KELAHIRAN GENERASI YEREMIA
“Firman
Tuhan datang kepadaku, bunyinya: “Sebelum Aku membentuk engkau
dalam rahim ibumu , Aku telah mengenal engkau, dan sebelum
engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku
telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.”
Yeremia 1:4-5
Di dalam Alkitab ada beberapa tokoh yang pada waktu mudanya
memiliki sifat panggilan yang luar biasa. Sejak di masa mudanya
karakteristik panggilan mereka diperjelas. Hal ini terlihat di
dalam kehidupan Yusuf, Daud, Samson dan juga Yeremia.
Berikut ini beberapa hal yang unik yang melatarbelakangi
panggilan Yeremia:
1. Zaman Di mana Yeremia Hidup Adalah Unik
Ahli-ahli sejarah Alkitab hampir semua setuju bahwa Yeremia
hidup dan melayani kurang lebih tahun 605 SM. Di dalam beberapa
tahun kemudian (586 SM) Yeremia akan menyaksikan kehancuran
kerajaan Yehuda. Para sarjana-sarjana Alkitab juga percaya bahwa
tulisan nabi Yeremia adalah “point of no return” di mana terjadi
pergeseran pesan kepada bangsa Israel yang berbeda dibandingkan
dengan nabi-nabi sebelumnya.
Sebelum masa pelayanan Yeremia, nabi-nabi yang diutus Tuhan (terutama
Amos) masih menyampaikan pesan yang berbunyi, “Bertobatlah;
karena murka Tuhan akan tiba. Masih ada waktu untuk memperbaiki
kelakuanmu supaya bisa terhindar dari murka tersebut.”
Mulai dari pasal ke 7 kitab nabi Yeremia pesan dari Tuhan
berbunyi kira-kira demikian “Apapun yang kalian lakukan tidak
akan mampu mengubah rencana Tuhan. Lebih baik kalian
bersiap-siap untuk pergi dalam pembuangan ke Babel karena
sehabis itu Tuhan masih punya rencana untuk memulihkan kalian.”
Kitab nabi Yeremia menandai perubahan nada dalam rencana Tuhan.
Bangsa Israel telah melewati “point of no return” sehingga tugas
nabi Yeremia adalah nabi yang harus mendampingi mereka di dalam
pembuangan. Coba bayangkan jika ini terjadi pada zaman kita
sekarang. Hal ini adalah sesuatu yang membuat orang kehilangan
semangat.
Banyak studi psikologi menunjukkan bahwa manusia tidak bisa
hidup tanpa harapan. Saking perlunya manusia akan harapan,
seringkali iblis si musuh jiwa kita menawarkan harapan-harapan
yang bersifat semu. Saat-saat sulitlah yang akan membuktikan;
mana harapan yang sebenarnya dan mana harapan yang semu. Di
masa-masa sulitlah harapan semu yang diandalkan bangsa Israel
dihancur leburkan oleh Tuhan, dan di situlah Yeremia menawarkan
harapan yang sebenarnya.
2. Panggilan Yeremia Bersifat Unik
“Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN
berfirman kepadaku: “Sesungguhnya, aku menaruh
perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu. Ketahuilah, pada hari
ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas
kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk
membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam.”
Yeremia 1:9-10
Tuhan dengan jelas berkata kepada Yeremia bahwa Ia memberikan
kuasa di dalam mulut dan perkataannya. Kuasa untuk mencabut dan
merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun
dan menanam. Pada saat yang sama Tuhan juga berkata kepada
Yeremia bahwa apapun yang akan ia katakan kepada bangsa Israel,
mereka tidak akan mendengarkannya. Mereka akan terus bersikeras
di dalam pemberontakan mereka. Hal ini pasti akan membuat orang
merasa tertekan. Seberapa besar kuasa yang kita miliki, tetap
tidak akan menghasilkan keberhasilan secara langsung di hadapan
mata kita.
Manusia modern cenderung terlena di dalam naratif yang
mengidolakan sukses instan. Tidak banyak orang yang menghargai
proses. Di sini kita melihat keistimewaan pelayanan nabi Yeremia.
Ia rela ditempatkan Tuhan di dalam bagian proses meskipun ia
tidak diijinkan untuk melihat keberhasilan pelayanannya.
Keberhasilannya ini baru mulai terlihat satu generasi sesudahnya.
3. Panggilan Hidup Yeremia Bersifat Unik
“Janganlah mengambil isteri dan janganlah mempunyai anak-anak
lelaki dan anak-anak perempuan di tempat ini.” Yeremia 16:2
Tuhan melarang Yeremia menikah, mengingat sulit dan beratnya
zaman di mana ia hidup. Melajang menjadi pilihan yang lebih baik
bagi dirinya. Di sini kita melihat tingkat pengorbanan yang
Tuhan tuntut dari kehidupan Yeremia sungguh sangat dalam. Bukan
hanya pesannya yang bersifat ‘gelap’ dan tidak populer; sebagai
konsekuensi ia harus rela melepaskan harapan untuk kebahagiaan
kehidupan pribadinya. Yeremia seringkali disebut sebagai nabi
yang menangis. Reputasi ini begitu terkenal sehingga di dalam
bahasa Inggris terlahir kata “Jeremiad” yang berarti lagu atau
puisi yang menyayat hati.
