NERACA YANG SERONG
“Bibir orang benar tahu akan hal yang menyenangkan,
tetapi mulut orang fasik hanya tahu tipu muslihat.
Neraca serong adalah kekejian bagi TUHAN,
tetapi Ia berkenan akan batu timbangan yang tepat.”
Amsal 10:32-11:1
Salah satu bentuk nyata dari pengajaran sesat adalah
menggunakan ayat-ayat di luar konteks Alkitab untuk
memaksakan ajarannya. Pengajaran kasih karunia overdosis
- yang dikenal dengan berbagai nama seperti hyper-grace,
pure-grace, radical-grace dan lain-lain semacamnya -
menggunakan cara-cara demikian. Mereka memilih ayat-ayat
mana saja yang boleh diajarkan yang sesuai dengan
doktrin mereka, sementara ayat-ayat yang jelas melawan
pengajaran mereka akan dikatakan bahwa itu bukan untuk
orang Kristen. Pengajaran ini sedang merebak di
mana-mana dan perangkap dari pengajaran ini seringkali
tidak dikenali baik oleh jemaat. Oleh sebab itu Gereja
harus aktif membekali jemaat agar mereka tidak terbawa
oleh pengajaran sesat ini.
Quote:
Kita menerima Pengajaran Kasih Karunia Selama hal itu
Alkitabiah
Beberapa contoh penyesatan yang dilakukan kelompok
hyper-grace dalam hal menggunakan ayat-ayat Alkitab
adalah:
• Hyper-grace percaya bahwa sesudah salib, Kristus tidak
pernah lagi marah atau tidak akan menegor atau menghukum
orang Kristen karena semua orang sudah hidup dalam kasih
karunia. Namun dalam Wahyu 2-3 jelas tertulis bahwa 5
dari 7 jemaat ditegur oleh Tuhan Yesus karena didapati
adanya kesalahan, kemunduran dan kompromi dalam
kehidupan rohani mereka.
Bagaimana hyper-grace menanggapi fakta yang jelas
berlawanan dengan apa yang mereka percayai ini? Akhirnya
mereka mengatakan bahwa 5 jemaat itu bukanlah orang
Kristen dan nampaknya bukan Yesus yang menegur mereka.
Ini jelas-jelas salah.
Teguran itu memang datang dari Yesus (Wahyu 1:17-18) dan
jelas disebut “jemaat” yang artinya ditujukan kepada
orang-orang percaya/Kristen.
• Hyper-grace sering mengutip Ibrani 10 untuk
menjelaskan pengorbanan Kristus yang sempurna dan
bagaimana agar kita hidup dalam kasih karunia-Nya
sepenuhnya (Ibrani 10:29) sehingga tidak perlu berupaya
mencari kehendak Bapa, karena semuanya sudah ditanggung
oleh Kristus.
Kita setuju bahwa Kristus telah memberikan kasih
karunia-Nya kepada kita, tetapi kita tidak setuju dengan
pernyataan yang mengatakan bahwa hal itu membuat kita
tidak perlu lagi bertekun, berusaha, mencari kehendak
Bapa dan melakukan perintah-perintah-Nya. Kelompok
hyper-grace akan “ngotot” pada Ibrani 10 untuk
mempertahankan argumen mereka, mereka lupa bahwa dalam
Ibrani 12 Paulus mengajarkan pentingnya bertekun dalam
iman.
• Hyper-grace mengajarkan bahwa oleh karena kita telah
menerima pembenaran Kristus oleh iman, maka tidak ada
yang perlu kita lakukan lagi untuk dapat menerima
perkenanan-Nya. Ini mereka ajarkan berdasarkan Roma 4.
Memang kita dibenarkan oleh Kristus oleh iman;
keselamatan yang kita terima adalah karena
kasih-karunia-Nya. Namun itu bukan berarti kita tidak
perlu melakukan apapun sesudahnya, justru Roma 12
menekankan bahwa kita yang sudah menerima kasih karunia
perlu mempersembahkan hidup kita untuk melakukan
kehendak-Nya.
Apa tanggapan kelompok hyper-grace? Mereka mengatakan
bahwa Roma 12 adalah pasal untuk orang-orang Yahudi yang
masih terikat Taurat dan yang masih dalam transisi
menjadi “orang Kristen kasih karunia”. Ini jelas mereka
memilah-milah ayat Alkitab dengan seenaknya.
Pertanyaannya kemudian adalah: “Bagaimana agar kita
tidak jatuh ke dalam kesalahan yang serupa? Bagaimana
kita dapat memahami apa yang Firman TUHAN ajarkan dalam
Alkitab? Bagaimana caranya mempelajari Alkitab? Adakah
cara yang sederhana agar kita dapat mengerti ayat-ayat
Alkitab?” Ingatlah, bahwa pemahaman yang baik akan
Firman adalah benteng pertahanan yang kokoh dalam
menghadapi pengajaran sesat. Pemahaman Firman yang baik
artinya memahami dalam tatanan (metode) yang benar dan
dalam pencerahan atau pengertian oleh Roh Kudus.
Secara sederhana, kunci untuk memahami Alkitab secara
benar adalah baca dan pelajarilah sesuai konteks.
