JADILAH PEMENANG!
Pada tanggal 20 Februari 2022, waktu
saya berulang tahun yang ke-73, saya membaca dari Markus
4:26-29 yang berkata:
“Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu:
seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada
malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan
benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi,
bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.
Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula
tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang
penuh isinya dalam bulir itu.
Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera
menyabit, sebab musim menuai sudah tiba."
Melalui perikop ini, Tuhan berkata bahwa musim menuai
sudah tiba, musim menuai sudah tiba.
Hari-hari ini kita sedang memasuki masa penuaian jiwa;
masa penuaian jiwa bagi generasi muda yang kita kenal
dengan generasi Yeremia; masa penuaian jiwa yang
terbesar dan yang terakhir.
Tuhan ingatkan bahwa masa penuaian jiwa itu identik
dengan masa peperangan rohani yang dahsyat. Dan kita
harus menjadi pemenang.
MENJADI PEMENANG
Pada waktu Yosua menggantikan Musa untuk masuk dan
merebut Tanah Perjanjian, maka supaya selalu menjadi
pemenang, Tuhan berpesan kepada Yosua dalam Yosua 1:7-9,
yang berkata:
“Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan
sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan
seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh
hamba-Ku Musa;
janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya
engkau beruntung, ke manapun engkau pergi.
Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini,
tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau
bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis
di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan
berhasil dan engkau akan beruntung.
Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan
teguhkanlah hatimu?
Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu,
akan menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi.”
Supaya kita menjadi pemenang seperti Tuhan katakan
kepada Yosua, maka yang harus kita lakukan adalah:
1. Kuatkan dan teguhkan hati kita.
Jangan kecut dan tawar hati, sebab Tuhan akan menyertai
kita. Katakan: "Amin!"
2. Jangan menyimpang ke kanan atau ke kiri.
3. Perkatakan Firman Tuhan dan renungkan itu siang dan
malam, supaya kita bertindak hati-hati sesuai dengan
firman-Nya.
Jadi setiap kali bangsa Israel akan merebut suatu kota,
mereka pasti akan bertanya kepada Tuhan bagaimana
caranya untuk menjadi pemenang.
Nyanyi:
Kuatkan dan teguhkan hatimu
Jangan takut dan tawar hati
S'bab Tuhan besertamu
Kuatkan dan teguhkan hatimu
Yesus Tuhan berjalan di depanmu
B'rikan kemenangan
Coda
Yesus Tuhan berjalan di depanmu
B'rikan kemenangan
Pada suatu hari ketika mereka akan merebut kota Ai,
mereka tidak bertanya kepada Tuhan karena menganggap Ai
adalah kota kecil dan jumlah orangnya sedikit. Jadi
mereka menganggap enteng. Tetapi apa yang terjadi?
Justru mereka kalah perang, 36 orang mati. Ini membuat
mereka sangat tawar hati. Mereka berseru-seru meminta
ampun kepada Tuhan.
Yang menjadi pertanyaannya: “Mengapa mereka bisa tidak
bertanya dulu kepada Tuhan, padahal di setiap langkah
mereka, setiap kali mereka merebut suatu kota, mereka
akan bertanya kepada Tuhan?"
Jawabannya: Tuhan yang mengizinkan mereka lupa bertanya,
karena ada dosa dari Akhan yang mengambil barang yang
dikhususkan, sehingga Tuhan murka terhadap orang Israel.
Kekalahan bangsa Israel merupakan pelajaran bagi kita.
Kalau kita teledor dengan hal-hal yang seharusnya kita
bertanya kepada Tuhan, tetapi tidak kita lakukan,
sehingga terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, kita
harus introspeksi apakah ada dosa yang kita lakukan yang
belum diselesaikan dengan Tuhan. Sebab ini akan bisa
berakibat seperti yang dialami oleh bangsa Israel.
Pesan Tuhan Yesus kepada tujuh sidang jemaat dalam Wahyu
2 - 3, di mana ini juga berbicara tentang pesan Tuhan
Yesus kepada gereja sepanjang masa, termasuk gereja masa
kini, selalu diakhiri dengan kata-kata:
“Barangsiapa bertelinga hendaklah mendengarkan apa yang
dikatakan oleh Roh kepada jemaat-jemaat dan barangsiapa
menang upahnya adalah masuk sorga.”