Kembali pada zaman modern; seringkali generasi muda sangat
terobsesi mengenai naratif kebahagiaan bagi kehidupan pribadinya,
entah itu didapat dari persahabatan, percintaan, petualangan,
permainan atau prestasi hidup. Naratif yang ditawarkan Tuhan
kepada hidup nabi Yeremia sangatlah bertentangan dengan apa yang
dicari anak muda pada umumnya.
LETAK SIGNIFIKANSI PELAYANAN YEREMIA
Meskipun secara jasmani nasib hidup Yeremia begitu sengsara
sehingga tidak banyak orang atau angkatan yang mau menempelkan
label Yeremia kepada generasinya, namun di mata Tuhan pelayanan
nabi Yeremia sangatlah berhasil. Kita melihat kontribusinya di
dalam hal-hal ini:
1. Yeremia menjadi titik referensi bagi pelayanan Daniel di
dalam memetakan lokasi umat Allah di dalam kerangka waktu
rencana Allah.
Daniel 9:2, “Pada tahun pertama kerajaannya itu aku, Daniel
memperhatikan dalam kumpulan Kitab jumlah tahun yang menurut
firman TUHAN kepada nabi Yeremia akan berlaku atas timbunan
puing Yerusalem, yakni tujuh puluh tahun.”
Daniel sebagai nabi dan perdana menteri kekaisaran Media Persia
merasakan di dalam rohnya bahwa waktu yang ditetapkan Tuhan atas
pembuangan orang Yehuda dan pemulihan Yerusalem akan segera tiba.
Tujuh Puluh tahun akan segera berlalu. (Yeremia 25:11, 29:10)
Berarti Yeremia mendirikan dasar supaya bangsa Israel tidak
kehilangan harapan di dalam menghadapi hari-hari yang kelam di
depan mereka. Di balik kekerasan penghukuman rencana Allah untuk
membersihkan dosa dari tengah-tengah umatnya (kaum Yehuda) kasih
setia Tuhan tetap menyertai mereka. Tidak heran nabi Yeremia
juga menulis satu kitab lagi yaitu Ratapan, di dalamnya terdapat
ayat yang sangat terkenal, “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN,
tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar
kesetiaan-Mu!” Ratapan 3:22-23
2. Kehidupan nabi Yeremia menjadi “template” ketaatan
hamba-hamba Tuhan kepada panggilan Tuhan.
Jika kita melihat pelayanan Yesus, rasul Paulus, dan bapa-bapa
Gereja abad pertama kita dapat mengatakan bahwa ketaatan mereka
menghadapi aniaya dan penderitaan adalah mengikuti template yang
dipelopori oleh nabi Yeremia. Bahkan Tuhan Yesus sendiri, jika
kita mengukur dengan standar kesuksesan pada zaman ini, dapat
disebutkan bahwa Ia sebenarnya adalah orang ‘gagal’. Karena
meskipun kuasa yang menyertai pelayanan-Nya disertai dengan
mujizat-mujizat yang ajaib, namun pada akhirnya murid-murid-Nya
pun meninggalkan Dia, dan pada saat kenaikan-Nya ke sorga paling
hanya sekitar 120 orang yang tersisa di kelompok-Nya. Tetapi apa
yang ditinggalkan oleh Tuhan Yesus di dalam kehidupan mereka
lama-lama menjadi bola salju yang berdampak kepada milyaran
manusia yang ada di muka bumi ini.
Konflik antar generasi bukanlah sesuatu hal yang baru, hal ini
terus menerus terjadi sepanjang sejarah manusia. Namun mulai
tahun 1950-an ke atas, konflik antar generasi semakin tajam
karena hal ini dibarengi dengan perubahan percepatan teknologi
yang begitu menggila. Di abad-abad sebelum abad ke-20 sudah
terjadi Generation Gap, tetapi setidak-tidaknya generasi anak
dan generasi bapa memiliki teknologi, musik dan kerangka budaya
yang kurang lebih sama. Tetapi di abad ke-20 dan 21 perbedaan
antara satu generasi dengan generasi di bawahnya diperburuk
dengan perbedaan teknologi, selera dan budaya. Pada umumnya
generasi yang lebih senior menganggap generasi dibawahnya
cenderung lebih malas, tidak tahu bakti, hedonistik dan
egosentris.
Dengan mengadopsi paradigma generasi Yeremia diharapkan generasi
yang lebih senior menghargai bahwa generasi yang ada di bawahnya
juga ternyata generasi yang siap menderita, siap bayar harga,
bersedia taat kepada Tuhan tanpa kompromi meskipun menghadapi
masa depan yang kelihatannya suram. Generasi Yeremia adalah
pahlawan-pahlawan yang meletakkan rel rencana Allah untuk
terjadi di atas bumi ini melalui kehidupan kita masing-masing.