JADIKAN GENERASI INI SEBAGAI UMAT YANG LAYAK!
Shalom Saudara yang dikasihi Tuhan,
Saudara diberkati dalam doa, pujian dan penyembahan kita
pagi ini? Tuhan Yesus itu baik, Dia sungguh baik dan
sangat baik kepada kita semua. Amin!
Lukas 1:13-17, “Tetapi malaikat itu berkata kepadanya:
“Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah
dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan
seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau
menamai dia Yohanes. Engkau akan bersukacita dan
bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas
kelahirannya itu. Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan
dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia
akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; ia
akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan,
Allah mereka, dan ia akan berjalan mendahului Tuhan
dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa
berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang
durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan
demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak
bagi-Nya.”
Saudara, tema yang Tuhan berikan kepada kita hari-hari
ini adalah, “Menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak
bagi-Nya.” Sebelum kedatangan Tuhan Yesus yang pertama
ke dalam dunia ini, Yohanes diberi tugas untuk
menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.
Yohanes pembaptis berjalan dalam roh dan kuasa Elia,
artinya dia tegas! Tidak kompromi terhadap dosa. Dan dia
penuh Roh Kudus sejak dalam rahim ibunya.
Saudara yang dikasihi Tuhan, hari-hari ini kita sedang
menanti-nantikan kedatangan Tuhan Yesus untuk kali yang
kedua. Dia akan segera datang! Tugas kita adalah untuk
menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.
Dulu, peranan itu diberikan kepada Yohanes Pembaptis,
tetapi sekarang untuk menyambut kedatangan-Nya yang
kedua itu diberikan kepada gereja-Nya, yaitu Saudara dan
saya. Amin!
Saudara, pada waktu itu apa yang Yohanes lakukan?
1. Membuat orang-orang Israel berbalik kepada Allah
mereka.
2. Membuat banyak orang-orang yang pikirannya tidak
benar (durhaka) menjadi pikiran-pikiran orang yang benar.
3. Membuat banyak hati bapa-bapa berbalik kepada
anak-anaknya dan anak-anak kepada bapa-bapanya.
TUGAS GEREJA UNTUK MENYIAPKAN BAGI TUHAN SUATU UMAT YANG
LAYAK
Demikian juga dengan kita, gereja Tuhan hari-hari ini,
kita diberikan tugas untuk menyiapkan bagi Tuhan suatu
umat yang layak bagi-Nya.
Ada 3 tugas yang Tuhan berikan kepada kita sebagai
gereja Tuhan, yaitu:
1. Gereja diminta untuk membuat banyak orang-orang yang
belum percaya menjadi percaya.
2. Membuat orang-orang Kristen yang hidupnya tidak
sesuai dengan Firman Tuhan, mereka bertobat kembali.
3. Membuat banyak hati bapa-bapa berbalik kepada
anak-anaknya dan anak-anak kepada bapa-bapanya.
Saudara, inilah 3 tugas yang Tuhan berikan kepada kita.
Saya percaya seperti apa yang terjadi pada Yohanes
Pembaptis, dia dipenuhi dengan Roh Kudus dan berjalan
dalam roh dan kuasa Elia, demikian juga dengan gereja
Tuhan. Jika kita mau dipakai oleh Tuhan untuk menyiapkan
bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya, maka:
1. Gereja Tuhan harus dipenuhi Roh Kudus. Kita harus
penuh Roh Kudus!
2. Gereja Tuhan harus berjalan dalam roh dan kuasa Elia.
Artinya, tegas! Tidak ada kompromi terhadap dosa,
terhadap daya tarik dunia, terhadap sifat kedagingan.
Amin!
I. Gereja (Saudara dan saya) harus membuat banyak
orang-orang yang belum percaya bertobat dan percaya
kepada Tuhan Yesus
Saudara, Amanat Agung Tuhan Yesus jelas ditujukan kepada
kita, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa
murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak
dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala
sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada
akhir zaman.” (Matius 28:19-20) Kalau kita melakukan ini,
Tuhan akan menyertai Saudara dan saya sampai kepada
akhir zaman. Haleluya!
Dan kepada gereja kita Tuhan memberikan alat untuk
melakukan Amanat Agung Tuhan Yesus, yaitu RESTORASI
PONDOK DAUD yang merupakan DNA gereja kita yaitu sebagai
alat untuk menuai jiwa-jiwa. Kalau Saudara membaca Kis
15:15-18, di situ dengan jelas dikatakan bahwa yang
merestorasi Pondok Daud adalah Tuhan sendiri. Untuk apa?
Supaya semua orang lain mencari Tuhan dan segala bangsa
yang tidak mengenal Allah, yang Kusebut milik-Ku,
demikianlah firman Tuhan yang melakukan semua ini,… (Kis
15:17). Tuhan merestorasi Pondok Daud supaya terjadi
penuaian jiwa besar-besaran!
