“MENJADI SEPERTI ANAK KECIL!”
Shalom Saudara yang dikasihi Tuhan,
Waktu berjalan begitu cepat, tidak terasa kita sudah
masuk dalam bulan ketiga di tahun 2018 dan Tuhan
memberikan tema, “Tahun 2018 adalah Tahun Permulaan Yang
Baru!”. Saudara, kalender Orang Ibrani hari-hari ini
memasuki tahun 5778. Arti dari tahun 5778 adalah:
- Angka 5 berbicara tentang anugerah atau kasih karunia
Tuhan
- Angka 7 berbicara tentang angka sempurna, angka
tertinggi, angka kepenuhan
- Angka 8 berbicara tentang angka permulaan yang baru
Jadi berdasarkan ini Tuhan berkata kepada saya,
“Sampaikan kepada umat-Ku bahwa memasuki tahun 2018 oleh
karena kasih karunia, anugerah Tuhan, Saudara dan saya
akan diberi berkat yang sempurna ketika kita memasuki
permulaan yang baru atau hal-hal yang baru!”. Memasuki
tahun 2018 ini apakah Saudara mau diberikan berkat yang
sempurna? Ingat, itu semua karena kasih karunia! Itu
karena anugerah Tuhan, bukan karena kehebatan kita,
bukan karena kita kuat, bukan karena gagah kita, tetapi
karena anugerah Tuhan, kemurahan Tuhan. Amin!
Kalau Saudara membaca dari Mazmur 33:18 dan Mazmur 32:8
maka di situ dikatakan begini, “Sesungguhnya mata Tuhan
itu tertuju kepada mereka yang takut akan Dia dan yang
berharap akan kasih setia-Nya.” Ada berapa banyak di
antara Saudara yang takut akan Tuhan dan yang hanya
berharap akan kasih setia Tuhan? Jika ‘YA’, berarti mata
Tuhan tertuju kepada kita semua untuk mengajar,
menasehati, menunjukkan jalan apa yang harus kita tempuh
supaya janji Tuhan seperti yang dikatakan tadi itu
terjadi buat Saudara. Amin!
Saudara, kita bisa menangkap itu hanya jika mata kita
tertuju kepada Dia. Jika mata kita tidak tertuju kepada
Dia, maka kita akan salah. Tuhan akan pakai orang lain
untuk menegur kita, dan tidak selalu lembut,
kadang-kadang keras atau ada yang ‘nyelekit’, tetapi
kalau kita tidak tahu bahwa itu Tuhan maka Saudara bisa
sakit hati terhadap orang itu. Tetapi kalau mata kita
tertuju kepada Dia, meskipun kadang sakit; namun Roh
Kudus akan berbicara, “Itu AKU! Itu AKU!...”. Dan ketika
kita mau mengikuti maka kita akan diberkati berlimpah,
limpah, limpah, limpah!
Saudara, Tuhan mau mengajar, menasehati, dan menuntun
kita melalui pengertian tentang angka 8 yang disebut
dengan ‘Chet’. Tanggal 20 Februari yang lalu saya baru
genap berusia 69 tahun. Pada waktu saya berulang tahun,
saya ditunjukkan sesuatu yang luar biasa dari internet
bahwa angka 69 = 8.
69 = 8 (Angka 8 = Permulaan yang baru)
Saya percaya ini bukan kebetulan. Buat saya pribadi ini
adalah tahun permulaan yang baru, tetapi tidak mungkin
saya bilang secara pribadi, sebab kalau “saya” itu
berarti kita semua! Kita sedang memasuki permulaan yang
baru!
Saudara, permulaan yang baru berbicara tentang Tuhan
Yesus. Kalau Saudara membaca Yoh 1:1 dan 14a, maka di
situ dikatakan, “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu
bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara
kita,…..(Nama-Nya siapa? YESUS!)…dan kita telah melihat
kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya
sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran.”
Saudara, Tuhan Yesus itu adalah Anak Allah, tetapi
jangan lupa bahwa Tuhan Yesus adalah Allah itu sendiri
yang menjadi manusia. Ini penting! Dia adalah Anak
Allah, tetapi Dia juga adalah Allah yang menjadi manusia.
Memasuki tahun 2018 Tuhan minta agar mata kita lebih
tertuju kepada Tuhan Yesus dan mengingat apa yang Dia
perbuat dalam hidup ini supaya kita lebih lagi
mengasihi-Nya.
Pada tanggal 30 Maret ini kita akan memperingati Jumat
Agung, yaitu kematian Tuhan Yesus. Bagi saya ini adalah
sesuatu yang sangat penting. Kita akan mengingat
kebaikan Tuhan, sebab tanpa itu kita tidak selamat. Jadi
nanti pada tanggal 30 Maret kita akan berkumpul
bersama-sama di SICC serta makan perjamuan kudus
bersama-sama. Saya selalu mengingat, “Tuhan, siapa saya
ini sebelum mengenal Engkau. Saya ini orang berdosa.
