MENGHIDUPI PENTAKOSTA KETIGA
Sudah Dimulai atau akan Terjadi?
Pada tahun 2013, Bapak Gembala kita telah
mendeklarasikan bahwa Pentakosta Ketiga sudah dimulai.
Bahkan hari-hari ini dikatakan, “Pentakosta Ketiga
sedang terjadi”. Bersamaan dengan hal ini, Bapak Gembala
juga mengatakan, “Kita sedang menantikan pencurahan Roh
Kudus dari Pentakosta Ketiga yang dahsyat.” Bagaimana
kita memahami kedua pernyataan ini? Apakah Pentakosta
Ketiga sedang terjadi atau akan terjadi? Jawaban atas
pertanyaan ini tentunya akan mengarahkan doa-doa dan
langkah hidup kita ke depan.
Untuk memahami hal ini secara Alkitabiah kita perlu
membandingkannya atau menarik analoginya dengan Kerajaan
Allah.
Firman Tuhan tentang Penyataan Kerajaan Allah
1. Pertama, dalam perikop “Yesus dan Beelzebul” (Matius
12:22-37)
Ketika Tuhan Yesus mengusir setan dari orang buta tuli
dengan kuasa Roh Allah, Ia berkata bahwa kerajaan Allah
sesungguhnya sudah datang. (Markus 12:28)
Demikian juga ketika Tuhan Yesus ditanya orang-orang
Farisi tentang kapan Kerajaan Allah akan datang, Ia
menjawab, “Sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara
kamu [is in the midst of you; menunjukkan waktu sekarang].”
Ini adalah hal yang tak terbantahkan karena Sang Raja
sendiri hadir dalam kedua peristiwa ini. Di mana Sang
Raja ada, baik secara fisik maupun di dalam Roh Kudus,
tentunya di situ Kerajaan-Nya dinyatakan.
2. Kedua, dalam perikop “Kedatangan Anak Manusia” (Lukas
21:25-38)
Di ayat 25-26, Tuhan Yesus memberitahukan tentang
tanda-tanda kedatangan-Nya kembali. Ada tanda-tanda di
langit dan di bumi yang membuat bangsa-bangsa dan banyak
orang ketakutan. Kemudian Yesus berkata,
“… jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah,
bahwa Kerajaan Allah sudah dekat.”
(Ayat 31)
Apabila Kerajaan Allah ‘sudah dekat’ pada saat menjelang
kedatangan-Nya kembali, tentunya pada waktu Yesus
mengucapkan perkataan ini dua ribu tahun yang lalu,
Kerajaan Allah barulah akan datang. Kerajaan Allah yang
‘akan datang’ ini berbicara tentang Kerajaan Allah yang
telah terwujud sepenuhnya (the consummation of the
Kingdom). Di saat inilah, Yesus betul-betul hadir
sebagai Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan. (Wahyu
19:16)
Kesimpulannya, kita dapat berkata bahwa Kerajaan Allah 'sudah
datang' karena Tuhan Yesus telah datang kali yang
pertama. Namun, kita juga dapat berkata bahwa Kerajaan
Allah yang terwujud sepenuhnya 'baru akan hadir' saat
Tuhan Yesus datang kembali. Dari sini kita memahami
bahwa Kerajaan Allah bukanlah sebuah kejadian satu kali
saja, melainkan sebuah proses yang berlangsung dalam
sebuah rentang waktu dan dalam tingkatan yang semakin
kuat. Pemahaman ini penting bagi kita untuk memahami
Pentakosta Ketiga.
Pentakosta Ketiga Sudah Datang atau Akan Datang?
Memakai prinsip Alkitabiah tersebut di atas, kita bisa
berkata bahwa:
• Pentakosta Ketiga Sudah Dimulai
Dalam hal apakah sudah dimulai? Pentakosta Ketiga telah
dideklarasikan di Indonesia, di hadapan bangsa-bangsa
yang hadir pada saat itu. Peneguhan dan konfirmasi juga
telah diberikan oleh banyak hamba Tuhan maupun institusi
internasional.