RESTORASI PONDOK DAUD
Sepanjang 25 tahun pertama, Tuhan memberikan definisi
tentang Pondok Daud, yaitu berbicara tentang doa, pujian
dan penyembahan bersama-sama dalam unity siang dan malam.
Kita telah lakukan dengan membuat menara doa dan hidup
intim dengan Tuhan. Lalu Tuhan mulai bukakan hal-hal apa
yang harus kita lakukan supaya terjadi penuaian jiwa
besar-besaran sbb:
• Tahun 1993
Berarti 5 tahun setelah gereja ini ditanam oleh Tuhan,
Tuhan berikan Yesaya 54:2-3, “Lapangkanlah tempat
kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu,
janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu
dan pancangkanlah kokoh-kokoh patokmu! Sebab engkau akan
mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan
memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami
kota-kota sunyi.”
Pada waktu itu saya bertanya kepada Tuhan, “Tuhan, ini
maksudnya apa?”. Dan Tuhan mulai membimbing, “Kamu harus
membuka gereja baru. Dimulailah waktu itu membuka gereja
baru.”
• Tahun 1996
Ketika saya membaca buku dari Peter Wagner, ada satu
kalimat yang menjadi rhema buat saya. Kalimatnya berkata
begini, “Penginjilan yang paling efektif yaitu dengan
cara membuka gereja baru.”
Wow! Itu masuk ke dalam pikiran saya terus, “Buka gereja
baru….buka gereja baru…! Bagaimana caranya, Tuhan?”. Dan
Tuhan tuntun, “Kamu kan punya Family Altar (FA yang
sekarang adalah COOL), kamu ambil saja 3 FA menjadi 1
gereja, 5 FA jadi 1 gereja, 7 FA menjadi 1 gereja, 10 FA
menjadi 1 gereja.” Dan saya lakukan itu. Apa yang
terjadi? Dalam tempo kurang dari 2 tahun, sekitar 200
gereja ditanam! Saudara bertepuk-tangan sekarang, tetapi
saya waktu itu bukan diberi tepuk tangan, tetapi banyak
dimaki-maki orang. Tapi sudahlah, itu semua proses,
tidak apa-apa.
• Tahun 2002
Salah satu pendoa syafaat kita yang bernama Ibu Briggita,
dia mendapat penglihatan tentang saya berada di sebuah
stasiun dengan memakai jas ini yang berarti saya sedang
tugas. Tiba-tiba ada suara, “Change
destination!...Change destination!...”. Lalu itu
disampaikan kepada saya dan saya mendapat pengertian,
“Wah, ini ada perubahan arah dari pelayanan saya.” Dan
ternyata benar! Tidak lama setelah itu apa yang terjadi?
Kemuliaan Tuhan seperti yang dituliskan dalam Yohanes
17, yaitu kemuliaan Tuhan yang membuat kita jadi satu
itu turun ke atas saya. Mungkin Saudara bertanya, “Pak
Niko merasakan apa?”. Yang saya rasakan adalah
tekanan-tekanan! Tekanan itu terjadi dalam pelayanan dan
hidup saya yang rasanya saya tidak tahan. Saya datang
kepada Tuhan, “Tuhan, ampuni saya….saya tidak tahan,
Tuhan. Ini apa? Ada apa, Tuhan? Ada apa?”. Dan Tuhan
menjawab, “Niko, selama ini Aku lihat, kamu sombong!
Kamu arogan!”. Wah, saya tidak mau berdebat dengan Tuhan.
Tidak ada orang yang merasa dirinya sombong, “Saya tidak
sombong, saya ini rendah hati”, itu menurut kita sendiri,
tetapi Tuhan waktu itu jelas, mungkin karena saat itu
suksesnya luar biasa dalam menanam gereja yang begitu
cepat pertumbuhannya sehingga saya tidak sadar bahwa
saya sombong dan arogan. Lalu Tuhan berkata, “Sekarang
Aku berikan kamu 2 tugas. Yang pertama, turunkan nama
gerejamu yang kamu bangga-banggakan selama ini. Dan yang
kedua, kamu datang kepada gereja-gereja dan hamba-hamba
Tuhan untuk minta maaf”. Saya lakukan dengan segenap
hati. Betul-betul tidak ada motivasi lagi saya lakukan
sampai dengan hari ini. Apa yang terjadi? Waktu itu
tiba-tiba roh rekonsiliasi turun di Indonesia, baik
antara saya dengan mereka maupun di antara mereka. Dan
di tengah-tengah rekonsiliasi, apa yang terjadi? Roh doa
turun melanda Indonesia! Dimulailah transformasi untuk
Indonesia terjadi! Saudara, kalau kita melihat dari
Yohanes 17, jelas bahwa unity itu adalah faktor utama
untuk terjadinya penuaian jiwa besar-besaran.
