KEMERDEKAAN DARI ROH PERBUDAKAN
Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat
kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh
yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita
berseru:
“ya Abba, ya Bapa!” Roh itu bersaksi bersama-sama dengan
roh kita, bahwa kita adalah
anak-anak Allah. (Roma 8:15-16)
IDENTITAS SEJATI
Meskipun kita telah dimerdekakan oleh Roh Kudus, namun
banyak anak Tuhan yang tidak sepenuhnya hidup dalam
kemerdekaan sebagai anak-anak Allah. Ini menghambat
potensi kita yang sejati. Dalam hidup sehari-hari,
potensi sebagai anak-anak Allah yang sejati tidak
termanifestasi sebagaimana seharusnya. Ketika kita
mengerti identitas kita sebagai anak Allah dan konsisten
menghidupinya, maka kita tidak lagi akan diperhamba oleh
roh-roh dunia.
Aslinya, sebelum kita diangkat anak oleh Tuhan, kita
hidup di bawah perbudakan oleh roh dunia. Buahnya adalah
perilaku duniawi yang muncul dalam hidup keseharian kita,
padahal kita mengaku sebagai orang Kristen. Rasa takut,
rasa malu, tidak layak dan perasaan yatim-piatu adalah
buah dari adanya tekanan perbudakan. Di sisi sebaliknya,
sikap arogan dan memandang/mengukur orang lain dari segi
materi, rupa dan tampilan jasmani, adalah bentuk
aktivitas roh duniawi yang ada di tengah-tengah orang
percaya. Padahal firman Tuhan memperingatkan kita untuk
jangan menjadi serupa dengan dunia. Pola pikir dunia
mengutamakan mencari keuntungan pribadi; tidak sadar
atau tidak peduli apakah melukai orang yang ada di
sekitarnya. Hal ini menjadi sandungan bagi orang yang di
luar Kristus. Akarnya adalah roh dunia yang memperbudak.
Mereka di luar sana melihat kontradiksi dalam orang
Kristen yang membingungkan.
Dosa yang diwariskan Adam menjadikan pintu masuk bagi
roh perbudakan berkuasa atas kita. Dosa mengakibatkan
manusia kehilangan kemuliaaan Allah, diganti dengan kuk
perbudakan. Namun Yesus datang memerdekakan kita dari
dosa. Oleh Roh Kudus yang tinggal di dalam diri kita,
Dia memerdekakan kita dari hukum dosa dan maut, dan
melahirkan kita kembali menurut roh, menjadikan kita
ciptaan baru sebagai anak Bapa di surga. Tampilan fisik
dan keadaan lahiriah di luar mungkin tidak berubah,
namun sesungguhnya kita telah dijadikan Tuhan menjadi
orang yang sangat berbeda. Hidup dalam kemerdekaan
melakukan kebenaran firman dan menampilkan identitas
barunya.
Paulus adalah salah satu contoh orang yang tegas dengan
identitasnya. Ia menyatakan, “Aku telah tersalib bersama
Kristus, mati dan dikuburkan bersama dengan Kristus, ….
hidupku bukannya aku lagi, melainkan Kristus adalah
hidupku yang baru. Hidupku yang sekarang adalah hidup
oleh iman sebagai manusia baru, ciptaan baru di dalam
Kristus, yang hidup bagi panggilan surgawi…” (Galatia
2:20, Roma 3:3-5, 2 Korintus 5:17, Filipi 3:10)
Untuk mengenakan dan menghidupi identitas kitapun harus
ikuti teladannya. Kenali identitas baru kita, dan
kenakan dalam hidup keseharian kita. Orang yang tegas
mengenali dan menghidupi identitasnya tidak akan lagi
bisa dikecoh oleh iblis.
KEMERDEKAAN OLEH ROH KUDUS
Sebagai anak Allah, kita harus melihat diri seperti apa
yang diungkapkan firman tentang diri kita. Kita menyebut
siapa diri kita, dan bagaimana kita, seperti yang firman
katakan. Sehingga kita menghidupi apa yang firman
katakan. 2 Korintus 3:17 dan Roma 8:1 menyatakan bahwa
Roh Kudus memerdekakan kita di dalam Kristus. Aminkan
dan perkatakan kebenaran ini kepada diri sendiri. Kitab
Roma 8:11-16 menyingkapkan apa yang Roh Allah kerjakan
dalam mengokohkan kita sebagai anak-anak-Nya.“Dan jika
Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara
orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah
membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan
menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya,
yang diam di dalam kamu. Jadi, saudara-saudara, kita
adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging,
supaya hidup menurut daging. Sebab, jika kamu hidup
menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh
kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan
hidup. Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak
Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang
membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah
menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh
itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!” Roh itu bersaksi
bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah
anak-anak Allah.”
