KETAATAN DI TENGAH KEMUSTAHILAN
“Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku
dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.”
Yohanes 10:27
Tuhan mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada
pada-Nya mengenai setiap orang percaya, yaitu rancangan
damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan untuk
memberikan hari depan yang penuh dengan harapan. (Yeremia
29:11)
Tuhan menghendaki umat-Nya hidup sesuai dengan
rancangan-Nya, oleh karenanya Tuhan menuntun dengan
berbagai cara. Secara umum melalui firman-Nya dan juga
secara pribadi melalui suara di dalam hati, suara yang
dapat didengar dan berbagai cara lainnya.
Pesan-pesan-Nya itu dapat merupakan tuntunan, teguran,
atau nasihat. Jadi ini bukan tentang kemampuan manusia
untuk mendengar suara-Nya, tetapi tentang kehendak Tuhan
memperdengarkan suara-Nya. Mereka yang benar-benar milik
Kristus akan senantiasa mendengar dan mengikuti
suara-Nya sekalipun tidak sepenuhnya mengerti. Oleh
karena itu, tidak mengherankan kalau ada orang-orang
yang tidak mau menaati perintah-Tuhan.
MENDENGAR DAN MENGIKUTI SUARA TUHAN
Ada dua contoh tokoh di Alkitab yang mendengar suara
Tuhan dan mengikutinya sekalipun tidak memahaminya:
1. ISHAK
Maka timbullah kelaparan di negeri itu. — Ini bukan
kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman
Abraham. Sebab itu Ishak pergi ke Gerar, kepada
Abimelekh, raja orang Filistin. Lalu TUHAN menampakkan
diri kepadanya serta berfirman:
"Janganlah pergi ke Mesir, diamlah di negeri yang akan
Kukatakan kepadamu. Tinggallah di negeri ini sebagai
orang asing, maka Aku akan menyertai engkau dan
memberkati engkau, sebab kepadamulah dan kepada
keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku
akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada
Abraham, ayahmu.
Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di
langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh
negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi
akan mendapat berkat, karena Abraham telah mendengarkan
firman-Ku dan memelihara kewajibannya kepada-Ku, yaitu
segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku.”Jadi tinggallah
Ishak di Gerar.
Kejadian 26:1-6
Ketika terjadi bencana kelaparan di negerinya, Ishak
berniat untuk mengungsi ke Mesir persis seperti apa yang
dilakukan Abraham ayahnya dahulu.
Tetapi Tuhan melarang Ishak untuk pergi ke Mesir padahal
dulu waktu Abraham mengalami bencana kelaparan, Tuhan
tidak melarangnya untuk mengungsi ke Mesir. (Kejadian
12:10)
Dan Ishak menaati firman Tuhan, ia tidak jadi pergi ke
Mesir dan tinggal di Gerar. Ishak adalah salah satu
contoh tokoh di Alkitab yang mengalami berkat Tuhan yang
luar biasa karena ketaatannya mengikuti suara Tuhan
sekalipun tidak mengerti. Terkadang kitapun mengalami
hal yang sama, ketika menghadapi masalah dan kita mau
bertindak menurut apa yang kita pandang baik, tetapi
Tuhan mencegahnya. Kita percaya bahwa rancangan Tuhan
pasti lebih baik dari pada rancangan kita sendiri.
2. PAULUS
“Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena
Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di
Asia. Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke
daerah Bitinia, Tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan
mereka.”
(Kisah Para Rasul 16:6-7)
Dalam perjalanan misinya yang kedua yang dicatat di
Kisah Para Rasul 16 ini, tercatat dua kali Tuhan
mengalihkan pelayanan Paulus dan rekan-rekannya.
Pertama, Roh Kudus mencegah mereka memberitakan Injil di
Asia (ayat 6).
Kedua, Roh Yesus tidak mengizinkan mereka masuk ke
daerah Bitinia (ayat 7).
Padahal Paulus bermaksud untuk memberitakan Injil ke
daerah-daerah baru yang mana sesuai dengan panggilannya
yaitu memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa non Yahudi.
Tetapi Tuhan memiliki rencana lain yang lebih baik, Dia
ingin Paulus ke Troas dan menuntun melalui penglihatan
tentang seorang Makedonia. Paulus mengikuti tuntunan
Tuhan itu, lalu bersama rekan-rekannya berangkat dan
tiba di Filipi, kota pertama di bagian Makedonia. (ayat
9-12)
Demikian juga sekarang, walaupun Tuhan telah memberikan
Amanat Agung kepada setiap orang percaya tetapi tidak
serta merta kita dapat melakukannya menurut logika kita.
Tuhan yang empunya pelayanan akan menuntun sehingga
pelayanan pemberitaan Injil itu berhasil. Seringkali
kita berusaha melakukan banyak hal termasuk pelayanan
dengan pengertian kita sendiri dan tidak melibatkan
Tuhan. Kita perlu mendengar suara Tuhan dan mengikuti
arahan-Nya.