• Tahun 2006
Tuhan mulai berikan pelayanan tentang “Healing
Movement”. Saudara, Healing Movement yang kita lakukan
sampai sekarang ini sudah 11 tahun.
KKR di Salatiga merupakan yang ke-290 kali! Sudah bukan
rahasia lagi bahwa melalui pelayanan ini banyak
orang-orang yang bertobat, banyak orang-orang yang
percaya kepada Tuhan Yesus. Melalui pelayanan ini, baik
yang di lapangan maupun yang di rumah-rumah melalui
siaran televisi, ada banyak dampak yang seperti itu,
yaitu banyak orang-orang yang bertobat dan disembuhkan
Tuhan!
• Tahun 2013
Gereja kita berumur 25 tahun dan pada waktu itu kita
merayakannya di Yerusalem. Saat itulah Tuhan
menyempurnakan arti daripada Pondok Daud. Jadi definisi
Pondok Daud setelah 25 tahun atau memasuki 25 tahun
kedua adalah prajurit-prajurit Tuhan yang gagah perkasa,
yang mempunyai gaya hidup berdoa, memuji dan menyembah
Tuhan dalam unity siang dan malam dan melakukan kehendak
Tuhan pada zaman ini. Dan bukan kebetulan di tahun 2013
Tuhan berbicara kepada saya bahwa Tuhan sudah mulai
mencurahkan Roh-Nya secara luar biasa dan Pentakosta
ke-3 mulai terjadi!
Saudara, kita sedang memasuki Pentakosta yang ke-3! Kita
sedang memasuki penuaian jiwa yang terbesar dan yang
terakhir sebelum Tuhan Yesus datang untuk kali yang
kedua. Ada berapa banyak yang mau dipakai Tuhan? Saudara,
kita harus menjadi prajurit-prajurit Tuhan yang gagah
perkasa. Artinya, kita harus keluar sebagai pemenang!
Dan mempunyai gaya hidup berdoa, memuji dan menyembah
Tuhan dalam unity siang dan malam, yang artinya intim
dengan Tuhan. Karena kita intim dengan Tuhan, maka kita
akan keluar sebagai pemenang! Karena intim dengan Tuhan,
maka kita akan melakukan kehendak Tuhan pada zaman ini!
Dan kalau itu dilakukan maka akan terjadi penuaian jiwa
yang terbesar dan yang terakhir sebelum Tuhan Yesus
datang untuk kali yang kedua. Amin!
II. Gereja (Saudara dan saya) harus membuat banyak
orang-orang Kristen yang hidupnya tidak sesuai dengan
firman Tuhan bertobat dan kembali melakukan kehendak
Tuhan
Kalau kita membaca Wahyu 2 dan 3, itu pesan Tuhan kepada
7 gereja-Nya. Ini bukan berarti pesan Tuhan hanya kepada
7 gereja pada waktu itu saja, karena 7 gereja ini
berbicara tentang gereja sepanjang masa, termasuk gereja
masa kini, yaitu kepada Saudara dan saya. Amin!
Di situ Tuhan Yesus berpesan dan menunjukkan apa yang
Dia suka dan apa yang Dia tidak suka. Itu adalah pesan
kepada gereja, berarti kepada orang-orang Kristen yang
ternyata pada waktu itu cukup banyak orang-orang Kristen
yang hidupnya tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Dan
Tuhan katakan, “Barangsiapa bertelinga, hendaklah
mendengarkan apa yang dikatakan oleh Roh kepada
jemaat-jemaat. Dan barangsiapa menang (artinya melakukan
apa yang Tuhan Yesus suka), hanya pemenang-pemenang ini
yang masuk Sorga!”. Amin!
MENJADI SEORANG PEMENANG
Saudara dengar baik-baik, jangan diombang-ambingkan
dengan pengajaran-pengajaran yang lain. Saudara harus
berpegang pada pengajaran, “Hanya para pemenang yang
masuk Sorga!”.
Apakah Saudara mau menjadi pemenang? Ini yang Tuhan
Yesus katakan tentang pemenang:
1. Orang yang memiliki kasih yang mula-mula.
Saudara harus cek setiap hari, “Kasihku kepada Tuhan
apakah seperti dulu pada waktu aku baru bertobat?”. Yang
begitu bergairah dengan Tuhan, bergairah membaca Alkitab,
bergairah berdoa dan memuji Tuhan. Apakah masih seperti
itu? Saudara harus cek, sebab pemenang adalah seperti
itu.
2. Bukan orang yang suam-suam kuku
3. Bukan orang yang mati rohani
Saudara, definisi dari suam-suam kuku dan mati rohani
adalah sebagai berikut:
- Mati rohani
Secara lahiriah tampaknya mereka hidup dan aktif serta
memiliki keberhasilan dan kerohanian yang baik. Bisa
jadi memiliki penyembahan yang menarik tapi bukan dari
kuasa dan kebenaran Roh Kudus. Saya berdoa, tidak ada
seorang pun di sini yang mati rohani. Orang yang mati
rohani tidak ada yang tahu, seperti biasa saja, duduk di
gereja tetapi sesungguhnya keadaannya seperti itu.
