Shalom..., Selamat Datang di GBI House Of Grace ~ Rayon 3

Renungan

KASIH DAN ROH KUDUS

      Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran.
(Yohanes 14:15-17)

Tuhan ingin kita hidup dalam kasih dan berjalan senantiasa bersama Roh Kudus. Agar saat Dia datang menjemput Gereja-Nya, kita layak diangkat ke dalam kemuliaan-Nya. Menyongsong kedatangan Yesus yang kedua kita sedang dipersiapkan menjadi jemaat yang kudus dan tak bercacat cela. Kita menjadi mempelai yang dewasa, cemerlang, penuh kasih yang murni akan Kristus Sang Mempelai Agung. Ciri-ciri kedewasaan yang Tuhan cari dari kita adalah ketaatan karena kasih, mengerti pikiran Kristus oleh hikmat Roh Kudus dan hidupnya berbuah manis.

Kasih yang diingini ini adalah buah dari Roh Kudus; bukan sekedar perasaan, dan bukan upaya manusiawi. Buah Roh adalah kasih..... (Galatia 5:22). Kasih yang benar membangkitkan dorongan untuk taat. Kalau kita mengasihi Tuhan, buahnya mentaati Tuhan. Karena Roh Kudus telah dikaruniakan bagi kita sebagai Penolong. Dialah yang membangkitkan kasih di dalam kita, sehingga oleh karena karya-Nya di dalam kita, kita memiliki kasih yang menjadi dorongan untuk mentaati perintah-Nya.

Kita bertanggung jawab untuk membangun hidup kita agar layak diangkat Tuhan saat kedatangan-Nya. Kita harus berubah menjadi dewasa rohani. Tingkat kedewasaan rohani mengubahkan kita dari manusia duniawi menjadi manusia rohani. Dalam Jemaat Korintus Paulus berhadapan dengan dua kelompok jemaat, yang sudah rohani dan yang masih duniawi. Paulus tidak bisa berbicara banyak kepada manusia duniawi, yang masih terjebak ke dalam perpecahan dan pikiran sia-sia. Paulus hanya bisa menyatakan hikmat Allah yang mendalam kepada manusia rohani (1 Korintus 2:6-7, 1 Korintus 3:1-3).

Tuhan Yesus tidak ingin berjumpa dengan jemaat duniawi yang digambarkan dalam 1 Korintus 3:1-3, melainkan ingin berjumpa dengan yang dewasa yang sesuai dengan uraian didalam 1 Korintus 2:6-7. Apa yang membedakan kedua kelompok ini? Hidup oleh Roh atau hidup oleh daging. Yang duniawi hidup menurut daging, yang dewasa hidup menurut Roh (Galatia 5:16-17, Roma 8:7-8).

Keakraban dalam bergaul dengan Roh Kudus membuat kita hidup oleh Roh. Mengenal Roh Kudus dan hidup oleh Roh menjadikan kita berbuah kasih dan ketaatan. Kebalikannya adalah hidup yang membiarkan keinginan daging membujuk, maka kita mengikuti keinginan hawa nafsu daging. Ini yang membuat sesorang bisa berakibat tidak layak mengalami rapture.

Pikiran dari Roh Kudus
Bergaul dengan Roh Kudus membuat kita mengalami transformasi pikiran. Dari pikiran manusiawi, diubah oleh hikmat Roh Kudus, mengerti pikiran Kristus dan dapat mengenakan pikiran Kristus. Inilah yang membuat kita bisa membangun gaya hidup yang berkenan kepada Tuhan. “Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.” (1 Korintus 2:10). Apa yang tersembunyi bagi pikiran orang lain; dibukakan oleh Roh Kudus kepada kita. Inilah yang membuat kita bisa mengerti kehendak Allah, dimampukan untuk melakukannya. Hasilnya adalah kita menjadi orang yang taat dan berkenan kepada-Nya.

Pembaharuan Pola Pikir
Kehadiran Roh Kudus memberikan hikmat dan pengertian Illahi ke dalam pikiran kita. Ketika meresponinya, kita mengalami pembaharuan pikiran. Perubahan pikiran dari pikiran lama menjadi pikiran Kristus adalah faktor penentu untuk kita berubah ke dalam keserupaan dengan Kristus. Perubahan perilaku untuk semakin serupa dengan Kristus sesungguhnya dimulai dari perubahan pikiran. Kita dapat menjadi serupa dengan Kristus karena memiliki benih Illahi saat lahir baru, dan mengalami transformasi pikiran.

Perjumpaan Illahi dengan Allah karena bergaul akrab dengan-Nya menjadikan kita memiliki benih Allah di dalam roh kita dan berdampak kepada perubahan-perubahan yang mendasar (1 Yohanes 3: 9). Pertama, perubahan sifat dasar dari manusiawi yang alami menjadi Illahi sebagai anak Allah. Selanjutnya karena bertumbuh dalam firman dan bergaul dengan Roh Kudus, kita jadi mengerti kebenaran Kerajaan Allah. Paulus yang aslinya seorang yang bersikap jahat kepada Tuhan Yesus, setelah mengalami perjumpaan Illahi mengalami transformasi radikal. Hidupnya diubahkan ke dalam keserupaan dengan Kristus. Transformasi pikiran adalah proses yang berlangsung tahap demi tahap. Kesediaan dan terbuka untuk dikoreksi oleh Roh Kudus membuat pikiran salah diubahkan. Roh Kudus yang mengajari kita bisa mengerti kebenaran.

