Shalom..., Selamat Datang di GBI House Of Grace ~ Rayon 3

Renungan

JADIKAN GENERASI INI SEBAGAI UMAT YANG LAYAK!

Shalom Saudara yang dikasihi Tuhan,
Saudara diberkati dalam doa, pujian dan penyembahan kita pagi ini? Tuhan Yesus itu baik, Dia sungguh baik dan sangat baik kepada kita semua. Amin!

Lukas 1:13-17, “Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: “Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu. Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka, dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.”

Saudara, tema yang Tuhan berikan kepada kita hari-hari ini adalah, “Menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.” Sebelum kedatangan Tuhan Yesus yang pertama ke dalam dunia ini, Yohanes diberi tugas untuk menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya. Yohanes pembaptis berjalan dalam roh dan kuasa Elia, artinya dia tegas! Tidak kompromi terhadap dosa. Dan dia penuh Roh Kudus sejak dalam rahim ibunya.

Saudara yang dikasihi Tuhan, hari-hari ini kita sedang menanti-nantikan kedatangan Tuhan Yesus untuk kali yang kedua. Dia akan segera datang! Tugas kita adalah untuk menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya. Dulu, peranan itu diberikan kepada Yohanes Pembaptis, tetapi sekarang untuk menyambut kedatangan-Nya yang kedua itu diberikan kepada gereja-Nya, yaitu Saudara dan saya. Amin!

Saudara, pada waktu itu apa yang Yohanes lakukan?
1. Membuat orang-orang Israel berbalik kepada Allah mereka.
2. Membuat banyak orang-orang yang pikirannya tidak benar (durhaka) menjadi pikiran-pikiran orang yang benar.
3. Membuat banyak hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan anak-anak kepada bapa-bapanya.

TUGAS GEREJA UNTUK MENYIAPKAN BAGI TUHAN SUATU UMAT YANG LAYAK
Demikian juga dengan kita, gereja Tuhan hari-hari ini, kita diberikan tugas untuk menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.
Ada 3 tugas yang Tuhan berikan kepada kita sebagai gereja Tuhan, yaitu:
1. Gereja diminta untuk membuat banyak orang-orang yang belum percaya menjadi percaya.
2. Membuat orang-orang Kristen yang hidupnya tidak sesuai dengan Firman Tuhan, mereka bertobat kembali.
3. Membuat banyak hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan anak-anak kepada bapa-bapanya.

Saudara, inilah 3 tugas yang Tuhan berikan kepada kita. Saya percaya seperti apa yang terjadi pada Yohanes Pembaptis, dia dipenuhi dengan Roh Kudus dan berjalan dalam roh dan kuasa Elia, demikian juga dengan gereja Tuhan. Jika kita mau dipakai oleh Tuhan untuk menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya, maka:
1. Gereja Tuhan harus dipenuhi Roh Kudus. Kita harus penuh Roh Kudus!
2. Gereja Tuhan harus berjalan dalam roh dan kuasa Elia. Artinya, tegas! Tidak ada kompromi terhadap dosa, terhadap daya tarik dunia, terhadap sifat kedagingan. Amin!

I. Gereja (Saudara dan saya) harus membuat banyak orang-orang yang belum percaya bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus

Saudara, Amanat Agung Tuhan Yesus jelas ditujukan kepada kita, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:19-20) Kalau kita melakukan ini, Tuhan akan menyertai Saudara dan saya sampai kepada akhir zaman. Haleluya!

Dan kepada gereja kita Tuhan memberikan alat untuk melakukan Amanat Agung Tuhan Yesus, yaitu RESTORASI PONDOK DAUD yang merupakan DNA gereja kita yaitu sebagai alat untuk menuai jiwa-jiwa. Kalau Saudara membaca Kis 15:15-18, di situ dengan jelas dikatakan bahwa yang merestorasi Pondok Daud adalah Tuhan sendiri. Untuk apa? Supaya semua orang lain mencari Tuhan dan segala bangsa yang tidak mengenal Allah, yang Kusebut milik-Ku, demikianlah firman Tuhan yang melakukan semua ini,… (Kis 15:17). Tuhan merestorasi Pondok Daud supaya terjadi penuaian jiwa besar-besaran!