Upah dosa adalah maut, mati! Tetapi Engkau yang tidak
berdosa telah dijadikan dosa oleh karena saya. Engkau
harus turun dari Sorga mulia menjadi manusia untuk mati
ganti saya dengan penderitaan yang luar biasa.” Itu
Tuhan Yesus! Kalau Tuhan Yesus tidak mengalami itu dan
dibangkitkan, maka kita tidak akan selamat! Kita akan
masuk neraka semua! Tetapi karena Tuhan Yesus melakukan
itu, maka kita anak-anak-Nya akan masuk Sorga.
Saudara, selama bertahun-tahun kalau saya bertemu dengan
Saudara saya, beliau selalu mengingatkan bahwa
kedatangan Tuhan Yesus untuk kali yang kedua sudah
sangat dekat. Hari-hari ini kita diperingatkan untuk
lebih dekat lagi kepada-Nya. Pada tanggal 21 Februari
yang lalu, yaitu satu hari setelah ulang tahun saya,
orang yang saya hormati selama ini, Ps. Billy Graham
dipanggil Tuhan. Beliau adalah orang yang luar biasa.
Nah Saudara, 29 tahun yang lalu, yaitu tahun 1989 para
nabi di Amerika mengatakan, “Selama ini Gereja itu ada
di dalam gua seperti Elia di dalam gua…(Waktu Elia
diancam oleh Izebel, dia takut, lari dan bersembunyi.
Keadaan Gereja adalah seperti ini 29 tahun yang lalu)…Tetapi
ini tidak akan terus-menerus seperti itu. Ini akan
berubah! Gereja akan bangkit dan itu akan ditandai
dengan akselerasi penuaian jiwa besar-besaran!” Yang
mana selalu kita sebutkan akhir-akhir ini dengan
penuaian jiwa yang terbesar dan yang terakhir sebelum
Tuhan Yesus datang untuk kali yang kedua. Pada waktu itu
Ps. Benny Hinn sedang dipakai Tuhan secara luar biasa
dan dia mendapatkan sesuatu. Dia katakan, kalau Oral
Roberts dan Billy Graham telah dipanggil Tuhan, maka
akan terjadi seperti yang dikatakan tadi, yaitu Gereja
akan bangkit! Gereja akan dipakai Tuhan secara luar
biasa! Oral Roberts sudah dipanggil Tuhan pada tahun
2009, tetapi Billy Graham baru dipanggil umur 99 tahun
pada tanggal 21 Februari yang lalu. Saya percaya bahwa
apa yang dikatakan oleh para nabi itu akan terjadi!
Waktu Elia lari dan bersembunyi karena dapat ancaman
dari Izebel, dia ditanya oleh Tuhan, “Hei Elia, apa yang
kamu lakukan di sini?”. Dan Elia menjawab, “Ya Tuhan,
saya sudah bekerja mati-matian untuk Tuhan, tetapi umat-Mu
mengingkari perjanjiannya! Mezbah-mezbah-Mu diruntuhkan,
nabi-nabi-Mu dibunuh, tinggal aku seorang diri dan
mereka juga mau membunuh aku!”. Langsung Tuhan berkata,
“Sekarang kamu keluar!...Keluar! Berdiri di gunung ini
di hadapan Tuhan”. Saudara, perintah yang seperti ini
hari-hari ini ditujukan kepada Gereja-Nya. Gereja Tuhan
yang selama ini ‘adem-ayem’, bersembunyi, di comfort
zone, dan sebagainya sekarang Tuhan berkata, “Ayo keluar!”
Yang saya dapatkan adalah Yesaya 60:1, “Bangkitlah,
menjadi teranglah, sebab terangmu datang dan kemuliaan
TUHAN terbit atasmu!”. Ayat ini juga berlaku untuk
Pentakosta pertama dan kedua. Tetap ayat ini juga
berlaku untuk Pentakosta yang ketiga!
Saudara yang dikasihi Tuhan, terang Tuhan, kemuliaan
Tuhan itu berbicara tentang Api Kemuliaan Tuhan seperti
yang dikonfirmasikan oleh hamba Tuhan yang bernama
Russell Evans dari Planetshakers, Melbourne. Hari-hari
ini api pencurahan Roh Kudus sedang turun di Indonesia
dengan luar biasa. Karena itu Tuhan menyuruh saya nanti
tanggal 17 - 20 Juli di SICC menyelenggarakan Empowered
21 Asia. Saya percaya yang ‘Global’ juga akan datang,
bangsa-bangsa akan datang untuk menerima api pencurahan
Roh Kudus, Pentakosta yang ketiga! Temanya adalah “FIRE
and GLORY” dan saya percaya tahun ini adalah tahun
permulaan di mana api Roh Kudus yang sedang dicurahkan
di Indonesia itu akan bergerak ke bangsa-bangsa lain!
