KASIH DAN ROH KUDUS
Jikalau kamu
mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan
kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai
kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran.
(Yohanes 14:15-17)
Tuhan ingin kita hidup dalam kasih dan berjalan
senantiasa bersama Roh Kudus. Agar saat Dia datang
menjemput Gereja-Nya, kita layak diangkat ke dalam
kemuliaan-Nya. Menyongsong kedatangan Yesus yang kedua
kita sedang dipersiapkan menjadi jemaat yang kudus dan
tak bercacat cela. Kita menjadi mempelai yang dewasa,
cemerlang, penuh kasih yang murni akan Kristus Sang
Mempelai Agung. Ciri-ciri kedewasaan yang Tuhan cari
dari kita adalah ketaatan karena kasih, mengerti pikiran
Kristus oleh hikmat Roh Kudus dan hidupnya berbuah
manis.
Kasih yang diingini ini adalah buah dari Roh Kudus;
bukan sekedar perasaan, dan bukan upaya manusiawi. Buah
Roh adalah kasih..... (Galatia 5:22). Kasih yang benar
membangkitkan dorongan untuk taat. Kalau kita mengasihi
Tuhan, buahnya mentaati Tuhan. Karena Roh Kudus telah
dikaruniakan bagi kita sebagai Penolong. Dialah yang
membangkitkan kasih di dalam kita, sehingga oleh karena
karya-Nya di dalam kita, kita memiliki kasih yang
menjadi dorongan untuk mentaati perintah-Nya.
Kita bertanggung jawab untuk membangun hidup kita agar
layak diangkat Tuhan saat kedatangan-Nya. Kita harus
berubah menjadi dewasa rohani. Tingkat kedewasaan rohani
mengubahkan kita dari manusia duniawi menjadi manusia
rohani. Dalam Jemaat Korintus Paulus berhadapan dengan
dua kelompok jemaat, yang sudah rohani dan yang masih
duniawi. Paulus tidak bisa berbicara banyak kepada
manusia duniawi, yang masih terjebak ke dalam perpecahan
dan pikiran sia-sia. Paulus hanya bisa menyatakan hikmat
Allah yang mendalam kepada manusia rohani (1 Korintus
2:6-7, 1 Korintus 3:1-3).
Tuhan Yesus tidak ingin berjumpa dengan jemaat duniawi
yang digambarkan dalam 1 Korintus 3:1-3, melainkan ingin
berjumpa dengan yang dewasa yang sesuai dengan uraian
didalam 1 Korintus 2:6-7. Apa yang membedakan kedua
kelompok ini? Hidup oleh Roh atau hidup oleh daging.
Yang duniawi hidup menurut daging, yang dewasa hidup
menurut Roh (Galatia 5:16-17, Roma 8:7-8).
Keakraban dalam bergaul dengan Roh Kudus membuat kita
hidup oleh Roh. Mengenal Roh Kudus dan hidup oleh Roh
menjadikan kita berbuah kasih dan ketaatan. Kebalikannya
adalah hidup yang membiarkan keinginan daging membujuk,
maka kita mengikuti keinginan hawa nafsu daging. Ini
yang membuat sesorang bisa berakibat tidak layak
mengalami rapture.
Pikiran dari Roh Kudus
Bergaul dengan Roh Kudus membuat kita mengalami
transformasi pikiran. Dari pikiran manusiawi, diubah
oleh hikmat Roh Kudus, mengerti pikiran Kristus dan
dapat mengenakan pikiran Kristus. Inilah yang membuat
kita bisa membangun gaya hidup yang berkenan kepada
Tuhan. “Karena kepada kita Allah telah menyatakannya
oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan
hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.” (1 Korintus
2:10). Apa yang tersembunyi bagi pikiran orang lain;
dibukakan oleh Roh Kudus kepada kita. Inilah yang
membuat kita bisa mengerti kehendak Allah, dimampukan
untuk melakukannya. Hasilnya adalah kita menjadi orang
yang taat dan berkenan kepada-Nya.
Pembaharuan Pola Pikir
Kehadiran Roh Kudus memberikan hikmat dan pengertian
Illahi ke dalam pikiran kita. Ketika meresponinya, kita
mengalami pembaharuan pikiran. Perubahan pikiran dari
pikiran lama menjadi pikiran Kristus adalah faktor
penentu untuk kita berubah ke dalam keserupaan dengan
Kristus. Perubahan perilaku untuk semakin serupa dengan
Kristus sesungguhnya dimulai dari perubahan pikiran.
Kita dapat menjadi serupa dengan Kristus karena memiliki
benih Illahi saat lahir baru, dan mengalami transformasi
pikiran.
Perjumpaan Illahi dengan Allah karena bergaul akrab
dengan-Nya menjadikan kita memiliki benih Allah di dalam
roh kita dan berdampak kepada perubahan-perubahan yang
mendasar (1 Yohanes 3: 9). Pertama, perubahan sifat
dasar dari manusiawi yang alami menjadi Illahi sebagai
anak Allah. Selanjutnya karena bertumbuh dalam firman
dan bergaul dengan Roh Kudus, kita jadi mengerti
kebenaran Kerajaan Allah. Paulus yang aslinya seorang
yang bersikap jahat kepada Tuhan Yesus, setelah
mengalami perjumpaan Illahi mengalami transformasi
radikal. Hidupnya diubahkan ke dalam keserupaan dengan
Kristus. Transformasi pikiran adalah proses yang
berlangsung tahap demi tahap. Kesediaan dan terbuka
untuk dikoreksi oleh Roh Kudus membuat pikiran salah
diubahkan. Roh Kudus yang mengajari kita bisa mengerti
kebenaran.
