LIMA ALASAN KITA MEMUJI DAN MENYEMBAH TUHAN
Sejak awal pembentukan jemaat GBI Jl. Jend. Gatot
Soebroto, pujian dan penyembahan adalah nadi utama dalam
ibadah. Pujian dan penyembahan dipandang bukan hanya
sebagai bagian dari liturgi saja, tetapi menjadi momen
perjumpaan antara Tuhan dengan jemaat. Lawatan dan kuasa
Roh Kudus terjadi begitu kuat dalam sesi pujian dan
penyembahan sehingga jemaat juga merasakan secara nyata
hadirat Tuhan di gereja.
Penekanan pujian dan penyembahan tidak hanya
diperuntukkan untuk pelayan, pemuji dan penyembah saja,
tetapi setiap orang percaya diajak untuk mengalami dan
hidup akrab dengan hadirat Tuhan setiap harinya.
Bagi kita yang sudah cukup lama berada di gereja ini
mungkin sudah paham kenapa kita sangat menekankan
tentang penyembahan, tetapi generasi yang baru, yaitu
anak-anak muda, mungkin masih ada yang bertanya: “Kenapa
sih kita harus menyembah Tuhan?” atau “Kenapa gereja
kita selalu bicara mengenai pujian dan penyembahan?”
Setidaknya ada 5 alasan mengapa kita menyembah Tuhan.
LIMA ALASAN MENGAPA KITA MENYEMBAH TUHAN
1. Kita Diciptakan untuk Memuliakan Dia
Di dalam ayat Yesaya 43:6-7 dikatakan bahwa:
“Aku akan berkata kepada utara: Berikanlah! dan kepada
selatan: Janganlah tahan-tahan! Bawalah anak-anak-Ku
laki-laki dari jauh, dan anak-anak-Ku perempuan dari
ujung-ujung bumi,
semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang
Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang
juga Kujadikan!”
Ayat ini mengajarkan bahwa hidup kita seharusnya membawa
kemuliaan bagi Tuhan. Ada banyak cara untuk kita membawa
kemuliaan bagi Tuhan, salah satunya adalah dengan
menyembah Tuhan lewat suara kita.
Bayangkan, betapa spesialnya manusia: diciptakan dengan
pita suara dan kemampuan artikulasi nada. Bahkan telinga
kita bisa membeda-bedakan melodi. Kita diciptakan dengan
tangan dan kaki untuk bergerak dan berjalan. Nah,
sekarang kita menggunakan semua pemberian Tuhan tersebut:
baik suara, telinga, tangan, dan kaki untuk memuliakan
Tuhan lewat pujian dan penyembahan.
2. Karena Karya-Nya yang Luar Biasa dalam Hidup Kita
Kita telah ditebus dengan darah-Nya, dan menjadi umat
kepunyaan-Nya, seperti yang tertulis di dalam 1 Petrus
2:9,
“Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani,
bangsa yang kudus umat kepunyaan Allah sendiri,
supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar
dari Dia,
yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada
terang-Nya yang ajaib:”
Kalau kita baca bahasa Inggrisnya dari terjemahan NIV,
dikatakan:
“that you may declare the praises of Him who called you
out of darkness...” Wow!
Kita dipanggil dan dipilih untuk mendeklarasikan
puji-pujian tentang Allah yang begitu besar dan luar
biasa. Bagaimana kita mendeklarasikan puji-pujian
tentang Allah? Yaitu dengan memuji dan menyembah Dia
dengan segenap kekuatan kita.
Tuhan Yesus menebus kita di atas kayu salib supaya kita
dipindahkan dari kerajaan gelap kepada terang-Nya yang
ajaib. Bukankah sebuah kehormatan jika kita bisa
menggunakan hidup ini untuk mendeklarasikan puji-pujian
kepada-Nya? Keselamatan itu mahal harganya, dan kita
tidak mampu membayar itu-- karena kasih karunia dan
melalui imanlah kita diselamatkan. Respon orang percaya
yang sudah diselamatkan adalah mengisi hidupnya dengan
pujian dan penyembahan kepada Tuhan.