“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu
bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti
tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku
dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.”
(Yesaya 55:8-9)
Hal tersebut berbeda dengan Bileam, seorang yang mampu
mendengarkan suara Tuhan, namun tidak menaatinya.
Menyalahgunakan karunianya dalam mendengar suara Tuhan
untuk mengambil keuntungan pribadi. Walaupun dia sudah
mendengar suara Tuhan untuk tidak mengutuki bangsa
Israel, tetapi karena imbalan uang, Bileam
mengabaikannya, sampai-sampai Tuhan memakai seekor
keledai untuk memperingatkannya. Bileam tidak beralih
dari kehendaknya sendiri kepada kehendak Tuhan.
CARA MENDENGAR DAN MENGIKUTI SUARA TUHAN
Bagaimana kita dapat mendengar dan mengikuti suara Tuhan?
1. Intim dengan Tuhan
“TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia,
dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.”
Mazmur 25:14
Untuk mendengar suara-Nya kita perlu memiliki hubungan
yang intim dengan Tuhan. Semakin intim dengan Tuhan
semakin mudah kita mendengar suara-Nya. Intim dengan
Tuhan adalah cara kita bisa mendengar suara-Nya.
2. Pertajam Kepekaan Rohani
“…Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk
mendengar seperti seorang murid.”
Yesaya 50:4b
Samuel mendengar suara Tuhan sampai tiga kali namun dia
tidak mengenali-Nya sampai dia diberi petunjuk oleh Imam
Eli. Adalah tanggung jawab orang percaya untuk belajar
melatih “pendengaran” kita dalam mendengar suara Tuhan.
Mempertajam kepekaan rohani akan menolong kita mendengar
suara Tuhan lebih sering dan lebih jelas. Doa, pujian
dan penyembahan dan merenungkan Firman, akan melatih
kita mempertajam kepekaan rohani.
3. Pikul Salib
“Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia
tidak layak bagiku.” Matius 10:38
Ketaatan merupakan pengalihan dari kehendak sendiri
kepada kehendak Tuhan, di sini diperlukan penguasaan
diri yang merupakan buah Roh. Memikul salib akan
menolong kita menaati suara Tuhan yang kita dengar.
Sesungguhnya setiap ketaatan selalu mendatangkan berkat,
sebab Tuhan membalas setiap orang sesuai dengan
perbuatannya. (Mazmur 62:13b)
BERKAT APABILA KITA MENDENGAR DAN MENAATI SUARA TUHAN
1. Keberhasilan dan Keberuntungan
“Jika engkau baik-baik mendengarkan suara Tuhan, Allahmu,
dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang
kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka Tuhan Allahmu,
akan mengangkat engkau diatas segala bangsa di bumi.
Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi
bagianmu, jika engkau mendengarkan suara Tuhan Allahmu.”
(Ulangan 28:1-2)
Kita yang rindu untuk mengalami berkat dan pemeliharaan
Tuhan harus bersedia ‘membayar harga’ dalam mengikut
Tuhan. Karena ketaatan mendatangkan berkat dan
ketidaktaatan mendatangkan kutuk. (Ulangan 28:15)
2. Kekuatan dan Perlindungan
“Setiap orang yang mendengar perkataanku ini dan
melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana yang
mendirikan rumahnya di atas batu.
Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin
melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab
didirikan di atas batu.”
Matius 7:24-25
Ketaatan menghasilkan kekuatan yang besar dalam diri
orang percaya sehingga dapat bertahan menghadapi masalah
dan pergumulan hidup. Alkitab menggambarkan orang yang
taat sebagai orang yang bijaksana.
3. Keselamatan kekal
“Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal
mereka dan mereka mengikut Aku. Dan Aku memberikan hidup
kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa
sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut
mereka dari tanganku.”
Yohanes 10:27-28
Seseorang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan
Yesus tentunya akan taat kepada perintah-perintah-Nya,
menghasilkan buah-buah yang baik dalam hidupnya dan
akhirnya mendapatkan keselamatan kekal.
Ketaatan dalam melakukan suara Tuhan digambarkan oleh
Tuhan dalam perumpamaan Gembala yang Baik. (Yohanes 10)
Domba adalah binatang yang lemah, mudah tersesat, oleh
karena itu selalu terancam marabahaya. Pertahanan seekor
domba ada pada gembalanya. Seperti domba yang bergantung
kepada gembalanya, kita juga harus selalu bergantung
kepada Tuhan. Kita perlu memiliki kerinduan untuk
mendengar suara Tuhan dan taat mengikuti
perintah-perintah-Nya yang membimbing kita ke jalan yang
benar. (JM)