Saudara, kira-kira selama setahun ini, setiap kali saya
ada di Sentul, saya pasti ada di lantai 12, di Menara
Doa. Di situ ada bola dunia yang besar dan saya selalu
tutup dengan menumpangkan tangan di atas bola dunia
tersebut. Pertama saya arahkan tangan saya ke Indonesia,
“Engkau sedang mencurahkan Roh-Mu di Indonesia, Tuhan.
Dan ini akan bergerak ke bangsa-bangsa. Ke Asia, Tuhan!
(lalu saya tumpang tangan atas negara-negara di Asia)…ke
Eropa! (saya tumpang tangan atas Eropa)…ke Afrika! (saya
tumpang tangan atas Afrika)…ke Amerika, Tuhan. Amerika
Utara, Amerika Serikat, Amerika Selatan! (saya juga
tumpang tangan di sana)…ke Australia!”. Kemudian Tuhan
suruh saya mendeklarasikan ini: “Kalau Pentakosta
pertama itu terjadi di Yerusalem, di kamar loteng.
Pentakosta kedua terjadi di Los Angeles, di Azusa
Street, tapi Pentakosta ketiga itu terjadi di Indonesia,
dimulai di SICC!”. Dan ini sudah ditangkap oleh
bangsa-bangsa! Saya bukan hanya sekedar bicara saja,
tetapi sudah sejak tahun 2013 saya bicara di forum-forum
internasional. Mereka menerima dan nanti mereka akan
datang. Ini sesuatu yang dahsyat! Anak perempuan Ps.
Billy Graham menyampaikan bahwa dengan kematian ayahnya
ini, dia mendapatkan bahwa penghukuman itu akan segera
turun. Namun sebelum penghukuman yang sangat dahsyat itu
turun, Gereja Tuhan akan diangkat. Itu yang dia dapatkan,
karena itu saya tahu dan Tuhan mengingatkan saya terus,
“Jangan kamu bosan-bosan katakan bahwa kedatangan-Ku
sudah sangat, sangat, sangat dekat!”. Amin!
YESUS MEMBERI MAKAN LIMA RIBU ORANG
Pada waktu Tuhan Yesus masih berada di bumi ini,
pelayanan-Nya itu sungguh luar biasa. Pelayanan-Nya
disertai dengan tanda dan mujizat yang terjadi luar
biasa! Bahkan Tuhan Yesus membuat apa yang kita
istilahkan hari-hari ini mujizat yang tidak lazim, yaitu
pada waktu Tuhan Yesus memberi makan 5.000 orang
laki-laki, belum termasuk perempuan dan anak-anak hanya
dengan 5 roti dan 2 ikan. Itu adalah satu mujizat yang
tidak lazim! Jadi pada waktu itu Tuhan Yesus sedang
melayani, luar biasa banyaknya orang yang datang hingga
ribuan. Bayangkan 2000 tahun yang lalu saja ribuan orang
yang datang! Kalau sekarang, itu sama dengan jutaan
orang. Pada waktu Tuhan Yesus sedang melayani,
menyembuhkan orang sakit dan sebagainya, tidak terasa
hari mulai malam. Murid-murid-Nya berkata, “Guru, ini
sudah mulai malam dan mereka belum makan. Apakah tidak
sebaiknya Guru menyuruh mereka mencari makan ke
kampung-kampung sekitar sini?” Tetapi apa jawab Tuhan
Yesus? “Kamu yang harus memberi makan mereka!”. “Kami?!
Uang 200 Dinar saja tidak cukup (200 Dinar jumlah uang
yang besar) untuk memberi mereka semua makan meskipun
hanya sepotong kecil saja, itu tidak akan cukup. Apalagi
kami pun tidak punya uang sebanyak itu!”. Kemudian Tuhan
Yesus bertanya, “Apa yang kamu punya? Coba cari!”.
Kemudian mereka mencari, tiba-tiba mereka membawa
seorang anak yang mempunyai 5 roti dan 2 ikan. Sungguh
luar biasa, sebenarnya roti dan ikan ini untuk dia makan,
tetapi ketika semuanya diminta oleh Tuhan Yesus, dia mau
berikan! Setelah di tangan Tuhan Yesus, Dia berkata,
“Coba orang-orang itu kamu suruh duduk berkelompok, ada
yang 50 dan 100 orang.” Kemudian Tuhan Yesus memegang 5
roti dan 2 ikan itu, Ia menengadah ke atas dan mengucap
syukur, Dia memecah-mecahkan roti dan ikan tadi lalu
memanggil murid-murid-Nya, “5 roti dan 2 ikan ini sudah
Aku pecah-pecahkan, sekarang kamu bagikan kepada mereka.”
Saya mau bertanya, kalau Saudara jadi murid Tuhan Yesus
pada waktu itu, bagaimana? Tentu sama dengan saya,
bingung juga, “HAHH?? Ini hanya berapa potong? Sedangkan
orang-orang itu ada ribuan jumlahnya! Ini bagaimana?