RESTORASI PONDOK DAUD
Sepanjang 25 tahun pertama, Tuhan memberikan definisi tentang Pondok Daud, yaitu berbicara tentang doa, pujian dan penyembahan bersama-sama dalam unity siang dan malam. Kita telah lakukan dengan membuat menara doa dan hidup intim dengan Tuhan. Lalu Tuhan mulai bukakan hal-hal apa yang harus kita lakukan supaya terjadi penuaian jiwa besar-besaran sbb:
• Tahun 1993
Berarti 5 tahun setelah gereja ini ditanam oleh Tuhan, Tuhan berikan Yesaya 54:2-3, “Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patokmu! Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota sunyi.”
Pada waktu itu saya bertanya kepada Tuhan, “Tuhan, ini maksudnya apa?”. Dan Tuhan mulai membimbing, “Kamu harus membuka gereja baru. Dimulailah waktu itu membuka gereja baru.”
• Tahun 1996
Ketika saya membaca buku dari Peter Wagner, ada satu kalimat yang menjadi rhema buat saya. Kalimatnya berkata begini, “Penginjilan yang paling efektif yaitu dengan cara membuka gereja baru.”
Wow! Itu masuk ke dalam pikiran saya terus, “Buka gereja baru….buka gereja baru…! Bagaimana caranya, Tuhan?”. Dan Tuhan tuntun, “Kamu kan punya Family Altar (FA yang sekarang adalah COOL), kamu ambil saja 3 FA menjadi 1 gereja, 5 FA jadi 1 gereja, 7 FA menjadi 1 gereja, 10 FA menjadi 1 gereja.” Dan saya lakukan itu. Apa yang terjadi? Dalam tempo kurang dari 2 tahun, sekitar 200 gereja ditanam! Saudara bertepuk-tangan sekarang, tetapi saya waktu itu bukan diberi tepuk tangan, tetapi banyak dimaki-maki orang. Tapi sudahlah, itu semua proses, tidak apa-apa.
• Tahun 2002
Salah satu pendoa syafaat kita yang bernama Ibu Briggita, dia mendapat penglihatan tentang saya berada di sebuah stasiun dengan memakai jas ini yang berarti saya sedang tugas. Tiba-tiba ada suara, “Change destination!...Change destination!...”. Lalu itu disampaikan kepada saya dan saya mendapat pengertian, “Wah, ini ada perubahan arah dari pelayanan saya.” Dan ternyata benar! Tidak lama setelah itu apa yang terjadi? Kemuliaan Tuhan seperti yang dituliskan dalam Yohanes 17, yaitu kemuliaan Tuhan yang membuat kita jadi satu itu turun ke atas saya. Mungkin Saudara bertanya, “Pak Niko merasakan apa?”. Yang saya rasakan adalah tekanan-tekanan! Tekanan itu terjadi dalam pelayanan dan hidup saya yang rasanya saya tidak tahan. Saya datang kepada Tuhan, “Tuhan, ampuni saya….saya tidak tahan, Tuhan. Ini apa? Ada apa, Tuhan? Ada apa?”. Dan Tuhan menjawab, “Niko, selama ini Aku lihat, kamu sombong! Kamu arogan!”. Wah, saya tidak mau berdebat dengan Tuhan. Tidak ada orang yang merasa dirinya sombong, “Saya tidak sombong, saya ini rendah hati”, itu menurut kita sendiri, tetapi Tuhan waktu itu jelas, mungkin karena saat itu suksesnya luar biasa dalam menanam gereja yang begitu cepat pertumbuhannya sehingga saya tidak sadar bahwa saya sombong dan arogan. Lalu Tuhan berkata, “Sekarang Aku berikan kamu 2 tugas. Yang pertama, turunkan nama gerejamu yang kamu bangga-banggakan selama ini. Dan yang kedua, kamu datang kepada gereja-gereja dan hamba-hamba Tuhan untuk minta maaf”. Saya lakukan dengan segenap hati. Betul-betul tidak ada motivasi lagi saya lakukan sampai dengan hari ini. Apa yang terjadi? Waktu itu tiba-tiba roh rekonsiliasi turun di Indonesia, baik antara saya dengan mereka maupun di antara mereka. Dan di tengah-tengah rekonsiliasi, apa yang terjadi? Roh doa turun melanda Indonesia! Dimulailah transformasi untuk Indonesia terjadi! Saudara, kalau kita melihat dari Yohanes 17, jelas bahwa unity itu adalah faktor utama untuk terjadinya penuaian jiwa besar-besaran.
• Tahun 2006
Tuhan mulai berikan pelayanan tentang “Healing Movement”. Saudara, Healing Movement yang kita lakukan sampai sekarang ini sudah 11 tahun.
KKR di Salatiga merupakan yang ke-290 kali! Sudah bukan rahasia lagi bahwa melalui pelayanan ini banyak orang-orang yang bertobat, banyak orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Melalui pelayanan ini, baik yang di lapangan maupun yang di rumah-rumah melalui siaran televisi, ada banyak dampak yang seperti itu, yaitu banyak orang-orang yang bertobat dan disembuhkan Tuhan!
• Tahun 2013
Gereja kita berumur 25 tahun dan pada waktu itu kita merayakannya di Yerusalem. Saat itulah Tuhan menyempurnakan arti daripada Pondok Daud. Jadi definisi Pondok Daud setelah 25 tahun atau memasuki 25 tahun kedua adalah prajurit-prajurit Tuhan yang gagah perkasa, yang mempunyai gaya hidup berdoa, memuji dan menyembah Tuhan dalam unity siang dan malam dan melakukan kehendak Tuhan pada zaman ini. Dan bukan kebetulan di tahun 2013 Tuhan berbicara kepada saya bahwa Tuhan sudah mulai mencurahkan Roh-Nya secara luar biasa dan Pentakosta ke-3 mulai terjadi!

