MENGASIHI SAUDARA SEIMAN
“Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang,
tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam
kegelapan sampai sekarang”.
1 Yohanes 2:9
Statement yang disuarakan oleh Yohanes ini bukan sebuah
kebenaran ‘baru’, melainkan perintah ‘lama’ yang pernah
dia dengar sendiri dari Tuhan Yesus, ketika Dia
memerintahkan murid-murid-Nya untuk saling mengasihi (Yohanes
13:34).
Dalam Perjanjian Lama, Allah Bapa memberikan perintah
yang sama kepada Israel untuk mengasihi sesamanya (Imamat
19:18), dan dalam Perjanjian Baru, hal mengasihi saudara
seiman adalah perintah Tuhan Yesus kepada semua orang
percaya.
Di sini Yohanes mempertegas hal itu dengan mengatakan;
apabila kita tidak mengasihi saudara seiman, itu sama
dengan membenci dan orang yang membenci saudaranya hidup
dalam kegelapan sampai sekarang.
Mengapa banyak orang percaya tidak mampu mengasihi
saudara seiman? Padahal Roh Kudus ada di dalam hatinya
dan Roh Kudus juga yang akan memampukan orang percaya
untuk melakukannya (Roma 5:5). Jawabannya adalah: karena
itu tergantung pada tingkat pertumbuhan kerohanian
seseorang.
Dalam Yesus kita memiliki sebuah keluarga rohani. Para
anggota keluarga ini berada dalam tahap pertumbuhan
rohani yang berbeda-beda, tetapi semuanya dapat terus
bertumbuh kerohaniannya. Betapa luar biasanya melihat
orang percaya yang kerohaniannya “anak-anak” bertumbuh
menjadi “orang muda” lalu menjadi “Bapa” seperti yang
Yohanes katakan di 1 Yohanes 2:12-14,
“Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab dosamu
telah diampuni oleh karena nama-Nya. Aku menulis kepada
kamu, hai bapa-bapa, karena kamu telah mengenal Dia,
yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai
orang-orang muda, karena kamu telah mengalahkan yang
jahat. Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, karena
kamu mengenal Bapa. Aku menulis kepada kamu, hai
bapa-bapa, karena kamu mengenal Dia, yang ada dari
mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda,
karena kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu dan
kamu telah mengalahkan yang jahat”.
TAHAPAN PERTUMBUHAN ROHANI
1. Kerohanian “Anak-anak”
Mereka adalah orang yang sudah lahir baru tetapi
kerohaniannya masih “anak-anak”, karena mereka tidak
hidup dalam firman dan tidak membangun persekutuan
dengan Tuhan, Mereka lebih mengasihi dunia dengan segala
keinginannya dari pada mengasihi Tuhan, sehingga mereka
tidak memiliki kemampuan untuk mengasihi saudara seiman.
Hidup mereka belum menjadi berkat untuk orang lain;
bahkan cenderung “menuntut” orang lain untuk mengerti
mereka. Karena sifat anak-anak ialah lebih mementingkan
diri sendiri.
Paulus mengatakan; mereka yang kerohaniannya masih
“anak-anak” bukanlah mereka yang belum percaya Kristus,
melainkan mereka yang belum dewasa dalam Kristus atau
yang belum bertumbuh kerohaniannya seperti yang ditulis
di 1 Yohanes 3:1,
“Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat
berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani,
tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa
dalam Kristus.”
Sehingga mereka hidup dengan cara duniawi yaitu
memuaskan keinginan dagingnya seperti yang ditulis di
Galatia 5:19-21. Paulus mengatakan; mereka yang hidup
seperti itu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan
Allah, yang akhirnya tidak masuk Kerajaan Sorga; karena
firman Tuhan berkata: dunia ini sedang lenyap dengan
segala keinginannya.
2. Kerohanian “Orang Muda”
Orang percaya yang terus bertumbuh kerohaniannya karena
hidup sesuai dengan firman Tuhan dan memiliki
persekutuan yang intim dengan Tuhan, sehingga kerohanian
mereka terus bertumbuh semakin kuat dan mengalahkan yang
jahat yaitu: mengasihi dunia dengan segala keinginannya.
“Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di
dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan
Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada
di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan
mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa,
melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan
keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah
tetap hidup selama-lamanya”. (1 Yohanes 2:15-17)
3. Kerohanian “Bapa”
Orang percaya yang terus bertumbuh kerohaniannya, mereka
sudah mengasihi Tuhan lebih dari mengasihi dunia dengan
segala keinginannya. Mereka tidak hanya mampu
mengalahkan yang jahat, tetapi mereka mengenal Tuhan
secara pribadi, sehingga mereka menjadi kesaksian yang
hidup dan mampu menjadi berkat untuk orang lain.
Kata ‘mengenal’ dalam bahasa aslinya ialah ‘ginosko’
yang artinya ‘mengerti’. Hanya orang percaya yang sudah
dewasa rohani yang dapat mengerti apa yang dikehendaki
Tuhan untuk umat-Nya. Tentang hal ini Tuhan Yesus
berkata:
“Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika
Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang
asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang,
kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat
Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya:
Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami
memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau
minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang
asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang
dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami
melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami
mengunjungi Engkau?
Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk
salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu
telah melakukannya untuk Aku.” Matius 25:35-40
Tuhan mau kita menjadikan kita sebagai alat-Nya; untuk
menjadi saluran berkat bagi orang-orang yang sedang
mengalami kesusahan. Ingatlah akan kisah seorang perwira
di Kapernaum yang rela merendahkan dirinya demi memohon
Tuhan Yesus datang kerumahnya untuk menyembuhkan
hambanya yang sedang menderita sakit. Perwira ini
mengusahakan kesembuhan untuk orang lain; bahkan untuk
seorang hamba. Bagi perwira ini tentu tidak sulit untuk
mengganti hamba yang sakit itu dengan seorang hamba lain
yang sehat, sehingga tidak perlu merendahkan dirinya
dihadapan orang banyak yang mengikuti Tuhan Yesus.
Apa yang dilakukan Perwira ini membuat Tuhan Yesus kagum
dan berkata; “sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah
Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel”.
Perwira Kapernaum ini memiliki iman yang besar; bukan
hanya karena percaya bahwa Tuhan Yesus akan menyembuhkan
sakit hambanya, tetapi karena dia mengasihi dan
mengusahakan kesembuhan untuk orang lain. Selanjutnya
Tuhan Yesus memperingati orang-orang percaya yang tidak
mengasihi saudaranya akan dibuang kedalam kegelapan yang
paling gelap. Di mana akan ada ratapan dan kertak gigi.
“Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan
berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku
jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. Aku
berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur
dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham,
Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, sedangkan
anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam
kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat
ratap dan kertak gigi.” (Matius 8:10-12)
Tuhan ingin semua orang percaya hidup sesuai firman-Nya,
memiliki persekutuan yang intim dengan-Nya, terlebih
lagi di era Pentakosta ketiga di mana Roh Kudus
dicurahkan secara luar biasa, orang percaya harus terus
bertumbuh kerohaniannya, di mana Roh Kudus memampukan
orang percaya untuk mengalahkan yang jahat yaitu
mengasihi dunia dengan segala keinginannya, mengerti apa
yang menjadi kehendak Allah atas umat-Nya; mengasihi dan
menjadi berkat untuk saudara seiman. (JM)
“Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di
dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan.” 1
Yohanes 2:10