KEKAYAAN: ANUGERAH ATAU KUTUK?
Salah satu pencobaan yang dialami Tuhan Yesus adalah
ketika Iblis membawanya ke sebuah gunung yang sangat
tinggi dan memperlihatkan semua kerajaan dunia dan
kemegahannya. Jika Yesus mau sujud menyembah Iblis maka
semua kekayaan dunia itu akan diberikan (Mat. 4:8-10).
Bagi sebagian besar manusia, tawaran ini sangat
menggiurkan dan terutama mereka yang memiliki tabiat
cinta uang; akan banyak gagal dalam pencobaan seperti
ini. Lain halnya dengan Yesus, tawaran ini sama sekali
tidak menggoyahkan hati dan pikiran-Nya.
Pemikiran dunia yang dibentuk dari sejak lama mengatakan
bahwa kebahagiaan bisa diperoleh dengan kekayaan,
kesuksesan ditandai dengan berapa banyak harta yang
diraih dan semakin banyak uang maka kekuasaan dan
kehormatan akan semakin meningkat. Tidak heran banyak
orang yang menganggap bahwa uang adalah segalanya dan
kekayaan menjadi tujuan hidup yang harus diraih.
Bagaimana dengan orang percaya? Sebagai orang percaya,
kita pun tidak luput dari pencobaan kekayaan dunia ini.
Banyak orang yang tadinya berhasrat untuk ‘mengejar
Tuhan’ berubah menjadi ‘mengejar harta duniawi.’ Tujuan
hidup yang semula adalah menginginkan Tuhan sekarang
berubah menjadi menginginkan kekayaan. Itu sebabnya,
Tuhan Yesus mengingatkan dalam Mat 13:22,
“Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang
mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu
daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak
berbuah.”
Kekayaan bisa menipu dan mengaburkan mata orang percaya
dari fokus yang sesungguhnya.
PRINSIP – PRINSIP KEKAYAAN
Apakah orang Kristen tidak boleh menjadi kaya atau
menikmati kekayaan atau mengejar kekayaan dalam hidup
ini? Apakah benar prinsip yang berkata, “Semakin miskin
maka akan semakin rohani?”
Alkitab menjelaskan prinsip-prinsip kebenaran yang
seharusnya dipahami oleh orang percaya dan menjadi
pedoman hidup agar ‘diterima dalam kemah yang abadi’ (Luk.
16:9)
1. Kekayaan Bukanlah Tujuan Hidup
Itu hanyalah ‘hadiah/bonus’ yang diterima ketika tujuan
utama diraih.
• Mat 6:33 “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan
kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan
kepadamu.”
Kerajaan Allah dan kebenarannya adalah tujuan utama
sedangkan ‘semuanya itu’ yang didalamnya termasuk
kekayaan hanyalah hadiah/bonus.
• Ams 22:4 “Ganjaran kerendahan hati dan takut akan
TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.”
Tujuan utama adalah hidup dalam kerendahan hati dan
takut akan Tuhan sedangkan kekayaan hanyalah hadiah/ganjaran
saja.
• Kekayaan diperoleh ketika Tuhan berkenan.
1 Raj 3:5-14, Salomo meminta hikmat (hati yang faham
menimbang perkara untuk menghakimi umat Israel) kepada
Tuhan dan karena Tuhan berkenan atas permintaan ini (ay.
10) maka Tuhan memberikan apa yang diminta Salomo dan
memberikan tambahan berupa kekayaan dan kemuliaan (ay.
13).
Mal 3:10, berkat akan Tuhan curahkan sampai berlimpah
ketika persembahan perpuluhan dibawa ke rumah
perbendaharaan. Ketaatan mendatangkan berkat. Demikian
juga janji Tuhan dalam Ams 3:9-10, yaitu lumbung akan
terisi penuh sampai melimpah ketika Tuhan dimuliakan
dengan hasil pertama dari segala penghasilan.
2. Kekayaan Bisa Menjadi Penghalang Kita Menerima Hidup
Yang Kekal
• Seorang pemuda yang kaya raya datang menghadap Tuhan
Yesus dan bertanya, "Guru, perbuatan baik apakah yang
harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" (Mat
19:16)
Pemuda kaya raya ini berharap bisa memperoleh jawaban
dari Tuhan Yesus tentang hidup yang kekal, tapi
ironisnya ternyata kisah ini berakhir dengan kekecewaan
yang menyebabkan pemuda tersebut pulang dengan sedih
tanpa memperoleh pengharapan akan kehidupan kekal.