• Pentakosta Ketiga Sedang Terjadi
Selain itu, kita juga dapat katakan bahwa Pentakosta
Ketiga sedang terjadi, karena Roh Kudus sedang mengurapi
kita saat ini dan memberikan kita kuasa untuk mulai
bergerak menyelesaikan Amanat Agung.
• Pentakosta Ketiga Akan Terjadi
Pentakosta Ketiga juga dapat diperkatakan akan terjadi,
karena kita sedang menantikan pencurahan Roh Kudus yang
dahsyat di zaman ini melebihi pencurahan Roh Kudus di
era sebelumnya. Kita sedang menantikan penuaian jiwa
yang terbesar dan terakhir sebelum kedatangan-Nya
kembali. Kita sedang menantikan digenapinya jutaan
Generasi Yeremia yang penuh Roh Kudus dan bergerak untuk
memenangkan jiwa.
Pemahaman tentang Pentakosta Ketiga
Pemahaman bahwa Pentakosta Ketiga sudah dimulai dan
masih akan terjadi akan menuntun kita semua untuk
meresponi Pentakosta Ketiga dengan benar dan
menghidupinya dengan berintegritas.
Berikut adalah tiga respon yang lahir dari pemahaman ini.
• Pertama, karena Pentakosta Ketiga sudah dimulai maka
dalam pelayanan di gereja, maupun dalam aktivitas di
market place sesuai dengan profesi masing-masing, kita
menjalani hidup kita dengan kesadaran akan identitas
sebagai seorang utusan Pentakosta Ketiga. Ini berarti,
kita semua sedang menjalankan misi Tuhan. (Kisah Para
Rasul 1:8)
Orientasi kita adalah menjangkau orang lain bagi Kristus
dan merembesi seluruh aspek kehidupan dengan
karakter-Nya. Tanpa orientasi ilahi, “Hidupmu itu sama
seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.” (Yakobus
4:14)
Mari kita berhenti untuk hidup sekedar ‘saya sudah
selamat’, atau mengeram di zona nyaman.
• Kedua, karena Pentakosta Ketiga sedang terjadi, kita
tidak menunggu secara pasif dan menjalani kehidupan ala
kadarnya, ‘business as usual’.
Kita harus meminta dan mengalami kepenuhan Roh Kudus dan
kuasa pemberdayaan-Nya. Kepenuhan Roh Kudus tidak
dimaksudkan hanya untuk hidup ‘sukses’, melainkan hidup
yang dituntun oleh Roh, seperti yang terlihat dalam
Kisah Para Rasul.
Ketika dituntun oleh Roh, kita akan menjangkau
tempat-tempat yang ‘sunyi’ atau ‘kering’. ‘Sunyi’ karena
tidak terdengar ada kebenaran Firman dinyatakan dan
dihidupi. ‘Kering’ karena tidak ada aliran Roh yang
membangkitkan kehidupan di dalam Kristus, atau karena
tidak ada hikmat Roh yang muncul dari orang-orang yang
terlibat dalam mata rantai pekerjaan, usaha dan
pelayanan. Ke tempat-tempat seperti inilah kita semua
akan dituntun oleh Roh Kudus.
• Ketiga, karena Pentakosta Ketiga masih akan digenapi
dengan sempurna, kita tetap berdoa penuh fokus,
bertalu-talu kepada Tuhan supaya terjadi kegenapan yang
paripurna dari semua janji-janji-Nya. Janji-janji-Nya
yang belum terjadi dilihat sebagai sebuah pengharapan
yang menjadi pemicu kekuatan baru. Kita dimampukan untuk
segera bangkit ketika terjatuh, segera kembali ketika
menjauh. Ini semua karena kita melihat ada pengharapan
besar yang di depan kita. Laksana sebuah sistem yang
bergerak terus-menerus (perpetual motion), seperti
itulah orang-orang yang hidup penuh pengharapan, sesuai
dengan Yesaya 40:31,
“… orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat
kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik
terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan
tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi
lelah.”
(HT)