KUALITAS - BUKAN POPULARITAS
Integritas bukan hanya soal selarasnya ucapan dan
perbuatan, tetapi juga berpegang teguhnya seseorang pada
prinsip-prinsip kebenaran, dan memiliki keberanian untuk
bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran
tersebut. Integritas tidak dapat dibangun dengan
setengah-setengah, harus dengan totalitas atau
sepenuhnya. Hal ini hanya dapat dicapai apabila kita
konsisten. Jangan pernah malu untuk melakukan kebenaran.
Kita tidak boleh malu melakukan sesuatu yang benar
walaupun lingkungan kita menganggap apa yang kita
lakukan itu sebagai sesuatu yang aneh.
Kita harus mampu berkata sebagaimana dinyatakan oleh
firman Tuhan:
“Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak,
hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada
itu berasal dari si jahat.”
Matius 5:37
serta berpegang teguh dengan prinsip kebenaran di tengah
dunia yang penuh dosa dan sandiwara.
Dalam dunia kerja, bisnis maupun pelayanan seringkali
kita diperhadapkan dengan situasi yang ‘memaksa’ kita
melakukan sesuatu yang tidak benar, karena yang meminta
untuk melakukannya adalah atasan, sehingga kita tidak
berani menolak atau mengatakan ‘tidak’. Menghadapi
situasi demikian kita dituntut memiliki keberanian untuk
mengatakan tidak! Sekalipun mengandung resiko menerima
teguran bahkan pemecatan. Sebab sekali kita melakukan
kompromi untuk melakukan hal yang tidak benar maka kita
akan terus menerus diminta untuk melakukan kompromi
tersebut di lain kesempatan, sehingga pada akhirnya kita
tidak lagi merasa bahwa yang kita lakukan tersebut
adalah dosa; karena sudah menjadi kebiasaan yang
membentuk karakter.
Tidak dapat dipungkiri, mereka yang bersedia melakukan
‘hal-hal yang kotor’ untuk pimpinan biasanya menjadi
‘anak emas’ dan mendapatkan banyak keuntungan dan bonus
dari atasan.
Sebagai seorang Kristen, bagaimana kita dapat
menjalankan iman tanpa kompromi di dunia yang penuh
dengan godaan? Sebab adalah sebuah kenyataan, tidak ada
satu hari pun berlalu tanpa godaan yang dapat
mengakibatkan kita menjadi tidak taat kepada Tuhan.
Bagaimana kita sebagai orang percaya mempertahankan
intergritas kita tanpa menggadaikan iman dan kebenaran
yang kita pegang? Apa yang harus kita lakukan ketika
tantangan/godaan itu datang dan kita tetap memegang
integritas?
1. Tidak Larut dengan Dunia
Toleransi yang dipahami sebagian besar orang pada masa
ini bukan lagi toleransi sejati yang sejak dulu kita
kenal, tetapi lebih mengarah kepada kompromi. Toleransi
yang dianut mayoritas orang saat ini adalah toleransi
buatan postmodernism, yang sengaja diciptakan untuk
melawan kebenaran Alkitab. Di zaman sekarang ini,
fenomena yang nampak adalah semakin berkurangnya umat
Kristen yang berani berdiri teguh dalam mempertahankan
kebenaran firman Tuhan dalam praktek hidup sehari-hari.
Kompromi dan kemunafikan sudah dianggap biasa di
kalangan gereja yang mana dulunya mengajarkan dan sangat
menekankan pentingnya ketaatan pada firman Tuhan.
Di zaman postmodernism ini, toleransi (versi baru
postmodernism, yang tidak lain adalah nama baru untuk
dosa kompromi) adalah kebajikan atau hikmat yang paling
utama yang sering dibicarakan orang pada umumnya. Orang
yang toleran selalu dianggap sebagai orang yang
berpikiran luas, bebas, humanis—kecuali kekristenan yang
Alkitabiah.
Daniel adalah seorang pemuda Israel yang mengalami
pembuangan pada saat Yerusalem ditaklukkan oleh Babel.
Raja Babel mempunyai strategi membawa orang-orang
terbaik dari negara taklukannya untuk dibawa ke Babel.
Di sana, mereka diajar ilmu pengetahuan dunia, dibentuk
karakternya, serta dicuci otaknya. Mereka sangat
diistimewakan. Saking istimewanya, mereka bahkan diberi
makanan sama seperti yang dimakan raja. Harapannya,
orang-orang unggulan itu akan loyal kepada Babel (Daniel
1). Namun bagaimana respon Daniel? Walaupun mendapatkan
kehidupan yang enak dan masa depan yang cerah di negeri
yang baru, Daniel tetap memilih untuk menjalankan
perintah Tuhan. Dia menolak memakan makanan raja.