Kita akan jadi bahan tertawaan paling tidak, atau kita
bisa dimaki-maki orang banyak. Atau mungkin akan
dikeroyok orang!”. Saya percaya mereka butuh waktu namun
akhirnya mereka taat. Saya tidak tahu dengan pasti
prosesnya bagaimana. Mungkin itu tiba-tiba jadi banyak
atau setiap kali mereka ambil jumlahnya tetap sama atau
tidak berkurang seperti janda Sarfat dengan tepung dan
minyaknya. Tetapi yang pasti dan jelas, 5 roti dan 2
ikan yang dipecah-pecahkan itu membuat 5000 laki-laki,
perempuan dan anak-anak makan sampai kenyang dan
sisanya12 bakul!
Ini mujizat yang tidak lazim! Saudara mau mengalaminya?
Yang membuat mujizat yang tidak lazim itu adalah Tuhan
Yesus. Orang lain tidak bisa dan tidak ada yang bisa,
hanya Tuhan Yesus saja! Tetapi Tuhan Yesus memerlukan
kerjasama dengan kita. Seperti kisah tadi, Tuhan Yesus
bekerja sama dengan anak itu. Yang luar biasa, anak itu
memberikan 5 roti dan 2 ekor ikan yang merupakan jumlah
yang relatif sangat kecil untuk memberi makan 5000 orang
laki-laki, belum termasuk yang wanita dan anak-anak. Itu
jumlah yang kecil, tetapi ketika diserahkan kepada Tuhan
Yesus karena Dia minta, ini berubah menjadi banyak!
Demikian juga dengan Saudara dan saya, Tuhan meminta
kita setiap tahun untuk memberikan Buah Sulung. Saya mau
bertanya, meskipun Buah Sulung itu adalah penghasilan
selama bulan Januari, kalau dihitung selama 1 tahun
apakah termasuk kecil? YA! Sebab itu hanya penghasilan
selama 1 bulan, sedangkan 1 tahun itu ada 12 bulan.
Mungkin ada yang berkata, “Iya, tetapi 1/12 buat saya
itu besar…penghasilan saya kan 100, 100, 100, 100…”. Itu
kan katanya kita. Kalau Tuhan menyuruh kita untuk
memberikan 100, yaitu semua penghasilan di bulan Januari,
maka di bulan Februari, Maret - Desember itu bisa
berubah menjadi 1.000!
MENJADI SEPERTI ANAK KECIL
Lalu berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika
kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini,
kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” (Matius
18:3)
Untuk masuk sorga, apa yang harus kita lakukan?
1. Kita harus bertobat.
2. Gaya hidup kita sehari-hari seperti anak kecil.
Ciri-ciri Seorang Anak Kecil:
1. Suka Menangis
Seberapa sering Saudara menangis di hadapan Tuhan? Dan
menangisnya bukan karena kekurangan uang, bukan karena
di-bully orang, bukan karena dizolimi, bukan karena
masalah, tetapi menangis karena Saudara merasakan
hadirat Tuhan. Alkitab katakan, “Di hadapan-Mu ada
sukacita yang berlimpah-limpah!”, sehingga di situ kita
menangis. Yang saya tanyakan, “Berapa sering?”
Saudara, kalau kita punya ganjalan, apalagi dosa yang
belum diselesaikan dengan Tuhan, Saudara tidak akan
merasakan itu. Coba saja! Menangisnya akan lain lagi,
“Tuhan, saya ada persoalan. Saya di-bully orang, diancam
orang…!”. Bukan itu yang dimaksudkan, tetapi menangis
karena kita merasakan hadirat Tuhan dan di hadapan-Mu
ada sukacita berlimpah-limpah!
Saudara, ini yang selalu saya pertahankan. Setiap hari
saya selalu tidak akan kehilangan ini dan saya jaga
betul. Sebab ini yang Tuhan mau, yaitu kita bersama-sama
dengan Dia. Saya kalau ada di menara, rasanya tidak mau
keluar dari situ dan saya tahu bahwa nanti di Sorga kita
akan seperti itu. Amin!
2. Tidak Menyimpan Kesalahan Orang
Coba kita lihat kalau seorang anak kecil sedang bermain
dengan temannya. Tiba-tiba ada yang menangis karena
berantem. Mungkin karena rebutan mainan atau mainannya
dilempar dan mengenai temannya sehingga menangis. Itu
memang ramai tetapi habis itu selesai dan mereka
tertawa-tawa lagi. Itulah anak kecil, tetapi bagaimana
dengan kita? Jangankan seperti itu, kata-kata yang salah
sedikit saja kita akan ‘tersungging’! Kadang-kadang saya
katakan memang harus ada ilmu, yaitu ilmu untuk
mengucapkan perkataan supaya orang lain tidak
‘tersungging’ tadi. Namun dengan hati-hati pun masih ada
yang tersinggung! Dan itu dipendam di dalam hati
sehingga, “Gara-gara itu, aku tidak bisa melihat wajahmu.
Sampai kapan pun kalau melihat engkau, aku ‘neg!’.” Ada
yang begitu, Saudara, tetapi saya percaya di tempat ini
tidak ada yang seperti itu. Amin!