Tetapi saya percaya di sini tidak ada yang seperti itu.
Amin!
- Suam-suam kuku
Orang Kristen yang hidupnya berkompromi dengan dunia dan
sama dengan orang dunia. Kristen tetapi kerohaniannya
payah.
Kalau punya kriteria seperti ini artinya adalah orang
yang kalah dan bukan pemenang. Saya pernah sangat kaget
ketika mendengar laporan hasil riset dari Barna Research
Group. Yang melaporkan adalah presiden-nya yang bernama
George Barna. Ini sebetulnya penyelidikan 40 tahun yang
lalu, yaitu pada tahun 1977 di Amerika Serikat. Ada
sebuah penelitian yang komprehensif di mana mereka
membandingkan keyakinan, sikap, nilai-nilai dan tingkah
laku orang percaya dan yang tidak percaya. Apa hasilnya?
Hasilnya adalah sebagai berikut:
“Sangat sulit bagi orang yang belum percaya untuk
memahami kekristenan, karena hanya ada sedikit
orang-orang Kristen lahir baru yang meneladani iman yang
Alkitabiah. Pengetahuan Alkitab orang-orang Kristen
lahir baru adalah kombinasi dari unsur-unsur Alkitab dan
hikmat dunia yang dicampur menjadi bubur teologi yang
menjijikkan!”.
Saya boleh bertanya kepada Saudara? Menurut Saudara,
apakah sekarang lebih baik? Saya percaya TIDAK! Ini
menyedihkan, karena itu adalah tugas daripada gereja,
yaitu Saudara dan saya untuk membuat orang-orang Kristen
yang tidak sesuai hidupnya dengan firman Tuhan itu
kembali dan bertobat, mereka kembali kepada jalan yang
benar. Amin!
4. Pemenang itu adalah orang yang tidak meninggalkan
iman yang Alkitabiah. Dia mengikuti dan berjalan sesuai
dengan firman Tuhan.
5. Para pemenang adalah mereka yang tidak bersikap
toleran kepada para pemimpin termasuk gembala, pendeta,
guru, pekerja awam yang amoral.
Pada waktu itu ada ajaran Nikolaus, Bileam, Izebel dan
ada yang toleran, “Ah, tidak apa-apa, ikuti saja.”
Hati-hati sebab itu diperhitungkan! Orang yang toleran
itu bukan pemenang, tetapi kalau pemenang akan berkata,
“Wah, aku tidak mau ikut dia. Memang namanya pendeta,
tetapi dia amoral, hidupnya tidak benar!”.
6. Pemenang adalah orang yang tidak menukar kerohanian
yang sejati, yaitu kekudusan, kebenaran, hikmat rohani
dengan kesuksesan secara duniawi.
Bukan rahasia lagi apalagi hari-hari ini, banyak orang
yang menukar kesuksesan secara duniawi dengan kekudusan
dan kebenaran. “Oh, tidak apa-apa tidak hidup kudus,
tidak hidup benar sesuai Firman, tidak apa-apa. Pokoknya
sukses secara duniawi!”. Ini bukan pemenang! Tetapi saya
percaya, Saudara semua di tempat ini yang keluar sebagai
pemenang
III. Gereja (Saudara dan saya) harus membuat banyak hati
bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan anak-anak
kepada bapa-bapanya.
Apa yang dimaksudkan dengan hati bapa berbalik kepada
anak-anaknya? Sesuai dengan perkataan Paulus dalam
Efesus 6:4, Kolose 3:21 dan juga perintah Allah dalam
banyak Perjanjian Lama, bahwa orang tua bertanggung
jawab mendidik anak-anaknya supaya mereka hidup berkenan
kepada Allah. Tadi pagi ada 4 anak yang diserahkan di
sini. Saya selalu berdoa setiap kali menyerahkan
anak-anak, “Tuhan, berikan hikmat kepada orang tua
supaya mendidik anak-anak ini untuk selalu takut kepada-Mu.”
Sebab ini penting! Sesuai dengan Alkitab katakan bahwa
orang tua bertanggung jawab mendidik anak-anaknya supaya
hidupnya berkenan kepada Allah. Untuk itu apa yang harus
dilakukan?
1. Orang tua harus mengajar, menegur anak-anaknya sesuai
dengan kebenaran firman Tuhan.
2. Orang tua harus menjadi teladan melakukan hal yang
sesuai dengan iman yang Alkitabiah.
3. Orang tua harus memprioritaskan untuk keselamatan
kekal anak-anaknya dibanding pekerjaan, profesi,
pelayanan di gereja atau kedudukan sosial.