Kemungkinan besar, Daniel menolaknya karena makanan itu
tidak sesuai dengan hukum Taurat (Imamat 11) yang
berlaku bagi umat Tuhan saat itu. Daniel sadar bahwa
berada di manapun, dia tetaplah anak Tuhan. Dia dengan
sadar tetap meninggikan Tuhan, walaupun hidup di
tengah-tengah bangsa yang tidak mengenal Tuhan!
2. Tidak Malu Menghidupi Kebenaran
Salah satu perjuangan dalam hidup beriman orang Kristen
ialah bagaimana hidup dalam kebenaran. Hidup dalam
kebenaran berarti hidup tanpa kepalsuan, hidup tanpa
manipulasi. Dengan kata lain hidup dalam kebenaran
berarti hidup secara jujur. Sebagai orang Kristiani yang
mengakui diri sebagai pengikut Kristus mesti menyadari
bahkan mempraktekkan kebenaran dalam hidup; bahwa Allah
adalah kebenaran. Dalam diri Allah tidak ada kepalsuan,
karena Allah adalah Kebenaran. Selalu ada keselarasan
antara apa yang dikatakan Allah dan yang diperbuat-Nya.
Menurut orang dunia zaman ini, perintah-perintah Yesus
Kristus terlalu susah, keras, kaku, dan tidak relevan di
zaman postmodernism ini. Kebenaran objektif dan mutlak
merupakan kebenaran yang tidak tergantung pada perasaan,
hasrat, dan kepercayaan subjektif suatu ciptaan manapun.
Kebenaran Allah tidak tergantung pada pengalaman atau
penafsiran individu atau kelompok manapun. Kebenaran
Allah adalah benar tanpa pengecualian. Orang Kristen
yang sejati melihat integritas dirinya sebagai suatu
‘harga diri’ terpenting, dan kemunafikan sebagai sifat
yang paling buruk dan tidak boleh ada dalam dirinya.
Kita tak perlu merasa malu berpihak pada kebenaran dan
melakukan apa yang benar. Alkitab berkata:
“Jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah
ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam
nama Kristus itu.”
1 Petrus 4:16
Biarlah kita memuji Tuhan, sekalipun kita dihina karena
nama-Nya.
3. Hidup seperti Yesus Hidup
Bagaimana cara kita bisa hidup dalam kebenaran? Pertama,
Yesus adalah Kebenaran. Untuk dapat hidup secara benar,
maka kita harus hidup dalam Yesus. Artinya bahwa hidup
sesuai dengan yang dipraktekkan oleh Yesus sendiri,
“Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang
itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah
kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.
Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia
wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.”
I Yohanes 2:5-6
'Hidup menjadi sama seperti Kristus' merupakan kehendak
Bapa. Yesus berkata,
“Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu
yang di sorga adalah sempurna."
Matius 5:48
Barangsiapa yang mengatakan bahwa ia ada di dalam Dia;
pengertiannya menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamat di dalam hidupnya; ia wajib hidup sama
seperti Yesus hidup. Jadi apa yang Yesus perbuat dan
lakukan selama hidup-Nya wajib dilakukannya juga.
Namun hidup sama seperti Kristus bukan berarti kita
menjalani hidup yang sangat berat, tidak bebas, dengan
tumpukan tugas dan tanggung jawab serta segudang
larangan. Jika kita menyadari bahwa status kita adalah
anak Tuhan, maka kita wajib menjalani suatu kehidupan
menurut apa yang telah ditetapkan Tuhan bagi kita,
sebagaimana Kristus taat mengerjakan apa yang ditetapkan
oleh Bapa-Nya. Itulah yang menjadi kunci rahasia
keberhasilan Kristus!
Jika kita ingin menjadi orang Kristen yang berhasil kita
pun harus mengikuti jejak-Nya. Seringkali kita berpikir
bahwa hidup sama seperti Kristus menjadikan kita hidup
dalam penderitaan dan terkekang. Padahal,
"Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar
adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan
kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
Yohanes 8:31-32
Itulah sebabnya selama berada di bumi Yesus tidak pernah
menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Waktu dan segenap
keberadaan hidup-Nya sepenuhnya dicurahkan untuk
melakukan kehendak Bapa-Nya secara sempurna. Sudahkah
kita hidup sama seperti Kristus? Jika kita berjalan
seturut kehendak Tuhan dan meneladani-Nya, maka kita
telah hidup seperti Dia.
Jadi ketika dunia menawarkan untuk serupa dengannya,
haruslah kita menolak dan berani mengambil keputusan
yang berintegritas, yaitu dengan cara tidak larut dengan
dunia serta segala kenikmatannya, tidak malu menghidupi
kebenaran yang sejati, dan yang terutama hiduplah
seperti Yesus hidup. Maka kita akan menjadi orang
percaya yang berintegritas penuh di tengah dunia pada
zaman ini. Tuhan Yesus Memberkati! (AR)