Maknanya adalah:
1. Roh Kudus adalah Roh Kebangkitan
Roh Kudus ada di dalam kita untuk membangkitkan. Dia
telah membangkitkan Tuhan Yesus dari dalam kubur.
Sekarang kuasa kebangkitan yang sama itu telah ada di
dalam kita untuk membangkitkan kita. Dari seorang yang
tadinya dipengaruhi kematian, kita diubahkan untuk hidup
di bawah pengaruh kuasa kebangkitan. Roh Kebangkitan
menjadikan kita tangguh melewati masa sukar dan
memunculkan potensi manusia baru lewat penaklukkan
tantangan. Kita diangkat untuk terus semakin meningkat.
2. Roh Kudus Membentuk Identitas Rohani Kita
Kuasa kebangkitan diwujudkan dalam membangkitkan apa
yang telah “diremukkan” ketika pembentukan ulang.
Perbuatan daging kita memang harus dihancurkan lewat
pemurnian. Sesudah itu terjadilah pemulihan dan
kebangkitan. Pemurnian yang kita lewati mengubahkan kita
jadi selaras dengan Tuhan. Ketika pikiran kita selaras,
kita semakin mengenal Dia lebih dalam. Pengenalan kepada
Allah bertumbuh dalam pengalaman pribadi bergaul dengan
Roh Kudus. Untuk mengenal-Nya dengan utuh adalah sebuah
perjalanan berkesinambungan. Diperlukan ketekunan dan
kesetiaan melakukannya. Waktu yang pribadi untuk bergaul
dan melekat kepada-Nya menjadi dasar yang konsisten dan
kokoh. Ketika pengenalan Allah kokoh, cara pandang kita
mengenakan cara pandang Kristus, dan pikiran kita
berubah mengenakan paradigma Kristus yang Ilahi. Buahnya
adalah tampilnya identitas anak Allah.
3. Kita Berhutang Untuk Hidup Menurut Roh
Kita dirancang untuk hidup menurut Roh, bukan menurut
daging, dan oleh Roh mematikan perbuatan daging,
sehingga perbuatan kita memunculkan buah Roh, yaitu
kasih. Firman katakan, kita berhutang kepada Roh Kudus,
bukan kepada daging. Berhutang identik dengan terikat
kepada yang mempiutangi. Rasa berhutang artinya tidak
lagi merasa bebas untuk mengikuti kemauan sendiri,
melainkan mengikuti pihak “yang memberi utang.” Roh
Kudus membuat hidup kita dibalikkan; dari yang asalnya
lebih menuruti kedagingan yang membuat kita tadinya
tawanan dosa, berubah jadi hamba kebenaran. Roh kita
selalu ingin mengikuti Tuhan, memberi diri
dipersembahkan bagi Tuhan dengan tulus.
4. Roh Kudus Menjadikan Kita Anak Allah
Kita diubah dari status budak, jadi putra dan putri
Kerajaan Allah dan dibawa kembali untuk berada di bawah
tudung kemuliaan Allah. Tadinya kita merasa tidak layak,
dan tidak punya keyakinan akan jaminan Allah, banyak
kelemahan dan dikungkung oleh keterbatasan alami tetapi
telah dibebaskan dari rasa takut dan keraguan. Sekarang
kita memiliki kepastian memanggil-Nya ‘Bapa.’ Sebagai
anak-anak Allah, kita harus terus memutuskan untuk hidup
dipimpin oleh Roh Allah. Ini adalah pilihan. Sebagai
anak-anak Allah, maka gaya hidup kita adalah mengikuti
tuntunan Roh Kudus, artinya selalu hidup dipimpin Roh
Kudus.
WASPADA TERHADAP SABOTASE
Setelah menjadi ciptaan baru sebagai anak-anak Allah,
perjalanan rohani tidak akan mulus begitu saja. Dalam
perjalanan iman kita, serangan keraguan dan intimidasi
adalah bagian dari pengalaman yang akan kita jumpai.
Iblis akan mencari kesempatan untuk menjegal iman. Salah
satu senjatanya adalah: rasa takut. Ketika pekerjaan/bisnis
lancar, kesehatan prima., keuangan cukup, dan pelayanan
berjalan lancar; dengan mudah kita mengatakan: ”Puji
Tuhan, Yesus baik!” Kenyataannya tidak selamanya semua
berjalan lancar dan baik-baik saja. Ketika kita harus
menghadapi tantangan iman atau melewati masa proses
pemurnian, sesuatu yang mulanya baik-baik saja,
tiba-tiba jadi menakutkan atau membingungkan. Pada masa
seperti ini, intimidasi iblis akan datang. Roh
perbudakan yang pernah ada di hidup kita mencari celah
untuk melontarkan tuduhan. Targetnya adalah agar kita
meragukan Tuhan. Akibatnya kita diperbudak rasa takut.