Saudara yang dikasihi Tuhan, bayangkan saat mendidik
anak-anaknya, Saudara bertanggung-jawab supaya
anak-anaknya masuk Sorga itu lebih daripada profesi,
pekerjaan, bahkan pelayanan di gereja juga kedudukan
sosial. Jadi, betapa pentingnya ini di hadapan Tuhan!
Kalau dikatakan tadi supaya hati bapa berbalik, artinya
selama ini mereka tidak melakukan. Artinya, “Ayo,
kembali kepada firman yang Aku telah tunjukkan
tuntunannya, yang kamu tidak melakukan. Berbalik!
Berbalik!”.
NASEHAT TUHAN BAGI ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK DALAM
KEBENARAN
Tuhan berkali-kali di sepanjang masa melalui
hamba-hamba-Nya memperingati agar orang tua mendidik dan
mengajar anak-anak mereka di dalam kebenaran. Katakan
bersama saya, “Berkali-kali! Berkali-kali! Berkali-kali!”.
Ini penting! Sebab kadang-kadang banyak yang berkata,
“Apa itu? Allahnya orang Kristen di Perjanjian Lama itu
Allah yang kejam.” Berarti tidak pernah membaca Alkitab
Perjanjian Lama. Saudara bisa lihat bahwa sebelum Tuhan
memutuskan untuk menghukum, biasanya berkali-kali
melalui hamba-hamba-Nya, nabi-nabi-Nya yang terus
memberikan peringatan. Terus dan terus! Allah kita bukan
Allah yang kejam, tetapi Allah yang mengasihi kita. Amin!
1. Ulangan 6:6-7, Apa yang kuperintahkan kepadamu pada
hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau
mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan
membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila
engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau
berbaringndan apabila engkau bangun.
Di situ perintah Tuhan adalah orang tua harus
mengajarkan Firman Allah kepada anak-anaknya
berulang-ulang. Membicarakan waktu duduk di rumah, dalam
perjalanan, waktu berbaring atau bangun. Berarti ini
sesuatu yang serius sekali! Apakah kira-kira para orang
tua melakukan seperti ini dulu?
2. Amsal 22:6, “Didiklah orang muda menurut jalan yang
patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan
menyimpang dari pada jalan itu.”
3. Tetapi kemudian kalau kita lihat, hampir 1.000 tahun
jaraknya dari Ulangan 6:6-7 tadi lalu ada Maleakhi 4:5-6
yang merupakan ayat terakhir dari Perjanjian Lama yang
berbunyi, Sesungguhnya Aku akan mengutus Nabi Elia
kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan
dahsyat itu. Maka ia akan membuat hati bapa-bapa
berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada
bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi
sehingga musnah.
Saudara, ini adalah peringatan mengenai hari Tuhan,
yaitu kedatangan Tuhan Yesus yang pertama maupun yang
kedua. Di sini dijelaskan bahwa nanti sebelum kedatangan
Tuhan Yesus yang pertama dan kedua, Tuhan akan mengutus
Nabi Elia. Pada kedatangan Tuhan Yesus yang pertama,
Tuhan mengutus Yohanes Pembaptis. Tetapi yang kedua,
Tuhan mengutus GEREJA-NYA, yaitu Saudara dan saya!
Saudara, untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada
anak-anaknya dan anak-anak kepada bapanya, dan kalau ini
tidak dilakukan, “Aku akan memukul bumi sehingga musnah!
Aku akan hancurkan bumi!”. Mengapa Tuhan berkata begini?
Sebab ternyata dalam kurun waktu 1.000 tahun ini orang
tua gagal melakukan kehendak Tuhan itu.
4. Setelah peringatan tersebut kira-kira 460 tahun
kemudian pada Lukas 1:16-18 dikatakan bahwa Yohanes
Pembaptis diutus dalam roh dan kuasa Elia.
5. Matius 28:19-20, Tuhan Yesus berkata, “…dan ajarlah
mereka melakukan mereka melakukan segala sesuatu seperti
yang telah Kuperintahkan kepadamu…”
6. Efesus 6:4, Kolose 3:20-21, 1 Tim 3:4-5. Itu adalah
peringatan-peringatan yang terus Tuhan berikan kepada
Rasul Paulus untuk berbicara tentang hal itu.
7. Lalu sampailah kepada 2 Tim 3:1-9. Kita akan membaca
2 Tim 3:1-5, perikopnya adalah: Keadaan manusia pada
akhir zaman. Jika Saudara perhatikan, ini adalah tentang
keadaan manusia pada akhir zaman. Jadi ternyata Tuhan
mulai mengungkapkan keadaan manusia pada akhir zaman itu
seperti ini: Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir
akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai
dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan
membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi
pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan
tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,
tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka
menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang,
tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir
panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari
pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan
ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri
kekuatannya. Jauhilah mereka itu!