Saudara, kita sedang memasuki Pentakosta yang ke-3! Kita sedang memasuki penuaian jiwa yang terbesar dan yang terakhir sebelum Tuhan Yesus datang untuk kali yang kedua. Ada berapa banyak yang mau dipakai Tuhan? Saudara, kita harus menjadi prajurit-prajurit Tuhan yang gagah perkasa. Artinya, kita harus keluar sebagai pemenang! Dan mempunyai gaya hidup berdoa, memuji dan menyembah Tuhan dalam unity siang dan malam, yang artinya intim dengan Tuhan. Karena kita intim dengan Tuhan, maka kita akan keluar sebagai pemenang! Karena intim dengan Tuhan, maka kita akan melakukan kehendak Tuhan pada zaman ini! Dan kalau itu dilakukan maka akan terjadi penuaian jiwa yang terbesar dan yang terakhir sebelum Tuhan Yesus datang untuk kali yang kedua. Amin!

II. Gereja (Saudara dan saya) harus membuat banyak orang-orang Kristen yang hidupnya tidak sesuai dengan firman Tuhan bertobat dan kembali melakukan kehendak Tuhan

Kalau kita membaca Wahyu 2 dan 3, itu pesan Tuhan kepada 7 gereja-Nya. Ini bukan berarti pesan Tuhan hanya kepada 7 gereja pada waktu itu saja, karena 7 gereja ini berbicara tentang gereja sepanjang masa, termasuk gereja masa kini, yaitu kepada Saudara dan saya. Amin!
Di situ Tuhan Yesus berpesan dan menunjukkan apa yang Dia suka dan apa yang Dia tidak suka. Itu adalah pesan kepada gereja, berarti kepada orang-orang Kristen yang ternyata pada waktu itu cukup banyak orang-orang Kristen yang hidupnya tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Dan Tuhan katakan, “Barangsiapa bertelinga, hendaklah mendengarkan apa yang dikatakan oleh Roh kepada jemaat-jemaat. Dan barangsiapa menang (artinya melakukan apa yang Tuhan Yesus suka), hanya pemenang-pemenang ini yang masuk Sorga!”. Amin!

MENJADI SEORANG PEMENANG
Saudara dengar baik-baik, jangan diombang-ambingkan dengan pengajaran-pengajaran yang lain. Saudara harus berpegang pada pengajaran, “Hanya para pemenang yang masuk Sorga!”.
Apakah Saudara mau menjadi pemenang? Ini yang Tuhan Yesus katakan tentang pemenang:
1. Orang yang memiliki kasih yang mula-mula.
Saudara harus cek setiap hari, “Kasihku kepada Tuhan apakah seperti dulu pada waktu aku baru bertobat?”. Yang begitu bergairah dengan Tuhan, bergairah membaca Alkitab, bergairah berdoa dan memuji Tuhan. Apakah masih seperti itu? Saudara harus cek, sebab pemenang adalah seperti itu.
2. Bukan orang yang suam-suam kuku
3. Bukan orang yang mati rohani

Saudara, definisi dari suam-suam kuku dan mati rohani adalah sebagai berikut:
- Mati rohani
Secara lahiriah tampaknya mereka hidup dan aktif serta memiliki keberhasilan dan kerohanian yang baik. Bisa jadi memiliki penyembahan yang menarik tapi bukan dari kuasa dan kebenaran Roh Kudus. Saya berdoa, tidak ada seorang pun di sini yang mati rohani. Orang yang mati rohani tidak ada yang tahu, seperti biasa saja, duduk di gereja tetapi sesungguhnya keadaannya seperti itu. Tetapi saya percaya di sini tidak ada yang seperti itu. Amin!

