IMAN YANG SEJATI
“Iman adalah dasar dari segala
sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu
yang tidak kita lihat.
Tetapi tanpa iman tidak mungkin berkenan kepada Allah.
Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah,
ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah
memberi upah kepada orang sungguh-sungguh mencari Dia.”
Ibrani 11:1,6
Definisi dari Iman dalam Alkitab dijelaskan dengan baik
dalam Ibrani 11. Pasal ini memberikan kesaksian
bagaimana para tokoh-tokoh Alkitab menjalani hidup
mereka dengan iman. Pasal yang sama juga menegaskan
bahwa tanpa iman, seseorang tidak mungkin berkenan
kepada Allah. Jadi iman demikian penting. Pertanyaannya
adalah: seperti apakah iman yang sesuai dengan Alkitab?
Dan apakah ada iman yang tidak sesuai dengan Alkitab?
Iman yang Alkitabiah adalah percaya sepenuhnya dan
bergantung kepada Tuhan yang ditandai ketaatan kepada
firman-Nya. Kehidupan kekristenan tidak mengandalkan
logika atau kekuatan manusia, namun bersandar penuh pada
perintah, kehendak dan kekuatan TUHAN. (Kisah Para Rasul
16:31)
Iman itu tidak muncul dari diri manusia, tetapi
dianugerahkan oleh TUHAN kepada kita, namun tetap
membutuhkan respon dari kita. (Efesus 2:8-9)
Jadi jelaslah bahwa iman yang Alkitabiah adalah
kepercayaan penuh dan ketaatan mutlak yang kita letakkan
kepada Kristus yang sanggup menyelamatkan, menjaga,
memelihara, membela, menguduskan, mengubahkan kehidupan
kita. Agar hal ini berjalan dengan baik, maka dibutuhkan
pemahaman yang baik akan karakter Allah, perintah dan
janji-Nya yang telah dinyatakan melalui pribadi Kristus
Yesus. Pernyataan mengenai Kristus Yesus dapat kita
temukan melalui Firman-Nya yang tertulis dalam Alkitab.
Jemaat Pergamus dalam Wahyu 2:12-17 adalah contoh buruk
dari sebuah Gereja yang menjalani iman yang tidak
Alkitabiah. Di ayat 13 memang dikatakan bahwa jemaat
tidak menyangkal nama Kristus ketika diperhadapkan pada
penganiayaan, bahkan sampai ada yang mati martir karena
menolak untuk menyangkal Yesus. Namun ternyata beberapa
diantara jemaat ada yang iman-nya tidak Alkitabiah dan
nampaknya Gereja tidak menegur mereka akan hal ini.
Beberapa Contoh Iman Yang Tidak Alkitabiah:
• Sekalipun Tidak Menyangkali TUHAN, tetapi Mereka
Menjalani Hidup Tidak Sesuai dengan Firman-Nya yang
Melarang Perzinahan (Wahyu 2:14).
Ini dikenal sebagai pengajaran Bileam. Orang-orang
Israel yang berzinah dengan para perempuan Moab merasa
tidak berbuat dosa karena mereka merasa bahwa mereka
adalah “bangsa pilihan” dan sudah dibebaskan dari
perbudakan, sehingga mereka dengan bebas berbuat
seenaknya. Mereka melanggar ketetapan TUHAN tentang
perzinahan. Mereka salah dalam memahami TUHAN yang
menginginkan agar kita hidup dalam kekudusan. (Keluaran
20:14)
Firman TUHAN dalam Galatia 5:13 jelas berkata:
“Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk
merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan
itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa,
melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.”
• Sekalipun Tidak Menyangkali TUHAN, tetapi Mereka Juga
Melakukan Penyembahan Berhala (Wahyu 2:6,14).
Ini dikenal dengan pengajaran Nikolaus sebagaimana juga
diungkapkan dalam 1 Korintus 8:7-13, 10:19-21.
Singkatnya pengajaran ini berkata bahwa orang Kristen
boleh saja tetap menyembah berhala dan melakukan semua
ritual berhala selama mereka tetap menyembah Kristus.
Itu jelas-jelas melawan kehendak TUHAN (band. Keluaran
20:1-5; Matius 4:10, 6:24 dan Kisah Para Rasul 4:12).
Perhatikanlah peringatan yang keras dalam 1 Korintus
10:21-22, “Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan
juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat
bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan
roh-roh jahat. Atau maukah kita membangkitkan cemburu
Tuhan? Apakah kita lebih kuat dari pada Dia?”
Iman yang Alkitabiah bukan hanya percaya kepada Kristus
TUHAN, tetapi melandaskan kepercayaan itu kepada
pemahaman siapa Dia: karakter, kuasa dan kemampuan-Nya
sesuai dengan apa yang telah Ia ungkapkan di dalam
Alkitab. Iman kita bukanlah iman yang buta, tetapi
berdasarkan kebenaran Firman TUHAN. Iman yang Alkitabiah
bukanlah disandarkan kepada pemikiran kita tentang TUHAN,
tetapi disandarkan kepada kenyataan dan kebenaran yang
TUHAN ungkapkan mengenai diri-Nya. Iman yang Alkitabiah
berarti percaya bahwa ketika kita melakukan segala
pengajaran-Nya dan perintah-perintah-Nya maka
janji-janji-Nya akan Ia penuhi dengan cara yang ajaib
bagi kita. Amin. (CS)
QUOTE:
Iman yang Sejati menyandarkan hidup, percaya penuh
kepada Kristus, yaitu kepada karakter-Nya, janji-Nya,
kuasa-Nya dan kemampuan-Nya serta melakukan segala yang
Ia perintahkan dalam Alkitab.