Saudara yang dikasihi Tuhan, kalau kita lihat tentang
keadaan manusia pada akhir zaman seperti ini, beberapa
waktu yang lalu saya pernah berbicara mengenai Generasi
Millenial, yaitu generasi yang lahir antara tahun 1980 –
2000. Menurut penyelidikan, Generasi Millenial ini
adalah generasi yang paling bermasalah. Tetapi 1 hal
yang ingin saya katakan dimana banyak Generasi Millenial
di tempat ini, “Tuhan Yesus sangat mengasihi Saudara”.
Tetapi apa yang mereka tuliskan dari hasil penyelidikan
tentang Generasi Millenial ini dan kenapa mereka disebut
sebagai generasi yang bermasalah? Disebutkan bahwa
generasi ini sulit diatur dan memiliki reputasi sebagai
orang-orang yang merasa dirinya itu berhak mendapat
perlakuan khusus, narcis, mementingkan dirinya sendiri,
tidak fokus, malas, dan seterusnya. Jadi kalau kita
lihat, ini memang mirp-mirip dengan keadaan manusia di
akhir zaman ini. Tetapi sebetulnya bukan hanya di
Generasi Millenial saja, tetapi di semua generasi ada
yang seperti ini. Namun kebetulan Generasi Millenial ini
yang disorot sehingga hanya Generasi Millenial saja yang
disebutkan. Sekali lagi, Tuhan sangat mengasihi Generasi
Millenial. Amin!
Menurut penelitian apa yang menyebabkan Generasi
Millenial ini mempunyai sifat-sifat yang seperti itu?
Alasan pertama yang ditulis di sana adalah ORANG TUA
SALAH ASUH! Jadi saya percaya keadaan manusia di akhir
zaman seperti ini, pokok pangkalnya adalah orang tua
salah asuh!
8. Setelah itu Alkitab membukakan lagi, karena keadaan
manusia di akhir zaman seperti itu, maka orang tua gagal
lagi. Kemudian Tuhan ungkapkan kepada Petrus dalam 2
Petrus 3:10-14 sbb, “Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti
pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh
yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam
nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan
hilang lenyap. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur
secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus
hidup yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat
kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa
dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena
nyalanya. Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita
menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana
terdapat kebenaran. Sebab itu, saudara-saudaraku yang
kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus
berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak
bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.”
Saudara, ternyata Tuhan berbicara kepada Petrus bahwa
bumi ini akan dihancurkan. Jadi apa yang Tuhan katakan
di Maleakhi bahwa apabila hati bapa tidak berbalik
kepada anaknya dan hati anak tidak berbalik kepada
bapanya, maka Tuhan akan memukul bumi sehingga musnah.
Jadi ternyata Tuhan berkata kepada Petrus bahwa itu
benar akan dihancurkan.
9. Dan puncaknya 60 tahun setelah itu, Tuhan Yesus yang
ada di Sorga turun menemui Rasul Yohanes, murid yang
paling dikasihi-Nya di Pulau Patmos. Dia berkata (ini
dalam bahasa saya), “Sorry…sorry…terpaksa bumi Aku
hancurkan! Sorry, bumi akan hancur oleh pembukaan
meterai, oleh peniupan sangkakala, oleh penuangan cawan
murka Allah. Bumi akan hancur!”.
Ternyata bumi dihancurkan, kenapa? Pasti penyebabnya
yang tadi, yaitu karena hati bapa tidak berbalik kepada
anak-anaknya dan hati anak-anak tidak berbalik kepada
bapa-bapanya.
Saudara, saya mau katakan sesuatu bagi kita yang hidup
di akhir zaman ini, kalau kita tidak melakukan perintah
Tuhan ini, hati bapa tidak berbalik kepada anak dan anak
tidak berbalik kepada bapa, saya mau katakan kepada
Saudara bahwa orang yang seperti ini akan melihat bumi
dihancurkan. Tetapi sebaliknya, orang yang mengikuti
firman Tuhan, di mana hatinya berbalik kepada
anak-anaknya dan anak-anaknya berbalik kepada bapanya (orang
tua-nya), mereka yaitu Saudara dan saya tidak akan
melihat bumi dihancurkan. Mengapa? Karena kita semua
sudah diangkat!
Saudara, saya tahu ini satu “pembukaan yang baru”,
walaupun sebetulnya ini sudah lama. Saya ketika membaca
apa yang Tuhan berikan ini, hati saya bergetar. Biasanya
gereja harus banyak menekankan hal ini:
1. Orang yang tidak percaya harus menjadi percaya
2. Orang Kristen yang tidak sungguh-sungguh harus jadi
sungguh-sungguh. Tetapi sebetulnya ada yang nomor 3,
yang setara dengan kedua tadi, yaitu:
3. Hati bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati
anak-anak kepada bapanya.