Karena itu bangunlah hidup penyembahan dalam Roh dan
perenungan firman Tuhan yang memfasilitasi kita untuk
mengalami perjumpaan dengan Allah Sang Raja. Penyembahan
kita kepada Tuhan dan perenungan firman haruslah
berakibat pikiran Kristus meresap ke dalam pengertian,
menjadi pikiran kita yang baru. Ini yang membangkitkan
hati yang mau taat dan rela diubahkan Tuhan. Inilah
kedewasaan yang Tuhan cari dari kita.
Hidup yang Berbuah
“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih
kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi
dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa
yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya
kepadamu.” (Yohanes 15:16). Tuhan menghendaki hidup kita
berbuah. Kehidupan yang berbuah adalah perintah Tuhan,
dan sekaligus ini adalah potensi dan kemampuan yang
Tuhan tanamkan di dalam kita.
Ketika Tuhan memilih dan menetapkan kita untuk pergi dan
menghasilkan buah, Dia menegaskan ciri buah yang
spesifik, yaitu “..... buahmu itu TETAP.” Itu artinya
buah itu kekal bagi kerajaan Allah. Ini adalah kualitas
buah yang dihasilkan dari hidup kita yang mengalami
transformasi menjadi serupa dan segambar dengan Allah.
Sejak manusia diciptakan, rancangan Illahi bagi manusia
adalah untuk berbuah dan berlipat ganda.
Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia itu
menurut gambar dan rupa kita, supaya mereka berkuasa
atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan
atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala
binatang yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan
manusia itu menurut gambar-Nya, ..... Allah memberkati
mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranak
cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan
taklukkanlah itu, berkuasalah.....” (Kejadian1:26-28).
Manusia adalah pewujudan apa yang ada di hati dan
pikiran Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Ketika Allah
telah menciptakannya, maka Allah memberkati dan memberi
perintah: “Beranak-cuculah...” lebih jelas dalam
terjemahan bahasa Inggris, yaitu berbuah-buahlah (be
fruitful), berlipat gandalah (be multiplied), barulah
memenuhi bumi dan berkuasa atas bumi. Ini adalah tentang
kedewasaan penuh seturut rancangan-Nya. Allah membuat
manusia yang serupa dan segambar dengan-Nya. Manusia
yang sesuai rancangan-Nya inilah yang seharusnya
memenuhi bumi. Keinginan-Nya ini tetap di hati-Nya
sampai saat ini. Dia menghendaki agar bumi dipenuhi
dengan pribadi-pribadi yang serupa dan segambar dengan
Allah dan mereka berkuasa atas bumi. Yesus Kristus telah
datang menjadi rupa dan gambar Allah yang sempurna
(Ibrani1:3). Kristus datang untuk mengubah dan
memulihkan kita menjadi serupa dengan-Nya.
• Allah telah menetapkan setiap kita yang telah jadi
milik-Nya diubahkan jadi serupa dengan gambar Kristus.
(..... semua orang yang telah dipilihnya dari semula,
..... ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa
dengan gambaran anak-Nya.... - Roma 8:29).
• Kita diubahkan oleh Roh Kudus dari tahap kemuliaan
kepada kemuliaan yang lebih besar untuk menjadi serupa
dengan gambaran Kristus. (..... Dan karena kemuliaan itu
datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah
menjadi serupa dengan gambar-Nya dalam kemuliaan yang
semakin besar (2 Korintus 3:18).
Karena itu hiduplah dalam hadirat Allah terus menerus
dan mengalami aliran Roh Kudus yang terus mengaliri
hidup kita. Ketika kita tetap tinggal di dalam Dia dalam
hubungan yang intim, terus menerus melekat kepada-Nya,
seperti ranting yang melekat kepada pokok anggur, kita
mengalami aliran hidup dari Pokok Anggur. Maka akibatnya
kita berbuah lebat. “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di
dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah
dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok
anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jika kamu
tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan
kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam
Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di
luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes15:
4-5).
Roh Kudus menjadi aliran air kehidupan surgawi bagi
kita. Aliran ini membawa sifat Ilahi dan menghasilkan
buah Roh di dalam kita. “Barang siapa percaya kepadaKu,
seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: dari dalam
hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” (Yohanes
7:37). “Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam
pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya
tidak habis-habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang
baru, sebab pohon itu mendapat air dari tempat kudus
itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat.”
(Yehezkiel 47:12). Pohon-pohon ini mengalami aliran air
sungai yang keluar dari Bait Allah. Ini adalah gambaran
hidup kita yang berbuah-buah karena hidup Roh Kudus yang
mengalir di dalam kita.
“Ia akan seperti pohon yag ditanam di tepi air, yang
merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan tidak
mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap
hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang
tidak berhenti menghasilkan buah.” (Yeremia 17:8).
Ketika senantiasa ada di dalam hadirat Tuhan, intim
dengan Tuhan, maka Roh Kudus leluasa mengalir di dalam
hidup kita. Dialah yang bekerja dari dalam mengubahkan
kita terus-menerus kepada keserupaan dengan gambar-Nya.
Dialah juga yang mendorong kita oleh aliran Roh-Nya
menjadikan kita taat. Roh Kudus membangkitkan keinginan
dan memberi kekuatan. Hasilnya adalah kita seperti pohon
yang digambarkan oleh Yeremia dan Yehezkiel, terus
berbuah dan tidak akan layu. Hidup kita terus
menghasilkan buah yang tetap dan lebat bagi Kerajaan
Allah.
Ketika sangkakala besar ditiup, Tuhan Yesus datang
kembali mengangkat Jemaat-Nya, kita layak berdiri di
hadapan-Nya. Amin. (MG)