MEMAHAMI MAKNA NATAL
Puji
Tuhan saat ini kita sudah memasuki bulan Desember bulan
di mana umat Kristiani merayakan Natal, agar hidup kita
tidak meleset dari tujuan-Nya mari kita memahami makna
Natal secara Alkitabiah.
1. Natal Adalah Allah Menyatakan Pribadi-Nya
Natal adalah peristiwa di mana Allah menyatakan
pribadi-Nya dan kasih-Nya kepada seluruh umat manusia
melalui Yesus Kristus. Melalui Yesus Kristuslah Allah
menyatakan kasih karunia-Nya di mana tersedia
keselamatan yang tiada ternilai harganya.
Selanjutnya di dalam kasih karunia-Nya Allah menuntun
manusia yang meresponi anugerah-Nya untuk dikembalikan
ke rancangan semula-Nya, yaitu menciptakan manusia baru
yang serupa dengan gambar-Nya, dan mendamaikan dengan
Diri-Nya.
Berdamai di sini bukan hanya secara de jure, tetapi juga
secara de facto yang artinya manusia bisa bersekutu
dengan Allah.
Hanya manusia yang memiliki moral Allah yang akan
menanggalkan kodrat dosanya dan mengenakan kodrat Ilahi
untuk bisa berjalan atau bersekutu dengan Allah.
Keselamatan bukan hanya menghindarkan manusia dari
neraka dan diperkenankan masuk surga nanti setelah
kematian, tetapi terutama adalah tentang pemulihan
hubungan antara manusia dengan Allah. Bukan suatu
hubungan imajinasi atau khayalan melainkan hubungan yang
nyata / konkret dalam kehidupan di bumi.
Oleh karena itu setiap orang percaya harus hidup dalam
tuntunan Roh Kudus, belajar mengenal Tuhan melalui
Firman Tuhan dan pengalaman hidup setiap hari.
Hari-hari ini hal itu menjadi semakin penting mengingat
kedatangan Tuhan Yesus sudah semakin dekat , sudah di
ambang pintu.
Masalahnya, saat ini tidak sedikit orang Kristen dan
pelayan Tuhan yang theis teoritis tetapi atheis praktis,
mereka begitu cakap mengajar teologi, mengetahui tentang
Tuhan tetapi hidup seakan Tuhan itu tidak ada artinya.
Hidup sesuka hatinya sendiri, hidup tidak dipimpin oleh
Roh Kudus melainkan oleh kedagingannya.
Ciri orang Kristen atheis adalah mengaku percaya Tuhan
tetapi tidak ada pengenalan akan Tuhan. Tentang hal ini
Allah berkata:
“Sungguh, bodohlah umat-Ku itu, mereka tidak mengenal
Aku! Mereka adalah anak-anak tolol, dan tidak mempunyai
pengertian! Mereka pintar untuk berbuat jahat, tetapi
untuk berbuat baik mereka tidak tahu.“ (Yeremia 4:22)
Firman ini menunjukkan kemarahan Tuhan kepada Bangsa
Israel yang selalu melanggar perintah Tuhan; dan prinsip
yang sama berlaku juga atas kita.
Setelah menerima kasih karunia keselamatan dari Tuhan,
apakah kita terus bertumbuh di dalam pengenalan akan
Dia? Orang yang tidak mengenal Tuhan, tidak mempunyai
pengertian dan pengetahuan akan kebenaran; karena tidak
tertarik membaca dan mempelajari Alkitab, Itu sebabnya
Tuhan berfirman: “Mereka pintar untuk berbuat jahat,
tetapi untuk berbuat baik mereka tidak tahu.“
Tuhan berfirman: “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal
Allah “ (Hosea 4:6)
Percaya itu tidak sama dengan pengenalan pribadi. Setan
juga percaya adanya Tuhan tetapi setan tidak mau tunduk
pada perintah Tuhan. Ciri-ciri orang yang bertumbuh
dalam pengenalan akan Tuhan:
a. Lapar dan Haus akan Firman-Nya
Daud menulis dalam Mazmur 63:1-4;
“ .... Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau,
jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti
tanah yang kering dan tandus, tiada berair.Demikianlah
aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat
kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih
baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.”
Kewajiban bisa diabaikan atau dilanggar tetapi kebutuhan
selalu mendesak untuk dipenuhi.
b. Kesukaannya adalah Menuruti Perintah-Nya
“Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu
jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa
berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti
perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya
tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti
firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna
kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada
di dalam Dia “ (1 Yohanes 2:3-5)
Seseorang yang mengalami kasih Tuhan dan mengenal Tuhan,
melakukan seluruh perintah-Nya bukanlah semata-mata
hanya ingin diberkati atau ingin mengalami mujizat;
melainkan karena rasa cintanya kepada Tuhan Yesus. Ia
rindu menyenangkan hati Tuhan. Inilah yang disebut orang
Kristen yang theis praktis, Kristen sejati, umat yang
layak bagi Tuhan.