3. Tidak Suka Berbohong
Anak kecil itu tidak suka berbohong. Saya pernah
mendengar kesaksian begini: Ada seorang ibu bilang sama
anaknya yang sedang bermain, “Eh, nanti kalau ada orang
telpon tanya Mama, bilang Mama sedang pergi!”. “Ya,
Ma!”, jawab anaknya lalu dia bermain lagi. Kemudian
telpon berbunyi, “Kriinnnggg…., halo Mamamu ada tidak?”
Jawaban anak kecil itu, “Mama bilang, kalau ada orang
yang telpon, bilang Mama sedang pergi!”. Karena itu
jangan coba-coba untuk mengajarkan bohong kepada anaknya,
sebab Saudara akan diperlakukan seperti ini juga.
Kadang-kadang ada berapa banyak di antara kita yang
‘bohong’ itu adalah makanan sehari-hari. Kalau tidak
bohong rasanya tidak pas. Bertobat!
4. Selalu Ingin Dekat Dengan Orang Tuanya
Anak kecil selalu ingin dekat dengan orang tuanya. Saya
ingin bertanya, apakah Saudara ingin dekat dengan Tuhan
setiap saat? Kadang-kadang kita ingin dekat kalau ada
hal-hal yang kira-kira, “Wah, masalah ini agak abu-abu.
Tuhan, sebentar ya. Tuhan minggir sebentar, ini abu-abu.”
Banyak yang kita lakukan seperti itu! Kalau Saudara
ingin selalu dekat dengan Tuhan, itu artinya hati
Saudara bersih dan hidupnya benar-benar kudus. Kita akan
jaga terus dan tidak ada yang namanya ‘excuse’ seperti
tadi, “Sebentar ya Tuhan, saya mau melakukan ini.”
5. Selalu Dituntun Orang Tuanya
Seorang anak selalu dituntun orang tuanya. Kita
sebetulnya begitu, cuma kadang-kadang kita tidak peka.
Kadang-kadang orang tua memanggil, ‘Hai kamu sini…. sini…!”,
mungkin ada anak yang bandel dan tidak mau ikut tetapi
orang tuanya terus memanggil dan akhirnya si anak mau
ikut. Sebetulnya Tuhan menghendaki kita dengan Dia
seperti itu. Malah Dia mengirim malaikat-Nya untuk
menatang kita supaya kaki kita tidak terantuk kepada
batu. Tuhan Yesus seperti itu! Kadang-kadang kita yang
tidak mau dekat dan tidak mau dituntun oleh Dia.
6. Percaya Kepada Orang Tuanya
Seorang anak itu percaya kepada orang tuanya, “Percaya…Papaku
bisa! Mamaku bisa!”. Saudara, saya ada ilustrasi tentang
hal ini:
Ada seorang akrobat terkenal dan dia akan menyeberangi
Jeram Niagara dari sisi yang satu ke sisi lainnya lalu
kembali lagi. Kemudian hal itu diumumkan dan orang
berbondong-bondong datang. Lalu akrobat itu berjalan di
atas seutas tambang yang merentang di antara Jeram
Niagara itu dengan membawa sebuah kereta dorong yang
dapat dinaikin orang, tetapi pada waktu berangkat dari
sisi yang satunya kereta itu tidak ada orang di dalamnya.
Jadi dia sendiri bersama kereta dorongnya. “Saudara -
saudara, saya akan menyeberang ke sana. Saudara percaya
saya bisa sampai ke sana?”. Semua orang berteriak, “Percaya!”,
karena dia seorang akrobat yang hebat. Mulailah dia
berjalan. Sesampainya di tengah, tambang itu bergoyang
karena angin, semua yang menonton berdebar-debar tetapi
akhirnya akrobat itu sampai juga ke seberang. Semua
orang bertepuk-tangan dan dia dielu-elukan! Kemudian
selesai itu dia bertanya, “Saya mau kembali ke sana,
Saudara percaya tidak saya bisa kembali dengan selamat?”.
Semua menjawab, “Oh bisa! Anda hebat, saya percaya pasti
bisa!”. Sekali lagi sang akrobat bertanya, “Siapa yang
percaya mari angkat tangan!”. Dan semua orang mengangkat
tangannya. Akrobat itu melanjutkan, “Kalau begitu, yang
percaya coba 1 orang ikut dengan saya, duduk di kereta
ini.” Semua terdiam! Tuhan Yesus sanggup membuat
mujizat-Nya dan kita semua percaya, tetapi untuk ikut
disitu, nanti dulu! Bukankah kita sering seperti itu?
Waktu kita sakit, nomor satu yang Saudara lakukan apa?
Datang kepada Tuhan terlebih dulu atau mencari dokter
yang hebat? Saya tidak anti dokter, sebab saya pun ke
dokter. Tetapi yang nomor 1 kita harus mengandalkan
Tuhan! Sedangkan dokter yang dipakai oleh Tuhan, kalau
Tuhan tidak mengizinkan maka dokter sehebat apa pun
tidak bisa menyembuhkan! Itu yang sering kita lakukan
dan ini sama dengan penonton di acara akrobat tadi.
