KELUARGA YANG KOKOH
Kehidupan keluarga saat ini menghadapi tantangan yang
jauh lebih berat dibandingkan dengan dua atau tiga
dekade yang lalu, di mana spirit keduniawian semakin
kuat, kesuksesan hanya diukur dengan materi, gaya hidup
hedonisme, fenomena LGBT dan lain-lain. Kemajuan
teknologi informasi bila tidak disikapi dengan benar
justru membuat keluarga semakin jauh, bahkan ada godaan
untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak tertentu secara
tersembunyi, yang dapat membawa keretakan bahkan
kehancuran dalam keluarga.
Setiap pasangan yang memasuki pernikahan pasti memiliki
kerinduan untuk mengalami pernikahan kuat dan bahagia.
Namun kenyataannya banyak keluarga yang lemah, bahkan
sampai ada yang hancur.
Keluarga yang kuat bukanlah absen dari masalah, tetapi
atas anugerah Tuhan dapat berhasil mengatasi setiap
masalah, bahkan keluar sebagai pemenang.
SYARAT UNTUK MEMILIKI KELUARGA YANG KUAT
1. Suami isteri Sama-Sama Mengasihi Tuhan Yesus
Cinta akan Tuhan merupakan fondasi utama untuk mengalami
keluarga yang kuat. Jika cinta kepada Tuhan pasti senang
melakukan firman Tuhan.
Tuhan Yesus memberikan gambaran tentang dua macam dasar
rumah yang dibangun dengan illustrasi, yaitu mereka yang
membangun rumah di atas batu atau di atas pasir.
Perumpamaan yang Tuhan Yesus berikan mengenai mereka
yang mendengar Firman Tuhan dan melakukan, dianalogikan
seperti orang yang membangun rumah di atas batu. Saat
badai datang, rumahnya tetap kokoh. Berbeda dengan orang
yang membangun rumah di atas pasir, yaitu mereka yang
mendengar Firman tetapi tidak melakukannya, saat badai
datang maka hancurlah rumahnya dan hebatlah kerusakannya,
karena mendirikan rumahnya di atas pasir. (Matius
7:24-27)
Keluarga yang kuat harus membangun rumahnya di atas batu
karang yang teguh, suami isteri sama-sama cinta Tuhan
Yesus dan terus membangun keluarganya di dalam kebenaran
Firman Tuhan. Setiap usaha tanpa Tuhan, maka hasil dan
tujuannya pasti salah.
“Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah
usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan Tuhan yang
mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai
jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah
payah ¬- sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya
pada waktu tidur.” (Mazmur 127:1-2)
Membangun keluarga dalam kebenaran Firman secara
korporat dapat dilakukan dengan mendirikan mezbah
keluarga. Suami isteri bersama dengan anak secara
bersama dalam waktu yang telah ditentukan, sebaiknya
pagi, bila tidak memungkinkan malam. Memuji Tuhan
bersama, membaca Alkitab dan berdoa yang dipimpin oleh
suami sebagai imam. Tetapi dapat juga secara bergantian.
Keluarga yang berdoa, memuji Tuhan dan membaca Firman
bersama, akan dapat tinggal rukun bersama sama.
2 . Memiliki Visi Yang Sama
Visi yang sama menentukan tujuan hidup yang sama. Tujuan
yang sama membuat keluarga memiliki arah yang sama. Bila
suami istri bersama dengan anak-anak yang Tuhan
anugerahkan memiliki visi yang sama, maka mereka dapat
bekerja sama untuk mencapai visi mereka. Tiap anggota
keluarga memiliki potensi dan talenta yang berbeda.
Namun saat perbedaan dalam anggota keluarga tersebut
dijalankan bersama-sama, maka akan menghasilkan
perkara-perkara besar. Visi yang sama, seharusnya
terlebih dahulu dimiliki oleh suami isteri sebagai inti
keluarga. Bila orang tua telah memiliki visi yang sama,
maka dengan mudah mengimpartasikannya kepada anak.
Bila setiap anggota keluarga memiliki visi yang berbeda,
maka keluarga ini sulit menjadi keluarga yang kuat.