- Suam-suam kuku
Orang Kristen yang hidupnya berkompromi dengan dunia dan sama dengan orang dunia. Kristen tetapi kerohaniannya payah.
Kalau punya kriteria seperti ini artinya adalah orang yang kalah dan bukan pemenang. Saya pernah sangat kaget ketika mendengar laporan hasil riset dari Barna Research Group. Yang melaporkan adalah presiden-nya yang bernama George Barna. Ini sebetulnya penyelidikan 40 tahun yang lalu, yaitu pada tahun 1977 di Amerika Serikat. Ada sebuah penelitian yang komprehensif di mana mereka membandingkan keyakinan, sikap, nilai-nilai dan tingkah laku orang percaya dan yang tidak percaya. Apa hasilnya?

Hasilnya adalah sebagai berikut:
“Sangat sulit bagi orang yang belum percaya untuk memahami kekristenan, karena hanya ada sedikit orang-orang Kristen lahir baru yang meneladani iman yang Alkitabiah. Pengetahuan Alkitab orang-orang Kristen lahir baru adalah kombinasi dari unsur-unsur Alkitab dan hikmat dunia yang dicampur menjadi bubur teologi yang menjijikkan!”.

Saya boleh bertanya kepada Saudara? Menurut Saudara, apakah sekarang lebih baik? Saya percaya TIDAK! Ini menyedihkan, karena itu adalah tugas daripada gereja, yaitu Saudara dan saya untuk membuat orang-orang Kristen yang tidak sesuai hidupnya dengan firman Tuhan itu kembali dan bertobat, mereka kembali kepada jalan yang benar. Amin!

4. Pemenang itu adalah orang yang tidak meninggalkan iman yang Alkitabiah. Dia mengikuti dan berjalan sesuai dengan firman Tuhan.
5. Para pemenang adalah mereka yang tidak bersikap toleran kepada para pemimpin termasuk gembala, pendeta, guru, pekerja awam yang amoral.
Pada waktu itu ada ajaran Nikolaus, Bileam, Izebel dan ada yang toleran, “Ah, tidak apa-apa, ikuti saja.” Hati-hati sebab itu diperhitungkan! Orang yang toleran itu bukan pemenang, tetapi kalau pemenang akan berkata, “Wah, aku tidak mau ikut dia. Memang namanya pendeta, tetapi dia amoral, hidupnya tidak benar!”.
6. Pemenang adalah orang yang tidak menukar kerohanian yang sejati, yaitu kekudusan, kebenaran, hikmat rohani dengan kesuksesan secara duniawi.
Bukan rahasia lagi apalagi hari-hari ini, banyak orang yang menukar kesuksesan secara duniawi dengan kekudusan dan kebenaran. “Oh, tidak apa-apa tidak hidup kudus, tidak hidup benar sesuai Firman, tidak apa-apa. Pokoknya sukses secara duniawi!”. Ini bukan pemenang! Tetapi saya percaya, Saudara semua di tempat ini yang keluar sebagai pemenang


III. Gereja (Saudara dan saya) harus membuat banyak hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan anak-anak kepada bapa-bapanya.

Apa yang dimaksudkan dengan hati bapa berbalik kepada anak-anaknya? Sesuai dengan perkataan Paulus dalam Efesus 6:4, Kolose 3:21 dan juga perintah Allah dalam banyak Perjanjian Lama, bahwa orang tua bertanggung jawab mendidik anak-anaknya supaya mereka hidup berkenan kepada Allah. Tadi pagi ada 4 anak yang diserahkan di sini. Saya selalu berdoa setiap kali menyerahkan anak-anak, “Tuhan, berikan hikmat kepada orang tua supaya mendidik anak-anak ini untuk selalu takut kepada-Mu.” Sebab ini penting! Sesuai dengan Alkitab katakan bahwa orang tua bertanggung jawab mendidik anak-anaknya supaya hidupnya berkenan kepada Allah. Untuk itu apa yang harus dilakukan?

1. Orang tua harus mengajar, menegur anak-anaknya sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.
2. Orang tua harus menjadi teladan melakukan hal yang sesuai dengan iman yang Alkitabiah.
3. Orang tua harus memprioritaskan untuk keselamatan kekal anak-anaknya dibanding pekerjaan, profesi, pelayanan di gereja atau kedudukan sosial.

