Kerajaan Allah Yang Memulihkan
“ Sebab Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan,
tetapi dari kuasa.”
(1 Korintus 4:20)
Kerajaan Allah ialah Allah yang menyatakan diri-Nya
dengan penuh kuasa dalam semua karya-Nya. Kerajaan Allah
yang terdiri dari kuasa Allah ini tentu tidak akan hadir
dengan sendirinya, tetapi hadir karena peranan
orang-orang percaya yang senantiasa mencari-Nya dengan
hati yang haus dan lapar dalam kehidupan mereka sendiri
maupun dalam persekutuan orang percaya.
Tuhan Yesus mengajarkan orang percaya dalam Doa Bapa
Kami untuk berdoa; “Datanglah Kerajaan-Mu, Jadilah
kehendak-Mu di bumi seperti di sorga”. Allah ingin
membaharui dunia yang sudah “rusak” sebagai akibat dari
kejatuhan manusia dalam dosa, sehingga di dalam dunia
sekarang ini telah terjadi banyak ketidakbenaran di
semua aspek kehidupan manusia. Tetapi firman Tuhan
menjamin apabila kuasa Allah hadir di hidup orang
percaya, maka kebenaran yang akan memerintah dalam hati
manusia.
Seperti yang ditulis di Yesaya 32:15-18, “Sampai
dicurahkan kepada kita Roh dari atas: Maka padang gurun
akan menjadi kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan
itu akan dianggap hutan. Di padang gurun selalu akan
berlaku keadilan dan di kebun buah-buahan akan tetap ada
kebenaran. Dimana ada kebenaran di situ akan tumbuh
damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan
dan ketenteraman untuk selama-lamanya. Bangsaku akan
diam di tempat yang damai, di tempat tinggal yang
tenteram di tempat peristirahatan yang aman”.
Nubuatan-nubuatan Yesaya sekalipun mengenai penghukuman
tetapi tidak pernah tanpa disertai oleh harapan
pemulihan, karena ciri khas nubuatannya adalah mengenai
tema keselamatan. Sesungguhnya, kebenaran dan berkat
akan terjadi apabila Roh Kudus dicurahkan atas
orang-orang percaya yang merindukan-Nya dan Roh Kudus
akan bekerja, memerintah di dalam hati mereka.
Tuhan Yesus mengatakan di Matius 11:12, bahwa Kerajaan
Allah atau Kerajaan Sorga hanya dapat direbut oleh orang
yang kuat, yang sungguh-sungguh mau melepaskan diri dari
perbuatan dosa kepada Kristus dan firman-Nya. Kerajaan
Allah bukanlah untuk mereka yang tidak memiliki
kelaparan rohani; yang jarang berdoa, memuji, menyembah
Tuhan, atau yang hidupnya masih kompromi dengan dunia
dan melanggar firman Allah. Orang percaya harus berdoa
dan berupaya untuk menghadirkan manifestasi rohani dari
Kerajaan Allah di dunia sekarang ini dan juga pernyataan
Kerajaan Allah di antara umat-Nya agar dapat
menghancurkan pekerjaan iblis, menyembuhkan orang sakit,
menyelamatkan jiwa-jiwa yang terhilang, dan menyatakan
kebenaran dalam kehidupan orang percaya. Oleh sebab itu
peranan orang-orang percaya menjadi sangat penting di
hari-hari terakhir ini untuk menghadirkan Kerajaan Allah
sehingga transformasi terjadi di dalam kehidupan orang
percaya maupun di bangsa kita.
Apa yang harus dilakukan orang-orang percaya untuk dapat
menghadirkan Kerajaan Allah dalam hidupnya?
Percakapan Tuhan Yesus dengan seorang ahli Taurat di
Markus 12:28-34,
“Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan
orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus
memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang
kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling
utama?" Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah:
Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu
esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan
dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah:
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak
ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hokum
ini." Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat
sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan
bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi
Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian
dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama
manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama
dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."
Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu,
dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari
Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi
menanyakan sesuatu kepada Yesus”.
Sikap hati orang percaya yang dapat menghadirkan
Kerajaan Allah di hidupnya ialah:
• Mengasihi Tuhan
Tuhan mau semua orang percaya yang sudah menerima
keselamatan-Nya mengasihi-Nya dengan setia, kasih ini
menuntut sikap hati yang menghormati dan menghargai
Tuhan sehingga orang percaya sungguh-sungguh merindukan
persekutuan dengan-Nya, menyerahkan seluruh hidupnya
kepada Tuhan dengan setia untuk menjadikan kebenaran
firman Tuhan sebagai standar hidupnya, dan berusaha
dengan segenap kekuatannya untuk menuruti kehendak-Nya.
• Mengasihi Sesama
Orang percaya dituntut untuk mengasihi semua orang tidak
hanya dengan orang seiman termasuk juga orang yang
memusuhi mereka. Kasih orang percaya kepada sesama harus
didasarkan oleh standar firman Tuhan, oleh karena itu
ketika menyatakan kasih kepada sesamanya, orang percaya
tidak boleh berkompromi mengenai kekudusan Allah,
kehendak-Nya dan standar-Nya sebagaimana yang tertulis
dalam firman Tuhan.
Kerajaan Allah yang terdiri dari kuasa akan dinyatakan
ketika Roh Kudus dicurahkan, dan terjadi transformasi.
Maka seperti yang dinubuatkan oleh Yesaya:
“Dimana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai
sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan
ketenteraman untuk selama-lamanya. Bangsaku akan diam di
tempat yang damai, di tempat tinggal yang tenteram di
tempat peristirahatan yang aman.” (Yesaya 32:17)
Hari-hari ini kita sedang menantikan penggenapan janji
Tuhan yaitu: pencurahan Roh Kudus yang dahsyat, janji
Tuhan ini akan tergenapi apabila kita semua orang-orang
percaya memiliki kelaparan rohani, hidup sesuai dengan
kehendak-Nya dengan mengasihi Tuhan dan sesama. Maka Roh
Kudus akan dicurahkan dengan dahsyat dan Dia memerintah
sebagai raja dalam hidup kita, sehingga Trasformasi
terjadi. (JM)
“Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus,
dan hujan lebat ke atas tempat yang kering.
Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan
berkat-Ku ke atas anak cucumu.” (Yesaya 44:3)