Sekali lagi, bahwa peperangan rohani berhubungan erat
dengan menjadi pemenang. Kita harus menjadi pemenang
dalam melawan dosa, Iblis dan kedagingan kita. Kuncinya
adalah mendengarkan apa yang dikatakan oleh Roh dan
melakukannya. Ingat Saudara, hanya para pemenang yang
masuk sorga.
MENJADI SEORANG YANG BERKENAN DI HATI TUHAN
Kisah Para Rasul 13:22 berkata bahwa:
“…Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah
mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku
dan yang melakukan segala kehendak-Ku.”
Daud berkenan di hati Tuhan karena melakukan segala
kehendak-Nya. Tadi dikatakan bahwa pemenang adalah orang
yang mendengarkan apa yang dikatakan oleh Roh dan
melakukannya. Jadi Daud adalah seorang pemenang. Ini
tidak berarti bahwa Daud tidak pernah berbuat dosa.
Mungkin dosa Daud dalam peristiwa Batsyeba merupakan
dosa yang sangat besar, tetapi yang penting bagaimana
Daud menyelesaikan dosa itu dengan Tuhan.
Tidak banyak orang seperti Daud yang ketika ditegur
dosanya langsung mengaku dan minta ampun. Banyak yang
justru sebaliknya, mereka belat-belit dan tidak jujur.
Selain itu, Daud tidak berulang-ulang melakukan dosa
yang sama. Kalau dia sudah bertobat terhadap suatu dosa,
dia akan benar-benar bertobat dan tidak akan
mengulanginya lagi.
Pada waktu itu Daud lari dari Yerusalem, karena anaknya
Absalom memberontak dan mau membunuh dia. Di tengah
perjalanan ketika hati Daud sedang sedih dan dia
menangis, tiba-tiba datang seseorang yang bernama Simei,
salah satu keluarganya Saul. Di hadapan para pahlawan
dan prajurit-prajuritnya, dia mengutuk Daud
habis-habisan sambil melemparinya dengan batu.
Abisai, seorang pahlawannya Daud, melihat hal itu, dia
minta izin kepada Daud untuk memenggal kepala Simei.
Tetapi apa jawaban Daud?
“Biarkanlah dia dan biarlah ia mengutuk, sebab apabila
Tuhan berfirman kepadanya: Kutukilah Daud! Kita bisa apa?
Sedangkan anak kandungku ingin mencabut nyawaku, apalagi
dia yang bukan keluargaku.
Biarkanlah dia dan biarkan dia mengutuk, sebab Tuhan
yang telah berfirman kepadanya demikian.
Mungkin Tuhan akan memperhatikan kesengsaraanku ini dan
Tuhan akan membalas yang baik kepadaku sebagai ganti
kutuk orang itu kepadaku hari ini.”
2 Samuel 16:11,12
Saudara, dalam pelayanan saya, mungkin saya termasuk
salah seorang hamba Tuhan yang paling banyak dimaki-maki
dan dikutuki orang. Terus terang saya banyak belajar
dari Daud ini. Saya bersyukur kepada Tuhan bahwa sampai
dengan hari ini, saya masih diberi kesanggupan oleh
Tuhan untuk melakukan seperti apa yang telah dilakukan
oleh Daud. Akhirnya pemberontakan Absalom, anak Daud,
itu berakhir dengan kematian Absalom.
Ketika Daud pulang kembali ke Yerusalem dan ia sampai ke
tepi sungai Yordan, banyak orang yang menyambut dia
termasuk Simei. Simei sujud di hadapan Daud untuk minta
ampun. Di sini kembali Abisai, salah seorang pahlawan
Daud; yang pernah minta izin untuk memenggal kepala
Simei berkata kepada Daud, agar Simei dihukum mati
karena dia mengutuki orang yang diurapi Tuhan. Tetapi
Daud dengan tegas berkata kepada Abisai: Tidak! Kemudian
Daud berkata kepada Simei: “Engkau tidak akan mati” dan
Daud bersumpah kepadanya.
