JAGALAH KASIHMU YANG MULA-MULA
"Sekalipun aku mempunyai karunia
untuk bernubuat
dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh
pengetahuan;
dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk
memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai
kasih, aku sama sekali tidak berguna."
1 Korintus 13:2
Salah satu teguran yang paling keras Tuhan Yesus berikan
kepada jemaat di Efesus (Why 2:1-7). Awalnya Tuhan Yesus
sangat memuji segala pekerjaan/pelayanan yang dilakukan
jemaat karena kesabaran mereka dalam menanggung
penderitaan oleh karena nama-Nya, dan mereka tidak
mengenal lelah. Namun akhirnya Yesus mencela mereka
karena mereka telah meninggalkan kasih mereka yang
semula kepada Tuhan (Why 2:4). Mengapa Yesus sampai
mencela mereka? Apakah kasih mula-mula menjadi sangat
penting bagi Yesus, bahkan melebihi segala pekerjaan/pelayanan
yang telah jemaat lakukan dengan tidak mengenal lelah?
Kasih menjadi sangat penting bagi Tuhan Yesus karena itu
berbicara mengenai diri Tuhan Yesus. Ketika seseorang
dikatakan “meninggalkan kasih mula-mula”, itu bukan
hanya sekedar perasaan emosional belaka, namun memiliki
pengertian yang dalam bahwa orang tersebut telah menjauh
dari Tuhan Yesus sendiri.
1 Yoh 4:8 berkata, “Barangsiapa tidak mengasihi, ia
tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.”
Aktifitas yang sangat tinggi dalam melakukan pekerjaan/pelayanan
kepada Tuhan dan jemaat-Nya harus dilandaskan pada kasih
kepada Kristus; bukan karena identitas Gereja kita,
bukan karena hal tersebut memberikan perasaan enak bagi
kita, bukan juga untuk mencari pujian dan penghargaan
dari orang lain. Motivasi utama kita dalam bekerja dan
melayani adalah karena Tuhan Yesus mengasihi kita dan
kita mengasihi Tuhan Yesus. Saat kita kehilangan fokus
dan motivasi dasar ini maka lambat laun pasti kita akan
menjauh dari Dia dan akhirnya berfokus pada diri sendiri.
Dalam kehidupan jemaat Efesus, Yesus menunjukkan
otoritas-Nya sebagai spirit-giver dan gift-giver (Why
2:1). Dialah yang memperlengkapi jemaat dengan kekuatan
dan karunia roh yang dibutuhkan untuk berkarya di atas
muka bumi ini. Namun itu semua tidak ada artinya jika
jemaat melakukannya tanpa didasari kasih kepada Tuhan.
Pesan yang sama juga telah didengungkan oleh Rasul
Paulus dalam 1 Kor 13:1-4 bahwa tanpa kasih, maka segala
pekerjaan/pelayanan yang kita klaim untuk Tuhan dan
jemaat-Nya; serta semua karunia yang kita terima
daripada-Nya menjadi hal yang tidak ada gunanya. Tuhan
Yesus mengingatkan kita, agar jangan sampai lupa bahwa
alasan utama kita melayani-Nya yaitu karena Ia sudah
terlebih dahulu mengasihi kita.
Kasih menjadi penting bagi Tuhan karena itu juga
berbicara tentang bagaimana kita hidup dengan sesama
anak-anak-Nya yang lain. Kehidupan anak-anak Tuhan
haruslah di dasarkan kasih-Nya kepada kita. Kasih yang
sama yang kita terima dari Tuhan, kini dipraktekkan
kepada sesama orang percaya. Meninggalkan kasih
mula-mula adalah hal yang buruk bagi setiap orang
percaya oleh karena hubungan yang terjadi adalah
hubungan semu, yang selalu mengharapkan pamrih. Ini
adalah hal yang sangat tidak disukai oleh Tuhan. Rasul
Yohanes dalam 1 Yoh 4:19-21 berkata, “Kita mengasihi,
karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.“ Jikalau
seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci
saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa
tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak
mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Dan
perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi
Allah, ia juga harus mengasihi saudaranya.” Ayat ini
berbicara dengan sangat gamblang; bahwa kita tidak dapat
meng-klaim diri kita mengasihi Allah tetapi membenci
saudara seiman dan demikian juga sebaliknya.
Bagaimana cara agar kita tetap pada kasih yang mula-mula,
bahkan terus bertambah dalam kasihnya kepada Tuhan dan
sesama kita?
1. Bertobat
Ujilah segala motivasi pekerjaan/pelayanan yang kita
lakukan saat ini untuk siapa dan untuk apa (Why 2:5).
2. Hidup Dalam Kepenuhan Roh Kudus
Kita tidak bisa hidup tanpa Roh Kudus karena Dialah yang
membimbing kita ke dalam pertobatan, Dia yang
mengaruniakan kemampuan kepada kita untuk melayani-Nya
dan jemaat-Nya, Dia juga yang membuat roh kita
menyala-nyala dan berbicara kepada kita dari waktu ke
waktu (Why 2:1,5,7).
3. Jangan Sepelekan Kasih Karunia Tuhan
Salah satu pengajaran Nikolaus adalah menggampangkan
kasih karunia Tuhan yaitu dengan beranggapan apapun yang
kita lakukan dalam hidup tidak akan berpengaruh kepada
hubungan kita dengan Tuhan (Why 2:6). Kasih karunia
justru harus kita hargai dengan cara hidup yang sesuai
dengan kehendak-Nya.
4. Jadilah Pemenang
Tuhan Yesus sudah menyelamatkan kita dan menjadikan kita
lebih dari pemenang. Jika kita menjalankan hidup kita
dengan mengandalkan kekuatan kita sendiri, maka kita
akan gagal menjadi pemenang (Why 2:7).
5. Ingat Selalu Apa Yang Telah Tuhan Berikan Dan Lakukan
Kepada Kita
Kita yang seharusnya binasa selama-lamanya, oleh karena
kasih karunia dan pengampunan-Nya, sekarang kita akan
dinantikan untuk hidup kekal bersama-Nya selama-lamanya
(Why 2:5).
Hiduplah senantiasa dengan tidak melupakan kasih
mula-mula kita kepada Tuhan dan teruslah hidup di
dalam-Nya sampai Tuhan Yesus datang untuk kali yang
kedua. Amin (CS)