3. Karena itu Perintah Tuhan Sendiri
Jikalau kita membaca di dalam kitab Mazmur 150, ada
banyak sekali kata-kata ‘Pujilah!’ Bahkan ada lebih dari
10 kali kata pujilah digunakan dalam Mazmur 150 di
antaranya adalah:
• “Pujilah Tuhan dengan tipuan sangkakala” (ay. 3)
• “Pujilah Tuhan dengan ceracap yang berdenting” (ay. 5)
• “Pujilah Tuhan dengan rebana dan tari-tarian” (ay. 4)
Kalau bahasa Indonesia menggunakan imbuhan akhir “-lah”
artinya itu adalah perintah. Bukankah kita perlu
melakukan perintah Tuhan, Saudara? Mazmur 103:1 juga
berkata,
“Pujilah TUHAN, hai jiwaku Pujilah nama-Nya yang kudus,
hai segenap batinku!“
Bukan hanya dengan alat musik dan tari-tarian, tetapi
kita juga memuji Tuhan dengan segenap jiwa dan batinku.
Itulah mengapa gereja kita menekankan sekali dalam
pujian dan penyembahan. Kapan terakhir kali kita
menyembah Tuhan dengan segenap hati dan jiwa?
Mungkin sebagian kita berkata: “Ah, suaraku tidak bagus”
atau “Ah, aku tidak suka nyanyi”. Apa pun alasan kita,
suka atau tidak suka, perintah Tuhan tetap sama: Pujilah
Dia! Memuji dan menyembah Tuhan bisa dikatakan sebagai
sebuah ketaatan kepada kebenaran Firman. Dan kita tahu
ketaatan kepada perintah-Nya membawa berkat tersendiri.
4. Karena Dia Senang Melihat anak-anak-Nya Menyembah dan
Memuji Dia
Di dalam Mazmur 147:1 dikatakan,
“Sungguh bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan
indah”
Mari kita tarik perspektif kita ke dalam paradigma yang
baru. Selama ini kita mungkin melihat penyembahan dari
sisi manusianya: kita yang membawa persembahan ke mezbah
Tuhan, kita yang bekerja dan mengusahakan agar terlihat
indah.
Tetapi pernahkah kita merenungkan penyembahan dari
sisinya Tuhan? Bahwa Allah melihat penyembahan dari
anak-anak-Nya itu baik dan indah; sebuah dupa yang harum
di depan takhta-Nya. Allah tidak memusingkan suara kita
bagus apa tidak, tetapi Allah lebih melihat hati setiap
kita.
Firman Tuhan di dalam 1 Samuel 16:7 jelas mengatakan
bahwa manusia melihat apa yang di depan matanya, tetapi
Allah melihat hati. Sebagai orangtua jasmani, tentu kita
senang kalau anak-anak kita mengucapkan hal-hal yang
baik tentang kita bukan? Terlebih lagi Bapa kita yang
baik, Dia melihat penyembahan itu indah adanya.
5. Karena di Sorga Kelak akan Ada Puji-pujian untuk
Selama-lamanya
Wahyu 5:13 berkata:
“Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang
di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan
semua yang ada di dalamnya, berkata: "Bagi Dia yang
duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah
puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai
selama-lamanya!”
Kita menyembah Tuhan karena kita sedang mempersiapkan
untuk kekekalan nanti. Kalau di dunia ini kita tidak
suka dan tidak mau menyembah Tuhan, bagaimana nanti kita
di sorga? Justru dunia adalah tempat latihan, persiapan
untuk kita memasuki kekekalan, untuk memuji dan
menyembah Tuhan selama-lamanya. Penekanan kepada kata
‘Anak Domba’ kembali menjelaskan karya keselamatan dari
Yesus yang sempurna menebus dosa umat manusia di atas
kayu salib. Dan setiap orang yang percaya adalah ‘imamat
yang Rajani’ yang diberikan akses 24/7 untuk
mempersembahkan korban syukur dan puji-pujian kepada
Tuhan.
Sebagai rangkuman, ada 5 alasan kenapa kita menyembah
Tuhan:
1. Karena kita diciptakan untuk kemulian nama-Nya
2. Karena kita telah ditebus lunas dengan darah-Nya
3. Karena Tuhan memberikan perintah untuk memuji Dia
4. Karena Allah senang mendengar umat-Nya memuji dan
menyembah Dia
5. Karena kita akan menyembah Tuhan dalam kekekalan
untuk selama-lamanya.
Semoga dalam memasuki Tahun Paradigma yang Baru, kita
diberikan Roh hikmat dan wahyu yang lebih lagi untuk
bisa mengenal Dia dengan benar. Pengenalan akan Allah
akan selalu membawa manusia tersungkur di kaki-Nya dan
menyembah Dia. Halleluya, Amen! (DAP)