LALANG DAN GANDUM
Penuaian dan Pemisahan di Akhir Zaman
Matius 13:24-30, 37-43
Melalui berbagai perumpamaan, Tuhan Yesus mengajarkan
“hal-hal yang tersembunyi dalam kerajaan Allah” kepada
murid-murid-Nya seperti yang dijelaskan Rasul Paulus
dalam Kolose 1:25b-26,
“... untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya
kepada kamu, yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke
abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang
dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya.”
Hal-hal yang akan terjadi di masa yang akan datang yang
mungkin tidak dipahami oleh manusia dijelaskan Tuhan
Yesus menjadi peringatan bagi Gereja-Nya di akhir zaman
ini. Salah satu perumpamaan yang Tuhan Yesus ajarkan
yaitu perumpamaan tentang lalang dan gandum yang
tercatat dalam Matius 13:24-30 juga mengajarkan apa yang
akan terjadi dalam kehidupan Gereja-Nya di masa kini
sampai kepada masa akhir zaman.
Dalam perumpamaan lalang dan gandum (Matius 13:24-30),
Tuhan Yesus memberikan informasi penting bahwa Allah dan
Iblis sama-sama memiliki kepentingan dalam kehidupan
manusia dan Gereja. Allah memiliki kepentingan untuk
membangun kehidupan manusia dalam kebaikan dan kasih-Nya
supaya dari sejak semula manusia mengalami kehidupan
yang baik bahkan sampai kepada kekekalan. Di sisi lain
Iblis berusaha menghancurkan pekerjaan Allah yang baik
dalam kehidupan manusia untuk membuat manusia mengalami
penghukuman sama seperti yang akan dia alami di akhir
zaman. Ini digambarkan dengan seseorang yang menaburkan
benih gandum yang baik dan ada musuh yang menaburkan
benih lalang yang jahat di ladang yang sama.
• Benih gandum yang baik menggambarkan orang-orang yang
percaya kepada Kristus dan menjadi anak-anak Allah yang
merupakan bagian dari keluarga Kerajaan Allah. Tuhan
menanam orang percaya di dunia ini dengan tujuan untuk
hidup berbuah, menjadi berkat bagi sesama dan memuliakan
Dia.
• Benih lalang yang jahat adalah orang-orang yang
menerima penyesatan dari bapa segala dusta yang akhirnya
akan dihukum bersama-sama.
Hal ini menunjukkan bahwa akan ada dua kelompok orang
yang ada dalam Gereja Tuhan. Kelompok pertama adalah
mereka yang sungguh-sungguh percaya dan menyerahkan
hidupnya sepenuhnya kepada Kristus, kelompok kedua
adalah mereka yang tidak sungguh-sungguh percaya kepada
Kristus.
Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan menjelaskan bahwa
Injil dan orang percaya yang sejati akan ‘ditanam’ di
seluruh dunia (Matius 13:38), Iblis juga akan menanam
para pengikutnya yaitu "anak-anak si jahat" di antara
umat Tuhan untuk meniadakan kebenaran Allah. (Matius
13:25,38-39)
Rasul Yohanes menekankan hal ini untuk memperingatkan
Gereja-Nya,
“sekarang telah bangkit banyak antikristus. ... Memang
mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak
sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka
sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap
bersama-sama dengan kita. ...”
1 Yohanes 2:18-19
Dikatakan bahwa sang musuh menaburkan benih lalang
diantara gandum itu pada waktu semua orang sedang tidur.
Matthew Henry menggambarkan bahwa hamba-hamba Tuhan yang
seharusnya berjaga-jaga untuk mencegah kejahatan
menyelusup dalam kehidupan jemaat rupanya tertidur.
Mereka seharusnya giat memberikan pengajaran yang sehat
kepada jemaat Tuhan, tetapi karena kelemahan, mereka
tidak melakukan apa yang seharusnya. Hal ini bisa saja
terjadi, tidak mungkin mencegah orang-orang munafik dan
pengajar-pengajar palsu masuk dalam jemaat seperti
seorang petani yang kelelahan yang akhirnya tertidur
ketika seharusnya menjaga ladangnya dari ancaman musuh
yang bisa merusak.
Bagian berikutnya dari perumpamaan ini menyatakan bahwa
hamba-hamba tuan ladang itu baru menyadari keberadaan
lalang yang jahat itu yang tumbuh diantara gandum yang
baik pada saat keduanya mulai berbulir, pada saat
keduanya menghasilkan buahnya masing-masing. Mengapa
pada saat muncul buah barulah disadari bahwa ada
tumbuhan yang lain selain gandum yang baik itu?
Lalang yang dimaksud dalam perumpamaan ini bukanlah
seperti alang-alang yang dalam pengertian budaya
Indonesia adalah sejenis rumput yang tinggi yang biasa
menjadi pakan ternak. Lalang atau alang-alang atau
ilalang jelas berbeda dengan tanaman gandum, keduanya
mudah dikenali perbedaannya. Dalam bahasa asli Alkitab,
kata lalang menggunakan kata zizanion yang diterjemahkan
dalam bahasa Inggris menjadi darnel atau false wheat (gandum
palsu), yaitu tanaman yang menyerupai gandum tetapi
memiliki perbedaan dalam hal buah (bulir) -nya. Sering
disebut “gandum beracun”. Bulir gandum berwarna putih
dan mengandung nutrisi yang baik untuk kesehatan manusia,
sedangkan lalang (darnel) bulirnya berwarna hitam dan
mengandung zat yang cukup berbahaya bagi kesehatan
manusia jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup banyak.
Jadi lalang disini maksudnya adalah gandum palsu yang
memiliki bentuk yang sama tetapi buah yang berbeda.
