuhan Yesus
datang kembali.
3. Pentakosta Ketiga akan membangkitkan generasi Yeremia
yaitu anak-anak muda yang dipenuhi Roh Kudus, cinta
mati-matian kepada Tuhan Yesus, tidak kompromi terhadap
dosa dan akan bergerak untuk memenangkan jiwa.
4. Pentakosta lahir di Indonesia dan bergerak ke
bangsa-bangsa. Gerakan ini dari Timur ke Barat dan
kembali ke Yerusalem.
5. Pentakosta Ketiga akan memberikan kuasa untuk
menyelesaikan Amanat Agung dan setelah itu Tuhan Yesus
datang kembali.
Dengan Pentakosta Ketiga, Injil Kerajaan akan
diberitakan di seluruh dunia dan menjadi kesaksian bagi
segala bangsa, dengan kata lain Pentakosta Ketiga akan
menyelesaikan Amanat Agung. (Matius 28:19- 20). Dan
dengan selesainya Amanat Agung Tuhan Yesus,
kedatangan-Nya yang Kedua akan terjadi dengan sangat
segera.
Matius 24:14 (TB2) berkata,
“Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia
menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah
tiba kesudahannya.”
Jadi kalau Injil Kerajaan sudah diberitakan di seluruh
dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa atau kalau
Amanat Agung selesai, maka Tuhan Yesus akan datang kedua
kalinya.
Pesan Kedatangan Tuhan Yesus yang Kedua kali bukanlah
pesan yang baru timbul akhir-akhir ini karena menyikapi
keadaan dunia yang semakin uncertainty (tidak adanya
kepastian) atau ada juga yang menyebut sebagai dunia
yang semakin gelap. Pesan Kedatangan-Nya yang Kedua
adalah tema sentral pemberitaan Injil oleh Yesus Kristus
sendiri, seperti tertulis dalam Yohanes 14:2-3 (TB2):
(2) “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak
demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku
pergi untuk menyediakan tempat bagimu. (3) Apabila Aku
telah pergi dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku
akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku,
supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.”
Dan Wahyu 22:7,12,20: “Aku datang segera.”
Sekarang, apa yang perlu dilakukan orang-orang percaya
untuk mempersiapkan diri dalam menyambut Kedatangan-Nya
yang Kedua kali? Pesan Tuhan yang sangat mendesak bagi
orang-orang percaya dalam menyambut Kedatangan-Nya yang
Kedua terdapat dalam Matius 28:19-20 (TB2):
(19) “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku
dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh
Kudus, (20) dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu
yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku
menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Perintah ini yang kita kenal dengan Amanat Agung Tuhan
Yesus, dan untuk menyambut Kedatangan-Nya yang Kedua
yang perlu orang-orang percaya lakukan adalah dengan
Menyelesaikan Amanat Agung Tuhan Yesus.
Sebagai orang-orang percaya, kita mendapat tugas penting
untuk menyampaikan Berita Keselamatan ini kepada
everyone (setiap orang) in everywhere (di mana saja).
Setelah mendapatkan Anugerah Keselamatan, dalam
penantian akan kembalinya Sang Juruselamat, kita tidak
diajar untuk lari mengucilkan diri ke dalam hutan
belantara, tinggal dalam gua-gua terpencil maupun
pulau-pulau yang terisolasi dari manusia lain — tapi
justru kita mendapat tugas untuk berada di dalam
keramaian untuk memperkenalkan Kristus kepada dunia.
Gereja dan pemimpin Kristen memiliki kewajiban untuk
mendidik jemaat Tuhan, baik yang baru percaya maupun
yang sudah menjadi warga gereja selama beberapa waktu
untuk menjadi penuai-penuai jiwa. Gereja dan pemimpin
Kristen wajib memberikan dorongan bagi jemaat untuk
mengetahui apa yang menjadi panggilan Kristus bagi
setiap orang percaya, memperlengkapi mereka untuk
menjadi murid Kristus yang militan dan memiliki semangat
yang radikal untuk menjadi pengaruh (garam dan terang)
di mana pun mereka berada, di lingkungan sekitar, di
pekerjaan, di sekolah, di komunitas manapun ia berada.
Let the church declare and display Christ together!
Gereja Tuhan, marilah kita memberitakan dan menampilkan
Kristus bersama-sama.
Declare Christ: Menyatakan Kristus atau Memberitakan
Kristus adalah aspek utama dari iman Kristen, dengan
cara menceritakan dan memperkenalkan Pribadi Yesus
Kristus, Sifat-Nya, Kasih-Nya, Anugerah- Nya dan
Perbuatan-Perbuatan-Nya bagi umat manusia.
“Ingatlah akan Yesus Kristus, yang telah dibangkitkan
dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai
keturunan Daud. Itulah yang kuberitakan dalam Injilku.”
2 Timotius 2:8 (TB2)
“Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar
itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun
beroleh persekutuan dengan kami. Persekutuan kami adalah
persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus
Kristus.”
1 Yohanes 1:3 (TB2)
Display Christ: Menampilkan Kristus berarti mewujudkan
Sifat-Nya dan Karakter-Nya serta Ajaran-Nya dalam
kehidupan sehari-hari lewat kehidupan kita dengan gaya
hidup yang mencerminkan kasih, kebenaran, dan kebaikan.
Menampilkan Kristus adalah sebuah perjalanan yang terus
menerus untuk bertumbuh dalam Keserupaan dengan-Nya dan
membiarkan Cahaya-Nya bersinar dalam hidup kita. Dengan
berserah (taat dan setia) setiap hari akan tuntunan Roh
Kudus dan mengundang Roh Kudus untuk mentransformasikan
hidup kita sebagai saksi-saksi Kristus dapat menjadi
cerminan Kasih dan Karakter Kristus yang hidup bagi
dunia. Bahkan waktu kita sungguh-sungguh berkomitmen
untuk menampilkan Kristus dalam hidup kita,
Kemuliaan-Nya akan dinyatakan dalam kehidupan kita tanpa
terselubung — memiliki hidup yang penuh dengan Kemuliaan
Kristus.
“Kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka
yang tidak berselubung. Karena kemuliaan itu datangnya
dari Tuhan yang adalah Roh, kita sedang diubah menjadi
serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin
besar.”
2 Korintus 3:18 (TB2)
Display Christ bukan hanya menampilkan Sifat dan
Karakter Kristus saja, tapi juga menampilkan hidup yang
berprestasi. Dengan hidup yang berprestasi, umat Kristen
mengaplikasikan apa yang diajarkan dalam Yohanes 15:1-8,
hidup yang berbuah — hidup yang menjadi berkat, hidup
yang produktif, hidup yang berdampak. Dengan menjadi
berkat, dengan hidup yang produktif, dengan hidup yang
berprestasi; di saat itulah umat Kristen disebut sebagai
murid-murid Kristus. (Yohanes 5:8)
Dengan menjadi berkat, dengan hidup yang produktif,
dengan hidup yang berprestasi; di saat itulah dunia akan
melihat murid-murid Kristus menampilkan
perbuatan-perbuatan yang baik dan dunia akan memuliakan
Bapa di surga (Matius 5:16). (NS)