KOMPROMI YANG MENGHASILKAN DOSA
“Kemegahanmu tidak baik. Tidak
tahukah kamu,
bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?”
1 Korintus 5:6
Suatu kali Rasul Paulus menegur keras kelakuan jemaat
Korintus yang membiarkan adanya percabulan di dalam
Gereja. Beberapa orang dalam jemaat dibiarkan tetap
dalam gaya hidup seperti kelakuan orang-orang di luar
Kristus. Salah satu penyebabnya adalah karena pengajaran
yang tidak tegas dan menyimpang dari apa yang TUHAN
telah tetapkan dan para Rasul telah ajarkan. (Why
2:18-29)
Tuhan Yesus, awalnya memuji apa yang telah dilakukan
oleh jemaat Tiatira dalam hal: (1) Kasih, (2) Iman, (3)
Pelayanan dan Pekerjaan, (4) Ketekunan, serta (5)
Pertumbuhan yang nyata dalam hasil secara kuantitas.
Namun Yesus menegur jemaat ini karena mereka melakukan
kompromi-kompromi dalam kehidupan sebagai orang Kristen,
sehingga terjadi kemerosotan secara moral dan rohani.
Segala pekerjaan dan hasilnya menjadi hambar karena
kompromi. Situasi ini digambarkan dengan pepatah “Karena
nila setitik, rusak susu sebelanga.”
Dosa yang merusak ini awal mulanya telah dihasilkan oleh
jemaat tersebut. Kompromi yang dilakukan jemaat mengarah
pada bertumbuhnya dosa diantara mereka.
KOMPROMI YANG DIBENCI OLEH TUHAN
1. Kompromi Terhadap Kebenaran Firman TUHAN
Firman TUHAN diajarkan dengan seenaknya; menambah dan
memotong ayat-ayat agar memperoleh pembenaran atas
tindakan dosa. Jemaat diperbolehkan menyembah kepada
TUHAN dan ilah-ilah lain secara bersamaan. Inilah yang
dimaksud dengan “Izebel” dalam Why 2:20 yaitu suatu roh
penyesatan.
2. Kompromi Terhadap Kekudusan
Perzinahan dianggap hal yang biasa, pikiran-pikiran
kotor dipelihara dan tidak memperhatikan dampaknya bagi
anak-anak/keturunan mereka. (Wahyu 2:20-23)
Tuhan Yesus mengatakan semua kompromi tersebut adalah
seluk-beluk Iblis. Hal-hal yang kelihatannya sederhana
dan “normal” bagi dunia saat itu, jika dilakukan atau
dibiarkan oleh Gereja akan menghancurkan segala
perbuatan dan hasil baik yang telah diperoleh Gereja.
Dampaknya, Gereja menjadi hancur karena tidak ada
bedanya dengan kehidupan dunia yang penuh oleh dosa.
(Why 2:24)
Jangan sampai dosa merusak dampak dan pengaruh kita
sebagai anak-anak TUHAN. Dosa adalah ibarat ragi yang
mengkhamiri seluruh adonan. Reputasi, citra, wibawa
rohani, sebagai hasil yang diperoleh dengan usaha yang
besar menjadi sia-sia oleh karena dikhamiri oleh dosa.
CARA MENCEGAH DOSA MERUSAK KEHIDUPAN JEMAAT
1. Bertobat
Seringkali ketika kita berbuat dosa, TUHAN tidak
langsung menegur dengan keras, tetapi menegur kita
dengan lembut dan memberi waktu untuk kita menyadari dan
bertobat. Jangan mencari pembenaran diri di hadapan
TUHAN. Jika Roh Kudus katakan itu salah, segera minta
ampun dan jangan ulangi lagi. Ingatlah bahwa Roh Kudus
bukan hanya menghibur kita tetapi juga menegur jika kita
berbuat dosa. (Why 2:21, Yoh 16:8)
Jika dengan teguran yang lembut kita tetap tidak mau
bertobat, TUHAN bisa gunakan cara yang lebih keras
seperti melalui penyakit, masalah keluarga atau
persoalan/penderitaan yang diluar “kewajaran.” ( Why
2:22-23)
2. Berpegang Teguh Pada Pengajaran Yang Benar ( Why
2:24-25)
Salah satu ciri utama pengajaran sesat adalah
membenarkan kehidupan yang tidak kudus dihadapan Allah.
Pengajaran sesat akan mendorong orang untuk tidak lagi
bertanya tentang benar atau salah kepada Roh Kudus,
tetapi menetapkan standar kekudusan hidupnya sendiri.
Ingatlah, hanya karena suatu pengajaran memakai
ayat-ayat Alkitab belum tentu pengajaran itu benar,
tetapi kita harus peka apakah itu berasal dari hikmat
Roh Kudus atau tidak?
Segala sesuatu harus diuji, termasuk pengajaran. (Ef
5:10; 1 Tes 5:21; 1 Yoh 4:1)
Ciri lain dari pengajaran sesat adalah tidak melibatkan
Roh Kudus dalam setiap pemberitaan Firman Tuhan dan
sebagai akibatnya hawa nafsu dan kefasikan merajalela.
Firman Tuhan mengajarkan agar kita selalu teguh dalam
iman kita yang paling suci dan berdoa di dalam Roh
Kudus. (Yud 18-20)
3. Menjadi Pemenang Sampai Akhir
(Why 2:26)
TUHAN-lah yang memberi kita kemenangan, bagian kita
adalah terus menjadi pemenang. Para pemenang selalu
mencapai garis akhir dalam semua pertandingan. Bagaimana
kita bisa terus jadi pemenang? Ayat yang sama
menjelaskannya pada kita yaitu dengan melakukan apa yang
Yesus lakukan dan kerjakan, dan terus melakukannya
sampai kita bertemu dengan Dia, sejalan dengan
1 Yoh 2:6, “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di
dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah
hidup.”
4. Dengar-dengaran Kepada Roh Kudus (Why 2:29)
TUHAN berbicara kepada kita melalui banyak hal, namun
yang terutama adalah melalui Firman-Nya dan suara Roh
Kudus. Kedua hal ini selalu berjalan bersamaan dan
karenanya penting bagi kita untuk selalu membaca,
merenungkan dan melakukan Firman TUHAN serta membangun
hubungan yang intim dengan Roh Kudus melalui doa, pujian
dan penyembahan. Hanya melalui keintiman yang dibangun
bersama dengan-Nya maka telinga rohani kita menjadi peka
terhadap suara-Nya. Semakin kita peka dengan suara-Nya,
semakin juga kita dapat membedakan mana yang bukan dari
TUHAN.
Ingatlah, Tuhan Yesus mengangkat kita menjadi pemenang.
Kepada kita dianugrahkan kemampuan dan daya untuk
berdampak bagi dunia dan bagi kemuliaan nama-Nya. Jangan
sampai dosa merusak dampak itu, namun tetaplah hidup
kudus dan setia pada-Nya sampai akhir, dan lihatlah
mahkota dan kuasa atas bangsa-bangsa di berikan sebagai
upah kita
(Why 2:26-27). Amin. (CS)
Quote:
“Kita tidak kekurangan pengajaran, khotbah dan pesan
yang solid. apa yang kita kurang adalah melakukannya
dengan konsisten” (Jerry Savelle)