Shalom..., Selamat Datang di GBI House Of Grace ~ Rayon 3

Renungan

MEMAHAMI MAKNA NATAL

    Puji Tuhan saat ini kita sudah memasuki bulan Desember bulan di mana umat Kristiani merayakan Natal, agar hidup kita tidak meleset dari tujuan-Nya mari kita memahami makna Natal secara Alkitabiah.

1. Natal Adalah Allah Menyatakan Pribadi-Nya
Natal adalah peristiwa di mana Allah menyatakan pribadi-Nya dan kasih-Nya kepada seluruh umat manusia melalui Yesus Kristus. Melalui Yesus Kristuslah Allah menyatakan kasih karunia-Nya di mana tersedia keselamatan yang tiada ternilai harganya.
Selanjutnya di dalam kasih karunia-Nya Allah menuntun manusia yang meresponi anugerah-Nya untuk dikembalikan ke rancangan semula-Nya, yaitu menciptakan manusia baru yang serupa dengan gambar-Nya, dan mendamaikan dengan Diri-Nya.
Berdamai di sini bukan hanya secara de jure, tetapi juga secara de facto yang artinya manusia bisa bersekutu dengan Allah.

Hanya manusia yang memiliki moral Allah yang akan menanggalkan kodrat dosanya dan mengenakan kodrat Ilahi untuk bisa berjalan atau bersekutu dengan Allah. Keselamatan bukan hanya menghindarkan manusia dari neraka dan diperkenankan masuk surga nanti setelah kematian, tetapi terutama adalah tentang pemulihan hubungan antara manusia dengan Allah. Bukan suatu hubungan imajinasi atau khayalan melainkan hubungan yang nyata / konkret dalam kehidupan di bumi.
Oleh karena itu setiap orang percaya harus hidup dalam tuntunan Roh Kudus, belajar mengenal Tuhan melalui Firman Tuhan dan pengalaman hidup setiap hari.
Hari-hari ini hal itu menjadi semakin penting mengingat kedatangan Tuhan Yesus sudah semakin dekat , sudah di ambang pintu.

Masalahnya, saat ini tidak sedikit orang Kristen dan pelayan Tuhan yang theis teoritis tetapi atheis praktis, mereka begitu cakap mengajar teologi, mengetahui tentang Tuhan tetapi hidup seakan Tuhan itu tidak ada artinya. Hidup sesuka hatinya sendiri, hidup tidak dipimpin oleh Roh Kudus melainkan oleh kedagingannya.
Ciri orang Kristen atheis adalah mengaku percaya Tuhan tetapi tidak ada pengenalan akan Tuhan. Tentang hal ini Allah berkata:
“Sungguh, bodohlah umat-Ku itu, mereka tidak mengenal Aku! Mereka adalah anak-anak tolol, dan tidak mempunyai pengertian! Mereka pintar untuk berbuat jahat, tetapi untuk berbuat baik mereka tidak tahu.“ (Yeremia 4:22)
Firman ini menunjukkan kemarahan Tuhan kepada Bangsa Israel yang selalu melanggar perintah Tuhan; dan prinsip yang sama berlaku juga atas kita.

Setelah menerima kasih karunia keselamatan dari Tuhan, apakah kita terus bertumbuh di dalam pengenalan akan Dia? Orang yang tidak mengenal Tuhan, tidak mempunyai pengertian dan pengetahuan akan kebenaran; karena tidak tertarik membaca dan mempelajari Alkitab, Itu sebabnya Tuhan berfirman: “Mereka pintar untuk berbuat jahat, tetapi untuk berbuat baik mereka tidak tahu.“
Tuhan berfirman: “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah “ (Hosea 4:6)
Percaya itu tidak sama dengan pengenalan pribadi. Setan juga percaya adanya Tuhan tetapi setan tidak mau tunduk pada perintah Tuhan. Ciri-ciri orang yang bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan:

a. Lapar dan Haus akan Firman-Nya
Daud menulis dalam Mazmur 63:1-4;
“ .... Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair.Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.”
Kewajiban bisa diabaikan atau dilanggar tetapi kebutuhan selalu mendesak untuk dipenuhi.

b. Kesukaannya adalah Menuruti Perintah-Nya
“Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia “ (1 Yohanes 2:3-5)
Seseorang yang mengalami kasih Tuhan dan mengenal Tuhan, melakukan seluruh perintah-Nya bukanlah semata-mata hanya ingin diberkati atau ingin mengalami mujizat; melainkan karena rasa cintanya kepada Tuhan Yesus. Ia rindu menyenangkan hati Tuhan. Inilah yang disebut orang Kristen yang theis praktis, Kristen sejati, umat yang layak bagi Tuhan.