Inilah yang menyebabkan hamba-hamba tuan pemilik ladang
itu baru menyadari keberadaan tanaman lain selain gandum
yang baik.
Hal ini menggambarkan bahwa ada kelompok orang-orang
dalam gereja Tuhan yang kelihatannya seperti orang
percaya pada umumnya tetapi memiliki kehidupan dan hati
yang tidak selaras dengan kebenaran Firman Tuhan. Lalang
menggambarkan orang yang awalnya percaya kepada Tuhan
tetapi dalam perjalanan kehidupan menyerah dalam
pencobaan dan godaan dari si jahat yang akhirnya hidup
dalam kesesatan dan pemberontakan. Mereka masih tetap
ada dalam kelompok orang percaya tetapi tidak lagi hidup
selayaknya orang percaya. Bahkan beberapa diantaranya
menjadi orang-orang yang dipakai si jahat untuk
menyebarkan kesesatan dan kejahatan. Tuhan Yesus
memperingatkan
"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang
kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi
sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari
buahnyalah kamu akan mengenal mereka....”
Matius 7:15-16a
Mereka beribadah dengan cara yang sama dengan orang
percaya lainnya yang sungguh-sungguh dan melakukan
pelayanan yang sama dengan yang lainnya, tetapi memiliki
motivasi dan tujuan yang salah. Istilah yang sering
dipakai adalah seperti serigala berbulu domba. Buah
kehidupan yang dihasilkan malah menjadi batu sandungan
bagi orang lain. Mereka memiliki pengetahuan akan
kebenaran tetapi tidak hidup dalam kebenaran itu.
Berhati-hatilah, penyesatan dan kepalsuan justru akan
muncul dari kalangan orang percaya sendiri.
Tuhan Yesus mengingatkan kita bahwa yang akan akan masuk
ke dalam Kerajaan Surga adalah mereka yang melakukan
kehendak Bapa yang di Surga. Akan ada orang yang berseru:
“Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan
mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak
mujizat demi nama-Mu juga?”
Ternyata Tuhan Yesus menolak mereka dengan perkataan
yang keras:
“Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku,
kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Matius 7:20-23
Menghasilkan buah yang tidak baik adalah kejahatan di
mata Tuhan. Keselamatan memang dijamin atas dasar karya
Kristus di salib, tetapi keselamatan seharusnya juga
mengubah kehidupan orang yang menerimanya, dari orang
berdosa menjadi orang yang hidup seperti Kristus. Di
dalam Kristus, kita tidak hanya “melakukan” kegiatan
rohani tetapi kita juga harus “menjadi” ciptaan baru
yang terus menerus diperbaharui. (Kolose 3:10)
Kita harus menerima Yesus tidak hanya sebagai
Juruselamat tetapi juga sebagai Tuhan yang memerintah
dalam hidup kita.
Ketika melihat gandum palsu ini, hamba-hamba tersebut
mengusulkan kepada tuan sang pemilik untuk mencabutnya.
Tetapi sang tuan ternyata melarangnya, dengan alasan
supaya tidak merusak tanaman gandum yang asli. Hal ini
menjelaskan bahwa seolah-olah Tuhan membiarkan
penyesatan dan kejahatan tetap terjadi dalam Gereja-Nya,
bukan karena Tuhan tidak tahu atau tidak peduli, tetapi
memang semua itu harus terjadi. (Lukas 17:1)
Dalam hal ini Tuhan tetap mengasihi dan melindungi
umat-Nya yang bersungguh hati kepada-Nya supaya umat-Nya
semakin hari semakin dewasa dan kuat di dalam pengenalan
yang benar akan Tuhan dan terus hidup dalam kebenaran
yang akan menghasilkan buah kehidupan yang baik dan
menjadi berkat bagi banyak orang.
Allah tahu dari sejak semula isi hati semua orang, hanya
pada akhirnya pemisahan antara gandum dan lalang akan
terjadi pada masa penuaian di akhir zaman dimana
malaikat Tuhan yang akan melakukan pemisahan tersebut.
Gandum akan dituai untuk dibawa ke dalam lumbung, tetapi
lalang akan dituai untuk dibakar.
Dalam penjelasannya, Tuhan Yesus menegaskan bahwa Dia
akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk
mengumpulkan penyesat-penyesat dan orang-orang yang
melakukan kejahatan di dalam Gereja-Nya untuk
dicampakkan ke dalam dapur api penghukuman dalam
kekekalan. Sebaliknya, orang-orang benar akan bercahaya
seperti matahari dalam Kerajaan Allah. (Matius 13:41-43)
Inilah yang dimaksud dengan penuaian pada akhir zaman.
Penuaian bukan hanya berarti pertobatan dan keselamatan
jiwa-jiwa baru yang akan masuk dalam Kerajaan Allah,
tetapi juga berarti pengumpulan orang-orang yang
mengeraskan hati dan turut ambil bagian dalam kesesatan
untuk mengalami penghukuman. Inilah yang harus
diwaspadai oleh umat-Nya, apakah kita termasuk kelompok
gandum sejati (orang Kristen sejati) atau gandum palsu (orang
Kristen palsu). Setiap orang percaya seharusnya menguji
dirinya sendiri seperti yang dinasihatkan oleh Paulus
dalam 1 Korintus 11:28a, “Karena itu hendaklah tiap-tiap
orang menguji dirinya sendiri ...”. Karena itu haruslah
kita selalu terbuka terhadap teguran dan nasihat yang
datangnya dari Firman Tuhan dan Roh Kudus supaya kita
tidak menjadi bagian dalam kehidupan kekeristenan yang
palsu. Amin. (BM)