Saudara yang dikasihi Tuhan, bayangkan saat mendidik anak-anaknya, Saudara bertanggung-jawab supaya anak-anaknya masuk Sorga itu lebih daripada profesi, pekerjaan, bahkan pelayanan di gereja juga kedudukan sosial. Jadi, betapa pentingnya ini di hadapan Tuhan!
Kalau dikatakan tadi supaya hati bapa berbalik, artinya selama ini mereka tidak melakukan. Artinya, “Ayo, kembali kepada firman yang Aku telah tunjukkan tuntunannya, yang kamu tidak melakukan. Berbalik! Berbalik!”.

NASEHAT TUHAN BAGI ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK DALAM KEBENARAN
Tuhan berkali-kali di sepanjang masa melalui hamba-hamba-Nya memperingati agar orang tua mendidik dan mengajar anak-anak mereka di dalam kebenaran. Katakan bersama saya, “Berkali-kali! Berkali-kali! Berkali-kali!”. Ini penting! Sebab kadang-kadang banyak yang berkata, “Apa itu? Allahnya orang Kristen di Perjanjian Lama itu Allah yang kejam.” Berarti tidak pernah membaca Alkitab Perjanjian Lama. Saudara bisa lihat bahwa sebelum Tuhan memutuskan untuk menghukum, biasanya berkali-kali melalui hamba-hamba-Nya, nabi-nabi-Nya yang terus memberikan peringatan. Terus dan terus! Allah kita bukan Allah yang kejam, tetapi Allah yang mengasihi kita. Amin!

1. Ulangan 6:6-7, Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaringndan apabila engkau bangun.
Di situ perintah Tuhan adalah orang tua harus mengajarkan Firman Allah kepada anak-anaknya berulang-ulang. Membicarakan waktu duduk di rumah, dalam perjalanan, waktu berbaring atau bangun. Berarti ini sesuatu yang serius sekali! Apakah kira-kira para orang tua melakukan seperti ini dulu?

2. Amsal 22:6, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”
3. Tetapi kemudian kalau kita lihat, hampir 1.000 tahun jaraknya dari Ulangan 6:6-7 tadi lalu ada Maleakhi 4:5-6 yang merupakan ayat terakhir dari Perjanjian Lama yang berbunyi, Sesungguhnya Aku akan mengutus Nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu. Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.

Saudara, ini adalah peringatan mengenai hari Tuhan, yaitu kedatangan Tuhan Yesus yang pertama maupun yang kedua. Di sini dijelaskan bahwa nanti sebelum kedatangan Tuhan Yesus yang pertama dan kedua, Tuhan akan mengutus Nabi Elia. Pada kedatangan Tuhan Yesus yang pertama, Tuhan mengutus Yohanes Pembaptis. Tetapi yang kedua, Tuhan mengutus GEREJA-NYA, yaitu Saudara dan saya!

Saudara, untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan anak-anak kepada bapanya, dan kalau ini tidak dilakukan, “Aku akan memukul bumi sehingga musnah! Aku akan hancurkan bumi!”. Mengapa Tuhan berkata begini? Sebab ternyata dalam kurun waktu 1.000 tahun ini orang tua gagal melakukan kehendak Tuhan itu.

4. Setelah peringatan tersebut kira-kira 460 tahun kemudian pada Lukas 1:16-18 dikatakan bahwa Yohanes Pembaptis diutus dalam roh dan kuasa Elia.

5. Matius 28:19-20, Tuhan Yesus berkata, “…dan ajarlah mereka melakukan mereka melakukan segala sesuatu seperti yang telah Kuperintahkan kepadamu…”

6. Efesus 6:4, Kolose 3:20-21, 1 Tim 3:4-5. Itu adalah peringatan-peringatan yang terus Tuhan berikan kepada Rasul Paulus untuk berbicara tentang hal itu.