Mengapa? Ketika Yesus meminta dia menjual hartanya yang
sangat banyak untuk memperoleh harta di sorga dan
kemudian mengikuti Yesus, pemuda ini tidak dapat
merelakan hartanya. Akhirnya dia lebih memilih hartanya
daripada mengikuti Yesus. Dalam ayat 24, Tuhan Yesus
bahkan menyatakan bahwa lebih mudah seekor unta masuk
melalui lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke
dalam Kerajaan Allah. Kekayaan bisa menghalangi
terjadinya keselamatan dalam hidup seeorang.
• Mzm 49:7-10 menyatakan bahwa kekayaan tidak bisa
memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawa, kekayaan
tidak bisa menghindarkan manusia dari lobang kubur/kematian.
Kekayaan sebesar apapun tidak bisa membeli keselamatan.
• Jemaat Laodikia yang tercatat dalam kitab Why 3:16
menjadi suam-suam kuku, tidak dingin atau panas, dan
Tuhan akan memuntahkan mereka dari mulut-Nya. Hal ini
disebabkan karena kekayaan yang disertai dengan
keangkuhan (ay.17)
3. Ada Banyak Hal Yang Lebih Penting Daripada Kekayaan
Duniawi
• Mzm 37:16 “Lebih baik yang sedikit pada orang benar
dari pada yang berlimpah-limpah pada orang fasik.”
• Ams 15:16 “Lebih baik sedikit barang dengan disertai
takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai
kecemasan.”
• Ams 16:8 “Lebih baik penghasilan sedikit disertai
kebenaran, dari pada penghasilan banyak tanpa keadilan.”
• Ams 17:1 “Lebih baik sekerat roti yang kering disertai
dengan ketenteraman, dari pada makanan daging serumah
disertai dengan perbantahan.”
• Ams 22:1 “Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan
besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan
emas.”
• Ams 28:6 “Lebih baik orang miskin yang bersih
kelakuannya dari pada orang yang berliku-liku jalannya,
sekalipun ia kaya.”
• Pkh 4:6 “Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua
genggam jerih payah dan usaha menjaring angin.”
• Ef 2:7 “Supaya pada masa yang akan datang Ia
menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang
melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita
dalam Kristus Yesus.”
• Ibr 10:34-35 “Memang kamu telah turut mengambil bagian
dalam penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta
kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita,
sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih
baik dan yang lebih menetap sifatnya. Sebab itu
janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar
upah yang menantinya.”
4. Tuhanlah sumber kekayaan yang sejati, bahkan Tuhan
yang bisa memberikan kuasa untuk menikmati kekayaan itu
bagi orang yang takut akan Dia
• Ul 8:17-18, “… sebab Dialah yang memberikan kepadamu
kekuatan untuk memperoleh kekayaan, …”
• 1 Taw 29:12 “Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari
pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya;
…”
• Maz 112:1,3 “… Berbahagialah orang yang takut akan
TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. …
Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya
tetap untuk selamanya.”
• Pkh 5:18 “Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan
dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk
menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih
payahnya--juga itupun karunia Allah.”
5. Kekayaan Tidak Bisa Memberikan Kepuasan, Hanya Tuhan
Yang Sanggup
• Pkh 5:9 “Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan
uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas
dengan penghasilannya. Inipun sia-sia.”
• Pengk 5:12 “Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat di
bawah matahari: kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya
menjadi kecelakaannya sendiri.”
• Yer 17:11 “Seperti ayam hutan yang mengerami yang
tidak ditelurkannya, demikianlah orang yang menggaruk
kekayaan secara tidak halal, pada pertengahan usianya ia
akan kehilangan semuanya, dan pada kesudahan usianya ia
terkenal sebagai seorang bebal.”
• 1 Tim 6:17 “Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di
dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan
berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan,
melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan
kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.”
Tidak ada yang salah dengan menjadi kaya, jika kita
tetap menempatkan Kristus lebih dari kekayaan kita (Ibr
11:26). Menjadikan Kristus sebagai tujuan hidup dan
bukan mengejar harta.
Di dalam Perjanjian Baru dikisahkan bagaimana kekayaan
yang dimiliki oleh Yohana, Susana dan banyak perempuan
lain yang mengasihi Dia (Luk 8:3) bisa digunakan untuk
mendukung pelayanan Tuhan Yesus.
Artinya hari-hari ini kekayaan orang percaya bisa
digunakan untuk mendukung pekerjaan Tuhan dalam
melakukan kehendak Tuhan dalam zaman ini yaitu penuaian
jiwa terbesar di era Pentakosta Ketiga. Amin. (BM)