Saya akan mengajak Saudara untuk berpikir, apa yang
menyebabkan mereka menjadi orang yang tidak percaya
kepada Tuhan Yesus? Apa yang menyebabkan orang Kristen
hidup tidak karu-karuan? Semua itu karena yang nomor 3
tidak dilakukan! Jadi sebetulnya intinya adalah yang
nomor 3, hati bapa berbalik kepada anak-anaknya dan
anak-anak kepada bapa-bapanya. Saya percaya, kita semua
yang ada di tempat ini adalah termasuk orang-orang yang
melakukan perintah Tuhan. Kita tidak akan melihat bumi
dihancurkan karena kita sudah diangkat!
Kesaksian:
Kesaksian ini baru pertama kalinsaya ungkapkan kemarin
di MDPJ. Yang kedua adalah tadi pagi dan ini adalah yang
ketiga. Seumur hidup saya belum pernah bersaksi tentang
hal ini.
Saya adalah 3 bersaudara yaitu saya, lalu adik saya
bernama Pak Bernard, dan yang paling kecil Ibu Kristin.
Kami bertiga melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh. Pak
Bernard bukan orang yang fulltime di bidang pelayanan
ini. Dia adalah seorang businessman, tetapi dia
sungguh-sungguh melayani Tuhan. Dan saya tahu semua ini
karena orang tua saya. Di keluarga kami yang mulai
sungguh-sungguh adalah mama terlebih dahulu baru
kemudian papa menyusul. Tetapi kedua orang tua saya ini
adalah orang-orang yang sungguh-sungguh di hadapan Tuhan.
Ada sebuah data yang mengatakan begini:
1. Kalau ibunya sungguh-sungguh, tetapi bapaknya kurang
sungguh-sungguh, maka anaknya yang sungguh-sungguh itu
sekitar 30%
2. Kalau bapaknya sungguh-sungguh, tetapi ibunya kurang
sungguh-sungguh, maka anaknya yang sungguh-sungguh itu
sekitar 70%
3. Kalau bapak dan ibunya sungguh-sungguh, maka anak-nya
yang sungguh-sungguh itu 100%
Dan itulah yang terjadi pada kami bertiga, termasuk
sekarang anak saya dan cucu saya, semua melayani Tuhan
dengan sungguh-sungguh.
Apa yang orang tua saya lakukan terhadap saya?
Saya sebetulnya mempunyai kakak, tetapi meninggal pada
waktu umur 11/2 tahun. Lalu ibu saya mengandung saya dan
dia sangat sayang kandungannya supaya jangan seperti
kakaknya. Mendekati kelahiran, dia datang ke sebuah KKR,
ada orang bule sebagai pembicaranya. Kemudian tiba-tiba
dia mendengar ada altar call dan dia maju sambil
memegang perutnya seraya berkata, “Tuhan, anak ini saya
serahkan kepada-Mu untuk menjadi hamba Tuhan. Dan
biarlah dia menjadi hamba Tuhan yang besar.” Tetapi
tiba-tiba sambil tetap berjalan dia berkata lagi, “Oh
maaf Tuhan, bukan hamba Tuhan yang besar, hamba Tuhan
yang berkenan kepada-Mu”. Sampailah dia ke depan dan
semua ditumpangi tangan oleh pendeta itu, tetapi ketika
dia menumpangkan tangan atas ibu saya, tiba-tiba hamba
Tuhan itu bernubuat, “Anak yang ada di dalam kandunganmu,
akan menjadi hamba Tuhan yang besar.”
Saudara, kesaksian ini saya tidak pernah tahu sampai
saya menjadi hamba Tuhan barulah saya mendengar
kesaksian ini.
Setelah itu, rupanya Tuhan menyuruh ibu saya menyiapkan
saya dan semuanya pasti. Ibu saya adalah orang pertama
yang sungguh-sungguh. Pada waktu itu saya ingat bahwa
yang dipersiapkan menjadi Pendeta itu bukan saya, tetapi
Pak Bernard karena saya nakal dan sebagainya. Mungkin
ibu saya berpikir, “Wah, dia tidak cocok menjadi hamba
Tuhan.” dan dia lupa akan nubuatan itu. Tetapi yang luar
biasa, dia persiapkan saya di mana ketika SD, saya
bersekolah di sekolah swasta terbaik di kota saya. Ibu
saya memperhatikan dan berpikir, “Wah, ini Niko kalau
terus bersekolah di sekolah ini bahaya. Kekristenannya
berbahaya. Dia harus dipindahkan.” Tetapi tidak ada
Sekolah Kristen, yang ada hanya Sekolah Negeri yang
grade-nya itu jauh di bawah. Namun herannya ibu saya
memindahkan saya ke sekolah itu supaya kekristenan saya
tidak terganggu.