Puji Tuhan Saudara, sampai dengan hari ini, dengan
kekuatan yang diberikan oleh Tuhan, saya tidak pernah
dendam kepada orang-orang yang dengan sengaja atau tidak
sengaja berbuat jahat kepada saya. Meskipun mereka tidak
minta maaf, saya tetap melupakan apa yang pernah mereka
lakukan kepada saya. Haleluya!
Nyanyi:
Allah yang bela
Siapa lawan Dia
Lebih dari pemenang
Dalam s'gala hal
Ku pasti dapat
Lakukan semua
Yesus yang b'ri kekuatan
O terpujilah nama-Nya
Coda
Yesus yang b'ri kekuatan
O terpujilah nama-Nya
Menjelang kematiannya, Daud memberikan pesan-pesannya
kepada Salomo, salah satunya adalah mengenai Simei. Daud
berkata kepada Salomo,
“Juga masih ada padamu Simei bin Gera, orang Benyamin
dari Bahurim, dialah yang mengutuki aku dengan kutuk
yang kejam pada waktu aku pergi ke Mahanaim, tetapi
kemudian dia datang menyongsong aku di tepi sungai
Yordan dan aku bersumpah kepadanya demi Tuhan: Tidak
akan kubunuh engkau dengan pedang! Sekarang janganlah
bebaskan dia dari hukuman, sebab engkau orang bijaksana
dan tahu apa yang harus kau lakukan kepadanya untuk
membuat yang ubanan itu turun dengan berdarah ke dunia
orang mati.”
Wow, banyak komentar yang muncul dengan adanya
pernyataan Daud ini. Ada yang bilang: Sayang sekali,
Daud yang terkenal berkenan di hati Tuhan karena
menuruti segala perintah-Nya, ternyata masih menyimpan
dendam kepada Simei. Padahal dia bersumpah untuk
mengampuni Simei. Ada juga yang berkomentar: Peristiwa
ini adalah di Perjanjian Lama, tidak bisa dibandingkan
dengan peristiwa di Perjanjian Baru. Tetapi bagi saya
secara pribadi, waktu membaca peristiwa ini justru
mempunyai pengertian yang berbeda dengan tafsiran yang
ada di atas tadi. Bagi saya, ini bukan karena Daud
dendam kepada Simei, tetapi karena Tuhan yang akan
menghukum Simei, karena perbuatannya kepada Daud. Tuhan
memberitahukan hal itu kepada Daud dan Daud
memberitahukannya kepada Salomo.
Kisah ini belum berakhir. Sekarang, mari kita lihat
apakah pengertian yang saya dapatkan itu benar atau
tidak.
Apa yang Salomo lakukan kepada Simei? Sebagai seorang
yang bijaksana, Salomo memanggil Simei dan berkata,
“Kamu buat rumah di Yerusalem dan kamu tinggal di sana,
janganlah kamu keluar kemana-mana. Pada saat kamu keluar
dan menyebrangi sungai Kidron, pastilah engkau dibunuh
dan darahmu akan ditanggungkan kepadamu sendiri.”
1 Raja-raja 2:37
Simei bersumpah dan setuju dengan perjanjian itu.
Setelah lewat tiga tahun, dua hambanya Simei lari kepada
raja Gat. Ketika Simei mengetahui hal ini, maka dia
menjemput kedua hambanya itu. Dia lupa akan sumpahnya,
atau lebih tepat saya pakai istilah: bahwa Tuhan membuat
dia lupa pada sumpahnya.
Setelah Simei kembali ke Yerusalem, dia dipanggil oleh
Salomo. Dia diingatkan akan perjanjian yang mereka buat
dengan bersumpah.
“Mengapa engkau tidak menepati sumpah demi Tuhan itu dan
perintah yang kuperintahkan kepadamu?”
Kemudian Salomo berkata pula:
“Engkau sendiri tahu dalam hatimu segala kejahatan yang
kamu perbuat kepada Daud, ayahku, maka Tuhan telah
menanggungkan kejahatan itu kepadamu sendiri.”