Suami memiliki visi yang tidak dimengerti oleh isteri,
demikian sebaliknya. Anak juga tidak pernah memahami apa
visi dari orang tua mereka. Mereka akan berjalan
masing-masing sesuai dengan visi pribadi.
Tetapi saat keluarga memiliki visi yang sama, maka
mereka akan menjadi kuat dan tangguh, terlebih lagi bila
mereka menerima dan meyakini visi mereka itulah visi
yang Tuhan beri, sehingga mereka dalam melakukannya pun
dapat pengurapan dari Tuhan.
3. Memiliki Quality Time Bersama
Semasa pra nikah pada umumnya selalu ada waktu yang
berkualitas secara bersama. Dapat membicarakan berbagai
hal, mulai dari hal yang kecil sampai kepada perkara
besar. Satu sama lain dengan senang hati dan penuh
perhatian untuk mendengarkannya. Tetapi seiring dengan
berjalannya waktu, setelah menikah sering tidak ada
quality time secara bersama. Kesibukan dalam pekerjaan
menyita waktu, sehingga ikatan emosi satu dengan yang
lain dalam keluarga bisa rapuh.
Karena itu waktu keluarga harus direncanakan, makan
malam bersama dapat merupakan waktu yang baik. Sebagai
contoh: ada keluarga yang membuat satu kali dalam 1
minggu mengadakan sambung rasa. Dalam acara ini setiap
anggota keluarga dapat menyampaikan kerinduannya dan
masalah yang dihadapi. Acara tersebut dapat juga
diselingi dengan game yang disesuaikan dengan usia
anggota keluarga. Dalam acara ini tidak diperkenankan
memegang HP, semuanya fokus kepada acara kebersamaan.
Waktu keluarga yang dilakukan secara baik akan
menghasilkan ikatan emosi yang kuat dan mendalam bagi
setiap anggota keluarga.
DAMPAK KELUARGA YANG KOKOH
1. Sehati
Tiap anggota keluarga memiliki karakter yang berbeda,
yang cenderung mementingkan dirinya sendiri. Tetapi
keluarga yang kuat walaupun berbeda mereka dapat menjadi
sehati (Matius 18:19). Mereka berhasil menyinergikan
perbedaan menjadi satu kekuatan
2. Dapat Saling Mengampuni
Dalam perjalanan keluarga, kecewa, sakit hati, terluka
bisa saja terjadi. Bahkan pribadi yang paling kita
cintai, adalah pribadi yang paling berpotensi
mengecewakan dan melukai hati kita. Karena itu suami
adalah pribadi yang paling berpotensi melukai isterinya,
demikian sebaliknya. Anak terhadap orang tua dan
sebaliknya.
Tetapi keluarga yang kuat, atas anugerah Tuhan dapat
memberikan pengampunan satu kepada yang lain, walaupun
bisa terjadi beberapa kali, mereka tetap saling menerima
dan memaafkan. Karena mereka tetap berpegang pada Firman
Tuhan yang mengatakan, pengampunan tidak cukup sampai
tujuh kali, tetapi sampai tujuh puluh kali tujuh kali. (Matius
18:21).
3. Dapat Mensyukuri Setiap Keadaan
Hidup bersyukur adalah sesuatu yang menyenangkan hati
Tuhan, karena itulah perintah-Nya untuk selalu bersyukur
(Filipi 4:4; 1 Tesalonika 5:16). Apapun yang terjadi
keluarga yang kuat selalu melihat dengan kacamata rohani,
sehingga mereka bisa bersyukur.
4. Dapat Menggenapi Destiny Ilahi
Hidup bahagia, bila hidup ini menggenapi tujuan Allah.
Ia memiliki tujuan yang mulia untuk setiap keluarga.
Secara umum ialah membangun kerajaan Allah dengan
membawa dan memberitakan nilai-nilai kebenaran bagi
dunia ini. Keluarga adalah partner kerja Allah (Kejadian
1:28; 2:15).
Dikatakan bahwa keluarga yang bahagia adalah keluarga
yang kokoh. (JS).