Tetapi di tengah-tengah penonton yang terdiam semua,
tiba-tiba ada seorang anak kecil yang berseru, “Pak,
saya berani ikut!”. “Hai, kamu yang berani ayo sini ikut!”,
jawab sang akrobat. Duduklah anak itu di kereta tersebut
dan mulailah mereka berjalan. Semua yang menyaksikan
berdebar-debar, “Waduh, kalau tadi jatuh hanya 1 orang
yang meninggal, tetapi ini bisa 2 orang!”. Kedua orang
itu terus berjalan dan akhirnya sampai juga mereka ke
sana. Semua orang bertepuk-tangan, tetapi yang mereka
elu-elukan adalah anak kecil ini. Mereka mendatanginya
dan berkata, “Hei, kamu ini pemberani! Luar biasa kamu
ini, ya. Siapa kamu ini?” Anak itu menjawab, “Saya? Saya
adalah anak bapak ini (sang akrobat)!”
Saudara yang dikasihi Tuhan, apakah Saudara bisa seperti
itu? Mungkin ada yang acuh tak acuh, atau mungkin ada
yang berkata, “Enak saja, mana bisa begitu?”. Ini Firman!
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak
bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak
akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.”
Tadi sudah saya katakan bahwa Tuhan mau mengajar,
menasehati, dan menuntun kita melalui pengertian tentang
angka 8 (Chet) tadi. Jadi tadi kita sudah renungkan
bahwa yang pertama Chet adalah permulaan yang baru.
Tetapi Chet itu bentuknya seperti pintu sbb:
Ini berbicara tentang pintu gerbang
Tuhan Yesus dalam Yoh 10:9 berkata, “Akulah pintu;
barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia
akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.”
Memasuki Tahun Permulaan Yang Baru kita harus melalui
pintu dan pintu itu adalah Tuhan Yesus. Supaya apa?
Supaya kita selamat, kita bisa keluar masuk dan
menemukan padang rumput. Ada berapa banyak yang mengerti
akan hal ini?
Tuhan Yesus yang memegang kunci Daud dan Tuhan berkata,
“Aku yang memegang kunci Daud, kalau Aku yang membuka,
tidak ada seorang pun yang bisa menutup. Tetapi kalau
Aku yang menutup, tidak ada yang bisa membuka!”.
Tuhan Yesus itu dahsyat! Kadang-kadang kita dengan
pikiran dan kekuatan kita sendiri berkata, “Saya bisa!”.
NO! Tidak bisa! Yang memegang kunci Daud itu Tuhan Yesus,
kalau Dia membuka tidak ada seorang pun yang bisa
menutup. Ini janji bagi Saudara yang sedang mengalami
masalah hari-hari ini. Pintu apa yang tertutup di
hadapan Saudara? Dia sanggup membuka! Kalau Dia membuka,
siapa yang sanggup menutup? Siapa saja tidak ada yang
bisa, tetapi kalau Dia menutup, jangan coba-coba Saudara
untuk membuka. Mau meminta bantuan siapa saja tetap
tidak akan bisa terbuka. Amin!
Saya punya kesaksian dengan ayat ini. Ini adalah
kesaksian yang menarik dan untuk nostalgia saya juga
waktu saya membuka Bandung kira-kira 28 tahun yang lalu.
Waktu membuka Bandung itu tidak mudah. Kisahnya sebagai
berikut:
Pada masa itu saya sering ke Bandung untuk persekutuan
di Full Gospel dan gereja ini baru ada. Memang
sebelumnya juga seperti itu dan saya punya teman-teman
di Bandung. Pada suatu hari mereka bertanya kepada saya,
“Pak Niko, bapak mau buka gereja tidak di sini? Ada
kepikiran tidak membuka Gereja di sini?” Saya jawab,
“Tidak. Kenapa?” “Oh tidak, sebab ada satu Gereja yang
meminta kita untuk bergabung dengan mereka”, jawab
mereka. “Kamu sendiri?” tanya saya. “Oh tidak, tapi
bersama teman-teman semua.” Jadi kalau mereka bergabung
maka teman-teman saya tidak ada lagi karena semua ikut
ke sana. Saya jawab, “Tidak, saya tidak ada rencana.”
“Benar, ya Pak? Kalau begitu kami putuskan untuk
bergabung dengan gereja itu”, jawab mereka. Apa yang
terjadi Saudaraku? Dua bulan setelah itu Tuhan berbicara
kepada saya, “Kamu buka Gereja di Bandung.” Waduh, saya
menjadi panik! Bagaimana ini? Teman-teman saya yang lain
sisanya persis seperti pengikut Daud di Gua Adulam,
yaitu orang yang sakit hati, orang yang keluar dari
penjara dan macam-macam lainnya. Itulah sisanya! “Waduh,
bagaimana ini, Tuhan?”, tetapi saya harus buka Gereja!