Ada beberapa konteks dasar yang harus kita pegang agar
kita dapat memahami Firman TUHAN dalam Alkitab, antara
lain:
1. Konteks Langsung
Prinsip yang kita pegang dalam mempelajari Alkitab
adalah bahwa ayat menjelaskan ayat (scripture explains
scripture). Saat kita mempelajari ayat-ayat dalam
Alkitab yang kita perlu lakukan, pertama-tama menerima
apa yang diutarakan secara apa adanya. Jika kita tidak
mengerti atau ingin tahu lebih lanjut, maka kita perlu
membaca ayat-ayat sebelum dan ayat-ayat sesudah dari
ayat yang sedang kita pelajari. Lebih jauh lagi,
pahamilah dalam keseluruhan kitab yang bersangkutan.
Contoh: Untuk memahami Yohanes 3:16 kita perlu membaca
ayat-ayat sebelum dan sesudahnya, lalu mempelajari
seluruh pasal Yohanes 3. Jika ingin lebih lagi, maka
baca juga sebelum dan sesudah Yohanes 3, dan seterusnya.
Dibawah pengertian dan hikmat Roh Kudus, maka dengan
cara ini Saudara dapat memahami Firman TUHAN secara
lebih baik.
Tips: Apabila saudara diperhadapkan oleh pengajaran
hyper-grace yang mengutip suatu ayat diluar konteks,
maka cara paling sederhana menghadapinya adalah meminta
mereka untuk membaca ayat-ayat/pasal sebelum dan sesudah
dari ayat yang mereka kutip. Mintalah mereka apakah
pendapat mereka masih tetap sama setelah melakukan hal
ini.
2. Konteks Sejarah dan Budaya
Setiap kitab dalam Alkitab ditulis pada periode, tempat
dan penerima awal yang berbeda-beda. Mengetahui hal-hal
ini akan membantu untuk memahami apa yang hendak
disampaikan di dalam ayat-ayat tersebut.
Salah satu paham hyper-grace mengajarkan bahwa memohon
pengampunan akan dosa setelah seseorang mengalami
kelahiran baru adalah hal yang tidak perlu, karena semua
dosa sudah otomatis diampuni jika kita di dalam Kristus.
Ini jelas salah karena dalam “Doa Bapa Kami” pun kita
diajarkan Yesus untuk memohon pengampunan dosa (Matius
6:12) juga dalam 1 Yohanes 1:9 mengajarkan agar kita
mengaku dosa kita kepada TUHAN maka Ia yang setia dan
adil akan mengampuni kita.
Namun apa tanggapan kelompok hyper-grace? Mereka
mengatakan bahwa 1 Yohanes 1:9 bukanlah ditujukan untuk
orang Kristen tetapi untuk kelompok gnostik (kelompok
sesat yang percaya keselamatan datangnya dari
pengetahuan). Kelompok hyper-grace tidak melihat konteks
historis bahwa 1 Yohanes ditujukan kepada orang-orang
Kristen, khususnya jemaat-jemaat hasil penginjilan dan
yang digembalakan Rasul Yohanes (1 Yohanes 5:21). Klaim
bahwa kitab ini ditulis untuk kaum gnostik juga tidak
tepat, karena - walaupun benih gnostik itu mungkin sudah
mulai ada pada waktu itu - kaum gnostik baru muncul
tahun 200-an, sementara kitab ini ditulis antara tahun
80-85.
3. Konteks Kristologi – Ilmu yang mempelajari tentang
Kristus
Seluruh Alkitab berpusat pada satu pribadi, yaitu:
Kristus. Setiap bagian, setiap kitab, setiap petunjuk,
setiap pengajaran pada akhirnya merujuk dan berpusat
pada Kristus; bagaimana cara agar kita memiliki
persekutuan yang erat dengan-Nya, memuliakan Dia,
menyenangkan hati-Nya dan hidup sebagai anak-anak-Nya.
Kelompok penyesatan manapun - termasuk hyper-grace -
akan juga meng-klaim bahwa mereka memusatkan pengajaran
mereka kepada Kristus. Mereka mengajarkan bahwa
menekankan akan bahaya dosa akan membuat orang berfokus
pada dirinya sendiri sehingga lebih baik terima saja
kasih karunia TUHAN yang sudah otomatis mengampuni semua
dosa. Sepertinya terdengar benar, tetapi ini jelas
salah. Jika kita perhatikan kalimat pengajaran mereka
itu, justru merekalah yang berfokus pada kesenangan dan
perasaan pribadi.
Mengabaikan dosa justru menyakiti hati Allah. Kalau kita
mau berpusat kepada Kristus, maka janganlah kita
melakukan dosa yang justru menyakiti hati-Nya. Namun
saat kita datang dengan hancur hati di hadapan-Nya,
mohon ampun dan terima pengampunan-Nya dengan iman,
justru itu yang menyenangkan hati TUHAN.
Jangan pernah memandang ringan Firman TUHAN karena jika
demikian artinya meremehkan TUHAN yang adalah Firman itu
sendiri (Yohanes 1:1). Terimalah seluruh kebenaran
Alkitab, pahami dengan hikmat dan pengertian daripada
Roh Kudus, maka kita akan menjadi kuat ditengah deraan
penyesatan pengajaran yang sedang melanda Gereja TUHAN.
(CS)
Quote:
Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur;
hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya
Allah Mazmur 51:19