7. Lalu sampailah kepada 2 Tim 3:1-9. Kita akan membaca 2 Tim 3:1-5, perikopnya adalah: Keadaan manusia pada akhir zaman. Jika Saudara perhatikan, ini adalah tentang keadaan manusia pada akhir zaman. Jadi ternyata Tuhan mulai mengungkapkan keadaan manusia pada akhir zaman itu seperti ini: Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!
Saudara yang dikasihi Tuhan, kalau kita lihat tentang keadaan manusia pada akhir zaman seperti ini, beberapa waktu yang lalu saya pernah berbicara mengenai Generasi Millenial, yaitu generasi yang lahir antara tahun 1980 – 2000. Menurut penyelidikan, Generasi Millenial ini adalah generasi yang paling bermasalah. Tetapi 1 hal yang ingin saya katakan dimana banyak Generasi Millenial di tempat ini, “Tuhan Yesus sangat mengasihi Saudara”. Tetapi apa yang mereka tuliskan dari hasil penyelidikan tentang Generasi Millenial ini dan kenapa mereka disebut sebagai generasi yang bermasalah? Disebutkan bahwa generasi ini sulit diatur dan memiliki reputasi sebagai orang-orang yang merasa dirinya itu berhak mendapat perlakuan khusus, narcis, mementingkan dirinya sendiri, tidak fokus, malas, dan seterusnya. Jadi kalau kita lihat, ini memang mirp-mirip dengan keadaan manusia di akhir zaman ini. Tetapi sebetulnya bukan hanya di Generasi Millenial saja, tetapi di semua generasi ada yang seperti ini. Namun kebetulan Generasi Millenial ini yang disorot sehingga hanya Generasi Millenial saja yang disebutkan. Sekali lagi, Tuhan sangat mengasihi Generasi Millenial. Amin!
Menurut penelitian apa yang menyebabkan Generasi Millenial ini mempunyai sifat-sifat yang seperti itu? Alasan pertama yang ditulis di sana adalah ORANG TUA SALAH ASUH! Jadi saya percaya keadaan manusia di akhir zaman seperti ini, pokok pangkalnya adalah orang tua salah asuh!

8. Setelah itu Alkitab membukakan lagi, karena keadaan manusia di akhir zaman seperti itu, maka orang tua gagal lagi. Kemudian Tuhan ungkapkan kepada Petrus dalam 2 Petrus 3:10-14 sbb, “Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya. Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran. Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.”

Saudara, ternyata Tuhan berbicara kepada Petrus bahwa bumi ini akan dihancurkan. Jadi apa yang Tuhan katakan di Maleakhi bahwa apabila hati bapa tidak berbalik kepada anaknya dan hati anak tidak berbalik kepada bapanya, maka Tuhan akan memukul bumi sehingga musnah. Jadi ternyata Tuhan berkata kepada Petrus bahwa itu benar akan dihancurkan.

9. Dan puncaknya 60 tahun setelah itu, Tuhan Yesus yang ada di Sorga turun menemui Rasul Yohanes, murid yang paling dikasihi-Nya di Pulau Patmos. Dia berkata (ini dalam bahasa saya), “Sorry…sorry…terpaksa bumi Aku hancurkan! Sorry, bumi akan hancur oleh pembukaan meterai, oleh peniupan sangkakala, oleh penuangan cawan murka Allah. Bumi akan hancur!”.
Ternyata bumi dihancurkan, kenapa? Pasti penyebabnya yang tadi, yaitu karena hati bapa tidak berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak tidak berbalik kepada bapa-bapanya.
Saudara, saya mau katakan sesuatu bagi kita yang hidup di akhir zaman ini, kalau kita tidak melakukan perintah Tuhan ini, hati bapa tidak berbalik kepada anak dan anak tidak berbalik kepada bapa, saya mau katakan kepada Saudara bahwa orang yang seperti ini akan melihat bumi dihancurkan. Tetapi sebaliknya, orang yang mengikuti firman Tuhan, di mana hatinya berbalik kepada anak-anaknya dan anak-anaknya berbalik kepada bapanya (orang tua-nya), mereka yaitu Saudara dan saya tidak akan melihat bumi dihancurkan. Mengapa? Karena kita semua sudah diangkat!

Saudara, saya tahu ini satu “pembukaan yang baru”, walaupun sebetulnya ini sudah lama. Saya ketika membaca apa yang Tuhan berikan ini, hati saya bergetar. Biasanya gereja harus banyak menekankan hal ini:
1. Orang yang tidak percaya harus menjadi percaya
2. Orang Kristen yang tidak sungguh-sungguh harus jadi sungguh-sungguh. Tetapi sebetulnya ada yang nomor 3, yang setara dengan kedua tadi, yaitu:
3. Hati bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapanya.

Saya akan mengajak Saudara untuk berpikir, apa yang menyebabkan mereka menjadi orang yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus? Apa yang menyebabkan orang Kristen hidup tidak karu-karuan? Semua itu karena yang nomor 3 tidak dilakukan! Jadi sebetulnya intinya adalah yang nomor 3, hati bapa berbalik kepada anak-anaknya dan anak-anak kepada bapa-bapanya. Saya percaya, kita semua yang ada di tempat ini adalah termasuk orang-orang yang melakukan perintah Tuhan. Kita tidak akan melihat bumi dihancurkan karena kita sudah diangkat!