Ketika akan membuka Gereja pun saya diancam, termasuk
ancaman fisik. Akhirnya pada waktu akan buka, tekanan
begitu berat dan saya tidak kuat. Saya berkata kepada
istri saya, Ibu Hermin, “Kita harus doa dulu. Ayo kita
doa di Bukit Ungaran.”
Lalu kami berangkat ke sana, pada waktu itu pengurusnya
adalah Koh Kai Po yang sekarang sudah bersama dengan
Tuhan. Melihat saya datang, dia kaget! “Wah, tumben ko’
datang?”. Dikatakan ‘tumben’ karena biasanya tidak ke
sana. Dia bertanya, “Ada apa ini?” Saya jawab, “Saya mau
berdoa. Saya punya masalah berat.” “Oh OK, di mana? Di
gua doa? Saya siapkan, ya?” Dia menyiapkan saya bantal,
memberi saya minum dan juga makanan serta gitar. Saya
dan istri saya akhirnya masuk ke dalam gua di sana. Saya
bilang, “Waduh, sampai kapan ini, ya?” Saya berpikir
kalau malam ini tidak dijawab oleh Tuhan paling tidak
saya bisa doa semalam suntuk di sini, di gua gelap ini
di mana saya juga baru pertama kali masuk kesana.
Saya bersama istri kemudian mulai menyembah. Saya ingat
angkanya, yaitu 7 menit Tuhan bicara ayat ini, “Aku yang
pegang kunci Daud, kalau Aku yang membuka, tidak ada
seorang pun yang bisa menutup. Tapi kalau Aku menutup,
tidak ada seorang pun yang bisa membuka. Aku perintahkan
sekarang, kamu buka!”. Saya langsung selesai di sana.
Istri saya bertanya, “Bagaimana?” “Sudah selesai,
sekarang kita keluar!” Di luar ketemu lagi dengan Koh
Kai Po, “Lho sudah selesai?” “Sudah!” Dia heran, “Ko’
cepat?” “Tuhan sudah jawab”, jawab saya. Dia juga kaget,
“Wah puji Tuhan. Sudah kalau begitu tidur di sini saja”
dan akhirnya saya tidur di dalam.
Saudara yang dikasihi Tuhan, saya ingat waktu buka di
Bandung ada kisah yang menarik. Pernah dalam tempo satu
tahun tiap minggu ganti tempat ibadah. Kalau saya lihat
di sini (JCC) juga sama karena kadang-kadang harus
pindah tempat ibadah. Yang lain-lain sudah punya gedung
gereja sedangkan di sini belum ada. Saya sudah berdoa
untuk tempat ini dan bukannya tidak berdoa serta terus
mencari, namun tidak bisa karena Tuhan masih mau tetap
seperti ini. Tetapi biarlah kita bersyukur saja. Amin!
Saya teruskan kesaksian di Bandung. Jadi saya bingung
waktu itu bagaimana caranya mengumumkan tiap minggu
ganti tempat. Kemudian saya diberikan hikmat, “Saudara -
saudara, kebaktian Minggu depan lihat koran hari Jumat.”
Korannya saya lupa, tetapi pokoknya jemaat disuruh
membaca koran untuk pengumuman selama satu tahun.
Sekarang saya mau beritahu, apa yang Tuhan kerjakan
untuk Bandung? Salah satunya kita punya 4 gedung gereja
dengan izin gereja! Padahal mana mungkin segampang itu!
Bahkan ini bakal yang ke-5 karena saya sebentar lagi
‘ground-breaking’ yang ke-5. Waktu yang ke-4 saya sudah
pesan kepada teman-teman di Bandung, “Jangan sombong ya!
Ini bukan kuat atau gagah kita, tetapi ini rupanya Tuhan
memberikan hadiah dari hasil yang satu tahun keliling
terus.” Saya ingat waktu keliling itu orang-orang
berkata: “Habis itu Gereja-nya Niko. Coba saja lihat
sebentar lagi, habis itu!” Buktinya tidak habis, malah
sekarang berkembang menjadi puluhan ribu. Yang luar
biasa Tuhan memberitahu, “Kamu sebenarnya doa keliling!”
Benar memang doa keliling, tetapi hati sempat ‘empot-empotan’.
Bayangkan doa keliling, ganti tempat ibadah, tetapi apa
yang terjadi? Luar biasa! Kalau ada di antara Saudara
yang sedang mengalami masalah, jangan kuatir! Apa yang
tidak enak yang Saudara alami, nanti Tuhan akan
kembalikan dengan berlipat-lipat untuk ganti yang tidak
enak tadi. Amin!
Lukas 13:23-24, “Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya:
“Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” Jawab
Yesus kepada orang-orang di situ: “Berjuanglah untuk
masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata
kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi
tidak akan dapat.”
Di Matius 7:13-14 Tuhan Yesus berkata, “Masuklah melalui
pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah
jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang
yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan
sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan
sedikit orang yang mendapatinya.”