Oleh karena itu jangan heran jika melihat ada orang yang mengaku intim dengan Tuhan, sering berbahasa roh, rajin mengikuti seminar Kristen, aktif di pelayanan, tetapi masih suka bohong, munafik, suka memanipulasi, menyimpan kebencian, tidak mau mengampuni dan kompromi dengan dosa. Itulah yang disebut orang Kristen atheis.
Pengenalan akan Tuhan akan membuat kita mempunyai kuasa untuk hanya melakukan yang baik saja dan bukan yang jahat .

2. Natal Mengawali Pekabaran Injil
Tidak ada Yesus maka tidak ada pekabaran Injil. Mengapa perlu pekabaran Injil?
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, manusia membutuhkan keselamatan dan Yesus datang untuk memberitakan keselamatan yang dari Allah.
Alkitab menyatakan bahwa Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.
Yesus berkata: “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.” (Markus 1:38)
Paulus menulis; “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya,” (Roma 1:16)

Yesus memerintahkan kepada murid-murid-Nya: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.“ (Markus 16:15)
Umat yang layak bagi Tuhan adalah umat yang hidup sama seperti Kristus telah hidup, jadi orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan yang mengenal Dia tentu juga bergairah di dalam pekabaran Injil.

Dan sebelum Yesus kembali ke sorga, Ia memberikan amanat agung-Nya: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:19-20)
Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus adalah perintah yang wajib dilakukan bagi orang yang percaya kepada-Nya, dan sekali lagi; hanya orang yang mengenal dan mengasihi Dialah yang bergairah melakukan perintah-Nya.
Itu sebabnya gereja yang merayakan Natal tanpa menggerakkan umat Allah untuk memberitakan Injil Kerajaan Sorga artinya gereja tersebut sudah meleset dari tujuan-Nya, dan hanya menghambur-hamburkan uang saja.
Memang di dalam pekabaran Injil selalu ada tantangannya yang seringkali membuat kita takut lalu undur dari memberitakan Injil.

Yesus Kristus adalah Raja Damai yang telah datang untuk mendamaikan manusia dengan Allah dan perdamaian yang sesungguhnya adalah di mana manusia berdamai dengan Allah. Tidak ada damai bagi orang yang memilih untuk terus menerus berlaku fasik.
Perdamaian dari dunia itu palsu, maka ketika damai yang sejati dari surga datang ke dunia, terjadilah peperangan.
Yesus berkata: “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.” (Matius 10:34)
Damai yang sejati itu membongkar dosa, mendatangkan peperangan. Kalau Yesus tidak datang ke dunia, tidak ada orang Kristen yang dibenci, dianiaya dan dibunuh.
Yesus berkata: “Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat.” (Markus 13:13)

Ketika hidup kita menyatakan damai yang sejati, pasti kita dibenci oleh semua orang termasuk dibenci oleh orang Kristen atheis, tetapi Tuhan Yesus berjanji: “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.“ Penyertaan-Nya membuat kita mampu karena Roh Kudus-Nya adalah Penghibur dan Penolong kita.
Allah adalah kasih dan di dalam kasih-Nya tidak ada ketakutan karena kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan.

Marilah di penghujung tahun ini setiap kita masing-masing mengevaluasi diri dan kita memahami dengan baik makna Natal secara Alkitabiah, bahwa Natal itu membawa pembebasan yang seutuhnya yaitu bebas dari dosa karena mengenal Allah dengan benar dan bebas dari ketakutan terhadap berbagai tantangan di dalam pekabaran Injil.
Selamat hari Natal 2015 kiranya Tuhan memberkati kita semua. Amin. (FM)
 

BACK..