Karena itu bangunlah hidup penyembahan dalam Roh dan perenungan firman Tuhan yang memfasilitasi kita untuk mengalami perjumpaan dengan Allah Sang Raja. Penyembahan kita kepada Tuhan dan perenungan firman haruslah berakibat pikiran Kristus meresap ke dalam pengertian, menjadi pikiran kita yang baru. Ini yang membangkitkan hati yang mau taat dan rela diubahkan Tuhan. Inilah kedewasaan yang Tuhan cari dari kita.

Hidup yang Berbuah
“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.” (Yohanes 15:16). Tuhan menghendaki hidup kita berbuah. Kehidupan yang berbuah adalah perintah Tuhan, dan sekaligus ini adalah potensi dan kemampuan yang Tuhan tanamkan di dalam kita.

Ketika Tuhan memilih dan menetapkan kita untuk pergi dan menghasilkan buah, Dia menegaskan ciri buah yang spesifik, yaitu “..... buahmu itu TETAP.” Itu artinya buah itu kekal bagi kerajaan Allah. Ini adalah kualitas buah yang dihasilkan dari hidup kita yang mengalami transformasi menjadi serupa dan segambar dengan Allah. Sejak manusia diciptakan, rancangan Illahi bagi manusia adalah untuk berbuah dan berlipat ganda.

Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia itu menurut gambar dan rupa kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, ..... Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranak cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah.....” (Kejadian1:26-28).

Manusia adalah pewujudan apa yang ada di hati dan pikiran Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Ketika Allah telah menciptakannya, maka Allah memberkati dan memberi perintah: “Beranak-cuculah...” lebih jelas dalam terjemahan bahasa Inggris, yaitu berbuah-buahlah (be fruitful), berlipat gandalah (be multiplied), barulah memenuhi bumi dan berkuasa atas bumi. Ini adalah tentang kedewasaan penuh seturut rancangan-Nya. Allah membuat manusia yang serupa dan segambar dengan-Nya. Manusia yang sesuai rancangan-Nya inilah yang seharusnya memenuhi bumi. Keinginan-Nya ini tetap di hati-Nya sampai saat ini. Dia menghendaki agar bumi dipenuhi dengan pribadi-pribadi yang serupa dan segambar dengan Allah dan mereka berkuasa atas bumi. Yesus Kristus telah datang menjadi rupa dan gambar Allah yang sempurna (Ibrani1:3). Kristus datang untuk mengubah dan memulihkan kita menjadi serupa dengan-Nya.

• Allah telah menetapkan setiap kita yang telah jadi milik-Nya diubahkan jadi serupa dengan gambar Kristus. (..... semua orang yang telah dipilihnya dari semula, ..... ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran anak-Nya.... - Roma 8:29).
• Kita diubahkan oleh Roh Kudus dari tahap kemuliaan kepada kemuliaan yang lebih besar untuk menjadi serupa dengan gambaran Kristus. (..... Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya dalam kemuliaan yang semakin besar (2 Korintus 3:18).

Karena itu hiduplah dalam hadirat Allah terus menerus dan mengalami aliran Roh Kudus yang terus mengaliri hidup kita. Ketika kita tetap tinggal di dalam Dia dalam hubungan yang intim, terus menerus melekat kepada-Nya, seperti ranting yang melekat kepada pokok anggur, kita mengalami aliran hidup dari Pokok Anggur. Maka akibatnya kita berbuah lebat. “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jika kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes15: 4-5).

Roh Kudus menjadi aliran air kehidupan surgawi bagi kita. Aliran ini membawa sifat Ilahi dan menghasilkan buah Roh di dalam kita. “Barang siapa percaya kepadaKu, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” (Yohanes 7:37). “Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat.” (Yehezkiel 47:12). Pohon-pohon ini mengalami aliran air sungai yang keluar dari Bait Allah. Ini adalah gambaran hidup kita yang berbuah-buah karena hidup Roh Kudus yang mengalir di dalam kita.

“Ia akan seperti pohon yag ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.” (Yeremia 17:8). Ketika senantiasa ada di dalam hadirat Tuhan, intim dengan Tuhan, maka Roh Kudus leluasa mengalir di dalam hidup kita. Dialah yang bekerja dari dalam mengubahkan kita terus-menerus kepada keserupaan dengan gambar-Nya. Dialah juga yang mendorong kita oleh aliran Roh-Nya menjadikan kita taat. Roh Kudus membangkitkan keinginan dan memberi kekuatan. Hasilnya adalah kita seperti pohon yang digambarkan oleh Yeremia dan Yehezkiel, terus berbuah dan tidak akan layu. Hidup kita terus menghasilkan buah yang tetap dan lebat bagi Kerajaan Allah.

Ketika sangkakala besar ditiup, Tuhan Yesus datang kembali mengangkat Jemaat-Nya, kita layak berdiri di hadapan-Nya. Amin. (MG)

 

BACK..