Saya berdoa, kita semua termasuk yang sedikit tadi.
Jangan percaya dengan apa kata orang-orang apalagi
pengkhotbah-pengkhotbah yang tidak bertanggung jawab,
“Gampang masuk Sorga!”. Tadi kita sudah baca sendiri,
apakah gampang? Tidak gampang! Orang Kristen pun harus
hati-hati karena:
1. Kita harus hidup melalui pertobatan yang sejati.
Bukan yang main-main.
2. Penyangkalan diri untuk mengikut Yesus.
3. Berusaha sungguh-sungguh menurut perintah-Nya.
4. Sungguh-sungguh mencari Kerajaan Allah dan
kebenaran-Nya.
5. Setia sampai akhir.
Saudara, saya ingat kisah Benny Hinn
di mana ketika dia mendapat satu penglihatan setelah
selesai operasi jantung. Dia melihat satu antrian
panjang orang-orang yang berpakaian putih. Di ujung sana
ada pintu dan ada Tuhan Yesus. Di sebelah Tuhan Yesus
ada seorang perempuan yang memainkan lagu dengan piano.
Satu-persatu datang ke hadapan Tuhan Yesus. Kalau lagu
yang dimainkan indah, maka tiba-tiba pintu Sorga terbuka,
Tuhan Yesus tertawa dan orang itu masuk. Tetapi kalau
lagunya menyeramkan, bukan pintu Sorga yang terbuka
melainkan Iblis datang dan orang yang berpakaian putih
itu dibawa! Waduh, Benny Hinn berdebar-debar! Sebelum
dia maju ke hadapan Tuhan Yesus, dia melihat hanya 20%
orang yang berpakaian putih yang masuk ke dalam pintu
itu. Kalau saya mendapatkan yang seperti ini, saya
percaya. Mengapa? Karena sesuai dengan Firman. Ada
seorang yang bernama J.C. Ryle, dia adalah seorang Uskup
atau Bishop dari Gereja Evangelical Anglican Inggris
untuk kota Liverpool tahun 1880 – 1900. Dia menulis
sebuah buku yang berjudul, “Old Paths”.
Chapter 3 buku tersebut berjudul, “Few Saved” (Sedikit
yang diselamatkan). Buku ini ditulis bukan berdasarkan
pernyataan penglihatan tetapi ini adalah pengajaran.
Kalau Saudara membaca ini, maka di situ disebutkan:
1. Pengertian tentang keselamatan
2. Kesalahan pandangan tentang jumlah orang yang
diselamatkan
3. Pandangan Alkitab tentang jumlah orang yang
diselamatkan
4. Pandangan J.C. Ryle tentang orang yang diselamatkan
Saudara, latar belakang teologi dari J.C. Ryle adalah
Injili Anglican, ini bukan orang Pentakosta tetapi yang
heran pahamnya sama dengan saya. Saudara perlu membaca
ini, tetapi kalau Saudara repot untuk mencari bukunya,
Saudara hanya tinggal ‘klik’ atau browsing di
hmministry.id (‘klik’ di kolom Book Review). Di situ
Saudara akan membaca saduran atau review dari buku ini.
Saudara akan bisa baca dengan bahasa yang lebih
sederhana. Ini perlu Saudara baca supaya Saudara lebih
yakin bahwa keselamatan itu tidak main-main, karena
hanya sedikit saja orang yang diselamatkan.
Saudara yang dikasihi Tuhan, saya setuju dengan apa yang
ditulis dalam buku ini. Buku ini mengatakan begini,
“Orang yang termasuk ‘yang sedikit yang diselamatkan’,
kalau berkumpul dengan orang-orang yang namanya
“Kristen”, dia akan merasa sendiri. Mengapa? Karena dia
akan bertanya, “Yang mana yang benar, ya? Aku hidup
sesuai dengan Firman Tuhan. Aku sungguh-sungguh, kenapa
yang lain begini? Dan mereka semua meng-klaim bahwa
mereka selamat. Yang salah saya atau mereka?” Saudara,
ini pesan Tuhan: “Apa yang Saudara lakukan adalah bukti
hidup tentang kebenaran yang Tuhan Yesus katakan.”
Dan dikatakan, “Jangan berpikir bahwa tujuan dan
pekerjaan Tuhan Yesus di dunia digagalkan. Dia tetap
memisahkan suatu umat untuk kemuliaan-Nya. Dan tetap
membangkitkan saksi-saksi-Nya di seluruh dunia.”
Saudara, ketika orang-orang yang ‘sedikit’ ini masuk
Sorga yaitu Saudara dan saya, maka akan ditemukan sesuai
dengan Wahyu 7:9-10 sbb, “Kemudian dari pada itu aku
melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak
yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa
dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta
dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan
memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan
suara nyaring mereka berseru: “Keselamatan bagi Allah
kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!”
Amin.
Khotbah Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo,
JCC – 4 Maret 2018