KEPUTUSAN YANG BERHARGA
"Iman
yang sejati memerlukan tindakan. Apa yang anda lakukan
menunjukkan apa yg Anda percayai tentang Tuhan, tidak peduli
apapun yang Anda katakan."
- Henry Blackaby -
Segala sesuatu yang kita lakukan menyatakan dan menunjukkan apa
yang kita percayai. Karena kita percaya akan sesuatu maka kita
memilih untuk melakukan hal-hal tertentu dalam hidup ini. Tapi
kita harus mengerti hal ini: Setiap pilihan yang kita buat ada
konsekuensi � ada resiko, ada akibat � Positif atau Negatif,
baik atau buruk. Alkitab dengan tegas berkata "apa yang kita
tabur akan kita tuai". (Galatia 6:7). Firman Tuhan adalah hukum
dan ketetapan yang berlaku atas seluruh alam semesta ini.
Hukum-hukum Tuhan ini bersifat universal, artinya berlaku untuk
semua orang, siapapun Anda, apapun agama Anda. Pilihan apapun
yang kita ambil selalu mengandung akibat dan resiko.
Nah, karena apapun yang kita pilih dan lakukan itu mengandung
akibat dan konsekuensi, maka dengan demikian kita bisa
memprediksi apa yang akan kita terima atau alami di masa yang
akan datang. Itu sebabnya ada sebuah pernyataan yang berkata:
"Life is so predictable." Karena apa yg akan kita alami nanti
ditentukan oleh pilihan kita hari ini.
Hidup ini penuh dengan pilihan. Setiap hari kita diperhadapkan
pada pilihan demi pilihan yang harus kita ambil atau putuskan.
Ada sebuah kalimat menarik berkata: Between capital 'B' and 'D'
there is 'C', yaitu diantara 'Birth' (kelahiran) dan 'Death' (kematian)
ada 'Choice' (pilihan). Hidup ini dipenuhi dengan
pilihan-pilihan. Dan tahukah Anda, apa yang kita pilih hari ini
akan menentukan apa yang akan kita terima besok atau di masa
yang akan datang! Sebab itu berhati-hatilah dengan pilihan yang
Anda buat, sebab "Your choice determine your future!"
Pilihanmu hari ini menentukan masa depanmu. Ini berlaku dalam
seluruh aspek kehidupan kita, baik kehidupan jasmani maupun
rohani. Kita orang Kristen tidak boleh mempercayai takdir. Kita
tidak percaya kepada apa yang sering dikatakan orang: "Dari
sananya sudah begitu". Kalaupun ada yang namanya takdir, maka
hanya ada 2 model takdir yang kita akui, pertama: Kelahiran kita
(laki atau perempuan), dan kedua: Orang tua kita siapa. Untuk
kedua hal itu memang tidak bisa kita pilih. SISANYA adalah
pilihan-pilihan yang harus KITA buat atau ORANG LAIN buat untuk
kita.
Alkitab menunjukkan kepada kita bahwa segala sesuatu yang baik
telah disediakan oleh Tuhan. Semua yang baik itu datangnya dari
Tuhan. seperti tertulis di dalam Firman Tuhan: "Pemberian yang
baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas,
diturunkan dari Bapa segala terang." (Yakobus 1:17). Artinya
bagian Tuhan ialah menyediakan semua berkat, anugerah,
keselamatan, kehidupan yang bahagia, kesuksesan dan keberhasilan,
mujizat, dan lain sebagainya. Tapi pilihan yang kita buat akan
menentukan apakah kita akan menerima semua itu atau tidak. Hidup
yang diberkati atau tidak, sesungguhnya dapat kita 'pastikan'
dari pilihan yang kita buat sekarang. Kitab Ulangan 28 menulis 2
buah perikop besar yang berjudul 'Berkat' dan 'Kutuk', kita
harus memilih salah satu. Dan jika kita membaca ayat-ayat di
dalamnya maka seseorang mendapatkan 'Berkat' atau 'Kutuk'
pilihannya ditentukan oleh kita sendiri.
"Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan
melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan
kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat
engkau di atas segala bangsa di bumi. Segala berkat ini akan
datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan
suara TUHAN, Allahmu." (Ulangan 28:1-2)
Adalah sebuah kenyataan yang tak terbantahkan bahwa kita
memiliki Allah yang hidup, yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,
yang kasih-Nya tak berkesudahan, yang kuasa-Nya tidak terbatasl;
tetapi kita tidak bisa menyangkali juga bahwa Ia adalah Allah
yang Maha Adil. Ia berlaku adil kepada semua orang. Keadilan-Nya
dinyatakan dengan cara Ia membalaskan kepada semua orang menurut
apa yang dilakukan orang itu. Ia memberikan upah dan berkat
kepada setiap orang menurut perbuatannya. (Wahyu 22:12).
Dalam Ulangan 28:1-2 di atas, kita menemukan ada dua kata kunci
yaitu 'dengar' dan 'lakukan'. Dan kita harus mengerti bahwa 'dengar'
dan 'lakukan' sama artinya dengan 'TAAT'. Jika kita taat, maka
berkat yang akan mendatangi kita, tetapi jika kita tidak taat,
maka kutuk-lah yang datang.
Bagian Tuhan adalah menyediakan segala bentuk berkat yang kita
perlukan, sedangkan bagian kita adalah datang dan membuka pintu
berkat itu. Tetapi untuk membuka pintu-pintu berkat itu kita
membutuhkan kunci. Nama kunci-nya ialah 'Ketaatan'. Setiap kali
kita memlih untuk taat, maka kita sedang membuka satu pintu
berkat untuk kita alami. Ketaatan adalah sebuah pilihan yang
harus kita buat. Tapi karena kehendak Tuhan telah berikan kita
kehendak bebas, maka kita juga bisa memilih untuk tidak taat.
Tapi jika kita memilih untuk taat, maka akan ada upah dan berkat
yang akan kita terima (Yakobus 1:25).
Kebalikan dari ketaatan adalah ketidaktaatan, dan ketidaktaatan
sama dengan dosa, dan dosa selalu membawa kepada kehancuran.
Mungkin ketidaktaatan bisa memberikan kenikmatan di waktu awal,
tapi pada ujungnya akan mendatangkan bencana dan kehancuran.
Hari ini ketika kita sedang melakukan apa yang jahat di mata
Tuhan, apa yang tidak benar, yang bertentangan dengan perintah
Tuhan, sesungguhnya kita sedang mempersiapkan jalan bagi
datangnya masalah, persoalan, yang mestinya tidak perlu kita
hadapi. Pilihan yang kita buatlah yang menentukan segala sesuatu
yang akan kita alami.
Dalam Matius 22:37 kita menemukan hukum yang terutama, yakni
Hukum Kasih, Tuhan Yesus berkata: "Kasihilah Tuhan, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap akal budimu."
Pertanyaannya, "Mengapa Tuhan sepertinya sangat menuntut kita
untuk mengasihi Dia sedemikian rupa, yakni dengan segenap hati,
jiwa, dan akal budi?" Apakah Dia sangat egois?" Oh tentu saja
tidak! Penyebabnya minimal karena 2 alasan ini:
1. Karena Ia lebih dahulu mengasihi kita. Bahkan kasih-Nya itu
begitu dalam dan besar, sehingga Ia rela menyerahkan nyawa-Nya
demi menebus dosa-dosa kita.
2. Karena hanya dengan mengasihi Dia dengan segenap hati, jiwa,
akal budi, kita dapat mentaati perintah-perintah-Nya. Dan hanya
dengan mentaati perintah-perintah-Nya maka kita dapat mengalami
setiap janji firman-Nya.
Yohanes 14:15: "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti
segala perintah-Ku."
Yohanes 14:21: "Barangsiapa memegang perintah-Ku dan
melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa
mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan
mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya."
KITA MEMILIKI KUASA UNTUK MEMILIH
Memilih untuk mentaati Tuhan dan mentaati setiap perintah-Nya
adalah keputusan yang paling tepat apabila kita hendak
menentukan seperti apa masa depan yang akan kita jalani.
Ketaatan kita adalah buah dari kasih kita kepada Tuhan. Seberapa
besar kasih kita kepada Tuhan merupakan tolak ukur bagi
kedewasaan rohani seseorang. Kedewasaan rohani tidaklah terjadi
secara otomatis, seperti yang di dengung-dengungkan oleh
orang-orang yang menganut paham hyper-grace, akan tetapi hal
tersebut terjadi melalui proses ketaatan kita hari demi hari
ketika berhadapan dengan pilihan untuk melakukan kehendak Allah
dan firman-Nya, atau melakukan kehendak diri kita sendiri.