Kesaksian:
Kesaksian ini baru pertama kalinsaya ungkapkan kemarin di MDPJ. Yang kedua adalah tadi pagi dan ini adalah yang ketiga. Seumur hidup saya belum pernah bersaksi tentang hal ini.

Saya adalah 3 bersaudara yaitu saya, lalu adik saya bernama Pak Bernard, dan yang paling kecil Ibu Kristin. Kami bertiga melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh. Pak Bernard bukan orang yang fulltime di bidang pelayanan ini. Dia adalah seorang businessman, tetapi dia sungguh-sungguh melayani Tuhan. Dan saya tahu semua ini karena orang tua saya. Di keluarga kami yang mulai sungguh-sungguh adalah mama terlebih dahulu baru kemudian papa menyusul. Tetapi kedua orang tua saya ini adalah orang-orang yang sungguh-sungguh di hadapan Tuhan.

Ada sebuah data yang mengatakan begini:
1. Kalau ibunya sungguh-sungguh, tetapi bapaknya kurang sungguh-sungguh, maka anaknya yang sungguh-sungguh itu sekitar 30%
2. Kalau bapaknya sungguh-sungguh, tetapi ibunya kurang sungguh-sungguh, maka anaknya yang sungguh-sungguh itu sekitar 70%
3. Kalau bapak dan ibunya sungguh-sungguh, maka anak-nya yang sungguh-sungguh itu 100%
Dan itulah yang terjadi pada kami bertiga, termasuk sekarang anak saya dan cucu saya, semua melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh.

Apa yang orang tua saya lakukan terhadap saya?
Saya sebetulnya mempunyai kakak, tetapi meninggal pada waktu umur 11/2 tahun. Lalu ibu saya mengandung saya dan dia sangat sayang kandungannya supaya jangan seperti kakaknya. Mendekati kelahiran, dia datang ke sebuah KKR, ada orang bule sebagai pembicaranya. Kemudian tiba-tiba dia mendengar ada altar call dan dia maju sambil memegang perutnya seraya berkata, “Tuhan, anak ini saya serahkan kepada-Mu untuk menjadi hamba Tuhan. Dan biarlah dia menjadi hamba Tuhan yang besar.” Tetapi tiba-tiba sambil tetap berjalan dia berkata lagi, “Oh maaf Tuhan, bukan hamba Tuhan yang besar, hamba Tuhan yang berkenan kepada-Mu”. Sampailah dia ke depan dan semua ditumpangi tangan oleh pendeta itu, tetapi ketika dia menumpangkan tangan atas ibu saya, tiba-tiba hamba Tuhan itu bernubuat, “Anak yang ada di dalam kandunganmu, akan menjadi hamba Tuhan yang besar.”
Saudara, kesaksian ini saya tidak pernah tahu sampai saya menjadi hamba Tuhan barulah saya mendengar kesaksian ini.

Setelah itu, rupanya Tuhan menyuruh ibu saya menyiapkan saya dan semuanya pasti. Ibu saya adalah orang pertama yang sungguh-sungguh. Pada waktu itu saya ingat bahwa yang dipersiapkan menjadi Pendeta itu bukan saya, tetapi Pak Bernard karena saya nakal dan sebagainya. Mungkin ibu saya berpikir, “Wah, dia tidak cocok menjadi hamba Tuhan.” dan dia lupa akan nubuatan itu. Tetapi yang luar biasa, dia persiapkan saya di mana ketika SD, saya bersekolah di sekolah swasta terbaik di kota saya. Ibu saya memperhatikan dan berpikir, “Wah, ini Niko kalau terus bersekolah di sekolah ini bahaya. Kekristenannya berbahaya. Dia harus dipindahkan.” Tetapi tidak ada Sekolah Kristen, yang ada hanya Sekolah Negeri yang grade-nya itu jauh di bawah. Namun herannya ibu saya memindahkan saya ke sekolah itu supaya kekristenan saya tidak terganggu.

