KEPALSUAN ENYAHLAH!
“Aku tahu segala pekerjaanmu: baik
jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau
tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa
engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul,
tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau
telah mendapati mereka pendusta.” Wahyu 2:2
Dalam Wahyu 2:2 ini Tuhan berkata bahwa jemaat di Efesus
tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat.
Pertanyaannya adalah: siapakah yang dimaksud dengan
orang-orang jahat ini?
Dengan membandingkan Wahyu 2:2 dan Wahyu 2:6 yang
berkata “Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau
membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus,
yang juga Kubenci” maka kita dapat mengerti bahwa yang
dimaksud dengan orang-orang jahat ini bukanlah orang
jahat biasa yang sering melakukan tindakan kriminal yang
melawan hukum.
Dalam Wahyu 2:14-15 tertulis dua nama yang disebut
sebagai orang yang mengajarkan kesesatan yaitu Bileam
dan Nikolaus yang dikenal dengan ajaran memakan
persembahan berhala dan perbuatan zinah (percabulan).
Jadi yang dimaksud dengan orang-orang jahat adalah
mereka yang mengaku dirinya rasul, pengajar atau hamba
Tuhan tetapi ternyata berdusta dan membawa pengajaran
sesat atau pengajaran palsu ke dalam kumpulan jemaat
Tuhan yang bisa mengancam keselamatan jemaat.Beberapa
sikap jemaat di Efesus terhadap pengajaran palsu/sesat
yang Tuhan puji adalah:
1. Jemaat Efesus Tidak Dapat Sabar Terhadap Orang-orang
Jahat
Tuhan Yesus memuji sikap jemaat Efesus yang tidak dapat
sabar terhadap orang-orang jahat yang membawa pengajaran
palsu yang menyesatkan. Ini sama dengan peringatan yang
diberikan oleh Paulus kepada jemaat di Korintus dalam 2
Korintus 11:4 “Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang
datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah
kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang
lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang
lain dari pada yang telah kamu terima.”
Jemaat Efesus berhasil membuktikan kepalsuan dari
ajaran-ajaran yang dibawa oleh rasul-rasul palsu dan
menjaga kemurnian doktrin mereka. Gereja harus mengajar
jemaatnya tentang doktrin yang benar dan Alkitabiah
untuk membuat jemaat mengerti kebenaran Firman Tuhan dan
teguh berpegang kepada kebenaran itu sehingga iman
mereka tidak mudah digoyahkan.
2. Jemaat Efesus Telah Mencobai Mereka Yang Menyebut
Dirinya Rasul
Seorang rasul dianggap sebagai pemimpin jemaat yang
dipilih oleh Tuhan dan sangat dihormati oleh jemaat.
Rasul biasanya membawa pemberitaan Injil atau pengajaran
kebenaran Firman Tuhan yang disertai dengan kuasa dan
mujizat.
Kata mencobai berasal dari bahasa Yunani πειράζω (peirazō)
yang mengandung pengertian menguji seseorang untuk
memastikan kualitas, jalan pikiran dan sikapnya. Juga
menguji integritas, kebaikan, karakter dan keteguhan
iman seseorang terhadap godaan dosa.
Jemaat Efesus tidak mudah percaya dan terkesima dengan
hamba-hamba Tuhan yang mengaku dirinya rasul dan juga
tidak mudah menerima pengajaran yang disampaikan tanpa
mengujinya terlebih dulu. Seperti yang tertulis dalam
1 Yohanes 4:1 “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah
percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu,
apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi
palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.”
Ketika mereka telah mengetahui kebenarannya, bahwa
orang-orang yang menyebut dirinya rasul ternyata adalah
seorang pendusta maka mereka akan berkonfrontasi dengan
orang tersebut dan menolak kehadiran dan pengajaran
orang tersebut agar jemaat terhindar dari kesesatan.
3. Jemaat Efesus Tetap Sabar Dan Rela Menderita karena
Nama Tuhan Dan Tidak Mengenal Lelah
Jemaat Efesus melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh dan
berani menderita karena nama Tuhan dan karena pelayanan
itu sendiri. Banyak tantangan dan serangan dari si jahat
yang harus dihadapi yang mungkin melelahkan baik secara
fisik maupun secara batin, tetapi tidak demikian dengan
jemaat Efesus.
Ketekunan ini juga ditunjukkan terhadap
serangan-serangan rasul-rasul palsu yang membawa
penyesatan. Mereka tidak pernah menyerah dan berani
menderita untuk tetap menegakkan kebenaran Firman Tuhan
dalam kehidupan jemaat. Hal ini menjadi salah satu hal
yang dipuji oleh Tuhan Yesus.
4. Jemaat Efesus Membenci Segala Perbuatan Pengikut
Nikolaus yang Juga Dibenci oleh Tuhan
Pengikut Nikolaus seringkali disebutkan memiliki
pemahaman bahwa percabulan tidak akan mempengaruhi
keselamatan seseorang, padahal 1 Korintus 6:9-10
mencatat “Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang
yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam
Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah
berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri,
orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan
mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.”
Jelas sekali rasul Paulus mengingatkan jemaat di
Korintus bahwa orang cabul tidak akan mendapat bagian
dalam Kerajaan Allah; artinya orang yang hidup dalam
percabulan terus menerus dan tidak pernah bertobat
dengan sungguh-sungguh akan kehilangan keselamatannya.
Jelas bahwa kita harus bersikap tegas untuk mengajarkan
dan terus hidup dalam pengajaran Firman Tuhan yang benar
dan juga tegas menolak pengajaran yang terbukti
menyesatkan dan membahayakan keselamatan kita dengan
terus menerus tanpa mengenal lelah sebagai pola hidup
dalam mengerjakan keselamatan kita.
Kita harus melakukan apa yang disukai oleh Tuhan dan
membenci apa yang dibenci oleh Tuhan ketika hal itu
berhubungan langsung dengan keselamatan kita.
Demikianlah juga ketegasan sikap kita terhadap
pengajaran palsu yang membawa kepada kebinasaan harus
dilakukan untuk menjaga kawanan domba Allah dari
serangan serigala-serigala. Amin. (BM)