Ketika tidak berdiri di atas identitas kita, maka kita
akan mudah dibuat keropos di dalam. Sebaliknya, ketika
kita berdiri di dalam identitas dengan pasti, tantangan
ditaklukkan. Kita menemukan banyak contoh di dalam
Alkitab:
• Ketika 12 orang pengintai yang dikirim Musa untuk
mengamati tanah Kanaan, 10 orang dari mereka kandas
dalam ketakutan melihat raksasa yang ada (Bilangan
13:32-33). Ketakutan orang-orang ini mengkhamiri seluruh
umat. Akibatnya umat Israel yang keluar dari Mesir harus
mati di padang gurun, gagal masuk ke dalam Tanah
Perjanjian.
• Gideon bersembunyi dari musuh ketika tidak tahu
identitas dirinya. Namun bangkit dalam keberanian ketika
menyadari identitasnya yang baru sebagai pahlawan
(Hakim-hakim 6:2,12). Keyakinan akan identitasnya
membuat Gideon menaklukkan ribuan musuh yang sudah
bertahun-tahun menjajahnya; hanya dengan 300 orang
pasukan (Hakim-hakim 7:20-22).
• Yusuf tidak pernah meragukan identitasnya sebagai
seorang yang telah dipilih Tuhan untuk menjadi raja muda.
Dia tetap bersemangat walaupun melewati masa sulit
dijual menjadi budak di negeri asing, sehingga
dipromosikan di rumah Potifar. Yusuf tidak kehilangan
identitas saat difitnah secara keji sehingga harus
dijebloskan ke dalam penjara tanpa tahu kepastian kapan
akan keluar. Dia tetap penuh semangat, sehingga kepala
penjara mempercayakan seluruh pekerjaan kepada Yusuf.
Keyakinan akan identitas membuat Yusuf berani menghadapi
masa sulit dan gelap. Dia keluar sebagai pemenang yang
gemilang (Kejadian 39).
• Daud tahu persis identitasnya sebagai seorang yang
diurapi Tuhan. Saat raja Saul dan seluruh Israel
ketakutan terhadap Goliat, dia penuh keberanian untuk
memenggal kepala orang Filistin itu (1 Samuel 17:46).
Seorang yang menghidupi identitasnya tidak bisa
dihanyutkan oleh situasi dan kondisi orang-orang di
sekitarnya.
BERPEGANG KEPADA FIRMAN
Dalam setiap keadaan, kenakan firman-Nya yang memastikan
penyertaan dan pertolongan-Nya. Identitas kita
terpelihara ketika kita senantiasa mengenakan firman
Tuhan. Tuhan katakan dalam Yesaya 41:10, “Janganlah
takut sebab Aku menyertai engkau, Janganlah bimbang
sebab Aku ini Allahmu, Aku akan meneguhkan, bahkan akan
menolong engkau, Aku akan memegang engkau dengan tangan
kanan-Ku yang membawa kemenangan.” Oleh kebenaran
firman-Nya kita akan selalu berkemenangan atas setiap
peperangan iman kita karena Tuhan selalu menyertai kita.
Lihatlah diri kita sekarang seperti yang firman katakan.
Lihatlah ke depan dengan pengharapan seperti yang telah
Tuhan telah rencanakan bersama-Nya. Saya sekarang aman
melihat diri saya ada di dalam genggaman tangan Tuhan
yang kuat dan perkasa.
“Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli
waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima
janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama
dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama
dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama
dengan Dia. Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman
sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan
yang akan dinyatakan kepada kita.” (Roma 8:17-18).
Sebagai anak-anak Allah kita menjadi orang yang diberi
hak menerima warisan dan ditargetkan untuk layak
mengalami dipermuliakan bersama Yesus pada saat
kedatangan-Nya kedua kali. Inilah masa depan orang-orang
yang menghidupi identitasnya yang sejati di dalam Tuhan
Yesus: “Apabila Kristus yang adalah hidup kita
menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri
bersama dengan Dia dalam kemuliaan.” (Kolose 3:4).
Jangan sampai ada yang gagal gara-gara roh duniawi masih
memperbudak kita. Tanggulangi dan usir keluar semua hal
yang bisa memperbudak. Kita menjadi anak-anak-Nya yang
merdeka mengidupi kebenaran firman. Yesus segera datang,
siapkan diri kita supaya layak di hadapan-Nya. Amin!
(MG)