1 Raja-raja 2:42,43
Akhirnya Simei dihukum mati dengan cara dipancung.
Artinya dia turun ke dunia orang mati dengan berdarah
seperti yang dikatakan oleh Daud kepada Salomo.
Di sini jelas sekali bahwa bukan Daud yang dendam kepada
Simei, tetapi Tuhan sendiri yang menghukum Simei karena
kutukan-kutukan jahat yang keluar dari mulutnya kepada
Daud.
TAHUN PEY BET
Melalui kisah Simei ini, Tuhan mengingatkan kita tentang
mulut. Menurut kalender Ibrani, dari tanggal 6 September
2021 sampai dengan 26 September tahun 2022, kita masuk
Tahun 5782 yang disebut sebagai Tahun Pey Bet. Pey Bet
artinya 82. Pey adalah angka 80, yang menggambarkan
mulut.
Bet atau huruf kedua dalam alfabet Ibrani digambarkan
dengan sebuah tenda atau rumah atau tempat kediaman. Ada
2 tempat tinggal dari umat manusia: Yang pertama adalah
di bumi dan yang kedua di sorga atau neraka.
Sekarang dalam Tahun 5782 atau Pey Bet ini, kita
diingatkan bahwa kita masih hidup dalam dunia ini,
tetapi segala apa yang kita lakukan, apa yang kita
ucapkan; apa yang kita tuliskan dan ucapkan di media
sosial, bukan seperti cara-cara dunia tetapi harus
dengan cara sorga.
Microsoft merilis “Indeks Keberadaban Digital atau
Digital Civility Index” yang menunjukkan “tingkat
keberadaban” pengguna internet atau netizen sepanjang
tahun 2020. Ternyata tingkat keberadaban netizen di
Indonesia sangat rendah. Dari survey terhadap 16.000
responden di 32 negara, Indonesia berada di peringkat 29
dan yang terburuk di Asia Tenggara. Wow, saya percaya
dari netizen ini pasti juga termasuk orang-orang
Kristen.
Saya akan mengingatkan kepada Saudara tentang perkataan
Tuhan Yesus dalam Matius 12:36-37 yang berkata:
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang
diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari
penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan
dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan
dihukum."
Tuhan Yesus akan datang segera. Karena itu, kita semua
harus berhati-hati dengan mulut kita, dengan apa yang
kita tulis atau perkatakan di media sosial, apakah itu
hoaks atau ujaran kebencian, supaya jangan kita dihukum.
Nyanyi
Mulutku penuh dengan pujian kepada-Mu ya Yesus Tuhan
Sepanjang hari kuberi penghormatan kepada-Mu ya Allahku
Coda
kepada-Mu ya Allahku
kepada-Mu ya Allahku
Kita harus mengingat 1 Korintus 6:19 yang berkata:
“Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh
Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu
peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan milik kamu
sendiri?”
Sekali lagi saya ingatkan bahwa tubuh kita bukan milik
kita sendiri, mulut kita bukannya milik kita sendiri,
tetapi miliknya Tuhan Yesus. Karena kita sudah dibeli
dengan harga yang mahal dari kuasa iblis dengan darah
Tuhan Yesus sendiri.
Kita harus menggunakan mulut untuk memperkatakan hal-hal
yang sesuai dengan firman Tuhan, termasuk juga saat
berbicara dan menulis di media sosial. Karena itu,
sekali lagi saya mau katakan: Jadilah pemenang! Jadilah
pemenang! Saya berdoa agar semua Saudara menjadi
pemenang. Dan sekali lagi, hanya pemenang yang masuk
sorga.
Nyanyi
Allah yang bela
Siapa lawan dia
Lebih dari pemenang
Dalam s'gala hal
Ku pasti dapat
Lakukan semua
Yesus yang b'ri kekuatan
O terpujilah nama-Nya
Coda
Yesus yang b'ri kekuatan
O terpujilah nama-Nya
_____________________________
Khotbah Bapak Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
Ibadah Minggu Online – 20 Maret 2022