Namanya di Sekolah Negeri, waktu itu banyak
murid-muridnya yang ‘maaf’ tidak memakai sepatu. Nah,
saya pernah ikut-ikutan tidak pakai sepatu. Waktu saya
pertama tidak pakai sepatu, dari rumah saya curi-curi
dan sepatu saya titipkan lalu saya lari. Namun di tengah
jalan mau dekat sekolah tiba-tiba om saya dari mobil
menunjuk-nunjuk saya! Lalu diberitahukan ke orang tua
saya dan saya disidang serta dimarahi, “Kamu apa-apaan
tidak pakai sepatu?”. Saya hanya menjawab, “Ya,
teman-teman saya juga tidak pakai sepatu.” Bayangkan,
saya disekolahkan di sekolah yang seperti itu supaya
kekristenan saya tidak terganggu.
Kemudian saya mulai masuk SMP serta mulai bergaul dan
senang rasanya. Akhirnya apa? Itu mulai mengganggu saya
untuk ke Sekolah Minggu karena ada aktivitas Minggu di
sekolah. Dengan 1000 macam alasan saya berkata kepada
ibu saya untuk tidak Sekolah Minggu. Pertama dibiarkan,
tetapi lama-kelamaan ibu saya berkata, “Wah, tidak bisa
ini! Kamu kenapa sih tidak mau ke Sekolah Minggu?”. Saya
jawab, “Ya habisnya gurunya membosankan.” Saudara tahu
apa yang terjadi?
Memang ibu saya yang juga mengatur Sekolah Minggu di
sana dan dia khusus jadi guru Sekolah Minggu untuk
mengajar saya. Tapi memang dasarnya bukan karena itu dan
ibu saya melihat, “Wah, Niko ini berbahaya.” Saudara
tahu apa yang terjadi? Kelas 2 SMP saya dipindahkan ke
kota Malang dan saya di-kostkan di rumah Pendeta. Dan
saya masuk di Sekolah Kristen yang ‘maaf’ sekolahnya
jelek. Kualitasnya jelek, tetapi kenapa ibu dan ayah
saya menaruh saya di sana? Alasannya cuma satu, yaitu
karena tiap hari ada kebaktian. Saudara, saya bersekolah
yang model-model begini, tetapi puji Tuhan saya bisa
menjadi Insinyur di sekuler. Tetapi secara rohani
setelah saya ditaruh seperti itu pada waktu SMP, saya
mengalami kelahiran baru.
Tetapi ini yang terjadi, perjalanan saya dalam proses
keselamatan ini, pada waktu saya sudah lahir baru, yaitu
dari justification dan sekarang masuk proses yang kedua,
yaitu sanctification (proses pengudusan), di sini
masalah. Akibat teman-teman dan bermacam-macam lainnya,
itu tidak mulus jalannya. Orang tua saya sudah kewalahan
untuk memberitahu saya karena saya menginjak dewasa.
Saya tahu mereka pasti berdoa dan berdoa melihat saya,
tetapi satu hal yang saya ingat, meskipun saya lihat ada
teman-teman saya yang ‘berengsek’ dan macam-macam
lainnya, saya tidak menjadi berengsek seperti mereka.
Saya mau melakukan seperti mereka pun tidak bisa, kenapa?
Karena saya ada ketakutan untuk melakukannya dan Tuhan
tetap pegang saya. Dengar apa yang saya mau katakan,
kalau Saudara sudah lahir baru, Tuhan tidak
gampang-gampang melepas Saudara. Jadi kalau ada orang
yang sudah lahir baru, dia sampai murtad, itu namanya
kebangetan!
Sampai kepada akhirnya ketika sudah waktu-Nya Tuhan
panggil saya yang mana saya selalu menolak ketika
dipanggil untuk melayani, akhirnya saya mengalami
peristiwa seperti yang sering saya saksikan kepada
Saudara, yaitu peristiwa “Ludes…des!”. ‘The first des’,
habis semua dan ‘the second des’ ditambahi hutang.
Bayangkan, kalau orang miskin itu kan artinya habis
semua, tetapi ini minus! Di situ Tuhan hanya berkata,
“Ikut Aku!” dan saya ikut sampai dengan hari ini.
Saudara yang dikasihi Tuhan, kini kami tiga bersaudara
semua sungguh-sungguh melayani Tuhan dan terus sampai
kepada anak-cucu. Dan terus saya berjanji, sampai Tuhan
Yesus datang saya akan tetap setiap kepada Dia.
Mari kita akhiri dengan membaca 2 bagian yang mana
bagian pertama biar dibaca oleh para orang tua atau yang
mempunyai anak. Dan bagian yang kedua dibaca oleh anak.
Kalau Saudara masih mempunyai orang tua dan telah
mempunyai anak, nanti boleh membaca keduanya.
“Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar daripada
mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran.” (3
Yohanes 1:4)
“Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar, bahwa aku
hidup dalam kebenaran.”
Khotbah Bapak Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
JCC – 12 November 2017