Namanya di Sekolah Negeri, waktu itu banyak murid-muridnya yang ‘maaf’ tidak memakai sepatu. Nah, saya pernah ikut-ikutan tidak pakai sepatu. Waktu saya pertama tidak pakai sepatu, dari rumah saya curi-curi dan sepatu saya titipkan lalu saya lari. Namun di tengah jalan mau dekat sekolah tiba-tiba om saya dari mobil menunjuk-nunjuk saya! Lalu diberitahukan ke orang tua saya dan saya disidang serta dimarahi, “Kamu apa-apaan tidak pakai sepatu?”. Saya hanya menjawab, “Ya, teman-teman saya juga tidak pakai sepatu.” Bayangkan, saya disekolahkan di sekolah yang seperti itu supaya kekristenan saya tidak terganggu.

Kemudian saya mulai masuk SMP serta mulai bergaul dan senang rasanya. Akhirnya apa? Itu mulai mengganggu saya untuk ke Sekolah Minggu karena ada aktivitas Minggu di sekolah. Dengan 1000 macam alasan saya berkata kepada ibu saya untuk tidak Sekolah Minggu. Pertama dibiarkan, tetapi lama-kelamaan ibu saya berkata, “Wah, tidak bisa ini! Kamu kenapa sih tidak mau ke Sekolah Minggu?”. Saya jawab, “Ya habisnya gurunya membosankan.” Saudara tahu apa yang terjadi?
Memang ibu saya yang juga mengatur Sekolah Minggu di sana dan dia khusus jadi guru Sekolah Minggu untuk mengajar saya. Tapi memang dasarnya bukan karena itu dan ibu saya melihat, “Wah, Niko ini berbahaya.” Saudara tahu apa yang terjadi? Kelas 2 SMP saya dipindahkan ke kota Malang dan saya di-kostkan di rumah Pendeta. Dan saya masuk di Sekolah Kristen yang ‘maaf’ sekolahnya jelek. Kualitasnya jelek, tetapi kenapa ibu dan ayah saya menaruh saya di sana? Alasannya cuma satu, yaitu karena tiap hari ada kebaktian. Saudara, saya bersekolah yang model-model begini, tetapi puji Tuhan saya bisa menjadi Insinyur di sekuler. Tetapi secara rohani setelah saya ditaruh seperti itu pada waktu SMP, saya mengalami kelahiran baru.

Tetapi ini yang terjadi, perjalanan saya dalam proses keselamatan ini, pada waktu saya sudah lahir baru, yaitu dari justification dan sekarang masuk proses yang kedua, yaitu sanctification (proses pengudusan), di sini masalah. Akibat teman-teman dan bermacam-macam lainnya, itu tidak mulus jalannya. Orang tua saya sudah kewalahan untuk memberitahu saya karena saya menginjak dewasa. Saya tahu mereka pasti berdoa dan berdoa melihat saya, tetapi satu hal yang saya ingat, meskipun saya lihat ada teman-teman saya yang ‘berengsek’ dan macam-macam lainnya, saya tidak menjadi berengsek seperti mereka. Saya mau melakukan seperti mereka pun tidak bisa, kenapa? Karena saya ada ketakutan untuk melakukannya dan Tuhan tetap pegang saya. Dengar apa yang saya mau katakan, kalau Saudara sudah lahir baru, Tuhan tidak gampang-gampang melepas Saudara. Jadi kalau ada orang yang sudah lahir baru, dia sampai murtad, itu namanya kebangetan!

Sampai kepada akhirnya ketika sudah waktu-Nya Tuhan panggil saya yang mana saya selalu menolak ketika dipanggil untuk melayani, akhirnya saya mengalami peristiwa seperti yang sering saya saksikan kepada Saudara, yaitu peristiwa “Ludes…des!”. ‘The first des’, habis semua dan ‘the second des’ ditambahi hutang. Bayangkan, kalau orang miskin itu kan artinya habis semua, tetapi ini minus! Di situ Tuhan hanya berkata, “Ikut Aku!” dan saya ikut sampai dengan hari ini.

Saudara yang dikasihi Tuhan, kini kami tiga bersaudara semua sungguh-sungguh melayani Tuhan dan terus sampai kepada anak-cucu. Dan terus saya berjanji, sampai Tuhan Yesus datang saya akan tetap setiap kepada Dia.

Mari kita akhiri dengan membaca 2 bagian yang mana bagian pertama biar dibaca oleh para orang tua atau yang mempunyai anak. Dan bagian yang kedua dibaca oleh anak. Kalau Saudara masih mempunyai orang tua dan telah mempunyai anak, nanti boleh membaca keduanya.


“Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar daripada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran.” (3 Yohanes 1:4)

“Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar, bahwa aku hidup dalam kebenaran.”


Khotbah Bapak Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
JCC – 12 November 2017




 

BACK..