Oleh karena itu jangan heran jika melihat ada orang yang
mengaku intim dengan Tuhan, sering berbahasa roh, rajin
mengikuti seminar Kristen, aktif di pelayanan, tetapi
masih suka bohong, munafik, suka memanipulasi, menyimpan
kebencian, tidak mau mengampuni dan kompromi dengan
dosa. Itulah yang disebut orang Kristen atheis.
Pengenalan akan Tuhan akan membuat kita mempunyai kuasa
untuk hanya melakukan yang baik saja dan bukan yang
jahat .
2. Natal Mengawali Pekabaran Injil
Tidak ada Yesus maka tidak ada pekabaran Injil. Mengapa
perlu pekabaran Injil?
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah
kehilangan kemuliaan Allah, manusia membutuhkan
keselamatan dan Yesus datang untuk memberitakan
keselamatan yang dari Allah.
Alkitab menyatakan bahwa Yesus berkeliling ke semua kota
dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan
memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan
segala penyakit dan kelemahan.
Yesus berkata: “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke
kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku
memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.”
(Markus 1:38)
Paulus menulis; “Sebab aku mempunyai keyakinan yang
kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah
yang menyelamatkan setiap orang yang percaya,” (Roma
1:16)
Yesus memerintahkan kepada murid-murid-Nya: “Pergilah ke
seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala
makhluk.“ (Markus 16:15)
Umat yang layak bagi Tuhan adalah umat yang hidup sama
seperti Kristus telah hidup, jadi orang yang percaya
kepada Tuhan Yesus Kristus dan yang mengenal Dia tentu
juga bergairah di dalam pekabaran Injil.
Dan sebelum Yesus kembali ke sorga, Ia memberikan amanat
agung-Nya: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa
murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak
dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala
sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada
akhir zaman.” (Matius 28:19-20)
Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus adalah perintah yang
wajib dilakukan bagi orang yang percaya kepada-Nya, dan
sekali lagi; hanya orang yang mengenal dan mengasihi
Dialah yang bergairah melakukan perintah-Nya.
Itu sebabnya gereja yang merayakan Natal tanpa
menggerakkan umat Allah untuk memberitakan Injil
Kerajaan Sorga artinya gereja tersebut sudah meleset
dari tujuan-Nya, dan hanya menghambur-hamburkan uang
saja.
Memang di dalam pekabaran Injil selalu ada tantangannya
yang seringkali membuat kita takut lalu undur dari
memberitakan Injil.
Yesus Kristus adalah Raja Damai yang telah datang untuk
mendamaikan manusia dengan Allah dan perdamaian yang
sesungguhnya adalah di mana manusia berdamai dengan
Allah. Tidak ada damai bagi orang yang memilih untuk
terus menerus berlaku fasik.
Perdamaian dari dunia itu palsu, maka ketika damai yang
sejati dari surga datang ke dunia, terjadilah
peperangan.
Yesus berkata: “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang
untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk
membawa damai, melainkan pedang.” (Matius 10:34)
Damai yang sejati itu membongkar dosa, mendatangkan
peperangan. Kalau Yesus tidak datang ke dunia, tidak ada
orang Kristen yang dibenci, dianiaya dan dibunuh.
Yesus berkata: “Kamu akan dibenci semua orang oleh
karena nama-Ku. Tetapi orang yang bertahan sampai pada
kesudahannya ia akan selamat.” (Markus 13:13)
Ketika hidup kita menyatakan damai yang sejati, pasti
kita dibenci oleh semua orang termasuk dibenci oleh
orang Kristen atheis, tetapi Tuhan Yesus berjanji: “Aku
menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.“
Penyertaan-Nya membuat kita mampu karena Roh Kudus-Nya
adalah Penghibur dan Penolong kita.
Allah adalah kasih dan di dalam kasih-Nya tidak ada
ketakutan karena kasih yang sempurna melenyapkan
ketakutan.
Marilah di penghujung tahun ini setiap kita
masing-masing mengevaluasi diri dan kita memahami dengan
baik makna Natal secara Alkitabiah, bahwa Natal itu
membawa pembebasan yang seutuhnya yaitu bebas dari dosa
karena mengenal Allah dengan benar dan bebas dari
ketakutan terhadap berbagai tantangan di dalam pekabaran
Injil.
Selamat hari Natal 2015 kiranya Tuhan memberkati kita
semua. Amin. (FM)