SEKALI KITA TELAH MENGAMBIL PILIHAN HARUS DIIKUTI DENGAN
KETEKUNAN
Peperangan rohani terjadi justru pada saat setelah kita
mengambil keputusan yang benar. Kadang-kadang mujizat dan
pertolongan Tuhan tidak langsung terjadi segera setelah kita
mengambil keputusan yang tepat, malahan seringkali kelihatannya
keadaan bisa saja semakin memburuk. Di dalam firman Tuhan ada
contoh tentang Naaman yang disuruh untuk mencelupkan diri ke
dalam sungai Yordan sebanyak 7 kali untuk menerima kesembuhannya.
Pernahkah Anda membayangkan mengapa Nabi Elisa menyuruhnya
mencelupkan diri 7 kali bukan 1 kali atau 3 kali saja? Pernahkah
juga Anda membayangkan kalau Naaman berhenti pada kali yang
keempat atau yang kelima, apakah mujizat itu akan terjadi
kepadanya?
Di dalam 2 Petrus 1:6 dikatakan bahwa di atas iman kita, kita
masih harus menambahkan banyak hal, salah satunya adalah
ketekunan. Tanpa ketekunan, karakter tidak akan terbentuk dan
janji-janji Allah banyak yang tidak dapat menjadi dalam hidup
kita. Banyak orang memulai dengan mengambil sebuah pilihan yang
tepat, tetapi kemudian gagal di tengah jalan karena tidak
memiliki ketekunan. Sebagai contoh di dalam Perjanjian Baru: Ada
seorang bernama Demas (Kolose 4:14 dan Filemon 1:24) dia
dikatakan sebagai salah satu rekan kerja Paulus, tetapi di dalam
2 Timotius 4:10 Paulus mencatat bahwa Demas telah meninggalkan
tim Paulus dan memilih pergi ke Tesalonika karena dia telah
mencintai dunia ini. Ketekunan ialah medan peperangan dimana
kasih karunia Allah bertemu dengan kehendak bebas manusia.
TUHAN AKAN MEMBERIKAN KEKUATAN KETIKA KITA MEMILIH UNTUK
BERTEKUN
Seluruh perjalanan kehidupan Kristen adalah perjalanan kasih
karunia. Kasih karunia memiliki beberapa definisi:
1. Kasih karunia bersifat menghapus segala pelanggaran dan
kekurangan kita di hadapan Tuhan.
2. Kasih karunia bersifat memampukan kita melaksanakan segala
kehendak dan panggilan Tuhan atas kehidupan kita Kasih karunia
BUKAN menjadi alasan untuk kita tidak melakukan apa-apa dan
hanya menyerahkan segala tanggung jawab pertumbuhan rohani kita
sepenuhnya kepada Tuhan.
3. Kasih karunia adalah kuasa Allah untuk "mendaur ulang" segala
perkara yang terjadi di atas kehidupan kita. Meskipun hal itu
direncanakan oleh iblis untuk membawa kecelakaan bagi kehidupan
kita, Allah sanggup mendaur ulang atau mengubahnya untuk membawa
kebaikan bagi kehidupan kita.
Sebagai orang kristen kita harus mengerti seluruh aspek di dalam
kasih karunia Allah. Kadang-kadang sebagai manusia kita gagal
mengambil pilihan yang tepat, bahkan kita menderita sebagai
konsekuensi dari pilihan yang salah itu, tetapi tidak berarti
bahwa hal itu adalah final bagi kehidupan kita; kasih karunia
Allah sanggup bekerja melalui pertobatan yang kita lakukan.
Pada akhirnya ingatlah janji Tuhan ini dalam Yakobus 1:25: "Tetapi
barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang
memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan
hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh
melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya." (MK)
Quote:
Saya tidak bisa menahan kasih-Nya yang begitu kuat pada saya.
Tapi saya tahu kalau saya tidak membalas kasih-Nya, Saya tidak
tahu apa yang akan terjadi pada hidup saya.